Abstrak. Ujian Nasional adalah salah satu penilaian hasil belajar oleh Pemerintah yang
tercantum Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018. Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini
adalah rendahnya persentase siswa yang mencapai SKL 55 pada uji coba Ujian Nasional mata
pelajaran Matematika. Salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan
metode pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan aplikasi Whatsapp Messenger dalam
pembelajaran Matematika dimana subjeknya adalah siswa kelas 12 AP 1 SMK Negeri 1
Tanjungpandan tahun pelajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan,
hasil uji coba ujian nasional Matematika kelas 12 AP meningkat setelah digunakan pembelajaran
dengan pemanfaatan aplikasi Whatsapp Messenger. Total peningkatan yang terjadi adalah
sebesar 50%. Hal ini terlihat dari selisih hasil perhitungan persentase uji coba pertama dan uji
coba ketiga dari 10 % menjadi 60%, sedangkan rata-rata nilainya meningkat dari 34,96 menjadi
60,22 sebesar 25,26 poin.
Kata kunci: ujian nasional, generasi millennial, aplikasi Whatsapp Messenger, metode
pembelajaran tutor sebaya.
1. Pendahuluan
Ujian Nasional adalah salah satu penilaian hasil belajar oleh Pemerintah yang tercantum
Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018. Sejak tahun 2015, Ujian Nasional (UN) tidak lagi
menjadi tolak ukur murni penentu kelulusan. Kendati demikian, pelajar tetap tak bisa
mengabaikan pentingnya UN. Sebab, hasil UN kini menjadi salah satu sarat masuk
Perguruan Tinggi. Bukan cuma di Tanah Air, nilai UN juga berlaku bagi pelajar yang akan
melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Ada beberapa negara yang sudah mengakui nilai UN
untuk sebagai syarat masuk ke perguran tinggi di negara mereka.
Selanjutnya pada tahun 2016, wacana penghapusan Ujian nasioanl yang digagas oleh
Mendikbud Muhadjir Effendi ditolak wapres Jusuf Kalla. Wakil Presiden Jusuf Kalla
menuturkan bahwa pelaksanaan ujian nasional di Indonesia sangat penting untuk dilakukan
untuk meningkatkan daya saing antara siswa. JK mengungkapkan kekhawatirannya jika UN
tidak dilaksanakan, maka semangat serta daya saing yang dimiliki oleh generasi muda akan
hilang dan luntur. Jusuf Kalla juga menuturkan bahwa semua pihak wajib membawa bangsa
ini untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan yang terpenting adalah mampu memiliki
kemandirian dan daya untuk bersaing. Sejak tahun 2015 ujian nasional (UN) tidak lagi
menjadi standar kelulusan. Meski demikian, standar nilai nasional tetap diberlakukan yaitu
minimal 5,5. Faktanya, Ujian Nasional hingga tahun 2019 tetap dilaksanakan berdasarkan
Permendikbud nomor 4 tahun 2018. Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat UN adalah
kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara
nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
Pasal 8 (2) tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian hasil belajar
oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional digunakan sebagai dasar untuk: a. pemetaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. pertimbangan seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya; dan c. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat kita ketahui betapa pentingnya hasil Ujian Nasional
baik untuk peserta didik, guru dan lembaga pendidikan. Namun ternyata data di lapangan
menunjukkan tingkat ketercapaian SKL siswa SMK Negeri 1 Tanjungpandan untuk mata
pelajaran Matematika pada Ujian Nasional masih rendah. Tingkat ketercapaian SKL untuk
Matematika Program Administrasi Perkantoran pada tahun 2018 lalu hanya 17 dari 63 siswa
yang mencapai nilai 55 atau sebesar 27%. Sedangkan data hasil nilai Uji Coba Ujian
Nasional siswa Kelas 12 Administrasi Perkantoran untuk tahun 2019 ini adalah 7 dari 68
siswa yang lulus atau sebesar 10% saja yang mencapai nilai SKL 55.
Mengingat pentingnya hasil Ujian Nasional, maka nilai uji coba dan nilai UN matematika
perlu ditingkatkan.
Salah satu upaya meningkatkan hasil UN Matematika adalah dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran Matematika. Namun, pembelajaran Matematika zaman sekarang berbeda
dengan zaman sebelumnya di mana saat ini pembelajaran Matematika sudah memasuki masa
generasi millenial. Ruang kelas telah berubah sejak generasi millenial dalam sistem
sekolah hari ini. Kurikulum berkembang, dan metodologi pengajaran baru dikembangkan
untuk menyesuaikan dengan karakteristik generasi yang menghabiskan banyak waktu
dirangsang oleh media digital seperti halnya di sekolah. Meskipun generasi millenial
paling tanggap teknologi tinggi, penggunaan TIK di dalam kelas menuntut pendidik untuk
menunjukkan bagaimana dan kapan menggunakan teknologi sebagai alat dengan tepat dan
aman. Teknologi sudah berfungsi sebagai alat luar biasa untuk membentuk dan
meningkatkan lingkungan belajar. Bersamaan dengan peralatan, keterampilan literasi
digital mutlak diperlukan untuk memastikan teknologi digunakan untuk melengkapi, dan
bukan menggantikan metode pengajaran berkualitas inggi. Berbagai instrumen penting
disiapkan untuk membentuk lingkungan pembelajaran efektif bagi siswa. Guru-guru hebat
yang menggunakan teknologi digital dengan keterampilan komputasi bersertifikasi, akan
menjadi pendidik paling kuat di abad ke-21.
2. Kajian Pustaka
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test (CBT)
adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media
ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis
kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan.
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan
terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil
penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin
mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
Pasal 8 (2) tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian hasil belajar
oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional digunakan sebagai dasar untuk: a. pemetaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. pertimbangan seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya; dan c. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2.2 Pembelajaran Matematika Generasi Millenial
Trilling& Fadel (Abidin, 2014:9) menggagas konsep pelangi keterampilan dan pengetahuan
sebagai subjek inti atau kompensasi utama yang harus dikembangkan dalam konteks
pendidikan abad ke-21. Pelangi keterampilan dan pengetahuan tersebut disajikan dalam
gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1
Pelangi Keterampilan dan Pengetahuan Abad ke-21
(Trilling&Fadel (dalam Abidin, 2009:47)
Gambar di atas menunjukkan bahwa teknologi dan informasi menjadi bagian yang harus
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Peserta didik
di masa lalu berbeda dengan sekarang ini yang disebut generasi millenial. Perkembangan
zaman dan teknologi menjadi salah satu penyebabnya. Saat ini, para pelajar merupakan
generasi millennial. Sedangkan para pendidik sebagian merupakan generasi millenial namun
sebagian lagi adalah generasi X. Sehingga untuk pendidik generasi X akan muncul Gap. Gap
tersebut kerap membuat tidak selarasnya proses pembelajaran di kelas. Generasi millenial
adalah generasi siswa yang lahir antara tahun 1980 sampai tahun 2000. Umumnya, generasi
millenial memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mereka suka memegang kendali, tidak mau terikat dengan jadwal tambahan, dan
tidak terlalu suka duduk di ruang kelas untuk belajar atau di kantor untuk
bekerja. Sebaliknya, mereka lebih suka menggunakan teknologi untuk belajar
kapan saja, siang, atau malam, melakukan telekomunikasi dari mana saja dan
mendefinisikan "keseimbangan" dengan cara masing-masing.
2. Mereka suka pilihan. Di lingkungan berbasis proyek, generasi milenium
menggunakan teknologi untuk menyelesaikan tugas dengan cara baru dan kreatif.
Kebutuhan mereka akan metode alternatif untuk menyelesaikan tugas,
menghadirkan tantangan ketika menggunakan pengukuran tradisional untuk
menentukan produktivitas.
3. Mereka berorientasi pada kelompok dan sosial. Tanpa henti terekspos ke dunia
melalui media, generasi millenial terus-menerus menjalin hubungan sosial. Secara
pribadi, mereka melakukan perjalanan berkelompok, belanja, dan bermain bersama.
Secara online, mereka mencari peluang untuk mengidentifikasi teman-teman dalam
skala yang lebih kecil, bergabung dengan komunitas, dan bergaul dengan rekan-
rekan di seluruh dunia. Mereka sangat kolaboratif, berbagi apa saja yang mereka
pelajari dengan orang lain yang membantu mereka membuat identitas pribadi
mereka sendiri.
4. Mereka inklusif. Generasi millennial telah diajarkan untuk toleran. Mereka tidak
dibatasi oleh informasi yang tersedia di perpustakaan lokal atau oleh pencarian
linier dalam ensiklopedi. Sebaliknya, mereka menggunakan internet untuk mencari
informasi di seluruh dunia dan menggunakan tautan hypertext untuk belajar tentang
subjek baru.
5. Mereka berpengalaman menggunakan teknologi digital. Generasi millenial adalah
yang pertama dikelilingi oleh media digital. ICT selalu menjadi bagian dari
kehidupan mereka. Mereka mengharapkan media digital ini untuk mendukung
pembelajarannya dan melakukan apa yang mereka butuhkan untuk dilakukan.
Memang, generasi millennial dapat memanfaatkan lebih banyak fungsi ponsel,
perangkat genggam, dan peralatan nirkabel lainnya.
6. Mereka berpikir berbeda. Mereka menggunakan ICT untuk menemukan informasi
yang mereka butuhkan.
7. Mereka lebih cenderung mengambil risiko. Jika tidak berhasil, mereka akan
mencoba dan mencoba lagi.
8. Mereka menghargai waktu istirahat karena mereka memandang hidup sebagai tidak
pasti.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat kita ketahui bahwa saat ini teknologi tidak dapat
dipisahkan dengan peserta didik sang generasi millenial sehingga pendidik harus
berpikir keras bagaimana cara memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran Matematika.
2.3 Aplikasi Whatsapp Messenger
Penggunaan teknologi informasi berbagai aplikasi seperti media sosial, merupakan salah satu
media dimana para penggunanya dapat mencari informasi, saling berkomunikasi dan
menjalin pertemanan secara online. Seperti diketahui ragam media sosial yakni adalah
facebook,, whatsapp, instagram, path, ask.fm, snapchat dan beberapa media sosial yang lain.
Menurut Hemawan (Trisnani:2017) menyatakan bahwa dalam penggunaan media sosial juga
dapat dengan mudah menciptakan suatu forum dimana individu satu dengan yang lain dapat
saling berkomunikasi dan bertukar pikiran satu sama lain. Era ini, di dunia digital tersedia
berbagai aplikasi gratis maupun berbayar yang bisa digunakan untuk berinteraksi dengan
para siswa, berdiskusi, menyampaikan tugas dan mengoreksinya secara simultan. Dalam hal
ini akan sangat mudah membuat individu berkomunikasi dan berkomentar tentang berbagai
topik maupun kasus yang dibahas oleh individu lain. Individu juga dapat membangun
asumsi, emosi dan kepercayaan melalui komentar maupun sudut pandang maupun pemikiran
individu lain dalam media sosial, hal ini memungkinkan kita dapat secara reaktif
berkomentar maupun berkesimpulan.
Tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam
tingkat kelas yang sama. Inti dari metode pembelajaran tutor sebaya ini adalah pembelajaran
yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam kelompok – kelompok kecil, yang
sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat
dalam menguasai suatu materi tertentu, Djalil Aria (Sya’adah:2014). Dalam pembelajaran
ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah
dapat menguasai bahan yang akan disampaikan (Suharsimi Arikunto, dalam Sya’adah,
2014:3).
Kegiatan pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan baik di dalam ataupun luar kelas
menggunakankan aplikasi Whatsapp Messenger adalah salah satunya dengan menggunakan
metode pembelajaran tutor sebaya. Siswa akan berada di dalam dua jenis grup. Grup pertama
adalah grup whatsapp kelas yang anggotanya adalah pendidik dan seluruh siswa. Grup
Kedua adalah grup kelompok kecil dimana dalam setiap grup ada sekitar satu atau dua orang
siswa yang menjadi tutor sebaya yang akan membantu teman-temannya dalam
menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional. Setiap kelas terbagi atas enam grup yang terdiri dari
kurang lebih 6 orang.
3. Pembahasan
3.1 Observasi Awal
Dari hasil penghitungan jumlah siswa yang mencapai nilai SKL 55 pada kegiatan Uji Coba
Ujian Nasional yang pertama diketahui bahwa persentase siswa yang lulus adalah 10 %.
Penulis mencoba melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi Whatsaap
Messenger untuk meningkatkan persentase jumlah siswa yang mencapai SKL 55.
3.2 Perencanaan Kegiatan Pembelajaran di dalam Kelas
Kegiatan pembelajaran di dalam kelas dilaksanakan dengan menggunakan metode tutor
sebaya secara langsung. Aplikasi whatsapp Messenger digunakan hanya untuk berbagi
sumber belajar dan berbagi informasi. Persiapan yang dilakukan diantaranya menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran dan membentuk grup whatsapp kelas dimana pendidik
dan seluruh siswa di kelas termasuk di dalam grup. Adapun rencana pelaksanaan
pembelajaran dapat dilihat pada bagian lampiran.
3.3 Implementasi Kegiatan Pembelajaran di dalam Kelas
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Januari 2019. Sub Pokok
bahasan yang diajarkan adalah ukuran penyebaran data ( 2 x 45 menit). Guru memulai
pembelajaran dengan mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan melakukan apersepsi
berupa ukuran pemusatan data.
Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai ukuran penyebaran data.
Guru membagi siswa-siswa menjadi kelompok yang beranggotakan kurang lebih enam orang
setiap kelompoknya di mana dalam setiap kelompok terdapat tutor sebaya. Setiap siswa
mengerjakan Lembar Kerja Individu dibantu oleh tutor sebaya. Guru menjadi fasilitator
dalam diskusi kelompok dan memantau kegiatan siswa. Setelah itu, guru bersama siswa
membahas Lembar Kerja Kelompok yang telah dikerjakan. Kemudian guru bersama siswa
membahasnya bersama-sama. Guru kemudian membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan mengenai ukuran penyebaran data. Setelah itu siswa diminta kembali ke tempat
duduk semula untuk mengerjakan kuis. Guru kemudian menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
3.4 Kegiatan Pembelajaran di luar kelas
Kegiatan pembelajaran di dalam luar kelas dilaksanakan dengan menggunakan metode tutor
sebaya tidak langsung. Aplikasi whatsapp Messenger digunakan untuk berdiskusi ketika
siswa tidak bertatap muka secara langsung. Persiapan yang dilakukan adalah membentuk
grup whatsapp yang lebih kecil yang terdiri dari kurang lebih enam orang siswa. Dalam
setiap grup terdapat tutor sebaya yang akan membantu teman-temannya yang menemukan
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional.
Implementasi kegiatan pembelajaran di dalam luar kelas diawali dengan pembagian anggota
grup kelas dimana guru hanya menentukan ketua grup yang merupakan tutor sebaya dan
anggotanya diatur secara mandiri oleh para siswa. Implementasi kegiatan belajar diskusi di
dalam grup whatsapp lebih rinci dapat dilihat di bagian lampiran.
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dan hasil data nilai uji coba Ujian Nasional
siswa yang dilaksanakan sebanyak tiga kali, didapat data nilai sebagai berikut.
Tabel 3.1
DAFTAR NILAI TRY OUT UN MATEMATIKA KELAS 12 AP
SMK NEGERI 1 TANJUNGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Berdasarkan tabel hasil uji coba Ujian Nasional diketahui bahwa besarnya persentase jumlah
siswa yang mencapai SKL Matematika pada uji coba pertama yang dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 12 Desember 2018 sebelum dilaksanakannya pembelajaran menggunakan
aplikasi Whatsapp Messenger adalah sebesar 10%. Hasil uji coba kedua yang dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 22 Januari 2019 adalah sebesar 21% dan hasil uji coba ketiga yang
dilaksanakan pada hari Selasa 12 Pebruari 2019 adalah sebesar 60%.
60
50
40
Persentase 30
Persentase Banyak Siswa
20
yang Mencapai SKL 55
10
0
Uji Coba Uji Coba Uji Coba
ke-1 ke-2 ke-3
Gambar 3.1
Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase jumlah siswa
yang mencapai SKL dari uji coba pertama ke kedua sebesar 11% dan peningkatan sebesar
39% dari uji coba yang kedua ke uji coba yang ketiga sehingga total peningkatannya sebesar
50%. Adapun jika nilai uji coba dilihat berdasarkan rata-ratanya, rata-rata nilai uji coba
Matematika kelas 12 AP ke-1 adalah 34,96, rata-rata nilai uji coba ke-2 adalah 43,79 dan
rata-rata nilai uji coba ke-3 adalah 60,22. Peningkatan rata-rata nilai dapat dilihat pada
diagram berikut.
Rata-rata Nilai Uji Coba
70
60,22
60
50 43,79
40 34,96
30 Rata-rata Nilai (skala 100)
20
10
0
Uji Coba ke-1 Uji Coba ke-2 Uji Coba ke-3
Gambar 3.2
Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui total peningkatan yang terjadi adalah sebesar
50%. Hal ini terlihat dari selisih hasil perhitungan persentase uji coba pertama dan uji coba
ketiga dari 10 % menjadi 60%, sedangkan rata-rata nilainya meningkat dari 34,96 menjadi
60,22 sebesar 25,26 poin.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah
hasil uji coba ujian nasional Matematika kelas 12 AP meningkat setelah digunakan
pembelajaran dengan aplikasi Whatsaap Messenger. Total peningkatan yang terjadi adalah
sebesar 50%. Hal ini terlihat dari selisih hasil perhitungan persentase uji coba pertama dan
uji coba ketiga dari 10 % menjadi 60%, sedangkan rata-rata nilainya meningkat sebesar
25,26 poin.
Daftar Pustaka
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT
Refika Aditama
Diputra, Rizka. 2018. Tantangan Mengajar Generasi Millenial. Diakses pada 7 Februari 2019.
https://news.okezone.com/read/2018/05/02/337/1893518/tantangan-mengajar-generasi-
millenial
Susanti, Afriani. 2015. Standar Nilai Lulus Ujian Nasional 55. Diakses pada 8 Februari 2019.
https://news.okezone.com/read/2015/01/29/65/1098962/standar-nilai-lulus-ujian-
nasional-5-5
Sya’adah. Lihatus. 2014. Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika materi
pecahan menggunakan metode tutor sebaya di kelas V MI Nahdlatussubban Ploso Karang
Tengah Demak semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Undergraduate (S1) thesis, UIN
Walisongo.
Tuwo, Andreas Gerry. 2015. Nilai UN Bisa Jadi Syarat Masuk Universitas di Luar Negeri. Diakses
pada 6 Februari 2019. https://www.liputan6.com/news/read/2165756/nilai-un-bisa-jadi-syarat-
masuk-universitas-di-luar-negeri
Ucu, Nurlinda La. 2018. Analisa Pemanfaatan E-Learning untuk Proses Pembelajaran. E-Jurnal
Teknik Informatika Vol. 13 No.1 (2018) ISSN: 2301-8364 dalam
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika/article/download/20196/19803
BIODATA PENULIS
A IDENTITAS PRIBADI
1 Nama Lengkap (beserta YULI YULIANTI, S.Pd
gelar)
2 Tempat Tanggal Lahir TANJUNGPANDAN, 24 MEI 1986
3 Email Wannabe.firzan@gmail.com
4 No HP 081910002670
5 Alamat Rumah Jalan Anwar Blok F No 3 RT 28/10 Lesung
Batang Tanjungpandan Belitung
6 NPWP 88.991.910.6-305.000
7 Nama Bank dan No Bank Sumsel Babel , No rek : 1460910939
Rekening
8 Lampiran Scan Rekening
B IDENTITAS PROFESI
1 NIP 198605242009032008
2 NUPTK 0856764665300082
3 Asal Instansi SMK Negeri 1 Tanjungpandan
4 Alamat Instansi Jalan Jenderal Sudirman KM 7 Perawas
5 Kab/Kota Belitung
6 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
7 No Telp Instansi 071922259
8 Lama mengajar 10 tahun
9 Pengalaman Seminar/Konferensi/Pertemuan Ilmiah
Kegiatan Sebagai
Seminar Hari dan HUT PGRI Ke 67 tahun 2012 Peserta
Seminar 21st Century Professional Teacher Peserta
Development tahun 2014
10 Publikasi Ilmiah
Judul Tahun
C IDENTITAS MAKALAH
1 Judul PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP
MESSENGER DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA GENERASI MILLENIAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL UJI
COBA UJIAN NASIONAL KELAS 12 AP
SMK NEGERI 1 TANJUNGPANDAN
2 Penulis Yuli Yulianti
Tertanda,
(YULI
YULIANTI)