Anda di halaman 1dari 123

Konsep Asesmen Nasional

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional.
Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen
Nasional?

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan
dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta
kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca
dan numerasi siswa.

Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan
karakter siswa

Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-
mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait
konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait
penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu,
pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus
disebarluaskan. Apakah Anda sependapat?

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman


lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk
memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk
menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari
waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di
satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama
sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.

Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang
efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan
Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan
sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen
Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen
Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Evaluasi Ujian Nasional

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan
Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga
berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung
selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu
dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan
sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin
evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian
Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input
dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan
dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada
Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan
pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter
sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan
melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek
siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah
pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di
dalamnya kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara
nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa
digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. 

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada
perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan


Ujian Nasional
Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional
dan pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah
pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan
sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal
penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama.


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk
mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan
untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah
pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta
program kesetaraan. Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi lebih
mengarah pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan
sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas
5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut
perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan
sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat
kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode
survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap
sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus
dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar
pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional
adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum
yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara
Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata
pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang
penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret
kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis
komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive
Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana
setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai
tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari
sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian
nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian
Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.  

Setelah ini, silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu
lanjutkan.

Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional


Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait
perbaikan mutu pendidikan. Lalu, bagaimana dengan teknis pelaksanaan Asesmen
Nasional? 

Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis
pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.



Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan


Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut
Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan
dalam Asesmen Nasional?

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional

Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita
akan mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di
dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati
dan menyimak infografis ini. 

Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan
menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap
satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas
V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap
akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak
digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang
individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik.
Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional
merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem
pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta
dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang
mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target
dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan


pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang
menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika
mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga
digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan
pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di
sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar
yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua
guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik,
guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang
kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen
Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian
kesetaraan. 

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan
Asesmen Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus,
bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen
Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan
asesmen kompetensi numerasi.


Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda
kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu
soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar
dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu
titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk
menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan
jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa
kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi
mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh
karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama.
Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan
tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan


kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran
Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada
laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin
dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh
mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau
kembali apa yang dimaksud dengan literasi membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan
sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan


yang lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi
membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam
lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang
memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk


mengenali bagaimana Asesmen Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan.
Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Mengenal Asesmen Kompetensi


Minimum Literasi Membaca
Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang
diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang
diukur AKM, yaitu literasi membaca dan numerasi. 
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen
Literasi Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan
diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya
mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan
pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal
ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian,
tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan
untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut
adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi.
Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya,
dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi


membaca silakan cek infografis berikut:
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Menganalisis Tahap Asesmen Literasi


Membaca Tingkat SD

Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih  menganalisis tahap asesmen pada tingkat
SD. 
Pada tingkat SD terdapat 3 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level
pembelajaran yang ada pada tingkat SD. 

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan informasi
dengan cara mengakses dan mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan
memahami teks secara literal, kemudian menyusun inferensi, membuat koneksi dan
prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan
merefleksi dengan menilai format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat
melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link
Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi
Membaca Teks Informasi

Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level pembelajaran 1
siswa juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja
siswa pada kelas 3 dan 4 akan menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya.
Siswa akan mengevaluasi menilai format penyajian dalam teks, selain itu siswa juga
merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan
mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat
penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca
Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi.

Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperti level pembelajaran 2
siswa juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja
siswa pada kelas 5 dan 6 akan menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya.
Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level
Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 3 Literasi
Membaca Teks Informasi

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca


Tingkat SD
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen
literasi membaca pada tingkat SD. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal
contoh-contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi
tingkat SD. 

Berikut ini merupakan salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 1
dan 2:


Melalui teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi yang
dilatihkan. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini? 

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya. 
Contoh soalnya:

Hewan apa yang Sukma dan Trisna tangkap?

A Kupu-kupu
B Capung

C Belalang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:

Contoh-Contoh Butir Soal Kompetensi Level 1


2. Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai
jenjangnya 

Contoh soalnya:

Pernyataan Ben

Sukma dan Trisna mendapat tugas sains dari Ibu Guru untuk mengamati serangga.

Trisna mengatakan bahwa salah satu contoh serangga adalah capung.

Mereka pergi ke taman yang terdapat banyak capung.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:

Contoh-Contoh Soal Kompetensi Level 2


3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya

Contoh soalnya:

Bagaimana perasaan Sukma dan Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru?

Ketik jawabanmu!

Gembira
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:
Contoh-contoh soal kompetensi 3 Level 1
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya

Contoh soalnya:
Klik pada pilihan jawaban yang tepat!
Apa kegiatan Sukma dan Trisna sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?

A Berencana untuk menangkap capung.

B Membuat jaring laba-laba.

C Pergi ke halaman sekolah.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:

Contoh-contoh soal kompetensi 4 Level 1


5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya

Contoh soalnya:

Perhatikan Gambar!

Gambar 1.
Gambar 2.

Gambar 3.
Pada gambar nomor berapa Sukma dan Trisna berhasil menangkap capung?

A Gambar nomor 1.

B Gambar nomor 2.

C Gambar nomor 3.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:

Contoh-contoh soal kompetensi 5 Level 1


Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk kelas 1 dan 2.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1
kelas 1 dan 2.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Mela mempunyai teman baru di kelasnya
Namanya Arini
Mela ingin mengajak Arini  bermain sepeda di taman kota
Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota
Kemudian, Mela membuat sebuah denah untuk Arini
Klik pada satu pilihan jawaban!

Menurut denah tersebut, di mana letak taman kota?

A Di samping rumah Mela

B Di seberang masjid

C Di seberang toko buku


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:

Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1


2. Mengidentifikasi topik atau fokus pembahasan pada teks informasi yang sesuai
jenjangnya.

Klik pada beberapa pilihan jawaban!

Menurut kamu, mana judul yang paling cocok untuk tulisan itu?
Denah Menuju Taman Kota

Mencari Taman Kota

Denah Kota Kita


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:

Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1


3. Menyimpulkan kejadian pada teks informasi sesuai jenjangnya.

Mela mempunyai teman baru di kelasnya. Namanya Arini.


Mela ingin mengajak Arini 
bermain sepeda di taman kota.
Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota.
Mela membuat sebuah denah untuk Arini.
Ketik jawabanmu!

Mengapa Mela membuat denah untuk Arini?

Untuk memberitahu Arini letak taman kota.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi.
Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Ini adalah salah satu contoh akibat mencairnya es di Kutub Selatan terhadap
kehidupan beruang kutub.
Gambar 1: Sebelum es di kutub mencair Gambar 2: Setelah es di kutub mencair

Kasihan beruang kutub, jika es di sana mencair

Yuk, kita jaga bumi kita! Jangan sampai es di kutub mencair!

Kamu bisa klik beberapa pilihan!

Menurutmu, mana yang menyebabkan suhu bumi naik?

Penebangan pohon

Penangkapan ikan

Polusi udara
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.

Perhatikan gambar di atas!


Apakah tindakan yang dilakukan anak itu tepat?

A Tepat. Kita harus berbagi makanan dengan hewan di kebun binatang.

B Tidak tepat. Kita tidak boleh memberi makan hewan di kebun binatang.
C Tidak tepat. Makanan yang diberikan seharusnya bukan buah-buahan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 3 dan 4.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 2 kelas 3
dan 4.




1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
 Siapa itu pasukan biru? 

Pasukan biru adalah sekelompok ibu yang kerja bakti memeriksa dan membersihkan lingkungan agar tidak ada s
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi tokoh cerita pada
teks sastra sesuai jenjangnya.

Apa yang terjadi jika ada jentik dalam bak mandi rumah Nuha? Kamu dapat memilih
lebih dari satu jawaban.  
Pernyataan

Rumah Nuha akan mendapat kartu kuning. 

Banyak nyamuk yang akan bersarang di rumah Nuha. 

Nuha dan keluarga akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. 
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain berdasarkan
informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Bagaimana perasaan Nuha saat Mbak Nurul mengacungkan jari jempolnya setelah
memeriksa kamar mandi di rumah Nuha? 

A Sedih, karena terdapat jentik di rumah Nuha.

B Senang, karena kamar mandi rumah Nuha bebas jentik.

C Terkejut, karena akan ada gerebek jentik.

D Heran, karena tim pasukan biru boleh masuk kamar mandi.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu
komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra atau teks
informasi.

Apakah pernyataan berikut benar atau salah?


Mbak Nurul dan pasukan biru mengecek kebersihan kamar mandi rumah
warga.
A Benar

B Salah
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Berdasarkan wacana tersebut, apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah nyamuk
bersarang di suatu tempat atau di rumahmu? Kamu bisa memilih lebih dari satu
jawaban.

Pernyataan Benar Sa

Membersihkan halaman rumah.

Menanam pohon serai.

Menguras bak mandi. 

Memakai seragam biru


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
6. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.

Ilustrasi puisi di atas menggambarkan isi puisi “Siti dan Udin di Jalan”.

Apakah kamu setuju? Jelaskan jawabanmu.

Setuju, karena gambar tersebut menunjukkan dua orang anak yang sedang memainkan alat musik di jalan dengan
sehingga sesuai dengan teks puisi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

7. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai
jenjangnya.

Mengapa bermain di lapangan lebih seru daripada bermain gim dalam telepon
seluler?

bertemu dengan banyak teman atau bisa bermain berbagai macam permainan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 3 dan 4.

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Apa yang menyebabkan mata kita terlihat seperti mata panda?

Mata terlihat seperti mata panda karena kurang tidur.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.

Cara yang dapat kita lakukan agar bisa tidur dengan nyenyak adalah .…

A belajar sebelum tidur

B berolahraga sebelum tidur

C mandi sebelum tidur

D mematikan lampu sebelum tidur


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2

3. Menyimpulkan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan informasi


rinci di dalam teks informasi yang sesuai jenjangnya.

Andi adalah seorang anak kelas 5 SD. Menurut artikel di atas, berapa lama waktu
tidur yang diperlukan Andi setiap harinya? Mengapa?

Andi perlu tidur selama 9–11 jam karena usia Andi adalah usia anak sekolah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2

4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Cermati pernyataan-pernyataan berikut! Kemudian, klik pada kolom Benar jika sesuai
dengan isi bacaan, dan klik pada kolom Salah jika tidak sesuai dengan isi bacaan
tersebut!

PERNYATAAN BENA

Kuda laut memiliki bentuk kepala seperti kuda dan moncong yang pipih.
Semua kuda laut memiliki ukuran tubuh  yang sama, yaitu sepanjang 35 cm.

Kuda laut berkembang biak dengan cara bertelur.

Kuda laut memiliki kemampuan berenang yang buruk.

Kuda laut betina dan kuda laut jantan membawa telur-telur mereka kemana saja mereka pergi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.

Perhatikan gambar pada teks!


Tuliskan satu hal yang membuat gambar tersebut tidak sesuai dengan isi teks!

Jumlah atau Warna


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks infromasi untuk level ini?
6. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai
jenjangnya.

Menurutmu, apakah kolibri dapat kamu pelihara di rumahmu?


Mengapa? Tuliskan bukti dari teks, yang mendukung jawabanmu!

Jawaban Ya Kemungkinan Alasan:- Karena mudah dipelihara.- Karena


makanannya mudah ditemukan.- Karena tidak sulit untuk merawatnya.Bukti
Kalimat:Selain madu dan nektar ada makanan alternatif yang bisa diberikan
ke burung kolibri yaitu ulat dan kroto (telur semut). Kental manis merek apa
saja juga bisa dijadikan sebagai multivitamin tambahan untuk burung
kolibri. Jawaban Tidak Kemungkinan Alasan:- Karena kolibri bertubuh
kecil sehingga akan ringkih.
– Karena burung kolibri sebagian besar hidup di Amerika.Bukti
Kalimat:Kolibri adalah burung terkecil di dunia dan berwarna cerah yang
sebagian besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Beratnya 6
gram dan panjangnya 6,35 cm.Jawaban Tidak Kemungkinan alasan:-
Karena kalau dipelihara kolibri tidak akan hidup dengan bebas.
– Karena burung kolibri sangat kecil dan harus selalu terbang jadi tidak
mungkin tinggal di dalam sangkar.Bukti Kalimat:Kaki-kaki kolibri amat
kecil sehingga ia tidak dapat berjalan atau melompat. Ia harus terbang untuk
bepergian ke mana pun. Pedoman Jawaban: Skor 2: Siswa menjawab “Ya”
atau “Tidak” dengan alasan yang mendukung jawaban disertai bukti kalimat
yang tepat.Skor 1: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang
kurang tepat, tetapi menyertakan bukti kalimat yang tepat. Atau siswa
menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang tepat, tetapi tidak
menyertakan bukti kalimat yang tepat.Skor 0: Siswa hanya menjawab “Ya”
atau “Tidak” dengan alasan dan bukti kalimat yang tidak tepat. Atau siswa
hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” tanpa alasan dan bukti kalimat. Catatan:
Untuk bukti kalimat masing-masing ada 2, siswa menyertakan salah 1 saja
tidak masalah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
Level Pembelajaran 3 Teks Fiksi untuk kelas 5 dan 6.


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksii yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Siapakah Pishi dan di mana ia tinggal?

A Pishi adalah seekor ikan paus yang hidup di Samudra Hindia.

B Pishi adalah seekor ikan paus yang hidup di Samudra Atlantik.

C Pishi adalah seekor ikan pari yang hidup di Samudra Hindia.


D Pishi adalah seekor ikan pari yang hidup di Samudra Atlantik.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
2. Mengidentifikasi perubahan dalam elemen intrinsik
(kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra sesuai jenjangnya.

Pilihlah setiap kalimat yang menyatakan latar tempat dalam wacana tersebut.

Pishi harus segera mengobati lukanya.

Ombak besar membawa Pishi ke bawah kapal nelayan.

Pishi tidak bisa berenang dengan cepat karena tubuhnya berat.

Pishi dan teman-temannya sangat bahagia hidup di Samudra Hindia.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain, berdasarkan
informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Perubahan apa yang dialami oleh Pishi pada akhir cerita?

A Pishi membentur kapal nelayan sehingga perutnya terluka.

B Semua ikan berpencar menyelamatkan diri ketika kapal nelayan datang.

C Ikan-ikan kecil membersihkan luka di perut Pishi sampai lukanya sembuh.

D Terjadi badai besar yang membuat lautan menjadi gelap dan Pishi kehilangan arah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) berdasarkan unsur-unsur pendukung di dalam
teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.

Pesan apa yang terdapat dalam teks tersebut? 

Ikan-ikan kecil membersihkan tubuh ikan pari sehingga ikan-ikan kecil menjadi kenyang dan ikan pari menjadi b
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Apa perbedaan latar yang terdapat dalam puisi tersebut?  

Stasiun kereta, tanah perbukitan desa


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi
terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Jika kamu membaca puisi tersebut, sikap apa yang dapat ditiru dari tokoh dalam
puisi tersebut?

Kerja keras.

Hemat. 

Rajin.

Santai
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
Level Pembelajaran 3 Teks Informasi untuk kelas 5 dan 6.

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Pilihlah pernyataan Benar atau Salah yang sesuai dengan isi bacaan! 

PERNYATAAN BENAR SALAH

Populasi bekantan meningkat dengan pesat.

Bekantan merupakan satu-satunya hewan asli dari


Kalimantan.
Populasi bekantan menurun karena perburuan liar dan
kerusakan hutan. 

Bekantan betina memiliki hidung yang lebih besar daripada


bekantan jantan.

Bekantan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil


dibandingkan bekantan jantan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.

Ide pokok paragraf terakhir pada wacana tersebut adalah …

A Hal tersebut karena perburuan liar yang dilakukan oleh manusia. 

B Saat ini, populasi bekantan menurun drastis.

C Hutan tempat bekantan tinggal juga rusak karena penebangan hutan. 

D Pohon-pohon yang menjadi tempat tinggal bekantan berkurang.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

3. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks


informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Berdasarkan infografik tersebut, bagaimana cara penguraian kemacetan di


Indonesia? 

Meningkatkan penggunaan transportasi publik


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3


4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Berilah tanda (✓) untuk pernyataan yang sesuai dengan teks.

Pernyataan Benar Salah

Awalnya Abdul Aziz menangkap dan menjual ikan-ikan hias,


seperti nelayan lainnya.
Abdul Azis menjual terumbu karang kepada para pengepul
karena menghasilkan banyak uang.

Semula pengelola objek wisata Watudodol menyerahkan


penyelamatan terumbu karang kepada Abdul Aziz.

Ikan hias tampak indah berenang di objek wisata Watudodol


berkat usaha Abdul Aziz dan  teman-temannya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan poster untuk level ini?

5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
Menurutmu, pesan apa yang ingin disampaikan dalam poster tersebut?

1 – Jika siswa menjawab terkait “hemat air” (misal, “kita harus


menghemat air untuk menjaga bumi”).
0 – Jika siswa menjawab salah atau tidak relevan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi
apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi
terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Masyarakat di Tanah Datar terus melestarikan tradisi Pacu Jawi sejak ratusan tahun
silam. Jika kamu adalah masyarakat Tanah Datar, mengapa kamu harus melestarikan
tradisi tersebut?

Pedoman penskoran:-Menjawab dengan kata-kata kunci berikut: Hiburan bagi


masyarakat setempat, menjadi daya tarik turis, meningkatkan harga jual sapi,
meningkatkan perekonomian peternak, atau jawaban lain yang relevan (nilai 1)
-menjawab tidak relevan (nilai 0)

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-


butir soal asesmen literasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat
dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada
latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak
dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi siswa SD. Pada aktivitas
ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu
siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam
pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari
situ Anda dapat memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari ketiga teks berikut ini
manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, teks 2
atau teks 3? Jelaskan.
Teks fiksi 1: Aku Sayang Ayah

Teks Fiksi 2: Belajar Memasak



Teks Fiksi 3: Gara-gara Nenek Lupa




2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa
yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan
evaluasi. 
3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal
dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan teks yang Anda pilih tadi. 
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan
materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan
kemampuan dasar literasinya dalam penalaran. Kompetensi literasi sendiri tidak
dapat berkembang dengan baik dengan hanya melalui latihan soal. Namun
diperlukan strategi pembelajaran yang lebih berbasis kompetensi.
Nah, sekarang Bapak dan Ibu dapat mengunggah contoh soal yang telah dibuat
pada kuis berikut ini.

Konsep Numerasi
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi
dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai
asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang
dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan,


perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika
dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk
mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan
kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk


bernalar, mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan
ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.

Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam


asesmen kompetensi minimum, Anda dapat melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi


Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi
pada Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh
mengenai Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum
yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak
hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai
konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan,


Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.  Kemudian,
tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan
untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut
adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.  Sedangkan konteks menunjukkan
aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM
dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi
membaca silakan cek infografis berikut:
Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD
Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat
SD.

Pada jenjang SD/MI terdapat 3 level pembelajaran. Pada level 1 terdapat 3 konten
yang dipelajari yakni, bilangan, geometri dan pengukuran serta aljabar. Sedangkan
pada level 2-3 terdapat 4 konten yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar,
dan data dan ketidak pastian.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 2, siswa akan belajar merepresentasi,


mengurutkan dan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Siswa akan
mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan
mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan serta relasi dan fungsi
bilangan.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui
link berikut.

Level Pembelajaran 1 Numerasi


Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 4, siswa akan belajar merepresentasi,
mengurutkan dan operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan
bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan mengenal bangun geometri dan
pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan
pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada
level ini siswa juga akan mempelajari data dengan representasinya serta
ketidakpastian dan peluang.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang
lebih lengkap melalui link berikut.

Level Pembelajaran 2 Numerasi.


Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 6, siswa akan belajar merepresentasi,
mengurutkan dan operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan
bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan mengenal bangun geometri dan
pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan
pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada
level ini siswa juga akan mempelajari data dengan representasinya.  Bapak dan Ibu
juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut.
Contoh Butir Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen
numerasi pada tingkat SD. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-
contoh butir asesmen numerasi tingkat SD. 

Level Pembelajaran 1 Numerasi.


1. Memahami bilangan cacah (maks. tiga angka).

Desi ingin mengambil beberapa kartu bilangan yang nilai angka satuannya lebih kecil
dari 5. Kartu-kartu apa saja yang dapat diambil oleh Desi?
Pembahasan:
B dan C, Bilangan pada digit satuan di gambar trapesium merah adalah 4 dan
bilangan pada digit satuan di gambar jajargenjang ungu adalah 1. Keduanya lebih
kecil daripada 5.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1
2. Memahami pecahan satuan sederhana (1/2, 1/3, 1/4, 1/5).
Perhatikan kue cokelat yang telah dipotong berikut!

Potongan-potongan kue coklat tersebut digambarkan sebagai berikut


Jika Andi mendapatkan ⅓ bagian dari kue yang telah dipotong, pilihan yang
menggambarkan kue bagian Andi adalah…

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
3. Mengenal garis bilangan dan mengetahui posisi bilangan cacah pada garis
bilangan.
Tabel berikut menunjukkan nilai Ulangan Harian dari 5 orang siswa.

No Nama Nilai

1 Tika 89

2 Wira 90

3 Ady 91
4 Titin 87

5 Dian 88

Jika mereka diminta berdiri berurutan dengan nilai terbesar  berada di depan, maka
yang berdiri pada posisi:

Kalimat Benar Sa

paling depan adalah Ady

paling belakang adalah Dian

tepat di depan Tika adalah Wira

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
4. Membandingkan dua bilangan cacah (maks. tiga angka).
Kartu bilangan tersebut bila diurutkan dari bilangan yang terkecil hingga terbesar
adalah….

Pembahasan: A, urutan bilangan dari terkecil hingga terbesar adalah 107, 245, 254,
335, dan 371

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
5. Menghitung hasil penjumlahan/ pengurangan dua bilangan cacah (maks.
tiga angka).
Berapakah bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik berikut ?
Jawab:
308. 473 + X = 781. Berarti X = 781 – 473 = 308.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
6. Menentukan beberapa (maks. 5) kelipatan suatu bilangan cacah n dengan n
< 10. 
Perhatikan garis bilangan berikut!

Bilangan pada  berturut-turut dari kiri ke kanan adalah 65 dan 90


Jawab:
65 dan 90, garis bilangan pada gambar berjarak 5 satuan. Sehingga bilangan sebelum
70 adalah 70-5=65 dan bilangan setelah 85 adalah 85+5=90.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1
7. Mengenal segi empat, segitiga, segi banyak, dan lingkaran.
Perhatikan gambar-gambar di bawah ini! 
Manakah pernyataan yang sesuai dengan gambar diatas?

Bangun persegi panjang ditunjukkan nomor 1, 4, dan 6

Bangun persegi ditunjukkan nomor 4, 5, dan 8

Bangun segitiga ditunjukkan oleh nomor 1 , 7, dan 9

Bangun segi banyak ditunjukkan oleh nomor 3, 4, dan 6

Bangun segi empat ditunjukkan oleh nomor 2, 3, dan 4

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1
8. Mengenal balok dan kubus.
Perhatikan gambar berikut!
Benda yang ditunjuk oleh tanda panah pada gambar tersebut berbentuk
Jawab: Kubus
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
9. Mengenal satuan baku untuk panjang (cm, m), berat (gr, kg), waktu (detik,
menit, jam) dan volume (liter).

Berapa kilometer jarak dari Bank Swadaya ke pasar Gede?

A 0,25 km

B 2,5 km

C 25 km

D 250 km

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1
10. Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi
penjumlahan/pengurangan saja (dalam bentuk yang ramah bagi anak).
Gambar di bawah ini menunjukkan susunan permen jeli berbentuk boneka.
Pada gambar terdapat permen jelly warna merah, hijau, kuning, dan putih.

Berdasarkan gambar di atas, pernyataan berikut yang benar adalah …

A Banyak permen putih = banyak permen merah + banyak permen hijau.

B Banyak permen putih = banyak permen merah + banyak permen kuning.

C Banyak permen hijau adalah 2 lebihnya dari banyak permen merah.

D Banyak permen merah adalah 2 lebihnya dari banyak permen hijau.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 10 level 1
11. Mengenali pola gambar atau objek.
Ibu mempunyai bunga aster dan bunga tulip.

Bunga Aster
Bunga Tulip

Kemudian Ibu membuat 2 macam rangkaian bunga dari bunga-bunga itu dengan
pola sebagai berikut.

Rangkaian 1

Rangkaian 2

Sifa ingin membuat rangkaian bunga yang sama dengan rangkaian 2 milik Ibu.
Ia akan menggunakan bunga matahari dan bunga mawar. Ia mempunyai 8 bunga
matahari.

Apakah ia dapat membuat pola rangkaian bunga yang sama? Jika iya, Berapa
banyaknya bunga mawar yang ia perlukan?
Jawab:  Iya, dapat. Ia butuh 8 bunga mawar untuk membuat rangkaian tersebut.
Karena sudah ada 8 bunga matahari dan pola rangkaian yang ingin dibuat
membutuhkan jumlah bunga matahari dan mawar yang sama, maka dibutuhkan 8
bunga mawar untuk melengkapi rangkaian tersebut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 11 level 1
Level Pembelajaran 2 Numerasi untuk kelas 4.
1. Memahami pecahan dan pecahan campuran positif dengan penyebut
bilangan satu atau dua angka (misal 5/12, 2⅗).
Perhatikan koleksi stiker milik Anton berikut ini!
Pilihlah ‘Benar’ atau ‘Salah’ dari pernyataan berikut ini!

Pernyataan Benar

Sepertiga stiker milik Anton berbentuk segi delapan.

Stiker Anton yang paling sedikit adalah berbentuk persegi.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengetahui posisi pecahan pada garis bilangan.
Budi memegang angka 61%, Dinda memegang angka 0.7, Ade memegang angka
0.68 dan Yuda memegang angka 59. Mereka disuruh berbaris sesuai urutan bilangan
yang mereka pegang. Urutan mulai dari yang terkecil berdiri paling depan adalah ….

A Yuda, Budi, Ade, Dinda


B Dinda, Yuda, Budi, Ade

C Budi, Dinda, Ade, Yuda

D Yuda, Ade, Dinda, Budi

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Membandingkan dua pecahan, termasuk membandingkan pecahan dan
bilangan cacah.

Andi mendapat kue    bagian dan Susi mendapat    bagian dari kue yang sama. 

Pernyataan berikut ini yang benar adalah …

Pernyataan Benar

Andi mendapatkan kue lebih banyak.

Susi mendapatkan kue lebih banyak.

Andi dan Susi mendapatkan bagian yang sama.

Andi mendapatkan kue lebih sedikit.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menghitung hasil penjumlahan/pengurangan/perkalian/pembagian dua
bilangan cacah (maks. enam angka), termasuk menghitung kuadrat dari suatu
bilangan cacah (maks. tiga angka).
Perhatikan penjumlahan bilangan 5 angka berikut!
Berapa nilai A yang harus kamu ganti supaya hasil penjumlahan tersebut bilangan 6
angka?

Angka Bisa Tidak

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
5. Menentukan KPK, faktor suatu bilangan cacah, dan FPB.
Toko Sembako dikunjungi oleh:

 • pemasok telur setiap 8 hari.

 • pemasok mie setiap 15 hari.

 • pemasok sabun setiap 30 hari.


Pada hari Minggu, 1 Maret 2020 untuk pertama kali pemasok sabun dan pemasok
mie datang bersamaan ke toko Sembako. Pada tanggal berapa mereka akan datang
bersamaan lagi untuk yang kedua kali?

Jawab:  31 Maret 2020, KPK dari 15 dan 30 adalah 30. Jadi 30 hari setelah 1 maret
2020 jatuh pada tanggal 31 maret 2020.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
6. Menghitung luas persegi panjang bila diketahui panjang dan lebarnya, dan
menghitung panjang atau lebar bila diketahui luas dan salah satu sisinya.
Gambar berikut adalah kolam renang yang permukaannya berbentuk persegi
panjang dan dalamnya 1 meter. Di sekeliling kolam renang bagian luar akan dibuat
jalan dengan lebar 1 meter, dan akan dipasang keramik. Ukuran lebar kolam renang
itu setengah dari ukuran panjangnya.

Berapakah luas daerah kolam renang seluruhnya ?


Jawab: 144 meter persegi, panjang kolam renang adalah 20-2=18 meter. Lebar kolam
renang berdasarkan gambar adalah setengah dari 20, berarti 10, dipotong lebar jalan
2 meter sehingga lebar kolamnya saja adalah 8 meter. Jadi luas kolam renang sama
dengan 18 dikali 8 = 144 meter persegi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
7. Mengenal prisma dan tabung.
Indah mempunyai celengan berbentuk prisma segilima. Banyak rusuk pada celengan
Indah adalah ….
A 6

B 7

C 10

D 15

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
8. Mengenal dan menggunakan satuan luas (cm2, m2) dan volume (cm3, m3).
Perhatikan gambar berikut!

Pada sebuah wadah gayung tertulis isi 1.000 ml dan wadah sebuah gelas bertuliskan
isi 250 ml. Berapa banyak gelas yang diperlukan untuk menampung tiga setengah
gayung air di dalamnya?

Jawab: 14 Gelas
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 2
9. Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi
perkalian/pembagian saja.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Harga lima buah permen lolipop adalah ….

A Rp3.000,00

B Rp6.000,00

C Rp9.000,00

D Rp15.000,00

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 2
10. Mengenali pola bilangan sederhana dan melanjutkan pola tersebut.
Perhatikan gambar tumpukan telur berikut!.
Perhatikan susunan telur yang berbentuk menyerupai piramida pada gambar di atas!
Banyak telur pada lapisan paling bawah adalah ….

A 11 butir

B 15 butir

C 21 butir

D 36 butir

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 10 level 2
11. Memahami cara penyajian data sederhana (menggunakan turus dan
diagram gambar).
Perhatikan tabel skor hasil ulangan Matematika berikut!
Banyak siswa yang nilainya kurang dari 75 adalah ….

A 17 orang

B 9 orang

C 8 orang

D 5 orang

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 11 level 2
12. Menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian.
Perhatikan gambar berikut!

Setelah papan tersebut diputar, pada saat berhenti papan warna apa yang lebih
mungkin ditunjuk oleh jarum? Jelaskan jawabanmu!
Jawab:  Merah,  papan dibagi menjadi 8 bagian yang sama. Bagian berwarna merah
ada 3, paling banyak dibandingkan warna-warna lainnya. Sehingga peluang jarum
berhenti di papan berwarna merah adalah yang paling besar.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 12 level 2.
Level Pembelajaran 3 Numerasi untuk kelas 6.
1. Memahami bilangan bulat, khususnya bilangan bulat negatif.
Perhatikan gambar termometer berikut!
Sekarang di Belanda sedang musim dingin dengan suhu 10º C. Setelah turun salju,
suhunya turun 17 derajat.

Suhu sekarang adalah ….

A -7° C

B -10° C
C -17° C

D -27° C

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3.
2. Menyatakan bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma dan
persentase dalam bentuk pecahan, atau sebaliknya.
Perhatikan gambar berikut!

Pada label kemasan minuman di atas,  dalam 100 mL terdiri dari ….. sari buah apel.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3.
3. Mengetahui posisi bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma
pada garis bilangan serta posisi bilangan bulat termasuk bilangan bulat negatif
Tabel berikut adalah data daya tampung dan jumlah peminat beberapa jurusan di
Perguruan Tinggi A selama tiga tahun terakhir.
Daya tampung dan jumlah peminat berpengaruh dengan tingkat keketatan program
studi. Persentase tingkat keketatan program studi dapat dihitung menggunakan
rumus ‘daya tampung’ dibagi ‘jumlah peminat’ dikali seratus persen. Semakin kecil
persentasenya maka semakin besar tingkat keketatannya.
Pada tahun 2017, program studi manakah yang memiliki keketatan tertinggi?
Jawab: program studi komputer

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3.
4. Mengurutkan beberapa bilangan yang dinyatakan dalam bentuk berbeda.
Budi memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 61%.

Dinda memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 0,7.

Ade memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 0,68.

Yuda memegang selembar kertas bertuliskan bilangan  .

Urutan anak yang memegang kertas bilangan mulai dari yang terkecil berdiri paling
depan adalah ….

A Yuda, Budi, Ade, Dinda

B Dinda, Yuda, Budi, Ade

C Budi, Dinda, Ade, Yuda

D Yuda, Ade, Dinda, Budi

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
5. Menghitung hasil pengoperasian pecahan atau bilangan desimal, termasuk
menghitung kuadrat dan kubik dari suatu bilangan desimal dengan satu angka
di belakang koma serta operasi bilangan bulat termasuk bilangan bulat negatif.
Pak Darmo berjualan bubur ayam setiap hari Senin – Jumat dengan modal
Rp400.000,00 per hari. Satu porsi bubur ayam dijual Rp10.000,00 dan air mineral
Rp4.000,00 per botol. Pada hari Senin sampai dengan hari Kamis 10% keuntungan
Pak Darmo disumbangkan untuk Panti Asuhan Maju Bersama, sedangkan  pada hari
Jumat seluruh keuntungan disumbangkan untuk panti asuhan tersebut.

Berikut adalah data penjualan yang dicatat oleh Pak Darmo selama satu minggu:

Total pendapatan bersih Pak Darmo selama satu minggu adalah


Jawab: 1.668.400  rupiah.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
6. Menghitung luas bangun datar.
Perhatikan gambar kolam renang berikut!
Kolam renang tersebut berbentuk persegipanjang dengan ukuran panjang 10 meter
dan lebar 4 meter yang di sekeliling kolam bagian luarnya  dipasang keramik. Jika
lebar daerah yang dipasang keramik 50 cm, luas seluruh keramik di sekeliling kolam
renang tersebut adalah ….

A 15 m2

B 40 m2

C 55 m2

D 64 m2

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
7. Mengenal limas, kerucut, dan bola.
Perhatikan beberapa pernyataan berikut:

(i).    Memiliki dua rusuk


(ii).   Memiliki lima rusuk

(iii).  Memiliki tiga sisi

(iv).  Memiliki enam sisi

Di antara pernyataan di atas, yang merupakan pernyataan benar untuk bangun limas
segi lima adalah ….

A (i)

B (ii)

C (iii)

D (iv)

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 3
8. Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan dan debit.
Perhatikan gambar berikut!

Terdapat satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Jika setiap anggota
keluarga memerlukan 2 liter air per hari untuk minum.
Setara berapa menitkah air keran yang menyala untuk keperluan minum satu
keluarga tersebut?
Jawab: 1,33 menit

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 3
9. Menyelesaikan persamaan linier 1 variabel.
Di kota A terdapat dua perusahaan pengiriman barang yang letaknya bersebelahan,
yaitu “Cepat Kirim” dan “Lancar Jaya”. Kedua perusahaan memiliki tarif yang berbeda.
Berikut tabel  tarif pengiriman barang setiap perusahaan dari kota A.

Defi yang tinggal di kota A ingin mengirim barang seberat 12 kg ke kota D. Ia


membawa uang Rp50.000,00. Berapa kembalian terbanyak yang akan ia terima?
Jawab: Rp 10.000,00.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 3
10. Menentukan suku ke-n pada suatu pola bilangan sederhana.
Perhatikan gambar berikut!
Suku ke-12 pada pola bilangan di atas adalah
Jawab:  24

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 10 level 3
11. Menggunakan rasio/skala untuk menentukan nilai/bilangan yang tidak
diketahui.
Perhatikan peta berikut!
Diketahui skala peta di atas adalah 1 : 1.250.000. Jika jarak antara kota Gresik dan
kota Malang pada peta 8 cm, maka jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah ….

A 10 km

B 50 km

C 100 km

D 150 km

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 11 level 3
12. Membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan
diagram lingkaran 
Diagram lingkaran berikut adalah data kegemaran olahraga siswa kelas VI.

Berapa persenkah siswa yang gemar bulutangkis?

A 50%

B 25%
C 17%

D 8%

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal

Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD


Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-
butir soal asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat
dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada
latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak
dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SD.


Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang
akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi
untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita
berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda
dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah
yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2?
Jelaskan.

2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang
Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan
evaluasi. 
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal
dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi. 
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan
materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan
kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran. 

Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum


Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami
mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian
dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan
numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi
setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap


Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum
dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa,
berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat
tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca
dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami
penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut
ini:

Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran


untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan
tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat
diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian
siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang
diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi
selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan
Berbasis Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori
kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi
pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi
siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit
demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten menuju
pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik,


misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga
mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya
memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu


mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan
sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis
kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran
berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan
penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan
pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses,
pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi
sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk
memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan
sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena
siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa
dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda
dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru
antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar
siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu
memetakan tahapan kompetensi siswa. 
Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk
Tindak Lanjut Pembelajaran
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan
tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih
tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi
lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam
melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa
dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada
kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak
dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada


aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum
menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori
kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan 
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari
penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).  





Merekomendasikan Strategi
Pembelajaran Berdasarkan Hasil
Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara
komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak
mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan
hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai
mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen
Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan,
murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup
bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara
audio, visual dan pendampingan khusus. 
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun
tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang
utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai
koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran
identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat
koperasi. 
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi
kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan
pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori
tingkat penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan
berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada


Mata Pelajaran
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil
Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa
dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami
bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam
strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus
pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu
bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut
ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam
pembelajaran mata pelajaran.






Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:


1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan
Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik
di http://bit.ly/skgurubelajar021
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen
dan Pembelajaran
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid?
Apa keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan
pengalaman belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak


heran apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai
murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran
asesmen yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses
pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar
yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar
membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek
yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan
antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan


menggunakan cara belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain
mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan
refleksi praktik pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas
berdasarkan kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk
mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran
memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan
antara paduan tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi
yang terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu.
Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran.
Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan
dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk
menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan
membaca laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk
perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya?
Pelajari topik modul berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai