Anda di halaman 1dari 176

Apa Pentingnya Asesmen Nasional?

Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Orientasi Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi
Minimum  Apa Pentingnya Asesmen Nasional?
SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan? Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti
yang selama ini terjadi?

Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai ujian
akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai
kecakapan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi,
kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan
sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil
belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di
dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan. 

Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh siswa di Indonesia.
Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai
oleh siswa yaitu:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis 
5. Kreatif
6. Gotong royong
Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan berikut ini Profil Pelajar Pancasila
Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian
kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian,
siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di
berbagai konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara
holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.

Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang
telah disediakan berikut ini. 
Topik sebelumnya
Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah siap untuk sama-sama belajar.

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional. Melalui penjelasan pada fase
orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional? 

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada
jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi,
dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-
informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca dan numerasi siswa. 
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di
tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep dan pelaksanaannya.
Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen
Nasional. Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus
disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Konsep Asesmen Nasional  Tujuan dan Manfaat
Asesmen Nasional
SEDANG BERLANGSUNG

Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan
secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-
mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 
1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b)
kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di
satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). 
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni
pengembangan kompetensi dan karakter siswa. 
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai
tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya
pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun
2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan
secara nasional. Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.
Evaluasi Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Konsep Asesmen Nasional  Evaluasi Ujian Nasional

SEDANG BERLANGSUNG

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian
Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang
telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan
pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri
seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan
pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan proses pembelajaran kurang
dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013.
Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks
kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan
melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa yang sama. Asesmen
Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada
pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini disebabkan UN
diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir
kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. 
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus memperbaiki sistem
pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi
Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan
praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk
berlatih soal-soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Konsep Asesmen Nasional  Membandingkan Asesmen
Nasional dengan Ujian Nasional
SEDANG BERLANGSUNG

Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen
Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan
siswa, guru dan sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting mengenai Ujian Nasional dan
Asesmen Nasional terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan
aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian
Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah
atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah
pertama dan atas saja.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di
tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak
lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian
hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil
sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode
sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan uraian singkat
sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi.
Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum
yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran
yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang
penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk
sukses pada berbagai mata pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan metode
penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing  (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif,
dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas pemberlakuan Asesmen
Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar
penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?
Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional
berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.  

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional  Petunjuk dan
Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
SEDANG BERLANGSUNG

Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait perbaikan mutu pendidikan. Lalu, bagaimana
teknis pelaksanaan Asesmen Nasional? 

Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda
cermati infografik berikut ini.




Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional?
Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan
dalam Asesmen Nasional?

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan

Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional  Kriteria Peserta
Pelaksana Asesmen Nasional

SEDANG BERLANGSUNG

Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan mengidentifikasi dimana letak
perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati
dan menyimak infografis ini. 
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program
kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik
kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan
menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik.
Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan
memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta
dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada
jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI
dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka
masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses
pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya,
sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan
pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas
proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan
berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional  Merumuskan
Butir Soal Asesmen Nasional
SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan Asesmen Nasional. Pada aktivitas ini, Anda
akan mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar,
yaitu literasi membaca dan asesmen kompetensi numerasi.

Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan
pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti
lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 30 butir soal untuk mengukur
kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu
sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh
karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi
kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat
kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada
laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Konsep Literasi Membaca


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA  Konsep
Literasi Membaca

SEDANG BERLANGSUNG
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi
Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau
kembali apa yang dimaksud dengan literasi membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan
memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja
kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang
terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali bagaimana Asesmen Kompetensi
Minimum literasi membaca diterapkan.

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA  Mengenal
Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca

SEDANG BERLANGSUNG

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur
AKM, yaitu literasi membaca dan numerasi. 
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi Membaca yang berlaku untuk
Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya
mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu
teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan
untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi
dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.
Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat
SMA
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA  Menganalisis
Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA

SEDANG BERLANGSUNG

Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SMA. Pada tingkat SMA terdapat 2 level
pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada pada tingkat SMA. 

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 9 dan 10, siswa akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja
siswa pada kelas 9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan memahami
teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga
menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan
mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui
link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 11 dan 12, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga akan belajar sesuai tingkat
kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 11 dan 12 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai
dengan jenjangnya. Siswa akan memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang
terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami cara pandang penulis sesuai jenjangnya. Bapak dan Ibu juga
dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA  Contoh Butir
Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA
SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap Asesmen Literasi Membaca tingkat SMA. Pada topik
ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir Asesmen Literasi Membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat
SMA.
Level Pembelajaran 1 Teks Fiksi untuk Kelas 9 dan 10
Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

A Sinar lilin itu tidak banyak

B Lilin itu membawa harapan

C Kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara

D Langkah lilin itu laksana embusan angin

E Lilin itu dapat menerangi dalam kegelapan

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada
teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
2. Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi pembacanya. Pengalaman indrawi ini
disebut dengan imaji. Tentukan imaji yang ditimbulkan melalui baris-baris puisi berikut ini!

Kalimat Penglihatan Perasaan Pendengaran

Menepis lara, mendamaikan hati dan menyejukkan cinta

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu


Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu
Kompetensi yang diukur: Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada
teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
3. Mengapa Ratu Aji Bidara Putih menolak pinangan sang Pangeran?

Jawaban: Karena Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang Ratu.
Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-
kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
4. Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih yang sesuai dengan teks?

Karakter Sesuai Tidak Sesuai

Sombong

Penuh perhitungan

Tidak mudah percaya

Selalu ingin menang sendiri

Semena-mena terhadap bawahan


Kompetensi yang diukur: Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar,
tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
5. Kesimpulan apakah yang dapat kalian ambil dari puisi tersebut?

Jawaban: Tokoh aku dalam puisi tersebut merindukan kehadiran seseorang


Kompetensi yang diukur: Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada teks sastra sesuai jenjangnya.
6. Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?
Jawaban: Ramin tidak bergerak sama sekali
Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam
menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
7. Menurut pendapatmu, apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan alasanmu!

Jawaban: Sesuai, karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu rombongan naik ke atas
perahu. Hal itu tergambar di dalam ilustrasi.
Kompetensi yang diukur: Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta autentisitas penggambaran masyarakat
pada teks sastra sesuai jenjangnya.
8. Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis untuk melengkapi cerita tersebut?

A Pengenalan situasi cerita

B Penyelesaian konflik

C Peningkatan masalah

D Munculnya konflik

E Puncak konflik
Kompetensi yang diukur: Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.
9. Setelah membaca puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya karena baru saja ia kehilangan kucing
kesayangannya. Setujukah kamu dengan pendapat Emir tersebut? Jelaskan jawabanmu.

Jawaban: Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi tersebut sesuai dengan kondisi Emir.
Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 1 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-
contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.
Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk Kelas 9 dan 10
Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan mendapatkan beberapa informasi.
Berdasarkan informasi yang terdapat pada infografis tersebut, klik pada kolom benar atau salah untuk tiap pernyataan berikut!
Pernyataan Benar Salah

Pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian subsidi pajak.

Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu meningkat.

Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph UMKM orang pribadi.

Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada
teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
2. Mengapa UMKM perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang sesuai? Jelaskan alasanmu! 

Jawaban yang mungkin: Karena pengusaha UMKM perlu mengembangkan kreativitas dan berinovasi sehingga bisnis dapat
bertahan dan berkembang.
Kompetensi yang diukur: Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
3. Setelah mencermati infografik dan teks tersebut, kalian mendapatkan pemahaman bahwa UMKM perlu dilindungi dan
didukung oleh pemerintah dengan alasan berikut. 
 Berikan tanda ceklis ( √ ) pada alasan yang sesuai dengan pemahamanmu!

UMKM dapat menyerap tenaga kerja sangat banyak.

Untuk merintis UMKM diperlukan modal yang besar.

Bisnis UMKM mendominasi perekonomian di Indonesia. 

Pelaku UMKM harus memiliki keterampilan profesional.

Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.
4. Berdasarkan infografik tersebut, kalian dapat melihat bahwa penerimaan pajak penghasilan (Pph) UMKM naik dalam lima
tahun (2014–2017), tetapi pemerintah menurunkan Pph UMKM. Berikan dua alasan mengapa pemerintah menurunkan Pph
UMKM!

Jawaban: Pertama, agar UMKM terus tumbuh. Kedua, agar pelaku UMKM tidak merasa terbebani pajak.
Kompetensi yang diukur: Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
5. Kamu ingin membuang sampah di rumah dengan memisahkan sampah menjadi dua kelompok: kelompok sampah B3 dan
kelompok sampah yang tidak mengandung B3. Kelompokkanlah sampah berikut sesuai dengan jenis limbahnya!
Sampah Mengandung B3 Tidak Mengandung B3

A. Daun pembungkus lontong

B. Sabun pembersih lantai

C. Obat nyamuk

D. Potongan sayuran

E. Kardus mie goreng

F. Detergen

Kompetensi yang diukur: Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus
meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).
6. Apakah dapat dikatakan bahwa subsidi listrik dari tahun 2011 hingga 2018 mengutamakan rumah tangga yang berasal dari
kelas menengah ke bawah?
Jawaban: Tidak karena persentase golongan penerima subsidi yang ditampilkan pada grafik hanya menunjukkan persentase
pada tahun 2018, bukan keseluruhan periode 2011-2018.
Kompetensi yang diukur: Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
7. Berdasarkan teks, terdapat pernyataan bahwa UMKM di bidang kuliner adalah salah satu jenis usaha yang menguntungkan
dan selalu laris. Apakah pernyataan itu dapat dikatakan akurat? Jelaskan pendapatmu!

Jawaban: Tidak akurat karena usaha kuliner bisa saja tidak laris jika tidak dikemas dengan kreatif dan inovatif. Jika terlalu
banyak orang yang berbisnis kuliner, persaingan makin ketat sehingga perlu cara lain untuk membuat makanan tersebut laris.
Selain itu, terdapat bisnis lain yang juga berpotensi laris, yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan mendasar, seperti pakaian
dan peralatan rumah tangga.
Kompetensi yang diukur: Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh, dll) untuk
mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Perhatikan grafik berikut.

Misalnya, pada tahun 2019, subsidi pengguna listrik mengalami kenaikan dan sebagian besar dialokasikan untuk pengguna 450
VA dibandingkan dengan pengguna 900 VA. 
8. Apakah hal itu menjadi indikator bahwa penduduk kelas menengah ke bawah di Indonesia mengalami kenaikan? Jelaskan
alasanmu.

Jawaban: Benar, karena pengguna listrik 450 VA sebagian besar adalah kelas menengah ke bawah.
Kompetensi yang diukur: Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi sesuai jenjangnya.
9. Sebuah informasi yang bias adalah informasi yang tidak didukung oleh data yang akurat atau yang bertujuan untuk
menguntungkan sebuah pihak. Setelah membaca teks tentang peran UMKM tersebut bagi perekonomian tersebut, apakah
informasi yang di dalamnya bersifat bias? Jelaskan alasanmu!

Jawaban yang mungkin: Teks UMKM bias karena tidak didukung data dari sumber yang terpercaya. Selain itu, teks memiliki
tujuan untuk mempromosikan program pelatihan yang terdapat di akhir teks.
Kompetensi yang diukur: Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.

10. Pulang sekolah adik kehujanan di jalan. Sesampainya di rumah, adik mandi tapi tidak keramas. Malam harinya kepala adik
pusing dan badannya demam. Menurut pendapatmu, apakah pusing yang diderita adik berpotensi penyebab stroke? Sertakan
alasanmu!

Jawaban: Tidak berpotensi penyebab stroke karena penyebab adik pusing itu kehujanan.
Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 1 teks informasi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat
contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk Kelas 11 dan 12
Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Dalam puisi tersebut, terdapat banyak kata “amplop” yang digunakan secara berulang. Makna dari kata “amplop” yang
dimaksudkan oleh penulis adalah …

A amplop pesan

B sumbangan

C hadiah

D surat

E uang suap / uang sogok

Kompetensi yang diukur: Menyusun generalisasi (kesimpulan umum) dari hasil inferensi terhadap ide-ide yang terkandung di
dalam teks sastra atau teks informasi.
2. Cermati potongan bait puisi berikut!

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.


Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.
Menurutmu, apa maksud larik-larik dalam puisi tersebut?

A Keputusan untuk mengambil langkah

B Keinginan untuk terus bertahan

C Kemauan untuk bekerja keras

D Keputusasaan terhadap keadaan

E Ketidakinginan untuk berubah


Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam
menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
3. Melalui puisi “Sajak Sebatang Lisong”, W.S. Rendra mengungkapkan kritikan tentang kehidupan nyata di masyarakat. Namun,
dari bait-bait tersebut, W.S. Rendra  juga mengungkapkan solusi berupa sikap/tindakan yang sebaiknya dilakukan. Bait-bait
yang berisi solusi tersebut terdapat di bait ke …

A (7)

B (8)

C (9)

D (10)

E (11)

Kompetensi yang diukur: Merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk
memahami cara pandang penulis sesuai jenjangnya.
4. Setelah membaca puisi Sajak Sebatang Lisong karya W. S. Rendra, kamu akan memahami bahwa tema yang disampaikan
penyair dalam puisi tersebut adalah tentang isu sosial. Apakah kamu setuju dengan pernyataan tersebut? Berikan alasannya!
Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 2 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-
contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk Kelas 11 dan 12
Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Pernyataan manakah yang menjelaskan mengapa energi surya disebut energi hijau? Kamu dapat memilih beberapa jawaban.

Energi surya melepas substansi yang tidak berbahaya atau suara ke atmosfer

Energi surya berbiaya ekonomis

Energi surya tidak memancarkan polutan apa pun ke atmosfer pada saat pemroduksian ataupun pengonsumsian

Energi surya bekerja di mana saja


Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada
teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
2. Dalam konteks adat istiadat, praktek pemberian hadiah adalah merupakan hal yang wajar dan alamiah bahkan lebih
bervariasi dalam hubungan kemasyarakatan, semisal pada acara pernikahan, kelahiran, sakit, bahkan kematian. Termasuk
gratifikasi dalam aspek apakah sudut pandang tersebut?

A Aspek Hukum

B Aspek Yuridis

C Aspek Sosiologis

D Aspek Psikologis

E Aspek Kemanusiaan
Kompetensi yang diukur: Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
3. Apa tujuan dimunculkannya FAQ (Frequently Asked Question / pertanyaan yang sering muncul) tentang panel surya pada
bacaan tersebut?
Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.
4. Dari wacana informasi yang disajikan, praktek pemberian (gratifikasi) dapat mengarah lebih jauh ke dalam tindakan korupsi
jika menyangkut beberapa hal berikut ini. Berikan tanda ceklis (V) pada pernyataan yang Anda setujui dan tanda silang (X) pada
pernyataan yang Anda tidak setuju!

Tidak
Pernyataan Setuju Setuju

Pemberian terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas yang seharusnya
dimiliki penerima.

Pemberian terkait dengan adanya acara khusus dalam acara kemasyarakatan dan lingkungan sosial.

Pemberian ditunggangi kepentingan di luar tujuan membangun aspek hubungan emosional pribadi dan
sosial kemasyarakatan.

Pemberian ditujukan untuk memberi perhatian dan bertujuan membangun relasi pribadi, sosial dan
adat istiadat.

Pemberian diiringi kepentingan lain dalam relasi kuasa, terkait dengan jabatan dan bertentangan
dengan kewajiban atau tugas penerima
Kompetensi yang diukur:
Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai
jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).
5. Baca baik-baik kutipan dari wacana di atas berikut ini:

“Bekerja di mana saja. Meskipun efisiensi panel surya meningkat secara proporsional dengan jumlah sinar matahari yang
diterimanya, panel ini dapat bekerja atau berfungsi di mana saja, bahkan ketika mendung. Selain itu, menambahkan sistem
penyimpanan baterai surya ke sistem tenaga surya memungkinkan kita menikmati energi gratis di mana saja, bahkan saat
malam hari.”

Menurutmu, apakah panel surya dapat diterapkan di negara tropis, seperti di Indonesia, atau lebih sesuai diterapkan di negara
dengan empat musim? Sertakan alasanmu.

Kompetensi yang diukur: Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
6. Apakah diagram Dua Penerima Terbesar Subsidi Listrik Tahun 2018 pada wacana tersebut memberikan gambaran
tentang ketepatan subsidi listrik?

Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat


SMA
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA  Latihan
Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA
SEDANG BERLANGSUNG

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen literasi AKM melibatkan
proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan
soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi literasi siswa SMA. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih
membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar
dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih teks yang sesuai.
Misalnya, dari kedua teks berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, atau teks 2?
Jelaskan.

Teks 1: Cegah Covid-19, Perlukah Pakai Masker saat Berada di Rumah?



Teks 2: Hujan Pertama





2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi
yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 

3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan teks
yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan
pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya dalam penalaran. 
Kompetensi yang diukur: Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh, dll) untuk
mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
7. Beberapa hal berikut ini telah menyumbang kondisi perubahan iklim yang cukup parah. Berdasarkan pemahamanmu pada
data infografik tersebut, berikan tanda centang pada pernyataan Benar atau tanda silang pada pernyataan Salah pada hal-hal
yang ikut mengakibatkan perubahan iklim.

PERNYATAAN BENAR SALAH

Meningkatnya efek gas rumah kaca

Berkurangnya produksi minyak bumi

Terjadinya banjir dan kebakaran hutan

Kurangnya energi terbarukan


Kompetensi yang diukur: Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi sesuai jenjangnya.
8. Apakah Geronimo dapat disebut sebagai seorang pahlawan? Kaitkan dengan tempat kelahirannya dan penyerangan yang
dilakukan terhadap tentara Meksiko.

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 2 teks informasi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat
contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.

Konsep Numerasi
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Numerasi Tingkat SMA  Konsep Numerasi

SEDANG BERLANGSUNG

Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang
dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan
siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali
dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar, mengambil keputusan yang tepat,
dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.

Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen kompetensi minimum, Anda dapat
melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Numerasi Tingkat SMA  Mengenal Asesmen
Kompetensi Minimum Numerasi

SEDANG BERLANGSUNG

Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak
dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum
yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten
tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan
Ketidakpastian, serta Aljabar.  Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan
untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan
penalaran.  Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM
dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:
Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Numerasi Tingkat SMA  Menganalisis Tahap
Asesmen Numerasi Tingkat SMA

SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi tingkat SMA. Pada topik ini,
Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SMA.

Pada tingkat SMA terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, geometri
dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 10, siswa akan belajar geometri dengan memahami dan menggunakan perbandingan
trigonometri serta ,menghitung volume dan luas permukaan. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan
pertidaksamaan, relasi dan fungsi bilangan, termasuk pola bilangan. Dan akan mempelajari data dan representasi juga
ketidakpastian dan peluang.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1
Numerasi. https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/akm?j=1&l=5
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMA


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Numerasi Tingkat SMA  Contoh Butir Asesmen
Numerasi Tingkat SMA

SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi pada tingkat SMA. Pada topik ini,
Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SMA.
Level Pembelajaran 1 Numerasi Kelas 10
Kompetensi: Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri

1. Badan Geologi, Kementerian ESDM dan Mitigasi Bencana Geologi Sumatera Utara sedang mengamati ketinggian letusan
awan panas gunung  Sinabung pada hari tersebut. Puncak gunung terlihat pada  sudut elevasi 30° sedangkan puncak letusan
awan panas terlihat pada sudut elevasi 60°.

Diketahui tinggi gunung Sinabung adalah 2.460 meter dan terjadi kesalahan dalam mengukur sudut elevasi. Besar sudut elevasi
untuk melihat tinggi erupsi seharusnya adalah 50o. Akibat kesalahan ini, maka tinggi erupsi gunung sebenarnya lebih tinggi
atau rendahkah bila dibandingkan dengan tinggi erupsi yang didapatkan dari sudut elevasi semula? Beri alasannya!

Jawaban:
30 derajat dengan tinggi 2460 meter, yang seharusnya adalah 50 derajat. Besar sudut sebanding dengan tinggi dengan aturan
trigonometri — x = t / sin y dengan x jarak pengamat dengan kaki gunung.
Kompetensi: Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola.
HEMAT AIR BUAT KEHIDUPAN MASA DEPAN
2. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebagai manusia yang akan selalu
menggantungkan diri pada air kita memang sudah seharusnya untuk menjaganya. Meskipun air ini adalah sumber daya yang
terbarukan, namun untuk air bersih ternyata sumber daya ini tidak bisa diperbarui. Keberadaan air bersih yang terus menyusut
tiap tahunnya ini akhirnya harus membuat kita ekstra waspada akan stok atau persediaannya. Untuk menjaga stok atau
persediaan air bersih ini dengan baik Anda mau tak mau memang harus melakukan penghematan. 

Perhatikan gambar berikut!


Ani akan membuat nasi tumpeng yang dikukus dengan menggunakan tempat berbentuk kerucut seperti pada gambar.
Campuran air untuk mengukus berasnya adalah 1 : 1 artinya 1 liter beras dicampur 1 liter air. Jika air yang digunakan untuk
membuat tumpeng senilai dengan air hasil penghematan jika Ani mematikan keran air saat gosok gigi selama 4 hari, maka
banyak maksimal nasi tumpeng yang dapat dibuat adalah .… (  3,14 )
A 2 buah

B 3 buah

C 5 buah

D 10 buah

E 12 buah

Kompetensi: Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear dua atau tiga variabel
3. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang berprestasi di sekolahnya. Bu Siti
ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus.
Pada setiap pembelian alat tulis, pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat
beberapa paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.
Berdasarkan harga tiap paket yang tersedia di toko Rejeki dan toko Makmur carilah masing-masing harga dari setiap alat tulis
baik penghapus, buku tulis maupun bolpoin, bu Siti menarik kesimpulan bahwa …

A Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih mahal dari toko Makmur.

B Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

C Harga sebuah penghapus di toko Rejeki sama dengan di toko Makmur.


D Harga sebuah penghapus di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

E Harga sebuah bolpoin di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

Kompetensi: Memahami barisan Aritmetika dan geometri


4. Anita, seorang seniman muda dari Sumatera berencana membuat pameran tunggal untuk menunjukkan rancangan karyanya
yang disusun dari  tumpukan bola-bola tanah. Bola-bola tersebut dibuat dari campuran tanah liat dan recycle sampah yang
dapat didaur ulang. Polanya seperti gambar berikut.

Untuk memenuhi ruangan yang disediakan, Anita akan membuat 10 susunan bola tersebut. Berapakah banyak bola tanah yang
harus disediakan? (Asumsi ada penambahan 10%  bola tanah untuk persediaan/penggantian bola tanah yang rusak selama
masa pameran di setiap susunan bola)

A 285 bola tanah.

B 300 bola tanah.

C 314 bola tanah.

D 320 bola tanah.


E 350 bola tanah.

Kompetensi: Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya


5. Sistem penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia terbagi menjadi jaringan tetap (kabel dan nirkabel) dan jaringan
bergerak (selular). Dalam perkembangannya, telah terjadi pergeseran pada sektor telekomunikasi di Indonesia. Awalnya
masyarakat Indonesia menggunakan jaringan telekomunikasi yang berbasis pada kabel. Namun mobilitas yang tinggi serta
kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan akurat telah menggeser pilihan moda telekomunikasi yang digunakan
masyarakat Indonesia. Dari tahun 2000 sampai 2007, banyak pengguna telepon seluler f(x) (dalam juta) dapat dimodelkan oleh
persamaan f(x)  = 1,3x2 + 1,6x + 3,7 dengan x = 0 merepresentasikan tahun 2000. Grafik berikut menunjukkan pertumbuhan
pengguna telepon seluler, nirkabel dan kabel di Indonesia (dalam pembulatan puluhan juta terdekat).

Banyak pengguna telepon seluler di Indonesia akan mencapai angka 78,6 juta pada tahun ….
A 2006

B 2007

C 2008

D 2009

E 2010

Kompetensi yang diukur: Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan, simpangan, dan variansi).
EMAS = INVESTASI YANG MENGUNTUNGKAN?
6. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan return di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu
atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. 

Berikut ini disajikan grafik harga emas ANTAM pada bulan Mei 2019.
 Berdasarkan grafik harga emas di atas, tentukan kebenaran pernyataan berikut!

Pernyataan Benar Salah

Harga emas selalu meningkat dalam bulan Mei 2019.

Pada akhir bulan Mei 2019, harga emas lebih tinggi bila dibandingkan pada awal bulan Mei 2019.

Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah positif.
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah yang tertinggi selama bulan Mei 2019.

Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.


PRAKIRAAN CUACA DAN APLIKASINYA
7. Andi merupakan seorang siswa SMA yang tinggal di daerah Jakarta Barat dan bersekolah di daerah Jakarta Selatan. Untuk
berjaga-jaga sebelum pergi ke sekolah, ia mengunduh data prakiraan cuaca dari BMKG untuk daerah Jakarta berikut ini.
Berdasarkan data historis yang dikumpulkan Andi selama ini, maka 90% prakiraan cuaca yang diberikan oleh BMKG sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya terjadi kemudian.
Pada hari itu Andi tidak membawa payung, dan karena jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh, Andi tidak pernah menunggu
hujan reda agar cepat sampai di rumah. Bila ia pergi ke sekolah pada dini hari dan pulang pada siang hari, maka peluang Andi
basah terkena air hujan pada saat perjalanan pergi atau pulang sekolah adalah … 

A 7%

B 19%

C 81%

D 93%

E 99%

Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMA


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Asesmen Numerasi Tingkat SMA  Latihan Membuat Soal
Asesmen Numerasi Tingkat SMA
SEDANG BERLANGSUNG

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi AKM
melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada
latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi
pembelajaran di kelas. 
Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMA. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan
berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi
untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang sesuai.
Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau
gambar 2? Jelaskan.



2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi
yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda
berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi. 
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan
pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran. 

Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum  Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
SEDANG BERLANGSUNG
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada topik-topik
sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN,
serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman
mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan
tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa,
berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya.
Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami
penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:


Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang
efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep,
keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada
tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi


dengan Berbasis Konten
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum  Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten

SEDANG BERLANGSUNG

Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti
dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan
peningkatan mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang
berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau
pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan
keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah
fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran sesuai
dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan
kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit
demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk
menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan
belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda
dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk
mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu
memetakan tahapan kompetensi siswa. 
Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak
Lanjut Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum  Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
SEDANG BERLANGSUNG

Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang
dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa
menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi
lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada
kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki
kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori
kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan, pendekatan, struktur
pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan
mencermatinya. 





Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan
Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum  Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
SEDANG BERLANGSUNG

Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat
memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur
secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi
Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan
berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat
interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain
secara audio, visual dan pendampingan khusus. 
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik
koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang
utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi.
Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh
guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi, Anda dapat
membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada
Mata Pelajaran
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum  Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran
SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat
kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami
bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis
penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran yang
berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi
dalam pembelajaran.







Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:


1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum  Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran

SEDANG BERLANGSUNG

Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa keterkaitan antara asesmen, kurikulum
dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila banyak dari kita yang berusaha
keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen
yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering
digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu
kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat
melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar dan asesmen tertentu.
Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi
praktik pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan kompetensi awal murid yang
diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran
memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait pencapaian kondisi murid dan
penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen
formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif:
asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan Asesmen Kompetensi Minimum
dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik
modul berikutnya.

Ayo Coba AKM!


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 12  Ayo Coba AKM!
SEDANG BERLANGSUNG

Anda telah menyelesaikan program Bimtek Guru Belajar seri AKM hingga topik tindak lanjut laporan hasil AKM. Sebagaimana
telah dijelaskan pada topik sebelumnya, AKM merupakan salah satu komponen dari Asesmen Nasional yang melatih
kompetensi literasi dan numerasi siswa. Pada topik ini, Bapak dan Ibu diberikan kesempatan untuk mencoba secara langsung
teknis pengerjaan soal-soal AKM. Nantinya, Bapak Ibu dapat mengajak siswa-siswi untuk sama-sama mencoba melakukan
simulasi AKM.

Melalui ujicoba AKM ini, diharapkan Bapak Ibu Guru dan seluruh siswa mulai terbiasa dengan berbagai bentuk butir soal yang
diberikan dalam AKM Literasi dan Numerasi. Selain itu, ujicoba AKM, dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
mengerjakan soal berbasis komputer dengan ragam format butir yang sesuai dengan butir soal AKM pada asesmen nasional. 

Hal yang perlu diketahui ialah bahwa uji coba AKM ini bukan sekedar memberikan latihan ujian pada siswa.Tidak hanya sekedar
menjawab soal, AKM melatih siswa memahami instruksi dalam setiap pertanyaan serta menentukan pilihan jawaban yang tepat.
Setelah selesai menjawab soal AKM, siswa dapat melihat dan mengunduh hasil pengerjaannya secara langsung. Hasil jawaban
dapat disandingkan dengan kunci jawaban sehingga guru dan siswa dapat saling berefleksi dan melakukan tindak lanjut sesuai
dengan kebutuhan belajar. Setelah melakukan uji coba, bagaimana Bapak Ibu Guru menggunakan hasil yang diperoleh untuk
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran?

Sebelum memulai uji coba AKM, Bapak Ibu Guru dapat mempelajari panduan ayo coba AKM pada infografis berikut ini:









Sekarang, apakah Anda telah siap mengikuti uji coba AKM? Silakan menuju tautan berikut untuk mulai mencoba soal-soal
AKM. 

https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/

Anda mungkin juga menyukai