MATERI 1
Di tahun 2021, Ujian Nasional akan diganti menjadi Asesmen Nasional yang mengukur tiga
komponen utama yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar. Menurut menteri Nadiem, AKM menjadi tolak ukur penilaian yang lebih
komprehensif untuk mengukur kemampuan minimal siswa. AKM sendiri akan terdiri dari tes
kemampuan literasi dan numerasi.
Soal AKM ini akan sangat berbeda dengan soal UN, sehingga siswa dan guru harus lebih
menyiapkan diri. Berikut ini merupakan 5 bentuk soal AKM.
Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem
pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-
21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang
esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki
kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan
hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan
Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya
memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional
namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai,
keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai
konteks yang relevan.
Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian
karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah
merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin
dicapai oleh siswa yaitu:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang
berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari
pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai
pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks
kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian
kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar
Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini.
Bagaimana jika hasil asesmen pra kurang maksimal? Tidak perlu khawatir bila mendapat
hasil yang kurang memuaskan. Pada akhir program, Anda akan mengisi kembali kuis ini
pada aktivitas Asesmen Pasca Program. Anda dapat membandingkan hasil yang diperoleh
antara asesmen pra dengan asesmen pasca. Dengan demikian, Anda dapat mengukur
perkembangan proses belajar secara mandiri. Sudah siap? Mari, kita mulai!
Materi 2
Pengantar
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 4 Konsep Asesmen
Nasional Pengantar
IN PROGRESS
Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah
siap untuk sama-sama belajar.
Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen
Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai
Asesmen Nasional?
Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan
pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan
karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang
mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan
Belajar.
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang
untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang
pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari
waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di
satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan
utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah
yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong
sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu
pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat,
bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil
Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional.
Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun
daerah. Berikut infografis yang menjelaskan manfaat asesmen nasional.
Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen Nasional memberi
kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas
pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari
penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk
literasi membaca dan numerasi. Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah
praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.
Beberapa pertanyaan yang seringkali muncul terkait penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional merupakan
pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan
sekolah menghadapi Asesmen Nasional.
Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal
penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu. Berikut terdapat
informasi mengenai perbandingan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional.
Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.
Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman
lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.
Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan
Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga
berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung
selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu
dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan
sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin
evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian
Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional.
Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input
dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan
dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada
Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan
pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter
sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan
melalui UN saja.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek
siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah
pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di
dalamnya kemampuan bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara
nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa
digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada
perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman
lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.
Jawab:
Mulai tahun 2021 UN akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Kedua asesmen baru ini dirancang khusus untuk fungsi pemetaan dan perbaikan mutu
pendidikan secara nasional.
Jawab:
Pertama, UN lebih banyak berisi butir-butir yang mengukur kompetensi berpikir tingkat rendah.
Hal ini tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi serta kompetensi lain yang lebih relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin
pada Kurikulum 2013.
Kedua, UN kurang mendorong guru menggunakan metode pengajaran yang efektif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Asesmen kompetensi pengganti UN akan
dirancang memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada
pengembangan penalaran, bukan hafalan.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk memperbaiki mutu pendidikan secara nasional.
Karena dilangsungkan di akhir jenjang, hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar siswa dan memberi bantuan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Jawab:
Asesmen kompetensi pengganti UN mengukur kompetensi bernalar yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah di berbagai konteks, baik personal maupun profesional (pekerjaan). Saat
ini kompetensi apa saja yang akan diukur masih dikaji, namun contohnya adalah kompetensi
bernalar tentang teks (literasi) dan angka (numerasi).
Selain itu, Kemdikbud juga akan melakukan survei untuk mengukur aspek-aspek lain yang
mencerminkan penerapan Pancasila di sekolah. Hal ini mencakup aspek-aspek karakter siswa
(seperti karakter pembelajar dan karakter gotong royong) dan iklim sekolah (misalnya iklim
kebinekaan, perilaku bullying, dan kualitas pembelajaran).
Karena fungsi utamanya adalah sebagai alat pemetaan mutu, asesmen kompetensi dan survei
pembinaan Pancasila ini belum tentu dilaksanakan setiap tahun, dan belum tentu harus diikuti
oleh semua siswa.
Jawab:
Menggunakan ancaman ujian untuk mendorong belajar akan berdampak negatif pada karakter
siswa. Jika dilakukan terus menerus, siswa justru akan menjadi malas belajar jika tidak ada ujian.
Dengan kata lain, siswa menjadi terbiasa belajar sekedar untuk mendapat nilai baik dan
menghidari nilai jelek. Hal ini membuat siswa lupa akan kenikmatan intrinsik yang bisa diperoleh
dari proses belajar itu sendiri. Padahal, motivasi belajar intrinsik inilah yang justru sangat perlu
dikembangkan agar siswa agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Tanpa UN, apakah siswa tidak menjadi orang yang kurang gigih?
Jawab:
UN adalah alat untuk melakukan monitoring dan evaluasi mutu sistem pendidikan. Fungsi UN
bukan untuk melatih keuletan atau kegigihan. Sifat-sifat ini tidak dapat dibentuk secara instan di
akhir jenjang pendidikan melalui ancaman ketidaklulusan atau nilai buruk. Sifat seperti kegigihan
hanya dapat ditumbuhkan melalui proses belajar yang memberi berbagai tantangan bermakna
secara berkelanjutan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa membuat sifat seperti kegigihan
menjadi bagian dari karakter siswa.
Jawab:
Literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan
berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik
personal, sosial, maupun profesional. Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar
(bukan konten kurikulum atau pelajaran), pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa guru
diharapkan berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai pelajaran melalui
pengajaran yang berpusat pada siswa.
Jawab:
Fokus asesmen adalah kompetensi berpikir, sehingga hasil pengukuran tidak sekedar
mencerminkan prestasi akademik pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika saja. Literasi dan
numerasi justru bisa dan seharusnya memang dikembangkan melalui berbagai mata pelajaran,
termasuk IPA, IPS, kewarganegaraan, agama, seni, dst. Pesan ini penting dipahami oleh guru,
sekolah, dan siswa untuk meminimalkan risiko penyempitan kurikulum pada pelajaran Bahasa
Indonesia dan Matematika.
Jika apa yang diukur tidak terikat pada konten kurikulum, bagaimana kaitan antara asesmen ini
dengan standar pendidikan?
Jawab:
Betul bahwa asesmen ini tidak terikat secara erat dengan konten kurikulum. Namun tidak berarti
bahwa asesmen ini sama sekali terlepas dari kurikulum. Dari sisi konten, asesmen literasi dan
numerasi tentu memperhatikan apa yang (seharusnya) diajarkan oelh guru pada tiap kelas dan
jenjang pendidikan. Hanya saja, asesmen ini tidak dimaksudkan untuk mengukur penguasaan
siswa atas konten kurikulum secara keseluruhan.
Pada prinsipnya, penguasaan kurikulum secara utuh hanya bisa dinilai oleh guru menggunakan
sumber informasi yang beragam dari interaksi sehari-hari dengan siswa. Terlebih lagi, kurikulum
tiap sekolah bisa berbeda karena masing-masing memiliki kewenangan untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan visi dan karakteristik siswanya.
Jawab:
Asesmen kompetensi baru akan dilakukan pada siswa yang duduk di pertengahan jenjang
sekolah, seperti kelas 4 untuk SD, kelas 8 untuk SMP, dan kelas 11 untuk SMA. Dengan dilakukan
pada tengah jenjang, hasil asesmen bisa dimanfaatkan sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar siswa. Dengan dilakukan sejak jenjang SD, hasilnya dapat menjadi deteksi dini bagi
permasalahaan mutu pendidikan nasional.
Jawab:
Perlu diketahui bahwa saat ini pun tidak ada UN pada jenjang SD. Dengan demikian, penghentian
UN tidak berdampak pada siswa SD. Seperti yang dipaparkan pada poin sebelumnya, sebagian
siswa SD akan mengikuti asesmen kompetensi baru. Namun asesmen baru ini dirancang agar
tidak memiliki konsekuensi bagi siswa. Karena itu, asesmen baru tidak menjadi beban tambahan
bagi siswa SD.
Jawab:
Perlu dipahami bahwa UN itu sendiri bukan merupakan standar. UN merupakan instrumen
asesmen yang membantu menilai pencapaian sebagian standar nasional pendidikan. Karena itu,
menghapus UN bukan berarti menghilangkan standar pendidikan.
Sebagaimana disebutkan di atas, UN akan diganti dengan asesmen lain yang memang dirancang
sebagai alat pemetaan mutu pendidikan nasional. Hasil asesmen pengganti UN tersebut akan
menjadi indikator bagi ketercapaian standar nasional pendidikan di tiap daerah.
Jika tidak terikat pada konten kurikulum, apakah asesmen ini akan menjadi tambahan beban bagi
siswa/guru di luar kurikulum yang ada?
Jawab:
Asesmen yang dilakukan oleh otoritas (dalam hal ini Kemendikbud) berpotensi dipandang
sebagai beban tambahan karena guru dan sekolah ingin memperoleh hasil yang baik. Meski
demikian, sebenarnya asesmen literasi dan numerasi ini bukan beban tambahan. Yang diukur
oleh asesmen ini bukanlah penguasaan konten tambahan yang perlu diajarkan di luar kurikulum
yang ada. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kompetensi literasi dan numerasi bisa dan perlu
dikembangkan melalui semua mata pelajaran.
Jika digunakan untuk menilai efektivitas sekolah, apakah asesmen baru tidak berdampak negatif
pada siswa?
Jawab:
Harus diakui bahwa asesmen baru dapat dianggap bersifat high stakes bagi guru dan sekolah.
Jika itu terjadi, asesmen baru berpotensi memiliki dampak negatif seperti mendorong adanya
tekanan dari guru pada siswa untuk mendapat skor tinggi, serta anggapan bahwa pelajaran yang
dianggap tidak relevan untuk asesmen ini kurang penting.
Dampak seperti ini akan dimitigasi melalui berbagai cara. Yang pertama adalah rancangan
kebijakan yang menekankan pada pemberian dukungan dan sumberdaya sesuai kebutuhan
sekolah, bukan hukuman dan hadiah. Kedua, akan tersedia asesmen yang sama dalam versi yang
dapat digunakan oleh guru sebagai bagian dari pengajaran sehari-hari. Versi “asesmen mandiri”
ini juga akan dilengkapi dengan petunjuk pedagogis dan sumberdaya belajar yang relevan untuk
mengembangkan kompetensi siswa sesuai levelnya.
Jawab:
Asesmen kompetensi pengganti UN akan dirancang agar tidak memiliki konsekuensi bagi siswa.
Misalnya, pelaksanaan pada pertengahan jenjang (bukan akhir jenjang) membuat hasil asesmen
kompetensi tidak relevan untuk menilai pencapaian siswa. Hasilnya juga tidak relevan untuk
seleksi memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dengan demikian, asesmen ini tidak akan
menjadi beban tambahan bagi siswa, di luar beban belajar normal yang sudah dijalani.
Jawab:
Analisis dan laporan hasil asesmen kompetensi akan dibuat agar bisa dimanfaatkan guru dan
sekolah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena asesmen baru
akan didasarkan pada model learning progression (lintasan belajar) yang akan menunjukkan
posisi siswa dalam tahapan perkembangan suatu kompetensi.
Laporan hasil asesmen juga akan dirancang agar tidak menjadi ancaman bagi guru dan sekolah.
Pemerintah menyadari bahwa baik buruknya pencapaian siswa dipengaruhi oleh faktor
pengajaran (proses di sekolah) maupun faktor-faktor di luar sekolah, seperti lingkungan rumah
dan gaya pengasuhan orangtua.
Karena itu keberhasilan guru atau sekolah tidak akan dinilai berdasarkan level kompetensi siswa
di satu waktu. Keberhasilan guru/sekolah akan lebih didasarkan pada perubahan dan kemajuan
yang dicapai dibanding waktu asesmen sebelumnya.
Hasil asesmen justru akan digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah. Kemdikbud
akan mengalokasikan dukungan – misalnya dalam bentuk alokasi SDM dan/atau dana – sesuai
dengan kebutuhan tiap sekolah.
Jawab:
UU Sisdiknas secara eksplisit memberi mandat kepada pemerintah – melalui lembaga mandiri –
untuk melakukan evaluasi mutu sistem pendidikan nasional. Asesmen pengganti UN akan
menjadi instrumen untuk melayani fungsi tersebut.
Selain itu, pengadilan Negeri Jakarta pada 2007, dan kemudian Mahkamah Agung (MA) pada 2009,
menilai bahwa UN tidak adil bagi siswa yang berada di sekolah dan/atau daerah yang kekurangan
sumberdaya. MA memerintahkan pemerintah untuk “meninjau kembali sistem pendidikan
nasional”.
Dengan merancang asesmen baru yang berfungsi untuk pemetaan mutu serta umpan balik bagi
sekolah, tanpa ada konsekuensi pada siswa, pemerintah secara otomatis telah mematuhi putusan
hukum MA mengenai UN.
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis
pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda
paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen
Nasional?
Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN, sekarang mari
mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis
penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak
infografis ini.
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah
di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih
secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti
oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6
program kesetaraan.
Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak
digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu.
Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah
melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara
untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang
diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah
pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas
VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca
dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang
perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh
siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks
beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam
stimulus soal-soal AKM.
Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari.
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis
pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda
paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen
Nasional?
Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN, sekarang mari
mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis
penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak
infografis ini.
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah
di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih
secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti
oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6
program kesetaraan.
Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak
digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu.
Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah
melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara
untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang
diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah
pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian.
1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas
VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca
dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang
perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh
siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks
beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam
stimulus soal-soal AKM.
20 JAN 2021
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi
dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen
Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud
dengan literasi membaca dan menulis.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi,
dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan
potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih
dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis,
perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait
berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan,
kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat
menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi
Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada
siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat
proses kognitif.
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini
dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses
kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan
informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks
menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada
AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca
silakan cek infografis berikut:
Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 4 Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMP Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP
Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen tingkat SMP.
Pada jenjang SMP/MTS terdapat 2 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level
pembelajaran yang ada pada tingkat SMP.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 7 dan 8, siswa akan menemukan informasi dengan
cara mengakses dan mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan memahami teks
secara literal, kemudian menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi dengan menilai
format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 9 dan 10, sama seperti level pembelajaran 1 siswa
juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas
9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa
akan memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi
baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan
merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan
isi teks terhadap pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang
lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi
membaca pada tingkat SMP, sekarang pada topik ini Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-
contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMP.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 7 dan 8
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks
sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Di bawah ini adalah hal-hal yang menjadi topik pembicaraan antara tokoh Aku dan Ayah,
kecuali ….
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Suatu tempat.
Jalan.
Bengkel motor
Rumah tante
Rumah DIna
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita,
kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Untuk apa perempuan-perempuan itu membawa bakul ke kereta?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
Dari wacana di atas, bisa disimpulkan bahwa perbincangan antara tokoh Aku dan Ayah
terjadi pada musim apa?
Musim kemarau.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam
teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Bandingkan sikap tokoh Aku dan Ayah terhadap situasi yang ada pada cerita tersebut!
Optimistis bahwa Pandora akan menjadi solusi kurangnya air di musim kemarau
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
Anda juga dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas
7 dan 8.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks
sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Katherine Johnson mampu bersekolah di West Virginia State College saat pendidikan bagi
orang Afrika-Amerika dibatasi di Virginia Barat. Hal tersebut disebabkan oleh ….
A kemampuan yang luar biasa
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Beri klik pada kolom (S) jika pernyataan salah dan (B) jika pernyataan benar.
Menurut teks tersebut, Katherine Johnson layak disebut sebagai ….
Pernyataan S B
Pencipta komputer
Pejuang gender
Antariksawan
Pejuang perang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
3. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Kondisi sosial budaya yang digambarkan dalam teks tersebut memberikan gambaran
tentang …
A Kemampuan Katherine Johnson untuk mendobrak batasan atas perlakuan ras yang tidak adil.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
4. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Jika teripang yang tampaknya tidak mencolok memiliki potensi untuk membuat dampak
sebesar ini, coba pikirkan hal apa lagi yang ada di bawah lautan Indonesia yang juga
memiliki dampak untuk Indonesia dan masyarakatnya.’
Dari kalimat tersebut, kita bisa memahami bahwa …. (Pilihan jawaban bisa lebih dari satu.)
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
6. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks
yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).
Musim kemarau.jawaban bisa bervariasi, tetapi diharapkan jawaban mayoritas adalah setuju karena Katherine John
perempuan pekerja keras yang menjadi pahlawan dalam bidang antariksa.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
7. Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Alasan Amalia memilih menggunakan ziolit, pasir aktif, dan filter akuarium adalah ….
C mudah dibuat
D efektif hasilnya
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
8. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel
dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.
Pendapat yang tepat mengenai kualitas data informasi yang tersaji di dalam infografis
tersebut adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
9. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap
pengetahuan yang dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Pada masa pandemi Covid 19 ini banyak karyawan yang mengalami pemotongan gaji tiap
bulan bahkan dikeluarkan dari tempat kerja (kantor). Andai salah satu dari saudara kalian
mengalami kejadian di PHK dari kantor dan memilih untuk membuat makanan ringan untuk
dipasarkan. Pendapatan hasil pemasaran tidak sebaik saat saudara kalian bekerja di kantor.
Penilaian informasi yang tepat untuk pembaca yang akan membantu orang lain dari rumah
adalah ….
No Pernyataan Be
Pembaca mendapatkan memilih cara menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan sehingga informasi
1 tersebut bermanfaat.
2 Pembaca kurang mendapatkan informasi tentang bagaimana cara menyalurkan bantuan lewat aplikasi.
Informasi tersebut bermanfaat bagi yang belum pernah membantu dan dapat menggugah hati
3 pembaca untuk mau membantu sesama.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 9 dan 10.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks
sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi
pembacanya. Pengalaman indrawi ini disebut dengan imaji. Tentukan imaji yang
ditimbulkan melalui baris-baris puisi berikut ini!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
karena Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang Ratu.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita,
kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih
yang sesuai dengan teks?
Sombong
Penuh perhitungan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
6. Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada teks sastra sesuai
jenjangnya.
Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?
Ramin tidak bergerak sama sekali
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
7. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel
dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.
Menurut pendapatmu, apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan
alasanmu!
Sesuai, karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu rombongan naik ke atas pera
tergambar di dalam ilustrasi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
8. Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta autentisitas penggambaran
masyarakat pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis
untuk melengkapi cerita tersebut?
C Peningkatan masalah
D Munculnya konflik
E Puncak konflik
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
9. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai
jenjangnya.
Setelah membaca puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya
karena baru saja ia kehilangan kucing kesayangannya.
Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi tersebut sesuai dengan kondisi Emir.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 2
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 9 dan 10.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks
sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan
mendapatkan beberapa informasi.
Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu meningkat.
Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph UMKM orang pribadi.
Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Mengapa UMKM perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
yang sesuai? Jelaskan alasanmu!
Jawaban yang mungkin: karena pengusaha UMKM perlu mengembangkan kreativitas dan berinovasi sehingga bisni
bertahan dan berkembang.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Setelah mencermati infografik dan teks tersebut, kalian mendapatkan pemahaman bahwa
UMKM perlu dilindungi dan didukung oleh pemerintah dengan alasan berikut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Berdasarkan infografik tersebut, kalian dapat melihat bahwa penerimaan pajak penghasilan
(Pph) UMKM naik dalam lima tahun (2014–2017), tetapi pemerintah menurunkan Pph
UMKM. Berikan dua alasan mengapa pemerintah menurunkan Pph UMKM!
Pertama, agar UMKM terus tumbuh. Kedua, agar pelaku UMKM tidak merasa terbebani pajak.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
Kamu ingin membuang sampah di rumah dengan memisahkan sampah menjadi dua
kelompok: kelompok sampah B3 dan kelompok sampah yang tidak mengandung B3.
Kelompokkanlah sampah berikut sesuai dengan jenis limbahnya!
Sampah Mengandung B3 Tidak Mengandung B3
C. Obat nyamuk
D. Potongan sayuran
F. Detergen
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
6. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks
yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).
Apakah dapat dikatakan bahwa subsidi listrik dari tahun 2011 hingga 2018 mengutamakan
rumah tangga yang berasal dari kelas menengah ke bawah?
Tidak karena persentase golongan penerima subsidi yang ditampilkan pada grafik hanya menunjukkan persentase p
2018, bukan keseluruhan periode 2011-2018.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
7. Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Berdasarkan teks, terdapat pernyataan bahwa UMKM di bidang kuliner adalah salah satu
jenis usaha yang menguntungkan dan selalu laris. Apakah pernyataan itu dapat dikatakan
akurat? Jelaskan pendapatmu!
Tidak akurat karena usaha kuliner bisa saja tidak laris jika tidak dikemas dengan kreatif dan inovatif. Jika terlalu ban
yang berbisnis kuliner, persaingan makin ketat sehingga perlu cara lain untuk membuat makanan tersebut laris. Sel
terdapat bisnis lain yang juga berpotensi laris, yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan mendasar, seperti pakai
peralatan rumah tangga.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1
Perhatikan grafik berikut!
Dari grafik tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
8. Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh,
dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Misalnya, pada tahun 2019, subsidi pengguna listrik mengalami kenaikan dan sebagian
besar dialokasikan untuk pengguna 450 VA dibandingkan dengan pengguna 900 VA.
Apakah hal itu menjadi indikator bahwa penduduk kelas menengah ke bawah di Indonesia
mengalami kenaikan? Jelaskan alasanmu.
Benar, karena pengguna listrik 450 VA sebagian besar adalah kelas menengah ke bawah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?
9. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai
jenjangnya.
Pulang sekolah adik kehujanan di jalan. Sesampainya di rumah, adik mandi tapi tidak
keramas. Malam harinya kepala adik pusing dan badannya demam. Menurut pendapatmu,
apakah pusing yang diderita adik berpotensi penyebab stroke? Sertakan alasanmu!
Tidak berpotensi penyebab stroke karena penyebab adik pusing itu kehujanan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1
IN PROGRESS
Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi literasi siswa SMP. Pada
aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu
siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam
pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.
1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat
memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari ketiga teks berikut ini manakah yang paling sesuai
dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, atau teks 2? Jelaskan.
Teks 1 Kunjungi Museum Tekstil, Member NCT Dream Belajar Membatik
IN PROGRESS
Selamat! Anda telah menyelesaikan Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Jenjang
Pendidikan Dasar. Itu artinya, Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Butir Soal
Asesmen Literasi Membaca tingkat Sekolah Dasar. Anda mendapatkan lencana yang ke-3.
Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini hingga selesai. Setelah ini,
Anda dapat melanjutkan proses belajar ke topik berikutnya, Butir Soal Asesmen Numerasi
tingkat SD.
Konsep Numerasi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 4 Asesmen Numerasi pada
Tingkat SMP Konsep Numerasi
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen
numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan
numerasi.
Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar,
mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam
penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.
IN PROGRESS
Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada
Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai
Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan
pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat
proses kognitif.
Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran
dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan
masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan,
dan penalaran. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk
konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial
budaya, dan saintifik.
Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SMP
Pada jenjang SMP/MTS hanya terdapat 1 level pembelajaran, dengan mempelajari 4 konten
pembelajaran yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar dan data dan
ketidakpastian.
Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada jenjang SMP/MI.
Pada jenjang SMP/MTS terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat
3 konten yang dipelajari yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan
ketidakpastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 8, siswa akan belajar merepresentasikan bilangan
cacah. Siswa akan mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga
akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, serta
rasio dan proporsi. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap
melalui link Level Pembelajaran 1 Numerasi.
IN PROGRESS
Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen
numerasi pada jenjang SMP/MTS, sekarang pada topik ini Bapak dan Ibu akan mengenal
contoh-contoh butir asesmen numerasi jenjang SMP/MTS.
Menentukan ukuran rumah yang ideal memang susah-susah gampang. Pada dasarnya,
ukuran sebuah rumah harus disesuaikan dengan jumlah orang yang nanti akan tinggal di
dalamnya. Berdasarkan berbagai pertimbangan tertentu seperti ruang gerak, furnitur, dan
lain sebagainya, maka ukuran minimal masing-masing ruangan yang ideal bagi keluarga
tersebut adalah sebagai berikut:
Meski tidak harus sama persis, karena berkaitan dengan kondisi lahan yang dimiliki, contoh
di atas setidaknya bisa menjadi gambaran bagi Anda saat merencanakan atau memutuskan
untuk membangun rumah dengan ukuran ideal yang bisa dihuni oleh 2 hingga 5 orang.
Pak Ali berencana akan membangun sebuah rumah yang akan dihuni bersama isteri dan
satu anak. Kriteria rumah yang ingin dibangun pak Ali adalah sebagai berikut:
1. Pak Ali tidak memiliki asisten rumah tangga sehingga tidak membuat kamar asisten rumah
tangga.
2. Pak Ali tidak membuat kamar khusus tamu.
3. Pak Ali ingin membuat dua buah kamar mandi
Pak Ali membeli sebidang tanah yang luasnya 1 are. Pak Ali mengalokasikan 15 m2 dari
tanah tersebut untuk dibuat halaman rumah. Apakah Pak Ali bisa membangun rumah yang
ideal?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 1 level 1
2. Menghitung volume bangun ruang dan luas permukaan.
CARA AKURAT DAN MUDAH UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK TUBUH
KITA
Jumlah air yang kita minum per harinya bervariasi, berbeda setiap individu. Nah, ini
salah satu cara untuk menghitung kebutuhan air tubuh kita bersumber dari India
Times.
Langkah 1: Ukur berat badan Anda dalam kilogram
Langkah 2: Bagilah dengan angka 30
Langkah 3: Tambahkan lebih banyak air untuk aktivitas fisik
Jika berolahraga, Anda mungkin kehilangan banyak air melalui keringat. Tambahkan 0,35
liter (350 ml) setiap setengah jam setelah latihan.
Jadi, jika berolahraga selama satu jam setiap hari, tambahkan 0,7 liter (700 ml) air ke dalam
kebutuhan harian Anda.
Santi ingin mengetahui kebutuhan airnya dalam satu hari. Santi kemudian mengukur berat
badannya dan didapat hasil sebagai berikut:
Jika hari itu Santi berolahraga selama 60 menit, jumlah air yang dibutuhkan Santi saat itu
adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 2 level 1
3. Menyelesaikan pertidaksamaan linier 1 variabel atau sistem persamaan linear 2 variabel.
Masyarakat sudah dimudahkan dengan tersedianya berbagai layanan angkutan seperti KRL
(Kereta Rel Listrik), MRT Jakarta (Moda Raya Terpadu Jakarta), maupun transportasi online.
Biaya yang ditarifkan menyesuaikan dengan jarak yang ditempuh pengguna layanan.
Melalui mesin pencarian maps, seseorang dapat melihat berbagai pilihan untuk menuju
suatu tempat. Seperti tabel di bawah ini.
Jika memperhitungkan waktu, berapakah waktu paling sedikit yang diperlukan Adi untuk
tiba di Fatmawati dari Rawa Buntu?
Jawab: 60 menit dengan menggunakan kereta ke kebayoran terlebih dahulu kemudian naik
ojek online.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 3 level 1
4. Memahami pola pada barisan bilangan dan konfigurasi objek
Gedung Pertunjukan
Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 9 baris kursi. Pada baris pertama terdapat 8
kursi, baris kedua 12 kursi, baris ketiga 11 kursi, baris keempat 15 kursi, baris kelima 14
kursi, dan seterusnya mengikuti pola yang sama.
(Gambar hanya ilustrasi)
Berapa banyak kursi pada baris paling belakang?
Jawab: 20, pola bilangan tingkat 2 dengan selisih +3 sehingga dapat dihitung secara manual
dengan barisan ke 9 kursi yaitu 20.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 4 level 1
5. Memahami fungsi linier dan grafiknya, serta sifat-sifatnya.
Ani sedang mengisi daya ponsel miliknya. Berikut merupakan grafik kapasitas baterai
(persen) vs waktu (menit) dari pengisian ponsel milik Ani.
Berapa persentase kapasitas ponsel yang tersisa saat pengisian dimulai? 0,4
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 5 level 1
6. Memecahkan masalah aritmetika sosial yang terkait dengan rasio/persentase.
Halaman belakang sebuah rumah akan dibuat taman. Pengerjaan taman tersebut
memerlukan waktu 12 hari dengan 4 orang pekerja. Agar pekerjaan taman dapat
diselesaikan selama 8 hari, berapa orang tambahan pekerja yang diperlukan?
Jawab: 2 orang, perbandingan berbalik nilai. 12 hari dikerjakan 4 orang, maka untuk 8 hari
—– 12 : 8 = x : 4 —— x = 6. Sehingga membutuhkan tambahan 2 orang.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 6 level 1
7. Menentukan dan menggunakan mean, median, dan modus.
Sejak Januari 2020, sejenis virus menimbulkan kegaduhan di Provinsi Wuhan Cina.
Kemudian menyebar ke banyak negara. Diagram berikut merupakan data penderita yang
sembuh dari wabah Covid-19 di beberapa negara ASEAN. Urutan negara-negara tersebut
berdasarkan banyak penderita yang sembuh dilanjutkan dengan abjad nama negara secara
Pada sebuah acara, seorang tamu memutar panah yang dapat berhenti di sembarang
bagian roda. Apabila terdapat bagian berwarna biru, bagian ungu, bagian
kuning, dan sisanya berwarna merah,
maka peluang yang paling kecil yang ditunjukkan warna panah adalah ….
1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat
memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling
sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu,
pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk
yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi
semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan
dasar numerasinya dalam penalaran.
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan
hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk
memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi
literasi membaca dan numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi
siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada
setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut
ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya
mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan
keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan
tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya.
Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan
Asesmen Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif.
Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik
capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya
mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi
bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan
pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping
dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun
belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan
murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari
teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun
beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan
Implikasinya pada Pembelajaran
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah
satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan
hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang
lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga
memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.
IN PROGRESS
Terima kasih Anda telah berkomitmen menyelesaikan seluruh topik dalam program Bimtek
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum ini hingga selesai.
Ini adalah tahap akhir dari program, yaitu asesmen pasca program. Tujuannya adalah agar
Anda dapat melakukan penilaian diri sejauhmana Anda sudah menguasai dan memahami
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Anda akan menjawab
serangkaian soal yang terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan membandingkannya dengan
hasil pencapaian Anda pada tahap asesmen pra program. Jika pencapaian Anda masih
dibawah 70%, Anda diberi kesempatan 2 (dua) kali untuk mengulang kembali
asesmen pasca program ini. Jika diperlukan, Anda juga dapat mengulangi kembali materi
dalam topik-topik bimtek, sesuai kebutuhan Anda.
Ingat, Anda hanya mempunyai dua (2) kali kesempatan untuk mengulang asesmen
pasca. Apabila semua kesempatan sudah diambil dan pencapaian Anda masih dibawah
70%, maka Anda akan dinyatakan tidak lulus. Meski tidak lulus pada angkatan
sekarang, Anda tetap dapat mengikuti ulang pada angkatan berikutnya.
Selamat bekerja dan melanjutkan ke tahapan pengimbasan.
Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:
1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik
di http://bit.ly/skgurubelajar021
IN PROGRESS
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi
mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan
utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran
yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan
antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat
asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan
pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan
pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
1. 22. Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai pembelajaran berbasis konten dan
pembelajaran berbasis kompetensi:
1. Menunjukkan kinerja dengan menerapkan konsep
2. Pembelajaran terkait dengan konteks kehidupan nyata siswa
3. Belajar untuk cakupan materi yang harus dikuasai
4. Berorientasi pada konteks dan penguasaan kompetensi
5. Berorientasi pada nilai akhir
6. Menjawab serangkaian pertanyaan topik berdasarkan teks
Manakah pernyataan yang menunjukkan pembelajaran berbasis konten?
o 1), 3), 5)
o 2), 4), 5)
o 3), 5), 6)
o 1), 4), 6)
6. Asesmen literasi untuk jenjang SMP/MTS, akan diujikan….
1 level pembelajaran
2 level pembelajaran
3 level pembelajaran
4 level pembelajaran