Anda di halaman 1dari 14

LK-9 SISTEMATIKA LAPORAN BEST PRACTICE

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
B. Bahan/Materi Kegiatan
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
D. Alat/Instrumen
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
(menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut)
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN  DISCOVERY LEARNING DI KELAS 9
TAHUN 2019 / 2020

NAMA PESERTA : NI NYOMAN SURIATI, S.Pd.


NUPTK  : 6059740642300023
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS             : SMP NEGERI 3 SINGARAJA
KABUPATEN/KOTA                             : BULELENG
PROVINSI                                                : BALI
MENTOR PEMBEKALAN                    : GEDE SUASTA, SP.d

KABUPATEN BULELENG
BALI
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
B.     Jenis kegiatan
C.     Manfaat kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A.    Tujuan dan sasaran
B.     Bahan/materi kegiatan
C.     Metode/ cara melaksanakan kegiatan
D.    Alat/instrumen
E.     Waktu dan tempat kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.    SIMPULAN
B.     Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Teks report melalui
Pendekatan Saintifik dengan Model Discoveri Learning di SMP Negeri 3
Singaraja, Kabupaten Buleleng  Provinsi Bali.
Nama                           : Ni Nyoman Suriati, S.Pd.
Asal Sekolah               : SMP Negeri 3 Singaraj
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari                             : Sabtu
Tanggal                       : 23 November 2019

Kepala SMP Negeri 3 Singaraja

I Gede Sumatra Jaya ,SP.d


NIP. 19650329 198603 1 001

BIODATA PENULIS

1 Nama : Ni Nyoman Suriati, S.Pd


2 NIP. : 19620727 198403 2 014
3 NUPTK : 6059740642300023
4 Jabatan : Guru Madya
5 Pangkat/Golongan/Ruang : Pembina TK I/IV/b
6 Tempat/Tanggal Lahir :Singaraja, 27 Juli 1962
7 Jenis Kelamin : Perempuan
8 Agama : Hindu
9 Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Ekonomi
10 Unit Kerja : SMP Negeri 3 Singaraj
11 Alamat Unit Kerja : Jln P Kalimantan no 1 Singaraja
12 Alamat Rumah : Jl P Lombok WS Sejahtera G B no 5
Singaraja
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur penulis ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wase yang telah
memberikan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Best
Practise pada 23 November 2019.
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:

1.      Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Buleleng


2.      Kepala SMP Negeri 3 Singaraja yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
3.      Semua rekan rekan dewan  guru di SMP Negeri 3 Singaraja yang telah memberi
bantuan selama proses penelitiansampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice
ini.
4.      Istri dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan
kekuatan dalamsetiap langkah dalam penelitian ini.
5.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dalam bentuk apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena


itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
karya tulis ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

                                                                                   Singaraja, 23 November 2019

Penulis

Ni Nyoman Suriati, S.Pd.


NIP. : 19620727 198403 2 014
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan


Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan
Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS).Keterampilan berfikir
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka
pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal
dengan istilah zonasi.Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang
selama ini dilakukan melalui Gugus atauRayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi
melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.Zonasi memperhatikan
keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status
akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah,atau
pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan
dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery/Inquiry Learning.Model
pembelajaran Penyingkapan penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan
melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses
tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah themental
process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert B. Sund dalam
Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan Model
Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar
siswameningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya.Ketika Model
Discovery/Inquiry Learning.ini diterapkan pada kelas VIII yang larna ternyata proses
dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan
pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul “Implementasi
pembelajaran Norma-norma yang berlaku dalam mewujudkan keadilan” melalui
pendekatan saintfik dengan model pembelajaran discovery /inquiry learning pada siswa
kelas IX  SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2019 / 2020.

B. JENIS KEGIATAN

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan


Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat  Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan
Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan
berfikirtingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi,
membuat kesimpulan ,membangun representasi, menganalisis dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktifitasmental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki
oleh seorang guru professional.

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan


pembelajaran.Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan
Dasar yang dalam hal iniakan melibatkan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya  kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari
PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja
keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini

C. MANFAAT KEGIATAN

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,


makapelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau
dikenal denganistilah zonasi. Melalui  musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP
yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat
terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi
memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutupendidikan di lingkungan terdeka!
seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru,capaian nilai rata-rata UN/USBN
sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk mengembangkan


materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
1.      Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka
pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau
dikenaldengan istilah zonasi.         
2.      Menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

SASARAN
Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan
melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa
menginspirasiguru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Ida Sang Hyang
widi Wase senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga upaya yang kita lakukan dapat
berjalan dengan baik.

B. BAHAN DAN MATERI


Bahan/ Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah
materikelas VIII untuk materi Mobilitas Sosial berikut ini

IPS
3.2 KD Pengetahuan
3.2 Menganalisis pengaruh perubahan sosial budaya dalam ruang yang
berbeda terhadap kehidupan sosial budaya serta pengembangan
kehidupan kebangsaan

3.2.1 IPK :
3.2.1 Mengemukaan pengertian Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
3.2.2. Menjelaskan bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya

4.2 KD Ketrampilan
4.2 Menyajikan  hasil analisis tentang pengaruh Perubahan sosial budaya
dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosia budaya
terhadap  pengembangan kehidupan kebangsaan
C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode
1.      Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di
dalam prosespembelajaran.
2.      Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi
mengamati,menanya,mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peranguru dalam melaksanakan pembelajaran
abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnyaada integrasi literasi dan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar
(PBM).Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan
model, strategi,metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD)
agar tujuan pembelajarantercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan
sebagai pembelajaran yang memberikankecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu
4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration,(3) Critical Thinking and
problem solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan TaksonomiBloom yang
telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa
bukanhanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2
(memahami), MOTS (MiddleOrder Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-
4 {mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order
Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5(mengkreasi).Penerapan pendekatan
saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasidan PPK dalam
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menjawabtantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP
dan tantangan eksternal,yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan
teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah
paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalampembelajaran, Pendekatan
saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK,
danpembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar
ataupun tidaksebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih
ditegaskan lagi untuk dilaksanakanpada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian
otentik yang mampu mengukur ketercapaiankompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun
diharapkan untuk menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang
lebih variatif agar pembelajaran lebih,menyenangkan dan menantang.Pembelajaran
yang HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus
mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO
yang telahditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal
Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS
tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?".
Berdasarkan kepada haltersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS
kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar,meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, analitis, dan solutif.
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah  ReportText
berjudul "Implementasi norma dan keadilan dalam buku guru dan buku siswa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik  Indonesia 2016.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen
untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk
melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Waktu kegiatan Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 23 Nopember
Tahun 2019 bertempat di SMP Negeri 3 Singaraja
BAB III
HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru


yang harus semakin berkualitas dalam  melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-
13 mengamanatkan penerapanpendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakanpembelajaran
abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi
danPenguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).
Pembelajaran pun perludilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model,
strategi, metode, dan teknik sesuai dengankarakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar
tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang


memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik,yaiu 4C yang meliputi: (l)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving,dan (4)
Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh
Krathwoll danAnderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS
(Lower Order Thinking Skills) yaituC1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS
(Middle Order Thinking Skills) yaitu C3(mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi
juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher OrderThinking Skills), yaitu C-5
(mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik,pembelajaran
abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan
untukmeningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan
internal dalam rangkamencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu
globalisasi.Melalui berbagai pelatihan ataubimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah
dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubahparadigma guru, juga meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk,pembelajaran abad 2l (4C),
HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstualsebenarnya bukan hal
yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah haltersebut
dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM,
danhasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian
kompetensisiswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan
model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru
selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapr
ulangan(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.Agar siswa yakin
bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng.dapat membuat mereka lebih
meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa,bagaimana,
mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi(higher order thinking skills HOTS).
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.


1.      Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak
dijadikanpraktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan
kemampuansiswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan
pemecahan masalah.
2.      Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis
dancermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan
PPKliterasi, dan kecakapan abad 21.

B.     Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran


Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.      Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guruserta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan
situasidan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.      Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar,tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar degan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak
mudah lupa)
3.      Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan


Dan Kebudayaan, 2019, Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thingking
Skills, Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ( PKB ) Melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) Berbasis Zonasi

2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan


Dan Kebudayaan, 2019, Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi

3. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan


Dan Kebudayaan, 2019, Paket Unit Pembelajaran Interaksi Sosial dan
Perubahan Sosial Budaya
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja
peserta sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Memuat Lembar Judul


2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan kenyataan
yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara Melaksanakan
Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah yang
dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai 100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai

70  nilai 80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

60  nilai 70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai

<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai

Anda mungkin juga menyukai