Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 10 Orientasi Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum
IN PROGRESS
Selamat datang dan selamat bergabung dalam Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Semoga Anda
telah dalam keadaan siap untuk mengikuti program ini!
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari 3 tahap, yaitu: Orientasi dan
Bimtek, serta Pengimbasan. Saat ini, Anda berada pada tahap pertama, Orientasi. Pada
tahap ini, peserta akan mendapatkan pemahaman terkait latar belakang, tujuan umum,
kebijakan, dan alur Program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum. Program ini
bertujuan untuk menjawab berbagai persoalan guru dalam menghadapi Asesmen
Kompetensi Minimum, diantaranya:
Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program
pembelajaran otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda
atur secara fleksibel. Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum
disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang memfasilitasi peserta
melakukan personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat mendorong guru untuk
saling belajar dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik pembelajaran. Selamat
belajar!
Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang
diharapkan? Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti
yang selama ini terjadi?
Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem
pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-
21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang
esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki
kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan
hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan
Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya
memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional
namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai,
keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai
konteks yang relevan.
Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian
karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah
merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin
dicapai oleh siswa yaitu:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan
berikut ini Profil Pelajar Pancasila
Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang
berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari
pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai
pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks
kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian
kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar
Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini.
Pengantar Program Bimtek Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum
Selamat Datang!
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 10 Pengantar Program
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Selamat Datang!
IN PROGRESS
Anda telah menyelesaikan program Orientasi. Sekarang Bapak dan Ibu telah berada pada
tahap kedua, yaitu Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Selamat
datang! Apakah Anda telah siap untuk belajar?
IN PROGRESS
Sebelum memulai proses belajar, Anda diharapkan mengisi Asesmen Pra Program yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal Anda. Untuk itu, Anda diminta
menjawab sesuai dengan kemampuan Anda. Anda akan diberikan soal-soal pilihan ganda
yang terdiri atas 30 soal. Silakan memilih jawaban menurut Anda paling tepat.
Bagaimana jika hasil asesmen pra kurang maksimal? Tidak perlu khawatir bila mendapat
hasil yang kurang memuaskan. Pada akhir program, Anda akan mengisi kembali kuis ini
pada aktivitas Asesmen Pasca Program. Anda dapat membandingkan hasil yang diperoleh
antara asesmen pra dengan asesmen pasca. Dengan demikian, Anda dapat mengukur
perkembangan proses belajar secara mandiri. Sudah siap? Mari, kita mulai!
HomeMedia PembelajaranMateri, Soal, dan Referensi Jawaban Pengantar Program Bimtek Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD MEDIA PEMBELAJARAN
Berikut ini adalah materi ke 2 dari Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum
SD yaitu Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum untuk Tingkat SD.
Pada tahap ini, peserta akan belajar tentang Konsep Asesmen Nasional untuk peningkatan
kualitas pembelajaran, Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional, Butir Soal Asesmen
Literasi Membaca Tingkat SD, Butir Soal Asesmen Numerasi Pada Tingkat SD, dan Tindak
Lanjut Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimun.
Untuk dapat mengikuti Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum untuk Tingkat SD, peserta wajib melakukan Asesmen Pra Program Bimtek Guru
Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk mengetahui kemampuan awal peserta
sebelum mengikuti proses belajar.
Silahkan lanjut ke aktivitas berikutnya, klik tombol Next Topic untuk melanjutkan ke program
selanjutnya yaitu: Asesmen Pra Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum.
Berikut ini merupakan soal-soal dan referensi jawaban dari Asesmen Pra Program Bimtek
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum.
Admin sendiri mencoba menjawab benar sejumlah 28 dari 30 soal yang ada, untuk skor
yang Admin peroleh adalah 93,33.
Sebagai bahan referensi jawaban Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD, silahkan simak di bawah ini.
(d) Konteks
Referensi jawaban di atas hanya sebatas referensi semata, untuk itu silahkan dipelajari
terlebih dahulu agar mendapat hasil yang maksimal. Tekan Finish Quiz untuk melanjutkan,
klik Tandai Telah Selesai agar dapat ke tahap selanjutnya, yaitu: Konsep Asesmen
Nasional.
HomeMedia PembelajaranMateri, Pernyataan dan Referensi Jawaban Konsep Asesmen Nasional untuk
Tingkat SDMEDIA PEMBELAJARAN
Materi, Pernyataan dan Referensi Jawaban
Konsep Asesmen Nasional untuk Tingkat SD
Diyan Shodik Monday, January 04, 2021
Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum SD selanjutnya memasuki tahap
ke 3 (tiga) berdasarkan Rincian Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum untuk Tingkat SD, yaitu Konsep Asesmen Nasional untuk Tingkat SD.
Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi,
numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan
yang mendukung pembelajaran.
Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen
Nasional pun perlu terus disebarluaskan.
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang dilakukan
terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih
berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang berorientasi
pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan
sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi
pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan
penyelenggaraan Asesmen Nasional.
Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input
dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan
dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada
Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan
pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter
sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan
melalui UN saja.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek
siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke
arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk
di dalamnya kemampuan bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara
nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa
digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada
perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.
Berikut ini Kuis Konsep Asesmen Nasional berupa pernyataan. Bapak Ibu Guru peserta
bimtek dapat mengukur sejauh mana pemahaman dalam menguasai materi-materi diatas.
Itu berarti Bapak atau Ibu sudah melaksanakan dan menyelasikan Kuis konsep Asesmen
Nasional sebelumnya.
Pada tahap Refleksi Topik 1: Konsep Asesmen Nasional (AN) ini, Bapak atau Ibu Peserta
diminta untuk memberikan tanggapan berupa tulisan dari beberapa pertanyaan untuk di
isikan pada kolom yang sudah disediakan.
Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi,
numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan
yang mendukung pembelajaran.
Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait perbaikan
mutu pendidikan. Lalu, bagaimana dengan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional?
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis
pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda
paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen
Nasional?
Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah
di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan
pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI
yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional
akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan
tingkat 6 program kesetaraan.
Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak
digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu.
Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah
melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara
untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang
diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah
pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru
dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan
kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan
hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk
pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang
perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh
siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks
beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam
stimulus soal-soal AKM.
Bapak dan Ibu Peserta, Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan
contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm klik tautan untuk
melihat contoh-contoh soal.
Soal dan Referensi Jawaban Kuis Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional
Pada tahap ini peserta diminta untuk memberikan tanggapan berdasarkan soal berupa
pertanyaan Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 2: Teknis Pelaksanaan AN yang terdiri dari
beberapa pertanyaan.
Simak Soal
Menurut Anda, apa informasi penting yang Anda peroleh setelah mempelajari materi pada
topik pelaksanaan Asesmen Nasional? Silakan tulis refleksi Anda pada kolom yang
tersedia.
Referensi Jawaban
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah
di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan
pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI
yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional
akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan
tingkat 6 program kesetaraan.
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian. (a) Siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar
dalam satu soal, (b) Siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu, (c)
Siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang
merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya, (d) Siswa dapat menjawab berupa
bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya, (e)
Siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Peserta Asesmen Nasional atau AN yaitu: Seluruh satuan pendidikan, Tidak semua murid,
dan Pemilihan peserta berupa sampel secara acak. Jenjang pelaksanaan Asesmen
Nasional ini terdiri dari SD/MI dan Paket A/ULA, SMP/MTs dan Paket B/Wustha,
SMA/SMK/MA dan Paket C/Ulya. Pelaksanaan Asesmen Nasional dilaksanakan selama 2
hari.
Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan
pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi
informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan
pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan
berfungsi sebagai ujian kesetaraan.
Jika referensi jawaban dianggap sesuai, silahkan copy dan paste pada kolom Refleksi
Topik 2: Teknis Pelaksanaan AN.
Memasuki tahap selanjutnya dari Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum
SD yaitu Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD.
Adapun materi untuk Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum SD Tahap
Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD terdiri sebagai berikut:
1. Konsep Literasi Membaca
2. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca
3. Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
4. Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
5. Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Tingkat SD
6. Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Tingkat SD
7. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 3: Asesmen Literasi Membaca
8. Refleksi Topik 3: Asesmen Literasi Membaca
Untuk itu simak catatan materi sebelum menuju ke Soal dan Referensi Jawaban Bimtek
Guru Belajar seri AKM SD Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD.
Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi
dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen
Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud
dengan literasi membaca dan menulis.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan
pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang
lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan
menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait
berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan,
kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat
menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi
Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada
siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses
kognitif.
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini
dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat
proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah
menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan
konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks
pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Pada tingkat SD terdapat 3 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran
yang ada pada tingkat SD.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan informasi dengan
cara mengakses dan mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan memahami teks
secara literal, kemudian menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi dengan menilai
format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi.
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level pembelajaran 1 siswa
juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada
kelas 3 dan 4 akan menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan
mengevaluasi menilai format penyajian dalam teks, selain itu siswa juga merefleksi isi
wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks
terhadap pengalaman pribadi. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi.
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperti level pembelajaran 2 siswa
juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada
kelas 5 dan 6 akan menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya. Bapak dan Ibu
juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 3 Literasi
Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Informasi.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen literasi
membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SD.
Berikut ini merupakan contoh-contoh soal kompetensi, simak pada tautan-tautan berikut:
1. Contoh-Contoh Butir Soal Kompetensi Level 1
2. Contoh-Contoh Soal Kompetensi Level 2
3. Contoh-contoh soal kompetensi 3 Level 1
4. Contoh-contoh soal kompetensi 4 Level 1
5. Contoh-contoh soal kompetensi 5 Level 1
6. Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1
7. Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
8. Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
9. Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
10. Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
11. Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
12. Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
13. Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
14. Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
15. Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
16. Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
17. Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
18. Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
19. Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
20. Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
21. Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
22. Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
23. Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
24. Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
25. Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
26. Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
27. Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
28. Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
29. Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
30. Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
31. Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
32. Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
33. Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
34. Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
35. Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
Pertanyaan
Teks bacaan mana yang Anda pilih. Mengapa? Kompetensi literasi apa yang ingin Anda
ukur? Silakan menuliskan 3 butir soal yang telah Anda buat disini.
Referensi Jawaban
Teks bacaan mana yang Anda pilih. Mengapa?
Teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2.
Melalui teks tersebut, dapat mengukur beberapa kompetensi yang dilatihkan.
Kompetensi literasi apa yang ingin Anda ukur?
Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
Silakan menuliskan 3 butir soal yang telah Anda buat disini.
Contoh soal:
(1) Hewan apa yang Sukma dan Trisna tangkap? (2) Bagaimana perasaan Sukma dan
Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru? (3) Apa kegiatan Sukma dan Trisna
sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?
Pada tahap ini peserta diminta untuk menulis hasil dari refleksi atas materi yang
disampakian.
Apa yang Anda pelajari dari pembelajaran mengenai contoh butir soal literasi membaca
pada Asesmen Kompetensi Dasar? Apakah Anda setuju bahwa kompetensi literasi tidak
dapat dikembangkan hanya melalui latihan soal ujian?
Memasuki tahap selanjutnya dari Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum
SD yaitu Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD.
Adapun materi untuk Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum SD Tahap
Asesmen Numerasi Tingkat SD terdiri sebagai berikut:
1. Konsep Numerasi
2. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi
3. Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD
4. Contoh Butir Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD
5. Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD
6. Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD
7. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi
8. Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi
Untuk itu simak catatan materi sebelum menuju ke Soal dan Referensi Jawaban Bimtek
Guru Belajar seri AKM SD Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD.
Konsep Numerasi
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum.
Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen
Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada
siswa.
Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan
saintifik.
Pada jenjang SD/MI terdapat 3 level pembelajaran. Pada level 1 terdapat 3 konten yang
dipelajari yakni, bilangan, geometri dan pengukuran serta aljabar. Sedangkan pada level 2-
3 terdapat 4 konten yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar, dan data dan
ketidak pastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 2, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan
dan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Siswa akan mengenal bangun
geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan
pertidaksamaan bilangan serta relasi dan fungsi bilangan. Bapak dan Ibu juga dapat
melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut. 🔎 Level Pembelajaran 1
Numerasi.
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 4, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan
dan operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat
ataupun desimal. Siswa akan mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu
siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi
bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan mempelajari data dengan
representasinya serta ketidakpastian dan peluang. Bapak dan Ibu juga dapat melihat
penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut. 🔎 Level Pembelajaran 2 Numerasi.
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 6, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan
dan operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat
ataupun desimal. Siswa akan mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu
siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi
bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan mempelajari data dengan
representasinya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui
link berikut. 🔎 Level Pembelajaran 3 Numerasi.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu selaku peserta Bimtek Guru Belajar seri AKM SD Tahap
Asesmen Numerasi Tingkat SD akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi
tingkat SD.
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas diatas, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal
asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan
melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja.
Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui
strategi pembelajaran di kelas.
Soal dan Referensi Jawaban Latihan Membuat Soal Asesmen
Numerasi Tingkat SD
Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan
membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar
dalam pembelajaran di kelas.
1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda
dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah
yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar
2? Jelaskan.
2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda
ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan
bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi
semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan
dasar numerasinya dalam penalaran.
Pertanyaan
Sekarang Bapak dan Ibu dapat menuliskan contoh soal yang telah dibuat pada kuis berikut
ini.
Referensi Jawaban Pertanyaan
Desi ingin mengambil beberapa kartu bilangan yang nilai angka satuannya lebih kecil dari
5. Kartu-kartu apa saja yang dapat diambil oleh Desi?
Copy kemudian paste Referensi Jawaban Pertanyaan seperti contoh pada gambar dibawah
ini.
Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi
Pada tahap ini peserta diwajibkan menjawab kuis Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi
agar dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Copy kemudian paste Referensi Jawaban Pertanyaan seperti contoh pada gambar dibawah
ini jika menurut Anda sudah sesuai sebagaimana pada gambar berikut ini.
Dengan selesainya tahap Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi
pada Bimtek Guru Belajar seri AKM SD Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD, maka
pada tahap ini Bapak dan Ibu selaku peserta sudah berhasil menyelesaikan tahap tersebut.
Bapak dan Ibu selaku peserta akan diarahkan ke tahap selanjutnya yaitu: Tindak Lanjut
Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
HomeMedia PembelajaranMateri, Soal dan Referensi Jawaban Bimtek Guru Belajar seri AKM SD Tahap
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat SD MEDIA PEMBELAJARAN
Materi, Soal dan Referensi Jawaban Bimtek Guru
Belajar seri AKM SD Tahap Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat SD
Diyan Shodik Wednesday, January 06, 2021
Memasuki tahap selanjutnya dari Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum
SD yaitu Tahap Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat
SD.
Tahap Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat SD ini
merupakan tahap ke 7 (tujuh) dari Rincian Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD.
Adapun materi untuk Bimtek Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum SD Tahap
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat SD terdiri sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
2. Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten
3. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
4. Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen
Kompetensi Minimum
5. Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran
6. Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran
7. Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Nasional
8. Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Nasional
9. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM
10. Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM
Untuk itu simak catatan materi sebelum menuju ke Soal dan Referensi Jawaban Bimtek
Guru Belajar seri AKM SD Tahap Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi
Minimum Tingkat SD.
Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
Bapak dan Ibu Guru Bimtek Guru Belajar seri AKM SD selaku peserta, pada tahap ini
peserta bimtek akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen
Kompetensi Minimum dilaksanakan.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan
numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan
kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut
ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran.
Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan
Berbasis Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar
sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan
tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu
pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari
pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu
akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan
terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya.
Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan
yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi
terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan
tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif.
Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik
capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran
IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan
definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan
pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu
pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio,
visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang
utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi,
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi
kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran
berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini: AKM dan
Implikasinya pada Pembelajaran.
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita
setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang
pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran
yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan
antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat
asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan
pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan
pengalaman belajar murid.
Makna Segitiga Belajar
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
Kurikulum:
Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar
dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia
nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.
Pembelajaran:
Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan
kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari
asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang
akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen:
Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait
pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis:
asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen
sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran.
Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh
murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca
laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas
pembelajaran.
Bapak Ibu Guru peserta Bimtek Guru Belajar seri AKM SD Tahap Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat SD dapat mengukur sejauh mana
pemahaman dalam menguasai topik ini.
Berikut terdapat beberapa pernyataan terkait laporan dan rekomendasi hasil Asesmen
Nasional. Pada setiap pernyataan tersebut, silahkan Bapak Ibu menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah.
Soal dan Referensi Jawaban Kuis Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Nasional
Pada tahap ini peserta diwajibkan menjawab kuis Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan
Hasil AKM agar dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Copy kemudian paste Referensi Jawaban Pertanyaan diatas seperti contoh pada gambar
dibawah ini jika menurut Anda sudah sesuai.
Dengan selesainya tahap Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan
Hasil AKM pada Bimtek Guru Belajar seri AKM SD Tahap Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Tingkat SD, maka pada tahap ini Bapak dan Ibu selaku
peserta sudah berhasil menyelesaikan tahap tersebut.
Bapak dan Ibu selaku peserta akan diarahkan ke tahap akhir, yaitu: Asesmen Pasca
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum.
HomeMedia PembelajaranJawaban Soal Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri AKM
Tingkat SDMEDIA PEMBELAJARAN
Jawaban Soal Asesmen Pasca Program Guru
Belajar Seri AKM Tingkat SD
Diyan Shodik Wednesday, January 06, 2021
Berikut Jawaban Soal Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri AKM Tingkat SD yang
terdiri dari 30 pertanyaan.
Simak pertanyaan dan jawaban Soal Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri AKM
Tingkat SD.
[03] Salah satu instrumen Asesmen Nasional adalah survei karakter. Dalam
pelaksanaannya survei karakter memiliki tujuan utama yaitu….
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim di sekolah yang menunjang pembelajaran
siswa
👍Mengukur hasil belajar non kognitif menyangkut sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai
pancasila
Mengukur hasil belajar secara kognitif melalui kompetensi dasar literasi membaca
dan numerasi
Mengukur kemampuan akademik siswa dilihat dari nilai akhir siswa sebagai penentu
kualitas sekolah
[05] Pernyataan yang tepat mengenai ragam butir soal yang digunakan dalam Asesmen
Kompetensi Minimum yaitu….
Jumlah butir soal yang diujikan pada semua setiap jenjang sama yaitu sejumlah 30
soal
Semua siswa pada setiap jenjang pendidikan akan mengerjakan soal dengan tingkat
kesulitan sama
👍Soal asesmen terdiri atas pilihan ganda, menjodohkan, isian singkat, dan uraian
Kompetensi mendasar yang dipelajari setiap siswa berbeda sesuai dengan
peminatannya
[06] Dalam pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), konten dalam literasi
membaca mencakup….
👍Teks informasi dan teks fiksi
Teks prosedur dan teks prosedur kompleks
Teks observasi dan teks deskripsi
Teks wacana dan teks argumentasi
[08] Asesmen Kompetensi Minimum dan Ujian Nasional memiliki beberapa perbedaan
termasuk dalam konteks soal. Dari pernyataan berikut manakah yang menunjukkan ciri-ciri
soal Asesmen Kompetensi Minimum?
Konteks masalah yang diberikan bersifat rutin dan sederhana
👍Soal bersifat relevan dengan dunia nyata dan aplikatif
Soal mengacu pada penyelesaian sesuai konsep yang dipelajari
Dalam soal teks yang disajikan pendek namun kurang mendalam
[09] Manakah dalam pernyataan berikut yang merupakan kelebihan dari Asesmen
Kompetensi Minimum dibandingkan dengan soal Ujian Nasional?
Mutu pendidikan diukur dari penilaian konten yang esensial pada mata pelajaran
tertentu
Penentuan dan pemetaan kemampuan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang
berikutnya
Kemampuan kognitif menjadi hal utama sehingga lebih menekankan pada
penguasaan materi
👍Menekankan pada penguasaan kompetensi, dan penerapannya dalam berbagai
konteks kehidupan
[10] Dari yang sudah dipelajari mengenai Asesmen Kompetensi Minimum maka dapat
disimpulkan bahwa….
Asesmen Kompetensi Minimum akan mempengaruhi penyelenggaraan kegiatan
kelulusan siswa
Dengan Asesmen Kompetensi Minimum sekolah tidak lagi melaksanakan Ujian
Sekolah (US)
👍Hasil Asesmen Kompetensi Minimum untuk mengevaluasi di berbagai aspek
pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum dilakukan juga untuk mengukur penguasaan siswa
terhadap konten
[12] Guru Anwar memberikan soal teks bacaan sederhana pada siswanya dengan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, dan dimana. Kompetensi apakah yang akan
diukur oleh Guru Anwar?
👍Menemukan informasi tersurat
Membandingkan hal-hal utama dalam teks
Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita
[13] Pada soal-soal literasi yang diberikan, Guru Rani memberikan bacaan fiksi mengenai
bayi komodo. Guru Rani membuat pertanyaan “Apa yang membuat bayi komodo takut
ketika melihat bayi komodo lain?” Kompetensi apakah yang akan diukur oleh Guru Rani?
Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks
👍Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita
Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks
[14] Guru Aziz meminta siswa untuk memilih setiap kalimat yang menyatakan latar tempat
dalam bacaan. Kompetensi apakah yang ingin diukur oleh Guru Aziz melalui pertanyaan
tersebut?
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain
Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra
Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks
👍Mengidentifikasi perubahan dalam elemen intrinsik pada teks
[15] Pada asesmen numerasi tingkat SD, hal yang akan diujikan dalam konten geometri
dan pengukuran level pembelajaran 2 yaitu….
Mengenal segi empat, segitiga, segi banyak, dan lingkaran
Mengenal limas kerucut dan bola
👍Mengenal prisma dan tabung
Mengenal balok dan kubus
[16] Menyelesaikan soal mengenai persamaan linear merupakan merupakan salah satu
konten dalam asesmen numerasi yaitu….
Bilangan
Geometri dan pengukuran
👍Aljabar
Data dan ketidakpastian
[18] Analisis soal berikut dan temukan manakah yang termasuk dalam soal Asesmen
Kompetensi Minimum!
Andi memiliki 200 gram gula pasir dan 1,2 kilogram tepung terigu. Saat dicampurkan
maka beratnya menjadi …. kilogram.
👍Perhatikan kemasan minuman sari buah berikut! Jika dituliskan dalam bentuk
pecahan paling sederhana, berapakah kandungan sari buah apel?/
KPK dari 85, 90, dan 125 dalam bentuk faktorisasi utama adalah….
Diketahui sebuah kubus dengan panjang sisi 40 cm. Berapa volume kubus tersebut?
[19] Bagaimana dampak Asesmen Kompetensi Minimum pada siswa SD yang diketahui
tidak ada Ujian Nasional sebelumnya?
Asesmen Kompetensi Minimum memiliki konsekuensi pada siswa SD sehingga akan
menjadi beban tambahan
Asesmen Kompetensi Minimum akan menjadi seleksi siswa SD untuk memasuki
jenjang SMP
Asesmen Kompetensi Minimum lebih baik karena menjadi tolak ukur untuk menilai
pencapaian siswa
👍Asesmen Kompetensi Minimum tidak menjadi beban karena tidak menilai
pencapaian siswa, melainkan berfokus pada proses
[20] Pada tingkat SD asesmen literasi maupun numerasi terdapat 3 level pembelajaran,
manakah yang menunjukkan penjelasan yang tepat mengenai setiap level tersebut?
Pada level pembelajaran 3, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan. Mengenal bangun geometri dan pengukurannya.
Mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan serta relasi dan fungsi bilangan.
Pada level pembelajaran 2, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal.
Mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Persamaan dan pertidaksamaan bilangan,
relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Mempelajari data dengan
representasinya.
Pada level pembelajaran 1, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal.
Mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Mempelajari persamaan dan
pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Mempelajari
data dengan representasinya serta ketidakpastian dan peluang.
👍Pada level pembelajaran 3, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal.
Mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Persamaan dan pertidaksamaan bilangan,
relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Mempelajari data dengan
representasinya.
[22] Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai pembelajaran berbasis konten dan
pembelajaran berbasis kompetensi:
1. Menunjukkan kinerja dengan menerapkan konsep
2. Pembelajaran terkait dengan konteks kehidupan nyata siswa
3. Belajar untuk cakupan materi yang harus dikuasai
4. Berorientasi pada konteks dan penguasaan kompetensi
5. Berorientasi pada nilai akhir
6. Menjawab serangkaian pertanyaan topik berdasarkan teks
Manakah pernyataan yang menunjukkan pembelajaran berbasis konten?
1), 3), 5)
2), 4), 5)
👍3), 5), 6)
1), 4), 6)
[23] Dari hasil AKM ditemukan bahwa siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki dalam konteks yang lebih beragam maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam
kelompok….
Perlu intervensi khusus
Dasar
👍Cakap
Mahir
[24] Guru Cleo memberikan soal teks dan ditemukan siswa mampu mengintegrasikan
beberapa informasi teks pada bacaan yang berbeda maka siswa tersebut dapat
dikategorikan dalam kelompok….
Perlu intervensi khusus
Dasar
Cakap
👍Mahir
[25] Bagaimana keterkaitan antara Asesmen Kompetensi Minimum dengan standar
kurikulum secara keseluruhan?
Asesmen Kompetensi Minimum terikat secara erat dengan konten kurikulum
Asesmen Kompetensi Minimum mengukur penguasaan siswa atas konten kurikulum
secara keseluruhan
👍Asesmen Kompetensi Minimum memperhatikan apa yang seharusnya diajarkan
oleh guru pada tiap kelas
Asesmen Kompetensi Minimum terlepas dari keseluruhan kurikulum sekolah
[26] Soal dalam asesmen literasi menggunakan proses kognitif yang lebih baik
dibandingkan Ujian Nasional karena terdapat proses baru yaitu….
Mencari, mengakses, serta menemukan informasi dari bacaan
Memahami informasi tersirat maupun tersurat dari bacaan
Memadukan interpretasi (pemahaman) pada bagian teks untuk menghasilkan
kesimpulan
👍Mengevaluasi dan merefleksikan isi teks dengan hal lain diluar teks maupun
pengalamannya
[27] Bagaimana hasil Asesmen Kompetensi Minimum (literasi dan numerasi) dapat
digunakan untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas terhadap
pembelajaran lain?
👍Menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi siswa
Melakukan penilaian mandiri untuk mata pelajaran lain
Menyusun pembelajaran sesuai konten materi pada asesmen
Menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kompetensi terendah siswa
[28] Dalam asesmen numerasi siswa dituntut untuk bernalar menggunakan konsep
matematika dan memberikan solusi yang lebih aplikatif sehingga soal yang diberikan akan
mendorong siswa untuk….
Menyelesaikan soal sesuai konsep matematika
👍Mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Memahami data dalam bentuk tabel maupun grafik
Memahami fakta, prosedur, serta alat matematika
[29] Apa tindak lanjut yang dapat diambil oleh sekolah terkait hasil AKM?
Memetakan pencapaian siswa dalam AKM yang dapat digunakan untuk seleksi
masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi
Menyusun dan melaksanakan program pengayaan untuk mendorong prestasi
belajar siswa lebih baik lagi
Mendorong siswa untuk mendapatkan skor tinggi dan mengesampingkan pelajaran
yang tidak relevan dengan AKM
👍Merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru dapat membangun
kompetensi serta karakter siswa