Anda di halaman 1dari 10

Bimtek AKM SMP Tahap 3 Konsep Asesmen

Nasional | Simak Soal dan Referensi Jawaban


Diyan Shodik Monday, January 11, 2021

Bimtek AKM SMP Tahap 3 Konsep Asesmen Nasional merupakan bimtek lanjutan
Asesmen Kompetensi Minimum dari Tahap 2 yaitu Pengantar Program Bimtek Guru
Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Jenjang SMP.

Pada Bimtek AKM SMP Tahap 3 Konsep Asesmen Nasional ini meliputi 7 (tujuh) sub
kegiatan yang wajib dipelajari secara berurutan, mulai dari:
1. Pengantar Konsep Asesmen Nasional
2. Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
3. Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
4. Evaluasi Ujian Nasional
5. Kuis Konsep Asesmen Nasional
6. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 1: Konsep Asesmen Nasional
7. Refleksi Topik 1: Konsep Asesmen Nasional
Tiap sub kegiatan diatas akan Admin arsipkan sebagaimana berikut.

Pengantar Konsep Asesmen Nasional


Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi,
numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan
pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen


Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar
literasi membaca dan numerasi siswa.
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang
mencerminkan karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan
proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan
terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah
mulai gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen
Nasional.

Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen
Nasional pun perlu terus disebarluaskan.

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional
dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-
mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan
mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem
pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di
satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar
kelompok berdasarkan atribut tertentu).
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi
tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial
sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini
diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan
sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat,
bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil
Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara
nasional. Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah
maupun daerah. Berikut infografis yang menjelaskan manfaat asesmen nasional.
Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen Nasional
memberi kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas
pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari
penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk
literasi membaca dan numerasi. Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah
praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.

Bagaimana contohnya? Misalnya, guru ingin mengembangkan keterampilan literasi


pada siswa. Dalam hal ini, guru perlu memotivasi siswa untuk membaca tidak hanya dari
buku teks, tetapi bisa dari berbagai sumber. Guru juga perlu mengajak siswa berdiskusi
dan mengevaluasi informasi yang dibaca, tidak sekedar meringkas dan mengulang
kembali. Bagaimana dengan keterampilan numerasi? Pada keterampilan numerasi, guru
perlu memastikan siswa memiliki intuisi angka (number sense) dan pemahaman
aritmatika dasar sejak dini. Guru juga perlu memandu siswa memecahkan masalah
terkait numerasi yang terjadi dalam konteks kehidupannya. Hal ini disebabkan masalah
yang menuntut diskusi dan penalaran tidak dapat dipecahkan hanya dengan menghafal
rumus semata.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian


Nasional
Beberapa pertanyaan yang seringkali muncul terkait penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional merupakan
pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru
dan sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal
penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu. Berikut
terdapat informasi mengenai perbandingan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional.

Berikut penjelasan setiap poin pembeda dari perbandingan antara AN dan UN:
1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama.
Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen
Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia,
sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar
siswa secara individu.
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah
pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta
program kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah
pertama dan atas saja.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan
sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu
pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah
melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan
hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar
siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode
survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari
setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan
metode sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar
pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional
adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau
minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di
masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret
hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang
memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam
pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan
untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis
komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage
Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes
adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya. .
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai
tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari
sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar
penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan
pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.
Evaluasi Ujian Nasional
Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang dilakukan
terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi
lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang
berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu
pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini
juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan
menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional.
 Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga
input dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum
sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana
tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam
menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta
menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila
belum lengkap dilakukan melalui UN saja.
 Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada
subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih
kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan
kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan bernalar.
 Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara
nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak
bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa.

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional
adalah pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta
implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru,
orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal
persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan link berikut ini Tanya Jawab Ujian
Nasional.

Kuis Konsep Asesmen Nasional


Pada sub kegiatan ini, Bapak Ibu Guru jenjang SMP dapat mengukur sejauh mana
pemahaman dalam menguasai materi yang telah disampaikan.
Bapak Ibu Guru peserta Bimtek AKM jenjang SMP diminta untuk membuat pernyataan
mengenai konsep Asesmen Nasional. Melalui setiap pernyataan tersebut, silahkan Anda
cek kesesuaiannya dengan memilih benar atau salah.

Soal dan Referensi Jawaban Pernyataan Kuis Konsep


Asesmen Nasional
[01] Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi pada kelulusan siswa.
 👍Benar
 Salah
[02] Asesmen Nasional dapat dikatakan sebagai pengganti Ujian Nasional karena
keduanya merupakan asesmen berskala nasional yang dibutuhkan siswa untuk
menentukan kelulusan.
 Benar
 👍Salah
[03] Asesmen Nasional menekankan pada penguasaan kompetensi siswa, sedangkan
Ujian Nasional menekankan pada penguasaan konten pembelajaran siswa.
 👍Benar
 Salah
[04] Asesmen Nasional lebih menekankan aspek kognitif yang dilihat melalui asesmen
kompetensi mendasar literasi membaca dan numerasi.
 Benar
 👍Salah
[05] Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode sensus
sedangkan Ujian Nasional menggunakan metode survei.
 Benar
 👍Salah
[06] Sekolah A mempersiapkan siswanya untuk siap mengikuti Asesmen Nasional
dengan melakukan perubahan strategi pembelajaran literasi membaca dan numerasi,
sehingga mampu melakukan penalaran terkait berbagai mata pelajaran.
 👍Benar
 Salah
[07] Siswa Pak Budi beranggapan bahwa dengan dihapuskannya UN maka siswanya
tidak akan semangat belajar karena kurangnya motivasi untuk mencapai nilai tertinggi.
 Benar
 👍Salah
[08] Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan bukan
mengevaluasi hasil belajar siswa.
 👍Benar
 Salah
[09] Melihat dari tujuan, manfaat, dan teknis pelaksanaannya, Asesmen Nasional tidak
sama dengan Ujian Nasional, sehingga tidak tepat untuk menyebutnya sebagai
pengganti UN.
 👍Benar
 Salah
[10] Asesmen Nasional bertujuan untuk mengukur kompetensi mendasar yang
diperlukan siswa dalam menghadapi persoalan di kehidupan.
 👍Benar
 Salah

Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 1: Konsep


Asesmen Nasional
Pada tahap Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 1: Konsep Asesmen Nasional ini,
Bapak Ibu Guru peserta Bimtek AKM jenjang SMP diminta untuk merefleksikan materi
yang telah dipelajari.

Adapun refleksi dari akhir kegiatan Tahap 3 Konsep Asesmen Nasional yaitu dengan
menanggapi pertanyaan.

Hasil jawaban dari pertanyaan tersebut dimasukkan dalam kolom.

Soal dan Referensi Jawaban Refleksi Topik 1: Konsep


Asesmen Nasional
 Soal atau Pertanyaan
Menurut Anda, apa informasi penting yang Anda peroleh setelah mempelajari materi
pada topik konsep Asesmen Nasional?
 Referensi Jawaban
Dengan adanya perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional
merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen
Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas
belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah mengisikan hasil refleksi, tekan Finish Quiz kemudian Klik Untuk
Melanjutkan ke tahap berikutnya.
Klik Tandai telah selesai untuk menuju ke tahap materi berikutnya, yaitu: Teknis
Pelaksanaan Asemen Nasional.

Anda mungkin juga menyukai