Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan
teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional?
Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar?
Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam
Asesmen Nasional?
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Mengenal Asesmen
Kompetensi Minimum Literasi
Membaca
Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi
mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur
AKM, yaitu literasi membaca dan numerasi.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh
mengenai Asesmen Literasi Membaca yang berlaku untuk
Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa.
Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya
mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten,
berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif.
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang
digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu
teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk
dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca,
level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan
integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks
menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu
personal, sosial budaya, dan saintifik.
Mengenal Asesmen
Kompetensi Minimum
Numerasi
Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir
Soal Asesmen Literasi pada Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak
dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen
Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum
yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen
literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten
tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada
beberapa tingkat proses kognitif.
Mengidentifikasi 4 Kategori
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda
telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis
pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-
contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda
akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen
Kompetensi Minimum dilaksanakan.
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum
adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya,
Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi
mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi
membaca dan numerasi.
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata
pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan
berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian
“Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang
dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang
diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi
selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada
Pembelajaran
Menjelaskan Perbedaan
Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dengan Berbasis
Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan
kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan
perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen
Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan
mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi
demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis
konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Merekomendasikan Strategi
Pembelajaran Berdasarkan
Hasil Laporan Asesmen
Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru
dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat
memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah
disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur
secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun
pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi
Minimum.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak
dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana
literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.
Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:
1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi
dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik
di http://bit.ly/skgurubelajar021
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari
proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah
segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan
pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen,
kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru
dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek
yang menentukan pengalaman belajar murid.