Anda di halaman 1dari 91

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen

Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai
Asesmen Nasional? 

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan
pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan
karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang
mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan
Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi


membaca dan numerasi siswa. 
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang
mencerminkan karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses
belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan
terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai
gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk
menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional
pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman


lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Konsep Asesmen
Nasional  Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
IN PROGRESS

Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang
untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang
pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 

1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan


mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan
(misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara
sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut
tertentu). 
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi
tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa. 
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah
sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat
mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada
perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat,
bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil
Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional.
Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun
daerah. Berikut infografis yang menjelaskan manfaat asesmen nasional.
Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen Nasional memberi
kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas
pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari
penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk
literasi membaca dan numerasi. Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah
praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. 

Bagaimana contohnya? Misalnya, guru ingin mengembangkan keterampilan literasi pada


siswa. Dalam hal ini, guru perlu memotivasi siswa untuk membaca tidak hanya dari buku
teks, tetapi bisa dari berbagai sumber. Guru juga perlu mengajak siswa berdiskusi dan
mengevaluasi informasi yang dibaca, tidak sekedar meringkas dan mengulang kembali.
Bagaimana dengan keterampilan numerasi? Pada keterampilan numerasi, guru perlu
memastikan siswa memiliki intuisi angka (number sense) dan pemahaman aritmatika dasar
sejak dini. Guru juga perlu memandu siswa memecahkan masalah terkait numerasi yang
terjadi dalam konteks kehidupannya. Hal ini disebabkan masalah yang menuntut diskusi dan
penalaran tidak dapat dipecahkan hanya dengan menghafal rumus semata.
Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman
lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Evaluasi Ujian Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Konsep Asesmen
Nasional  Evaluasi Ujian Nasional
IN PROGRESS

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan
Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga
berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung
selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu
dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan
sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin
evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian
Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input
dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan
dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada
Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan
pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter
sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan
melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek
siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah
pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di
dalamnya kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara
nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa
digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. 
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada
perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman
lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Membandingkan Asesmen Nasional


dengan Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Konsep Asesmen
Nasional  Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
IN PROGRESS

Beberapa pertanyaan yang seringkali muncul terkait penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional merupakan
pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan
sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal
penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu. Berikut terdapat
informasi mengenai perbandingan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti
yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan
untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional
bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah
pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program
kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas
saja.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan
sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8,
11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan
mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk
mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode
survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah.
Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana
semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan
ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah
literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan
individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional
berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu.
Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting
dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan
untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer.
AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing  (MSAT).
MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat
melakukan tes sesuai level kompetensinya. .
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai
tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari
sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian
nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian
Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.  

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman


lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Kriteria Peserta Pelaksanaan Asesmen


Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Teknis Pelaksanaan
Asemen Nasional  Kriteria Peserta Pelaksanaan Asesmen Nasional
IN PROGRESS

Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN, sekarang mari
mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis
penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak
infografis ini. 
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah
di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih
secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti
oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6
program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak
digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu.
Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah
melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara
untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang
diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah
pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran.


Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta
Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di
sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari
proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami
proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi
pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru
dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan
kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan
hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk
pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Teknis Pelaksanaan
Asemen Nasional  Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
IN PROGRESS

Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan


Asesmen Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus, bagaimana
butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang
mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan asesmen kompetensi
numerasi.

Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam
satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke
titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas
VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca
dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang
perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh
siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks
beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam
stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan


kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran
Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada
laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Konsep Literasi Membaca


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMP  Konsep Literasi Membaca
IN PROGRESS

Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi
dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen
Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud
dengan literasi membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi,
dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan
potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih
dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis,
perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait
berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan,
kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat
menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali
bagaimana Asesmen Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum


Literasi Membaca
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMP  Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca
IN PROGRESS

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang


diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur
AKM, yaitu literasi membaca dan numerasi. 

Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi
Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada
siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat
proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini
dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses
kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan
informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks
menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada
AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca
silakan cek infografis berikut
Menganalisis Tahap Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMP
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMP  Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP
IN PROGRESS

Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen tingkat SMP. 

Pada jenjang SMP/MTS terdapat 2 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level
pembelajaran yang ada pada tingkat SMP. 
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 7 dan 8, siswa akan menemukan informasi dengan
cara mengakses dan mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan memahami teks
secara literal, kemudian menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi dengan menilai
format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 9 dan 10, sama seperti level pembelajaran 1 siswa
juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas
9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa
akan memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi
baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan
merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan
isi teks terhadap pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang
lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi

Contoh Butir Asesmen Literasi Tingkat


Membaca SMP
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMP  Contoh Butir Asesmen Literasi Tingkat Membaca SMP
IN PROGRESS

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi
membaca pada tingkat SMP, sekarang pada topik ini Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-
contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMP.

Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 7 dan 8

Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini? 

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada


teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Di bawah ini adalah hal-hal yang menjadi topik pembicaraan antara tokoh Aku dan Ayah,
kecuali ….

A kekurangan air di musim kemarau 

B alat untuk mengolah air 

C pengadaan biaya untuk pemasangan pandora


D penanaman belimbing wuluh 
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan

Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat


be

Penguasaan Kompetensi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum  Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
IN PROGRESS

Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai
konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta
memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda
akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi
Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan
hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk
memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi
literasi membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi
siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada
setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:

Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini:
AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

rikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1


Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Di mana sajakah latar tempat terjadinya peristiwa di dalam drama tersebut?

Suatu tempat.

Jalan.

Bengkel motor

Rumah tante

Rumah DIna
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita,
kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Untuk apa perempuan-perempuan itu membawa bakul ke kereta?

Untuk membawa barang dagangan ke kota


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

4. Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung


(grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Dari wacana di atas, bisa disimpulkan bahwa perbincangan antara tokoh Aku dan Ayah
terjadi pada musim apa?

Musim kemarau.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam
teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Bandingkan sikap tokoh Aku dan Ayah terhadap situasi yang ada pada cerita tersebut! 

Sikap Tokoh Aku Ayah Tokoh Ak

Peduli terhadap lingkungan di tempat tinggal mereka 

Memiliki ide untuk mengatasi masalah yang dihadapi 

Mengajak orang-orang di sekitar untuk melakukan gerakan perbaikan 

Kecewa karena para tetangga enggan diajak menanam pohon

Optimistis bahwa Pandora akan menjadi solusi kurangnya air di musim kemarau 
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
Anda juga dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas
7 dan 8.

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada


teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Katherine Johnson mampu bersekolah di West Virginia State College saat pendidikan bagi
orang Afrika-Amerika dibatasi di Virginia Barat. Hal tersebut disebabkan oleh ….

A kemampuan yang luar biasa 

B kesehatan yang tidak memadai


C orang tua yang pindah kerja

D rasisme yang berkembang


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Beri klik pada kolom (S) jika pernyataan salah dan (B) jika pernyataan benar.
Menurut teks tersebut, Katherine Johnson layak disebut sebagai ….

Pernyataan S B

Pencipta komputer

Pejuang gender

Antariksawan

Pejuang perang

Tokoh kulit hitam


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
3. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Kondisi sosial budaya yang digambarkan dalam teks tersebut memberikan gambaran
tentang …

A Kemampuan Katherine Johnson untuk mendobrak batasan atas perlakuan ras yang tidak adil.

B Kerumitan hidup Katherine Johnson membuatnya lebih kuat mentalnya.

C Pengalaman Katherine Johnson dalam kehidupan pribadinya yang banyak.

D Penggambaran kemampuan Katherine Johnson dalam perkembangan NASA.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

4. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks


informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Jika teripang yang tampaknya tidak mencolok memiliki potensi untuk membuat dampak
sebesar ini, coba pikirkan hal apa lagi yang ada di bawah lautan Indonesia yang juga
memiliki dampak untuk Indonesia dan masyarakatnya.’ 

Dari kalimat tersebut, kita bisa memahami bahwa …. (Pilihan jawaban bisa lebih dari satu.)
Teripang adalah hewan laut yang tampaknya tidak mencolok.

Lautan indonesia memiliki dampak untuk Indonesia dan masyarakatnya. 

Teripang memiliki potensi untuk menghasilkan dampak yang besar.

Lautan Indonesia memiliki potensi besar yang bisa digali.

Teripang berpotensi untuk memberi dampak pada lautan Indonesia.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda)


dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Perhatikan fakta berikut!


“Sekitar 20,1 juta anak di bawah usia 2 tahun di Indonesia, mengalami stunting.”

Pernyataan yang sesuai dengan kutipan teks tersebut adalah ….


A Stunting terjadi pada anak-anak bukan orang dewasa.

B Perlunya pencegahan stunting dimulai sejak dini.

C Terjadinya stunting di usia dini akan memiliki IQ rendah.

D Anak stunting ketika dewasa mudah menjadi kegemukan.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

6. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks
yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

Teks tentang Katherine Johnson tersebut dapat menggambarkan kehebatannya sebagai


seorang perempuan yang luar biasa.

Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut?


Berikan alasan atas pilihanmu …
Musim kemarau.jawaban bisa bervariasi, tetapi diharapkan jawaban mayoritas adalah setuju karena Katherine Johnso
perempuan pekerja keras yang menjadi pahlawan dalam bidang antariksa.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

7. Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Alasan Amalia memilih menggunakan ziolit, pasir aktif, dan filter akuarium adalah ….

A bahan mudah dicari

B bahan lumayan murah


C mudah dibuat

D efektif hasilnya
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

8. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel
dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.

Bisa pilih jawaban lebih dari satu!

Pendapat yang tepat mengenai kualitas data informasi yang tersaji di dalam infografis
tersebut adalah ….
Informasi sahih dari sumber yang mampu dipertanggungjawabkan.

Relevansi informasi dipertanyakan sebagai sumber di tahun 2020.

Penjelasan dari BKKBN tentang stunting bermanfaat bagi masyarakat.

Cara mencegah stunting sangat lengkap dalam infografik tersebut.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

9. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap
pengetahuan yang dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Perhatikan pernyataan berikut!

Pada masa pandemi Covid 19 ini banyak karyawan yang mengalami pemotongan gaji tiap
bulan bahkan dikeluarkan dari tempat kerja (kantor). Andai salah satu dari saudara kalian
mengalami kejadian di PHK dari kantor dan memilih untuk membuat makanan ringan untuk
dipasarkan. Pendapatan hasil pemasaran tidak sebaik saat saudara kalian bekerja di kantor.

Penilaian informasi yang tepat untuk pembaca yang akan membantu orang lain dari rumah
adalah ….

No Pernyataan Bena

Pembaca mendapatkan memilih cara menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan sehingga informasi
1 tersebut bermanfaat.

2 Pembaca kurang mendapatkan informasi tentang bagaimana cara menyalurkan bantuan lewat aplikasi.

Informasi tersebut bermanfaat bagi yang belum pernah membantu dan dapat menggugah hati
3 pembaca untuk mau membantu sesama.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 9 dan 10.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada


teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

A Sinar lilin itu tidak banyak

B Lilin itu membawa harapan

C Kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara


D Langkah lilin itu laksana embusan angin

E Lilin itu dapat menerangi dalam kegelapan


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi
pembacanya. Pengalaman indrawi ini disebut dengan imaji. Tentukan imaji yang
ditimbulkan melalui baris-baris puisi berikut ini!

Kalimat Penglihatan Perasaan Pend

Menepis lara, mendamaikan hati dan menyejukkan cinta

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu

Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

3. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur


cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Mengapa Ratu Aji Bidara Putih menolak pinangan sang Pangeran?

karena Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang Ratu.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita,
kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih
yang sesuai dengan teks? 

Karakter Sesuai Tidak Sesuai

Sombong

Penuh perhitungan

Tidak mudah percaya

Selalu ingin menang sendiri

Semena-mena terhadap bawahan


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

5. Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung


(grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Kesimpulan apakah yang dapat kalian ambil dari puisi tersebut?

tokoh aku dalam puisi tersebut merindukan kehadiran seseorang


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

6. Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada teks sastra sesuai
jenjangnya.

Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?

Ramin tidak bergerak sama sekali


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

7. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel
dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.

Menurut pendapatmu, apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan
alasanmu!

Sesuai, karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu rombongan naik ke atas perahu
tergambar di dalam ilustrasi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

8. Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta autentisitas penggambaran
masyarakat pada teks sastra sesuai jenjangnya.

Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis
untuk melengkapi cerita tersebut?

A Pengenalan situasi cerita


B Penyelesaian konflik

C Peningkatan masalah

D Munculnya konflik

E Puncak konflik
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
9. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai
jenjangnya.

Setelah membaca puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya
karena baru saja ia kehilangan kucing kesayangannya.

Setujukah kamu dengan pendapat Emir tersebut? Jelaskan jawabanmu.

Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi tersebut sesuai dengan kondisi Emir.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 2
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 9 dan 10.

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada


teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan
mendapatkan beberapa informasi.

Berdasarkan informasi yang terdapat pada infografis tersebut, klik pada


kolom benar atau salah untuk tiap pernyataan berikut!   

Pernyataan Be
Pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian subsidi pajak.

Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu meningkat.

Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph UMKM orang pribadi.

Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang
relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Mengapa UMKM perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
yang sesuai? Jelaskan alasanmu! 

Jawaban yang mungkin: karena pengusaha UMKM perlu mengembangkan kreativitas dan berinovasi sehingga bisnis
bertahan dan berkembang.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Setelah mencermati infografik dan teks tersebut, kalian mendapatkan pemahaman bahwa
UMKM perlu dilindungi dan didukung oleh pemerintah dengan alasan berikut. 

 Berikan tanda ceklis ( √ ) pada alasan yang sesuai dengan pemahamanmu!

UMKM dapat menyerap tenaga kerja sangat banyak.

Untuk merintis UMKM diperlukan modal yang besar.

Bisnis UMKM mendominasi perekonomian di Indonesia. 

Pelaku UMKM harus memiliki keterampilan profesional.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Berdasarkan infografik tersebut, kalian dapat melihat bahwa penerimaan pajak penghasilan
(Pph) UMKM naik dalam lima tahun (2014–2017), tetapi pemerintah menurunkan Pph
UMKM. Berikan dua alasan mengapa pemerintah menurunkan Pph UMKM!

Pertama, agar UMKM terus tumbuh. Kedua, agar pelaku UMKM tidak merasa terbebani pajak.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda)


dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Kamu ingin membuang sampah di rumah dengan memisahkan sampah menjadi dua
kelompok: kelompok sampah B3 dan kelompok sampah yang tidak mengandung B3.
Kelompokkanlah sampah berikut sesuai dengan jenis limbahnya!
Sampah Mengandung B3 Tidak Mengandung B3

A. Daun pembungkus lontong

B. Sabun pembersih lantai

C. Obat nyamuk

D. Potongan sayuran

E. Kardus mie goreng

F. Detergen
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
6. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks
yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

Apakah dapat dikatakan bahwa subsidi listrik dari tahun 2011 hingga 2018 mengutamakan
rumah tangga yang berasal dari kelas menengah ke bawah?

Tidak karena persentase golongan penerima subsidi yang ditampilkan pada grafik hanya menunjukkan persentase pa
2018, bukan keseluruhan periode 2011-2018.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

7. Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Berdasarkan teks, terdapat pernyataan bahwa UMKM di bidang kuliner adalah salah satu
jenis usaha yang menguntungkan dan selalu laris. Apakah pernyataan itu dapat dikatakan
akurat? Jelaskan pendapatmu!
Tidak akurat karena usaha kuliner bisa saja tidak laris jika tidak dikemas dengan kreatif dan inovatif. Jika terlalu ban
yang berbisnis kuliner, persaingan makin ketat sehingga perlu cara lain untuk membuat makanan tersebut laris. Selai
terdapat bisnis lain yang juga berpotensi laris, yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan mendasar, seperti pakaian
peralatan rumah tangga.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1
Perhatikan grafik berikut!

Dari grafik tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

8. Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh,
dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Misalnya, pada tahun 2019, subsidi pengguna listrik mengalami kenaikan dan sebagian
besar dialokasikan untuk pengguna 450 VA dibandingkan dengan pengguna 900 VA. 

Apakah hal itu menjadi indikator bahwa penduduk kelas menengah ke bawah di Indonesia
mengalami kenaikan? Jelaskan alasanmu.

Benar, karena pengguna listrik 450 VA sebagian besar adalah kelas menengah ke bawah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa
saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk level ini?

9. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai
jenjangnya.

Pulang sekolah adik kehujanan di jalan. Sesampainya di rumah, adik mandi tapi tidak
keramas. Malam harinya kepala adik pusing dan badannya demam. Menurut pendapatmu,
apakah pusing yang diderita adik berpotensi penyebab stroke? Sertakan alasanmu!

Tidak berpotensi penyebab stroke karena penyebab adik pusing itu kehujanan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran


Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum  Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten
IN PROGRESS

Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar
sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan
tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu
pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari
pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya
mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan
keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan


pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses
pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya
pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas
sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya.
Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu
sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan
keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin
dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa
dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan
latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait
lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah,
kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan
numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi
siswa. 
Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi
untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum  Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
IN PROGRESS

Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu
akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil.
Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi
lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih
tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap
situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan
tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan 
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 




Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil


Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum  Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan
Asesmen Kompetensi Minimum

IN PROGRESS

Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif.
Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik
capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada
materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan
pendampingan khusus. 
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping
dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi,
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi
lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa
menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini:

AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis


Kompetensi Pada Mata Pelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum  Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pada Mata Pelajaran
IN PROGRESS

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah
satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan
hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang
lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga
memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.








Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:


1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik
di http://bit.ly/skgurubelajar021
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan


Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 3  Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum  Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran
IN PROGRESS

Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi
mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan
utama bukan lah menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran
yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan
antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat
asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan
pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan
pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan


cara belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada
tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik
pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas
berdasarkan kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai
sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi
dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang
akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang
terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen
diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif:
asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian
pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan
kompetensi oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca
laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas
pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai