Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah kurang
memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah
minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah
kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk
keterampilan sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan
Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah.
Bagaimana pendapat Anda?
Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong peningkatan kualitas
pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021
mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan
berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan
lembaga terkait.
Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan. Nantinya, hasil
Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun
memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.
Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah disampaikan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video yang
disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Silakan cermati
dengan seksama dan mencatat poin penting yang Anda peroleh.
Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan?
Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti yang selama ini terjadi?
Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan
lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa
menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-
21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi
informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional.
Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang
harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa,
sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional.
Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan
kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan.
Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian karakter
bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian
kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan berikut
ini Profil Pelajar Pancasila
Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada
pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan
keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa tidak hanya
menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep
yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan
hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui
Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila?
Simak penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini.
Informasi yang saya peroleh adalah :
1. Ujian Nasional (UN) tidak lagi dilakukan karena tidak bisa menggambarkan kualitas mutu pendidikan di
Indonesia, karena gambaran mutu pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir saja.
2. Asesmen Nasional (AN) merupakan bentuk reformasi asesmen yang dibuat guna mengetahui
ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa secara umum. Selain gambaran hasil belajar
kognitif siswa, melalui Asesmen Nasional diharapkan juga didapatkan gambaran hasil belajar sosial
emosional, termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi
tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan, dan pada akhirnya diharapkan bisa
memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.
3. Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, pertama AKM yang terdiri dari Literasi dan Numerasi, kedua
survei karakter dan yang ketiga adalah survei lingkungan belajar.
4. Tuntutan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila mengharuskan sebuah upaya untuk
meningkatan mutu sistem pendidikan di Indonesia
1. Secara teknis asesmen nasional harus bisa tersosialisasikan secara optimal kepada seluruh warga
sekolah dan stake holder.
2. dari asesmen nasional bisa memperbaiki proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang membuat
peserta didik lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan
di berbagai konteks kehidupan serta mempunyai profil pelajar Pancasila.
PengantarN PROGRESS
Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah siap untuk
sama-sama belajar.
Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional. Melalui
penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional?
Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan
hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-
mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut
diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan
Survei Lingkungan Belajar.
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca
dan numerasi siswa.
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan
karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-
mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep
dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan
Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang
utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda
sependapat?
Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk
memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk
menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari
waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di
satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama
sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang
efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah
dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan sekedar
nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional
dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen Nasional tidak akan
digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa yang
sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang
inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan
bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini
disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang
mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang mengukur proses
pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan
siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang
perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan
manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di
kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-
soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting
mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:
1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem
pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil
belajar siswa secara individu.
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan
pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan.
Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi lebih mengarah pada Ujian Sekolah
Berstandar Nasional.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian
Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan
untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran
setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil
belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding
terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di
seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan
uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi
membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat
hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang
memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang
memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal
ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata
pelajaran.
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN
menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT
ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes
sesuai level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas
pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai
kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah
Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?
Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya, cakupan
Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional lebih
memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara
kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.
Menurut Anda, apa informasi penting yang Anda peroleh setelah mempelajari materi pada
topik konsep Asesmen Nasional? Silakan tulis refleksi Anda pada kolom yang tersedia.
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen
Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling
mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?
Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk
menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu
siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem.
Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang
diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas
yang menjadi target dari Asesmen Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang
kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan
perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga
digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas
V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah
berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala
sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan
memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan.
Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian
kesetaraan.
Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis pelaksanaan Asesmen
Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang
akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM
merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu
literasi membaca dan asesmen kompetensi numerasi.
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian.
1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca
dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI
akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir
soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang
perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa
akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam
materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-
soal AKM.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri,
mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis
untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan
sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar
mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam
lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk
dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
Pada tingkat SD terdapat 3 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada pada
tingkat SD.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan informasi dengan cara mengakses
dan mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan memahami teks secara literal, kemudian menyusun
inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan
mengevaluasi dan merefleksi dengan menilai format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat
melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks
Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga akan belajar
sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 3 dan 4 akan menggunakan
konten yang sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan mengevaluasi menilai format penyajian dalam teks,
selain itu siswa juga merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan
mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 2 Literasi
Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperti level pembelajaran 2 siswa juga akan belajar
sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 5 dan 6 akan menggunakan
konten yang sesuai dengan jenjangnya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap
melalui link Level Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 3 Literasi Membaca
Teks Informasi
Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi membaca pada tingkat SD. Pada topik ini, Bapak
dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SD.
Berikut ini merupakan salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2:
Melalui teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi yang dilatihkan. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan
teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soalnya:
A Kupu-kupu
B Capung
C Belalang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Contoh soalnya:
Sukma dan Trisna mendapat tugas sains dari Ibu Guru untuk mengamati serangga.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Bagaimana perasaan Sukma dan Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru?
Ketik jawabanmu!
Gembira
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Contoh soalnya:
Klik pada pilihan jawaban yang tepat!
Apa kegiatan Sukma dan Trisna sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Perhatikan Gambar!
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Pada gambar nomor berapa Sukma dan Trisna berhasil menangkap capung?
A Gambar nomor 1.
B Gambar nomor 2.
C Gambar nomor 3.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Contoh-contoh soal kompetensi 5 Level 1
Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk kelas 1 dan 2.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Mela mempunyai teman baru di kelasnya
Namanya Arini
Mela ingin mengajak Arini bermain sepeda di taman kota
Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota
Kemudian, Mela membuat sebuah denah untuk Arini
Klik pada satu pilihan jawaban!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Menurut kamu, mana judul yang paling cocok untuk tulisan itu?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Ini adalah salah satu contoh akibat mencairnya es di Kutub Selatan terhadap kehidupan beruang kutub.
Penangkapan ikan
Polusi udara
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
B Tidak tepat. Kita tidak boleh memberi makan hewan di kebun binatang.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 3 dan 4.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 2 kelas 3 dan 4.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Siapa itu pasukan biru?
Pasukan biru adalah sekelompok ibu yang kerja bakti memeriksa dan membersihkan lingkungan agar tidak ada sarang nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Apa yang terjadi jika ada jentik dalam bak mandi rumah Nuha? Kamu dapat memilih lebih dari satu jawaban.
Pernyataan
Nuha dan keluarga akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
Bagaimana perasaan Nuha saat Mbak Nurul mengacungkan jari jempolnya setelah memeriksa kamar mandi di rumah Nuha?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks
pada teks sastra atau teks informasi.
Apakah pernyataan berikut benar atau salah?
Mbak Nurul dan pasukan biru mengecek kebersihan kamar mandi rumah warga.
A Benar
B Salah
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Berdasarkan wacana tersebut, apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah nyamuk bersarang di suatu tempat atau di rumahmu? Kamu bisa
memilih lebih dari satu jawaban.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
6. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
Ilustrasi puisi di atas menggambarkan isi puisi “Siti dan Udin di Jalan”.
Setuju, karena gambar tersebut menunjukkan dua orang anak yang sedang memainkan alat musik di jalan dengan wajah riang
sehingga sesuai dengan teks puisi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
7. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
Mengapa bermain di lapangan lebih seru daripada bermain gim dalam telepon seluler?
bertemu dengan banyak teman atau bisa bermain berbagai macam permainan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 3 dan 4.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Apa yang menyebabkan mata kita terlihat seperti mata panda?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Cara yang dapat kita lakukan agar bisa tidur dengan nyenyak adalah .…
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan informasi rinci di dalam teks informasi yang sesuai jenjangnya.
Andi adalah seorang anak kelas 5 SD. Menurut artikel di atas, berapa lama waktu tidur yang diperlukan Andi setiap harinya? Mengapa?
Andi perlu tidur selama 9–11 jam karena usia Andi adalah usia anak sekolah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Cermati pernyataan-pernyataan berikut! Kemudian, klik pada kolom Benar jika sesuai dengan isi bacaan, dan klik pada kolom Salah jika tidak
sesuai dengan isi bacaan tersebut!
Kuda laut memiliki bentuk kepala seperti kuda dan moncong yang pipih.
Semua kuda laut memiliki ukuran tubuh yang sama, yaitu sepanjang 35 cm.
Kuda laut betina dan kuda laut jantan membawa telur-telur mereka kemana saja mereka pergi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks infromasi untuk
level ini?
6. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
Jawaban Ya Kemungkinan Alasan:- Karena mudah dipelihara.- Karena makanannya mudah ditemukan.- Karena tidak sulit untuk
merawatnya.Bukti Kalimat:Selain madu dan nektar ada makanan alternatif yang bisa diberikan ke burung kolibri yaitu ulat dan
kroto (telur semut). Kental manis merek apa saja juga bisa dijadikan sebagai multivitamin tambahan untuk burung
kolibri. Jawaban Tidak Kemungkinan Alasan:- Karena kolibri bertubuh kecil sehingga akan ringkih.
– Karena burung kolibri sebagian besar hidup di Amerika.Bukti Kalimat:Kolibri adalah burung terkecil di dunia dan berwarna
cerah yang sebagian besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Beratnya 6 gram dan panjangnya 6,35 cm.Jawaban
Tidak Kemungkinan alasan:- Karena kalau dipelihara kolibri tidak akan hidup dengan bebas.
– Karena burung kolibri sangat kecil dan harus selalu terbang jadi tidak mungkin tinggal di dalam sangkar.Bukti Kalimat:Kaki-
kaki kolibri amat kecil sehingga ia tidak dapat berjalan atau melompat. Ia harus terbang untuk bepergian ke mana
pun. Pedoman Jawaban: Skor 2: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang mendukung jawaban disertai bukti
kalimat yang tepat.Skor 1: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang kurang tepat, tetapi menyertakan bukti
kalimat yang tepat. Atau siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang tepat, tetapi tidak menyertakan bukti kalimat
yang tepat.Skor 0: Siswa hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan dan bukti kalimat yang tidak tepat. Atau siswa
hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” tanpa alasan dan bukti kalimat. Catatan: Untuk bukti kalimat masing-masing ada 2, siswa
menyertakan salah 1 saja tidak masalah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
Level Pembelajaran 3 Teks Fiksi untuk kelas 5 dan 6.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksii yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Siapakah Pishi dan di mana ia tinggal?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
2. Mengidentifikasi perubahan dalam elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Pilihlah setiap kalimat yang menyatakan latar tempat dalam wacana tersebut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain, berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
D Terjadi badai besar yang membuat lautan menjadi gelap dan Pishi kehilangan arah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) berdasarkan unsur-unsur pendukung di dalam teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.
Ikan-ikan kecil membersihkan tubuh ikan pari sehingga ikan-ikan kecil menjadi kenyang dan ikan pari menjadi bersih
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Jika kamu membaca puisi tersebut, sikap apa yang dapat ditiru dari tokoh dalam puisi tersebut?
Kerja keras.
Hemat.
Rajin.
Santai
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
Level Pembelajaran 3 Teks Informasi untuk kelas 5 dan 6.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Pilihlah pernyataan Benar atau Salah yang sesuai dengan isi bacaan!
Bekantan betina memiliki hidung yang lebih besar daripada bekantan jantan.
Bekantan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan bekantan jantan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
3. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Awalnya Abdul Aziz menangkap dan menjual ikan-ikan hias, seperti nelayan lainnya.
Abdul Azis menjual terumbu karang kepada para pengepul karena menghasilkan banyak uang.
Semula pengelola objek wisata Watudodol menyerahkan penyelamatan terumbu karang kepada Abdul Aziz.
Ikan hias tampak indah berenang di objek wisata Watudodol berkat usaha Abdul Aziz dan teman-temannya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan poster untuk level
ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
1 – Jika siswa menjawab terkait “hemat air” (misal, “kita harus menghemat air untuk menjaga bumi”).
0 – Jika siswa menjawab salah atau tidak relevan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Masyarakat di Tanah Datar terus melestarikan tradisi Pacu Jawi sejak ratusan tahun silam. Jika kamu adalah masyarakat Tanah Datar, mengapa
kamu harus melestarikan tradisi tersebut?
Pedoman penskoran:-Menjawab dengan kata-kata kunci berikut: Hiburan bagi masyarakat setempat, menjadi daya tarik turis,
meningkatkan harga jual sapi, meningkatkan perekonomian peternak, atau jawaban lain yang relevan (nilai 1)
-menjawab tidak relevan (nilai 0)
IN PROGRESS
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi membaca pada tingkat SD. Pada topik ini, Bapak
dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SD.
Berikut ini merupakan salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2:
Melalui teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi yang dilatihkan. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan
teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soalnya:
A Kupu-kupu
B Capung
C Belalang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Contoh soalnya:
Sukma dan Trisna mendapat tugas sains dari Ibu Guru untuk mengamati serangga.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Bagaimana perasaan Sukma dan Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru?
Ketik jawabanmu!
Gembira
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Contoh soalnya:
Klik pada pilihan jawaban yang tepat!
Apa kegiatan Sukma dan Trisna sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Perhatikan Gambar!
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Pada gambar nomor berapa Sukma dan Trisna berhasil menangkap capung?
A Gambar nomor 1.
B Gambar nomor 2.
C Gambar nomor 3.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Contoh-contoh soal kompetensi 5 Level 1
Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk kelas 1 dan 2.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Mela mempunyai teman baru di kelasnya
Namanya Arini
Mela ingin mengajak Arini bermain sepeda di taman kota
Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota
Kemudian, Mela membuat sebuah denah untuk Arini
Klik pada satu pilihan jawaban!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Menurut kamu, mana judul yang paling cocok untuk tulisan itu?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Ini adalah salah satu contoh akibat mencairnya es di Kutub Selatan terhadap kehidupan beruang kutub.
Penangkapan ikan
Polusi udara
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
B Tidak tepat. Kita tidak boleh memberi makan hewan di kebun binatang.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 3 dan 4.
Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 2 kelas 3 dan 4.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Siapa itu pasukan biru?
Pasukan biru adalah sekelompok ibu yang kerja bakti memeriksa dan membersihkan lingkungan agar tidak ada sarang nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Apa yang terjadi jika ada jentik dalam bak mandi rumah Nuha? Kamu dapat memilih lebih dari satu jawaban.
Pernyataan
Nuha dan keluarga akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
Bagaimana perasaan Nuha saat Mbak Nurul mengacungkan jari jempolnya setelah memeriksa kamar mandi di rumah Nuha?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks
pada teks sastra atau teks informasi.
Apakah pernyataan berikut benar atau salah?
Mbak Nurul dan pasukan biru mengecek kebersihan kamar mandi rumah warga.
A Benar
B Salah
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Berdasarkan wacana tersebut, apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah nyamuk bersarang di suatu tempat atau di rumahmu? Kamu bisa
memilih lebih dari satu jawaban.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
6. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
Ilustrasi puisi di atas menggambarkan isi puisi “Siti dan Udin di Jalan”.
Setuju, karena gambar tersebut menunjukkan dua orang anak yang sedang memainkan alat musik di jalan dengan wajah riang
sehingga sesuai dengan teks puisi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
7. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
Mengapa bermain di lapangan lebih seru daripada bermain gim dalam telepon seluler?
bertemu dengan banyak teman atau bisa bermain berbagai macam permainan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 3 dan 4.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Apa yang menyebabkan mata kita terlihat seperti mata panda?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Cara yang dapat kita lakukan agar bisa tidur dengan nyenyak adalah .…
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan informasi rinci di dalam teks informasi yang sesuai jenjangnya.
Andi adalah seorang anak kelas 5 SD. Menurut artikel di atas, berapa lama waktu tidur yang diperlukan Andi setiap harinya? Mengapa?
Andi perlu tidur selama 9–11 jam karena usia Andi adalah usia anak sekolah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Cermati pernyataan-pernyataan berikut! Kemudian, klik pada kolom Benar jika sesuai dengan isi bacaan, dan klik pada kolom Salah jika tidak
sesuai dengan isi bacaan tersebut!
Kuda laut memiliki bentuk kepala seperti kuda dan moncong yang pipih.
Semua kuda laut memiliki ukuran tubuh yang sama, yaitu sepanjang 35 cm.
Kuda laut betina dan kuda laut jantan membawa telur-telur mereka kemana saja mereka pergi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks infromasi untuk
level ini?
6. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
Jawaban Ya Kemungkinan Alasan:- Karena mudah dipelihara.- Karena makanannya mudah ditemukan.- Karena tidak sulit untuk
merawatnya.Bukti Kalimat:Selain madu dan nektar ada makanan alternatif yang bisa diberikan ke burung kolibri yaitu ulat dan
kroto (telur semut). Kental manis merek apa saja juga bisa dijadikan sebagai multivitamin tambahan untuk burung
kolibri. Jawaban Tidak Kemungkinan Alasan:- Karena kolibri bertubuh kecil sehingga akan ringkih.
– Karena burung kolibri sebagian besar hidup di Amerika.Bukti Kalimat:Kolibri adalah burung terkecil di dunia dan berwarna
cerah yang sebagian besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Beratnya 6 gram dan panjangnya 6,35 cm.Jawaban
Tidak Kemungkinan alasan:- Karena kalau dipelihara kolibri tidak akan hidup dengan bebas.
– Karena burung kolibri sangat kecil dan harus selalu terbang jadi tidak mungkin tinggal di dalam sangkar.Bukti Kalimat:Kaki-
kaki kolibri amat kecil sehingga ia tidak dapat berjalan atau melompat. Ia harus terbang untuk bepergian ke mana
pun. Pedoman Jawaban: Skor 2: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang mendukung jawaban disertai bukti
kalimat yang tepat.Skor 1: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang kurang tepat, tetapi menyertakan bukti
kalimat yang tepat. Atau siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang tepat, tetapi tidak menyertakan bukti kalimat
yang tepat.Skor 0: Siswa hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan dan bukti kalimat yang tidak tepat. Atau siswa
hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” tanpa alasan dan bukti kalimat. Catatan: Untuk bukti kalimat masing-masing ada 2, siswa
menyertakan salah 1 saja tidak masalah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2
Level Pembelajaran 3 Teks Fiksi untuk kelas 5 dan 6.
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksii yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Siapakah Pishi dan di mana ia tinggal?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
2. Mengidentifikasi perubahan dalam elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Pilihlah setiap kalimat yang menyatakan latar tempat dalam wacana tersebut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain, berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
D Terjadi badai besar yang membuat lautan menjadi gelap dan Pishi kehilangan arah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) berdasarkan unsur-unsur pendukung di dalam teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.
Ikan-ikan kecil membersihkan tubuh ikan pari sehingga ikan-ikan kecil menjadi kenyang dan ikan pari menjadi bersih
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Jika kamu membaca puisi tersebut, sikap apa yang dapat ditiru dari tokoh dalam puisi tersebut?
Kerja keras.
Hemat.
Rajin.
Santai
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
Level Pembelajaran 3 Teks Informasi untuk kelas 5 dan 6.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Pilihlah pernyataan Benar atau Salah yang sesuai dengan isi bacaan!
Bekantan betina memiliki hidung yang lebih besar daripada bekantan jantan.
Bekantan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan bekantan jantan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
3. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Awalnya Abdul Aziz menangkap dan menjual ikan-ikan hias, seperti nelayan lainnya.
Abdul Azis menjual terumbu karang kepada para pengepul karena menghasilkan banyak uang.
Semula pengelola objek wisata Watudodol menyerahkan penyelamatan terumbu karang kepada Abdul Aziz.
Ikan hias tampak indah berenang di objek wisata Watudodol berkat usaha Abdul Aziz dan teman-temannya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan poster untuk level
ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya.
1 – Jika siswa menjawab terkait “hemat air” (misal, “kita harus menghemat air untuk menjaga bumi”).
0 – Jika siswa menjawab salah atau tidak relevan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Masyarakat di Tanah Datar terus melestarikan tradisi Pacu Jawi sejak ratusan tahun silam. Jika kamu adalah masyarakat Tanah Datar, mengapa
kamu harus melestarikan tradisi tersebut?
Pedoman penskoran:-Menjawab dengan kata-kata kunci berikut: Hiburan bagi masyarakat setempat, menjadi daya tarik turis,
meningkatkan harga jual sapi, meningkatkan perekonomian peternak, atau jawaban lain yang relevan (nilai 1)
-menjawab tidak relevan (nilai 0)
Konsep Numerasi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 2 Asesmen Numerasi Tingkat
SD Konsep Numerasi
IN PROGRESS
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi
dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.
Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar,
mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam
penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.
COMPLETE
Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada
Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai
Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan
pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses
kognitif.
Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan
Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan
masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan
penalaran. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan
saintifik.
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan
cek infografis berikut:
COMPLETE
Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SD.
Pada jenjang SD/MI terdapat 3 level pembelajaran. Pada level 1 terdapat 3 konten yang
dipelajari yakni, bilangan, geometri dan pengukuran serta aljabar. Sedangkan pada level 2-3
terdapat 4 konten yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar, dan data dan ketidak
pastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 2, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Siswa akan mengenal bangun geometri dan
pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan
bilangan serta relasi dan fungsi bilangan. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang
lebih lengkap melalui link berikut.
COMPLETE
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi pada tingkat SD. Pada topik ini, Bapak dan Ibu
akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SD.
Desi ingin mengambil beberapa kartu bilangan yang nilai angka satuannya lebih kecil dari 5. Kartu-kartu apa saja yang dapat diambil oleh Desi?
Pembahasan:
B dan C, Bilangan pada digit satuan di gambar trapesium merah adalah 4 dan bilangan pada digit satuan di gambar jajargenjang ungu adalah 1.
Keduanya lebih kecil daripada 5.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1
2. Memahami pecahan satuan sederhana (1/2, 1/3, 1/4, 1/5).
Perhatikan kue cokelat yang telah dipotong berikut!
Potongan-potongan kue coklat tersebut digambarkan sebagai berikut
Jika Andi mendapatkan ⅓ bagian dari kue yang telah dipotong, pilihan yang menggambarkan kue bagian Andi adalah…
A
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
3. Mengenal garis bilangan dan mengetahui posisi bilangan cacah pada garis bilangan.
Tabel berikut menunjukkan nilai Ulangan Harian dari 5 orang siswa.
No Nama Nilai
1 Tika 89
2 Wira 90
3 Ady 91
4 Titin 87
5 Dian 88
Jika mereka diminta berdiri berurutan dengan nilai terbesar berada di depan, maka yang berdiri pada posisi:
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1
4. Membandingkan dua bilangan cacah (maks. tiga angka).
Kartu bilangan tersebut bila diurutkan dari bilangan yang terkecil hingga terbesar adalah….
B
C
Pembahasan: A, urutan bilangan dari terkecil hingga terbesar adalah 107, 245, 254, 335, dan 371
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1
5. Menghitung hasil penjumlahan/ pengurangan dua bilangan cacah (maks. tiga angka).
Berapakah bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik berikut ?
Jawab:
308. 473 + X = 781. Berarti X = 781 – 473 = 308.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1
6. Menentukan beberapa (maks. 5) kelipatan suatu bilangan cacah n dengan n < 10.
Perhatikan garis bilangan berikut!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1
8. Mengenal balok dan kubus.
Perhatikan gambar berikut!
Benda yang ditunjuk oleh tanda panah pada gambar tersebut berbentuk
Jawab: Kubus
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
9. Mengenal satuan baku untuk panjang (cm, m), berat (gr, kg), waktu (detik, menit, jam) dan volume (liter).
A 0,25 km
B 2,5 km
C 25 km
D 250 km
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1
10. Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi penjumlahan/pengurangan saja (dalam bentuk yang ramah bagi
anak).
Gambar di bawah ini menunjukkan susunan permen jeli berbentuk boneka.
Pada gambar terdapat permen jelly warna merah, hijau, kuning, dan putih.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 10 level 1
11. Mengenali pola gambar atau objek.
Ibu mempunyai bunga aster dan bunga tulip.
Bunga Aster
Bunga Tulip
Kemudian Ibu membuat 2 macam rangkaian bunga dari bunga-bunga itu dengan pola sebagai berikut.
Rangkaian 1
Rangkaian 2
Sifa ingin membuat rangkaian bunga yang sama dengan rangkaian 2 milik Ibu.
Ia akan menggunakan bunga matahari dan bunga mawar. Ia mempunyai 8 bunga matahari.
Apakah ia dapat membuat pola rangkaian bunga yang sama? Jika iya, Berapa banyaknya bunga mawar yang ia perlukan?
Jawab: Iya, dapat. Ia butuh 8 bunga mawar untuk membuat rangkaian tersebut. Karena sudah ada 8 bunga matahari dan pola rangkaian yang
ingin dibuat membutuhkan jumlah bunga matahari dan mawar yang sama, maka dibutuhkan 8 bunga mawar untuk melengkapi rangkaian
tersebut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 11 level 1
Level Pembelajaran 2 Numerasi untuk kelas 4.
1. Memahami pecahan dan pecahan campuran positif dengan penyebut bilangan satu atau dua angka (misal 5/12, 2⅗).
Perhatikan koleksi stiker milik Anton berikut ini!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2
2. Mengetahui posisi pecahan pada garis bilangan.
Budi memegang angka 61%, Dinda memegang angka 0.7, Ade memegang angka 0.68 dan Yuda memegang angka 59. Mereka disuruh berbaris
sesuai urutan bilangan yang mereka pegang. Urutan mulai dari yang terkecil berdiri paling depan adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2
3. Membandingkan dua pecahan, termasuk membandingkan pecahan dan bilangan cacah.
Andi mendapat kue bagian dan Susi mendapat bagian dari kue yang sama.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2
4. Menghitung hasil penjumlahan/pengurangan/perkalian/pembagian dua bilangan cacah (maks. enam angka), termasuk menghitung
kuadrat dari suatu bilangan cacah (maks. tiga angka).
Perhatikan penjumlahan bilangan 5 angka berikut!
Berapa nilai A yang harus kamu ganti supaya hasil penjumlahan tersebut bilangan 6 angka?
Angka Bisa Tidak
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
5. Menentukan KPK, faktor suatu bilangan cacah, dan FPB.
Toko Sembako dikunjungi oleh:
Pada hari Minggu, 1 Maret 2020 untuk pertama kali pemasok sabun dan pemasok mie datang bersamaan ke toko Sembako. Pada tanggal
berapa mereka akan datang bersamaan lagi untuk yang kedua kali?
Jawab: 31 Maret 2020, KPK dari 15 dan 30 adalah 30. Jadi 30 hari setelah 1 maret 2020 jatuh pada tanggal 31 maret 2020.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2
6. Menghitung luas persegi panjang bila diketahui panjang dan lebarnya, dan menghitung panjang atau lebar bila diketahui luas dan
salah satu sisinya.
Gambar berikut adalah kolam renang yang permukaannya berbentuk persegi panjang dan dalamnya 1 meter. Di sekeliling kolam renang
bagian luar akan dibuat jalan dengan lebar 1 meter, dan akan dipasang keramik. Ukuran lebar kolam renang itu setengah dari ukuran
panjangnya.
A 6
B 7
C 10
D 15
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2
8. Mengenal dan menggunakan satuan luas (cm2, m2) dan volume (cm3, m3).
Perhatikan gambar berikut!
Pada sebuah wadah gayung tertulis isi 1.000 ml dan wadah sebuah gelas bertuliskan isi 250 ml. Berapa banyak gelas yang diperlukan untuk
menampung tiga setengah gayung air di dalamnya?
Jawab: 14 Gelas
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 2
9. Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi perkalian/pembagian saja.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Harga lima buah permen lolipop adalah ….
A Rp3.000,00
B Rp6.000,00
C Rp9.000,00
D Rp15.000,00
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 2
10. Mengenali pola bilangan sederhana dan melanjutkan pola tersebut.
Perhatikan gambar tumpukan telur berikut!.
Perhatikan susunan telur yang berbentuk menyerupai piramida pada gambar di atas!
Banyak telur pada lapisan paling bawah adalah ….
A 11 butir
B 15 butir
C 21 butir
D 36 butir
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 10 level 2
11. Memahami cara penyajian data sederhana (menggunakan turus dan diagram gambar).
Perhatikan tabel skor hasil ulangan Matematika berikut!
Banyak siswa yang nilainya kurang dari 75 adalah ….
A 17 orang
B 9 orang
C 8 orang
D 5 orang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 11 level 2
12. Menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian.
Perhatikan gambar berikut!
Setelah papan tersebut diputar, pada saat berhenti papan warna apa yang lebih mungkin ditunjuk oleh jarum? Jelaskan jawabanmu!
Jawab: Merah, papan dibagi menjadi 8 bagian yang sama. Bagian berwarna merah ada 3, paling banyak dibandingkan warna-warna lainnya.
Sehingga peluang jarum berhenti di papan berwarna merah adalah yang paling besar.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 12 level 2.
Level Pembelajaran 3 Numerasi untuk kelas 6.
1. Memahami bilangan bulat, khususnya bilangan bulat negatif.
Perhatikan gambar termometer berikut!
Sekarang di Belanda sedang musim dingin dengan suhu 10º C. Setelah turun salju, suhunya turun 17 derajat.
A -7° C
B -10° C
C -17° C
D -27° C
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 3.
2. Menyatakan bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma dan persentase dalam bentuk pecahan, atau sebaliknya.
Perhatikan gambar berikut!
Pada label kemasan minuman di atas, dalam 100 mL terdiri dari ….. sari buah apel.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 3.
3. Mengetahui posisi bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma pada garis bilangan serta posisi bilangan bulat termasuk
bilangan bulat negatif
Tabel berikut adalah data daya tampung dan jumlah peminat beberapa jurusan di Perguruan Tinggi A selama tiga tahun terakhir.
Daya tampung dan jumlah peminat berpengaruh dengan tingkat keketatan program studi. Persentase tingkat keketatan program studi dapat
dihitung menggunakan rumus ‘daya tampung’ dibagi ‘jumlah peminat’ dikali seratus persen. Semakin kecil persentasenya maka semakin besar
tingkat keketatannya.
Pada tahun 2017, program studi manakah yang memiliki keketatan tertinggi?
Jawab: program studi komputer
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 3.
4. Mengurutkan beberapa bilangan yang dinyatakan dalam bentuk berbeda.
Budi memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 61%.
Urutan anak yang memegang kertas bilangan mulai dari yang terkecil berdiri paling depan adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 3
5. Menghitung hasil pengoperasian pecahan atau bilangan desimal, termasuk menghitung kuadrat dan kubik dari suatu bilangan
desimal dengan satu angka di belakang koma serta operasi bilangan bulat termasuk bilangan bulat negatif.
Pak Darmo berjualan bubur ayam setiap hari Senin – Jumat dengan modal Rp400.000,00 per hari. Satu porsi bubur ayam dijual Rp10.000,00 dan
air mineral Rp4.000,00 per botol. Pada hari Senin sampai dengan hari Kamis 10% keuntungan Pak Darmo disumbangkan untuk Panti Asuhan
Maju Bersama, sedangkan pada hari Jumat seluruh keuntungan disumbangkan untuk panti asuhan tersebut.
Berikut adalah data penjualan yang dicatat oleh Pak Darmo selama satu minggu:
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 3
6. Menghitung luas bangun datar.
Perhatikan gambar kolam renang berikut!
Kolam renang tersebut berbentuk persegipanjang dengan ukuran panjang 10 meter dan lebar 4 meter yang di sekeliling kolam bagian luarnya
dipasang keramik. Jika lebar daerah yang dipasang keramik 50 cm, luas seluruh keramik di sekeliling kolam renang tersebut adalah ….
A 15 m2
B 40 m2
C 55 m2
D 64 m2
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 3
7. Mengenal limas, kerucut, dan bola.
Perhatikan beberapa pernyataan berikut:
Di antara pernyataan di atas, yang merupakan pernyataan benar untuk bangun limas segi lima adalah ….
A (i)
B (ii)
C (iii)
D (iv)
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 3
8. Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan dan debit.
Perhatikan gambar berikut!
Terdapat satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Jika setiap anggota keluarga memerlukan 2 liter air per hari untuk minum.
Setara berapa menitkah air keran yang menyala untuk keperluan minum satu keluarga tersebut?
Jawab: 1,33 menit
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 3
9. Menyelesaikan persamaan linier 1 variabel.
Di kota A terdapat dua perusahaan pengiriman barang yang letaknya bersebelahan, yaitu “Cepat Kirim” dan “Lancar Jaya”. Kedua perusahaan
memiliki tarif yang berbeda. Berikut tabel tarif pengiriman barang setiap perusahaan dari kota A.
Defi yang tinggal di kota A ingin mengirim barang seberat 12 kg ke kota D. Ia membawa uang Rp50.000,00. Berapa kembalian terbanyak yang
akan ia terima?
Jawab: Rp 10.000,00.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 3
10. Menentukan suku ke-n pada suatu pola bilangan sederhana.
Perhatikan gambar berikut!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 10 level 3
11. Menggunakan rasio/skala untuk menentukan nilai/bilangan yang tidak diketahui.
Perhatikan peta berikut!
Diketahui skala peta di atas adalah 1 : 1.250.000. Jika jarak antara kota Gresik dan kota Malang pada peta 8 cm, maka jarak sebenarnya kedua
kota tersebut adalah ….
A 10 km
B 50 km
C 100 km
D 150 km
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 11 level 3
12. Membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan diagram lingkaran
Diagram lingkaran berikut adalah data kegemaran olahraga siswa kelas VI.
A 50%
B 25%
C 17%
D 8%
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 12 level 3
Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat
Penguasaan Kompetensi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 2 Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
IN PROGRESS
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen
Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-
contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali
pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan
hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk
memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi
membaca dan numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi
siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada
setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu
mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM
dan Implikasinya pada Pembelajaran
IN PROGRESS
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar
sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan
Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka
praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang
berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya
mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan
keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu
akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil.
Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi
lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi.
Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi
baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan
tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).
IN PROGRESS
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan
pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah
disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar
pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil
laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran
IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi,
fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya
sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada
materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan
pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang
utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi,
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi
lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi
dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa
menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan
Implikasinya pada Pembelajaran
IN PROGRESS
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan
pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM
dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis
penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan
gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran mata pelajaran.
IN PROGRESS
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila
banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin.
Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan
lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran
yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara
asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen,
kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah
dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara
belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan
dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan
kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari
asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang
terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen
diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif:
asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran.
Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh
murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan
Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.