Anda di halaman 1dari 151

Selamat Datang!

Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Pengantar Program Bimtek Guru
Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum Selamat Datang!
Sedang Berlangsung

Anda telah menyelesaikan program Orientasi. Sekarang Bapak dan Ibu telah berada pada tahap kedua, yaitu Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Selamat datang! Apakah Anda telah siap untuk belajar?

Pada program ini, kita akan belajar mengenai:


Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep 
3. Mengisi kuis dan diskusi dengan sebenar-benarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala 

Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif mengikuti program. Setelah ini, Anda akan melakukan Asesmen Pra Program untuk mengetahui
kemampuan awal Anda sebelum mengikuti proses belajar. Silakan lanjut ke aktivitas berikutnya.  

Asesmen Pra Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen


Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Pengantar Program Bimtek Guru
Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum Asesmen Pra Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum
Sedang Berlangsung

Sebelum memulai proses belajar, Anda diharapkan mengisi Asesmen Pra Program yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal
Anda. Untuk itu, Anda diminta menjawab sesuai dengan kemampuan Anda. Anda akan diberikan soal-soal pilihan ganda yang terdiri atas 30
soal. Silakan memilih jawaban menurut Anda paling tepat. 

Bagaimana jika hasil asesmen pra kurang maksimal? Tidak perlu khawatir bila mendapat hasil yang kurang memuaskan. Pada akhir program,
Anda akan mengisi kembali kuis ini pada aktivitas Asesmen Pasca Program. Anda dapat membandingkan hasil yang diperoleh antara asesmen
pra dengan asesmen pasca. Dengan demikian, Anda dapat mengukur perkembangan proses belajar secara mandiri. Sudah siap? Mari, kita mulai! 

Pengantar
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Konsep Asesmen Nasional Pengantar
Sedang Berlangsung
Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah siap untuk sama-sama belajar.

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang
dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional? 

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan
menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama,
yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca dan numerasi siswa. 
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua,
guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal
itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Konsep Asesmen Nasional Tujuan
dan Manfaat Asesmen Nasional
Sedang Berlangsung

Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara
menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 
1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar
bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah
negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). 
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi
dan karakter siswa. 
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama
tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu
pembelajaran.

Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021,
Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen
Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.
Evaluasi Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Konsep Asesmen Nasional Evaluasi
Ujian Nasional
Sedang Berlangsung

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan
pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian
Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi
yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi
pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan
dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kompetensi
lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam
menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam
profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk
memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya
kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir
jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang
mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. 

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai
tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua,
kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Konsep Asesmen Nasional
Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
Sedang Berlangsung

Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain
apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi
Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional
terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas
sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan
untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk
MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang
pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu
pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu
syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa
diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua
siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang
diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut
sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk
dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada
mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan.
Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized
Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan
tes sesuai level kompetensinya.

Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai
respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut Anda,
apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika
dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan,
bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.  
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
Sedang Berlangsung

Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait perbaikan mutu pendidikan. Lalu, bagaimana teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional? 

Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati
infografik berikut ini.




Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis
pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan

Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional
Complete

Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah
perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak infografis ini. 
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola
oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara
acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir
tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi
siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen
Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari
sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan
agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut.
Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII,
dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur
dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di
setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Sedang Berlangsung

Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan Asesmen Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan
mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan
asesmen kompetensi numerasi.


Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan
dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi
numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal
untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM
mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan
mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan
tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat
Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
Complete

Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait perbaikan mutu pendidikan. Lalu, bagaimana teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional? 
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati
infografik berikut ini.




Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis
pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan

Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional
Complete

Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah
perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak infografis ini. 
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola
oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara
acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir
tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi
siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen
Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari
sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan
agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut.
Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII,
dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur
dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di
setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Complete

Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan Asesmen Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan
mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan
asesmen kompetensi numerasi.


Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan
dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi
numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal
untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM
mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan
mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan
tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat
Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Konsep Literasi Membaca


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Literasi Membaca Tingkat
SMP Konsep Literasi Membaca
Sedang Berlangsung
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum
membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan
literasi membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi
untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk
berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan
menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai
cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa
untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali bagaimana Asesmen Kompetensi Minimum literasi
membaca diterapkan.

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Literasi Membaca Tingkat
SMP Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca
Sedang Berlangsung

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan
kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan
numerasi. 

Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi
Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu
tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan
teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah
atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan
konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal,
sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Literasi Membaca Tingkat
SMP Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP
Sedang Berlangsung

Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen tingkat SMP. 

Pada jenjang SMP/MTS terdapat 2 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada pada tingkat SMP. 

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 7 dan 8, siswa akan menemukan informasi dengan cara mengakses dan mencari informasi dalam teks.
Selain itu siswa akan memahami teks secara literal, kemudian menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi dengan menilai format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan
yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi

Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 9 dan 10, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi
membaca hanya saja siswa pada kelas 9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan
memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai
format penyajian dalam teks dan merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap
pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks
Fiksi dan Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi

Contoh Butir Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Literasi Membaca Tingkat
SMP Contoh Butir Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP
Sedang Berlangsung
Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi membaca pada tingkat SMP, sekarang pada topik ini
Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMP.

Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 7 dan 8


Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini? 

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.

Di bawah ini adalah hal-hal yang menjadi topik pembicaraan antara tokoh Aku dan Ayah, kecuali ….

A kekurangan air di musim kemarau 


B alat untuk mengolah air 
C pengadaan biaya untuk pemasangan pandora
D penanaman belimbing wuluh 

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Di mana sajakah latar tempat terjadinya peristiwa di dalam drama tersebut?

Suatu tempat.

Jalan.

Bengkel motor
Rumah tante
Rumah DIna

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi
rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Untuk apa perempuan-perempuan itu membawa bakul ke kereta?

Untuk membawa barang dagangan ke kota

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

4. Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang
mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Dari wacana di atas, bisa disimpulkan bahwa perbincangan antara tokoh Aku dan Ayah terjadi pada musim apa?

Musim kemarau.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1

5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Bandingkan sikap tokoh Aku dan Ayah terhadap situasi yang ada pada cerita tersebut! 

Sikap Tokoh Aku Ayah Tokoh Aku dan Ayah


Peduli terhadap lingkungan di tempat tinggal mereka 

Memiliki ide untuk mengatasi masalah yang dihadapi 

Mengajak orang-orang di sekitar untuk melakukan gerakan perbaikan 

Kecewa karena para tetangga enggan diajak menanam pohon

Optimistis bahwa Pandora akan menjadi solusi kurangnya air di musim kemarau 

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1

Anda juga dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas 7 dan 8.


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.

Katherine Johnson mampu bersekolah di West Virginia State College saat pendidikan bagi orang Afrika-Amerika dibatasi di Virginia Barat. Hal
tersebut disebabkan oleh ….

A kemampuan yang luar biasa 


B kesehatan yang tidak memadai
C orang tua yang pindah kerja
D rasisme yang berkembang

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1

2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Beri klik pada kolom (S) jika pernyataan salah dan (B) jika pernyataan benar.
Menurut teks tersebut, Katherine Johnson layak disebut sebagai ….

Pernyataan S B
Pencipta komputer

Pejuang gender

Antariksawan

Pejuang perang
Tokoh kulit hitam

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1

3. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Kondisi sosial budaya yang digambarkan dalam teks tersebut memberikan gambaran tentang …

A Kemampuan Katherine Johnson untuk mendobrak batasan atas perlakuan ras yang tidak adil.
B Kerumitan hidup Katherine Johnson membuatnya lebih kuat mentalnya.
C Pengalaman Katherine Johnson dalam kehidupan pribadinya yang banyak.
D Penggambaran kemampuan Katherine Johnson dalam perkembangan NASA.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

4. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Jika teripang yang tampaknya tidak mencolok memiliki potensi untuk membuat dampak sebesar ini, coba pikirkan hal apa lagi yang ada di
bawah lautan Indonesia yang juga memiliki dampak untuk Indonesia dan masyarakatnya.’ 

Dari kalimat tersebut, kita bisa memahami bahwa …. (Pilihan jawaban bisa lebih dari satu.)

Teripang adalah hewan laut yang tampaknya tidak mencolok.

Lautan indonesia memiliki dampak untuk Indonesia dan masyarakatnya. 


Teripang memiliki potensi untuk menghasilkan dampak yang besar.
Lautan Indonesia memiliki potensi besar yang bisa digali.
Teripang berpotensi untuk memberi dampak pada lautan Indonesia.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Perhatikan fakta berikut!


“Sekitar 20,1 juta anak di bawah usia 2 tahun di Indonesia, mengalami stunting.”

Pernyataan yang sesuai dengan kutipan teks tersebut adalah ….

A Stunting terjadi pada anak-anak bukan orang dewasa.


B Perlunya pencegahan stunting dimulai sejak dini.
C Terjadinya stunting di usia dini akan memiliki IQ rendah.
D Anak stunting ketika dewasa mudah menjadi kegemukan.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

6. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya
mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

Teks tentang Katherine Johnson tersebut dapat menggambarkan kehebatannya sebagai seorang perempuan yang luar biasa.

Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut?


Berikan alasan atas pilihanmu …

Musim kemarau.jawaban bisa bervariasi, tetapi diharapkan jawaban mayoritas adalah setuju karena Katherine Johnson adalah perempuan pekerja
keras yang menjadi pahlawan dalam bidang antariksa.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1



Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

7. Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Alasan Amalia memilih menggunakan ziolit, pasir aktif, dan filter akuarium adalah ….

A bahan mudah dicari


B bahan lumayan murah
C mudah dibuat
D efektif hasilnya

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

8. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam
teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Bisa pilih jawaban lebih dari satu!

Pendapat yang tepat mengenai kualitas data informasi yang tersaji di dalam infografis tersebut adalah ….

Informasi sahih dari sumber yang mampu dipertanggungjawabkan.

Relevansi informasi dipertanyakan sebagai sumber di tahun 2020.


Penjelasan dari BKKBN tentang stunting bermanfaat bagi masyarakat.
Cara mencegah stunting sangat lengkap dalam infografik tersebut.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

9. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimilikinya yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.

Perhatikan pernyataan berikut!

Pada masa pandemi Covid 19 ini banyak karyawan yang mengalami pemotongan gaji tiap bulan bahkan dikeluarkan dari tempat kerja (kantor).
Andai salah satu dari saudara kalian mengalami kejadian di PHK dari kantor dan memilih untuk membuat makanan ringan untuk dipasarkan.
Pendapatan hasil pemasaran tidak sebaik saat saudara kalian bekerja di kantor.

Penilaian informasi yang tepat untuk pembaca yang akan membantu orang lain dari rumah adalah ….

No Pernyataan Benar Salah


1 Pembaca mendapatkan memilih cara menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan sehingga informasi tersebut bermanfaat.

2 Pembaca kurang mendapatkan informasi tentang bagaimana cara menyalurkan bantuan lewat aplikasi.
Informasi tersebut bermanfaat bagi yang belum pernah membantu dan dapat menggugah hati pembaca untuk mau membantu
3
sesama.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1

Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 9 dan 10.


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.

Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

A Sinar lilin itu tidak banyak


B Lilin itu membawa harapan
C Kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara
D Langkah lilin itu laksana embusan angin
E Lilin itu dapat menerangi dalam kegelapan

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2

2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi pembacanya. Pengalaman indrawi ini disebut dengan
imaji. Tentukan imaji yang ditimbulkan melalui baris-baris puisi berikut ini!

Kalimat Penglihatan Perasaan Pendengaran


Menepis lara, mendamaikan hati dan menyejukkan cinta

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu

Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2



Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

3. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Mengapa Ratu Aji Bidara Putih menolak pinangan sang Pangeran?

karena Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang Ratu.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2

4. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi
rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih yang sesuai dengan teks? 

Karakter Sesuai Tidak Sesuai


Sombong

Penuh perhitungan

Tidak mudah percaya

Selalu ingin menang sendiri

Semena-mena terhadap bawahan

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

5. Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang
mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Kesimpulan apakah yang dapat kalian ambil dari puisi tersebut?

tokoh aku dalam puisi tersebut merindukan kehadiran seseorang

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 2


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

6. Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada teks sastra sesuai jenjangnya.

Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?

Ramin tidak bergerak sama sekali

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 2



Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

7. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam
teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Menurut pendapatmu, apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan alasanmu!

Sesuai, karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu rombongan naik ke atas perahu. Hal itu tergambar di dalam
ilustrasi.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 2


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

8. Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta autentisitas penggambaran masyarakat pada teks sastra sesuai jenjangnya.

Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis untuk melengkapi cerita tersebut?

A Pengenalan situasi cerita


B Penyelesaian konflik
C Peningkatan masalah
D Munculnya konflik
E Puncak konflik

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level
ini?

9. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.

Setelah membaca puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya karena baru saja ia kehilangan kucing kesayangannya.

Setujukah kamu dengan pendapat Emir tersebut? Jelaskan jawabanmu.

Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi tersebut sesuai dengan kondisi Emir.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 2

Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 9 dan 10.




Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.

Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan mendapatkan beberapa informasi.

Berdasarkan informasi yang terdapat pada infografis tersebut, klik pada kolom benar atau salah untuk tiap pernyataan berikut!   

Pernyataan Benar Salah


Pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian subsidi pajak.

Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu meningkat.

Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph UMKM orang pribadi.

Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 2

2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Mengapa UMKM perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang sesuai? Jelaskan alasanmu! 

Jawaban yang mungkin: karena pengusaha UMKM perlu mengembangkan kreativitas dan berinovasi sehingga bisnis dapat bertahan dan
berkembang.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 2

3. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Setelah mencermati infografik dan teks tersebut, kalian mendapatkan pemahaman bahwa UMKM perlu dilindungi dan didukung oleh
pemerintah dengan alasan berikut. 

 Berikan tanda ceklis ( √ ) pada alasan yang sesuai dengan pemahamanmu!

UMKM dapat menyerap tenaga kerja sangat banyak.


Untuk merintis UMKM diperlukan modal yang besar.
Bisnis UMKM mendominasi perekonomian di Indonesia. 

Pelaku UMKM harus memiliki keterampilan profesional.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 3 level 2

4. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Berdasarkan infografik tersebut, kalian dapat melihat bahwa penerimaan pajak penghasilan (Pph) UMKM naik dalam lima tahun (2014–2017),
tetapi pemerintah menurunkan Pph UMKM. Berikan dua alasan mengapa pemerintah menurunkan Pph UMKM!

Pertama, agar UMKM terus tumbuh. Kedua, agar pelaku UMKM tidak merasa terbebani pajak.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 4 level 1


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Kamu ingin membuang sampah di rumah dengan memisahkan sampah menjadi dua kelompok: kelompok sampah B3 dan kelompok sampah
yang tidak mengandung B3. Kelompokkanlah sampah berikut sesuai dengan jenis limbahnya!

Sampah Mengandung B3 Tidak Mengandung B3


A. Daun pembungkus lontong

B. Sabun pembersih lantai

C. Obat nyamuk

D. Potongan sayuran

E. Kardus mie goreng

F. Detergen

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 5 level 1

6. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya
mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

Apakah dapat dikatakan bahwa subsidi listrik dari tahun 2011 hingga 2018 mengutamakan rumah tangga yang berasal dari kelas menengah ke
bawah?

Tidak karena persentase golongan penerima subsidi yang ditampilkan pada grafik hanya menunjukkan persentase pada tahun 2018, bukan
keseluruhan periode 2011-2018.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 6 level 1



Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

7. Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Berdasarkan teks, terdapat pernyataan bahwa UMKM di bidang kuliner adalah salah satu jenis usaha yang menguntungkan dan selalu laris.
Apakah pernyataan itu dapat dikatakan akurat? Jelaskan pendapatmu!

Tidak akurat karena usaha kuliner bisa saja tidak laris jika tidak dikemas dengan kreatif dan inovatif. Jika terlalu banyak orang yang berbisnis
kuliner, persaingan makin ketat sehingga perlu cara lain untuk membuat makanan tersebut laris. Selain itu, terdapat bisnis lain yang juga
berpotensi laris, yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan mendasar, seperti pakaian dan peralatan rumah tangga.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 7 level 1

Perhatikan grafik berikut!


Dari grafik tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

8. Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi
yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Misalnya, pada tahun 2019, subsidi pengguna listrik mengalami kenaikan dan sebagian besar dialokasikan untuk pengguna 450 VA
dibandingkan dengan pengguna 900 VA. 

Apakah hal itu menjadi indikator bahwa penduduk kelas menengah ke bawah di Indonesia mengalami kenaikan? Jelaskan alasanmu.

Benar, karena pengguna listrik 450 VA sebagian besar adalah kelas menengah ke bawah.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 8 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks informasi untuk
level ini?

9. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.

Pulang sekolah adik kehujanan di jalan. Sesampainya di rumah, adik mandi tapi tidak keramas. Malam harinya kepala adik pusing dan badannya
demam. Menurut pendapatmu, apakah pusing yang diderita adik berpotensi penyebab stroke? Sertakan alasanmu!

Tidak berpotensi penyebab stroke karena penyebab adik pusing itu kehujanan.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir soal kompetensi 9 level 1

Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Literasi Membaca Tingkat
SMP Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP
Sedang Berlangsung

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen literasi AKM melibatkan proses
penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses
penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi literasi siswa SMP. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir
soal literasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas.
Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari
ketiga teks berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, atau teks 2? Jelaskan.

Teks 1 Kunjungi Museum Tekstil, Member NCT Dream Belajar Membatik




Teks 2 Nama Pena



2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin
Anda kembangkan dan evaluasi. 

3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan teks yang Anda
pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk
terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya dalam penalaran. 

Konsep Numerasi
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Numerasi pada Tingkat
SMP Konsep Numerasi
Sedang Berlangsung

Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas
lebih jauh mengenai asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk
menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali dan memahami peran
matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar, mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan
masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.

Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen kompetensi minimum, Anda dapat melanjutkan pada
aktivitas selanjutnya.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Numerasi pada Tingkat
SMP Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi
Sedang Berlangsung

Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru
akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa.
Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan
pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta
Aljabar.  Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau
soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.  Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan
atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:
Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMP
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Numerasi pada Tingkat SMP Contoh Butir
Asesmen Numerasi Tingkat SMP

Sedang Berlangsung

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi pada jenjang SMP/MTS, sekarang pada topik ini
Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi jenjang SMP/MTS. 

Level Pembelajaran 1 Numerasi untuk kelas 8.

Kompetensi: Memahami bilangan cacah (maks. enam angka)

1. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antara bangun datar serta serta dapat  menggunakan  Teorema Pythagoras

RUMAH IDEAL

Menentukan ukuran rumah yang ideal memang susah-susah gampang. Pada dasarnya, ukuran sebuah rumah harus disesuaikan dengan jumlah
orang yang nanti akan tinggal di dalamnya. Berdasarkan berbagai pertimbangan tertentu seperti ruang gerak, furnitur, dan lain sebagainya, maka
ukuran minimal masing-masing ruangan yang ideal bagi keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

Ruangan Panjang(m) Lebar(m)

Kamar tidur utama 4 3

Kamar tidur anak 3 3

Kamar tidur tamu 3 3

Kamar tidur asisten rumah tangga 3 2


Ruang tamu 5 3

Ruang makan 3 3

Dapur 3 3

Garasi mobil 5 3

Kamar mandi 2,5 1,5

Gudang 3 2

Meski tidak harus sama persis, karena berkaitan dengan kondisi lahan yang dimiliki, contoh di atas setidaknya bisa menjadi gambaran bagi Anda
saat merencanakan atau memutuskan untuk membangun rumah dengan ukuran ideal yang bisa dihuni oleh 2 hingga 5 orang.

Pak Ali berencana akan membangun sebuah rumah yang akan dihuni bersama isteri dan satu anak. Kriteria rumah yang ingin dibangun pak Ali
adalah sebagai berikut:

1. Pak Ali tidak memiliki asisten rumah tangga sehingga tidak membuat kamar asisten rumah tangga.
2. Pak Ali tidak membuat kamar khusus tamu.
3. Pak Ali ingin membuat dua buah kamar mandi

Pak Ali membeli sebidang tanah yang luasnya 1 are. Pak Ali mengalokasikan 15 m2 dari tanah tersebut untuk dibuat halaman rumah. Apakah
Pak Ali bisa membangun rumah yang ideal? 

A Ya, karena cukup membutuhkan lahan 82,5 m2.

B Ya, lahan Pak Ali masih tersisa 10 m2.

C Tidak, karena rumah ideal Pak Ali memerlukan luas minimal 90 m2.

D Tidak, lahan Pak Ali masih kurang 7,5 m2.


Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 1 level 1

2. Menghitung volume bangun ruang dan luas permukaan.

CARA AKURAT DAN MUDAH UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK TUBUH KITA

Jumlah air yang kita minum per harinya bervariasi, berbeda setiap individu. Nah, ini salah satu cara untuk menghitung kebutuhan air
tubuh kita bersumber dari India Times. 

Langkah 1: Ukur berat badan Anda dalam kilogram

Langkah 2: Bagilah dengan angka 30

Langkah 3: Tambahkan lebih banyak air untuk aktivitas fisik

Jika berolahraga, Anda mungkin kehilangan banyak air melalui keringat. Tambahkan 0,35 liter (350 ml) setiap setengah jam setelah latihan.
Jadi, jika berolahraga selama satu jam setiap hari, tambahkan 0,7 liter (700 ml) air ke dalam kebutuhan harian Anda.
Santi ingin mengetahui kebutuhan airnya dalam satu hari. Santi kemudian mengukur berat badannya dan didapat hasil sebagai berikut:

Jika hari itu Santi berolahraga selama 60 menit, jumlah air yang dibutuhkan Santi saat itu adalah ….

A 1,8 liter
B 2,1 liter

C 2,3 liter

D 2,5 liter

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 2 level 1

3. Menyelesaikan pertidaksamaan linier 1 variabel atau sistem persamaan linear 2 variabel.

Masyarakat sudah dimudahkan dengan tersedianya berbagai layanan angkutan seperti KRL (Kereta Rel Listrik), MRT Jakarta (Moda Raya
Terpadu Jakarta), maupun transportasi online. Biaya yang ditarifkan menyesuaikan dengan jarak yang ditempuh pengguna layanan. Melalui
mesin pencarian maps, seseorang dapat melihat berbagai pilihan untuk menuju suatu tempat. Seperti tabel di bawah ini.
Jika memperhitungkan waktu, berapakah waktu paling sedikit yang diperlukan Adi untuk tiba di Fatmawati dari Rawa Buntu?
Jawab: 60 menit dengan menggunakan kereta ke kebayoran terlebih dahulu kemudian naik ojek online.

full kereta dari pukul 11.39 – 12.55 = 76 menit


ojek online = 22 km * 3 menit = 66 menit
kebayoran (kereta) 21 menit – kebayoran (online) (13 km * 3 = 39 menit) = 21 + 39 menit = 60 menit
tanah abang (kereta) 11.39-12.12 = 33 menit – fatmawati (online)15 km * 3 = 45) menit = 33+45 = 78 menit
Maka yang paling singkat waktunya adalah 60 menit.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 3 level 1

4. Memahami pola pada barisan bilangan dan konfigurasi objek

Gedung Pertunjukan

Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 9 baris kursi. Pada baris pertama terdapat 8 kursi, baris kedua 12 kursi, baris ketiga 11 kursi, baris
keempat 15 kursi, baris kelima 14 kursi, dan seterusnya mengikuti pola yang sama.
(Gambar hanya ilustrasi)

Berapa banyak kursi pada baris paling belakang?

Jawab: 20, pola bilangan tingkat 2 dengan selisih +3 sehingga dapat dihitung secara manual dengan barisan ke 9 kursi yaitu 20.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 4 level 1
5. Memahami fungsi linier dan grafiknya, serta sifat-sifatnya.

Ani sedang mengisi daya ponsel miliknya. Berikut merupakan grafik kapasitas baterai (persen) vs waktu (menit) dari pengisian ponsel milik Ani.

Berapa persentase kapasitas ponsel yang tersisa saat pengisian dimulai? 0,4

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 5 level 1

6. Memecahkan masalah aritmetika sosial yang terkait dengan rasio/persentase.

Halaman belakang sebuah rumah akan dibuat taman. Pengerjaan taman tersebut memerlukan waktu 12 hari dengan 4 orang pekerja. Agar
pekerjaan taman dapat diselesaikan selama 8 hari, berapa orang tambahan pekerja yang diperlukan?
Jawab: 2 orang, perbandingan berbalik nilai. 12 hari dikerjakan 4 orang, maka untuk 8 hari —– 12 : 8 = x : 4 —— x = 6. Sehingga
membutuhkan tambahan 2 orang.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 6 level 1

7. Menentukan dan menggunakan mean, median, dan modus.

COVID-19 MERAMBAH ASEAN 


Sejak Januari 2020, sejenis virus menimbulkan kegaduhan di Provinsi Wuhan Cina. Kemudian menyebar ke banyak negara. Diagram berikut
merupakan data penderita yang sembuh dari wabah Covid-19 di beberapa negara ASEAN. Urutan negara-negara tersebut berdasarkan banyak
penderita yang sembuh dilanjutkan dengan abjad nama negara secara meningkat adalah …. 

A Brunei, Filipina, Indonesia, Thailand, Kamboja, Malaysia, Singapura, Vietnam.


B Singapura, Malaysia, Vietnam, Indonesia, Filipina, Kamboja, Brunei, Thailand.

C Thailand, Brunei, Kamboja, Filipina, Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura.

D Thailand, Kamboja, Brunei, Filipina, Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 7 level 1

8. Menghitung peluang kejadian sederhana

 Gambar berikut merupakan sebuah roda putar yang dibagi menjadi 24 bagian.

Pada sebuah acara, seorang tamu memutar panah yang dapat berhenti di sembarang bagian roda.  Apabila terdapat     bagian berwarna biru,  

bagian ungu,    bagian kuning, dan sisanya berwarna  merah, 


maka peluang yang paling kecil yang ditunjukkan warna panah adalah …. 

A biru

B ungu

C merah

D kuning

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 8 level 1

Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMP


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Asesmen Numerasi pada Tingkat
SMP Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMP
Sedang Berlangsung

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi AKM melibatkan proses
penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses
penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMP/MTS. Pada aktivitas ini Bapak dan Ibu akan berlatih membuat
butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar dalam pembelajaran di
kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua
gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.


2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda
kembangkan dan evaluasi. 

3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang
Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk
terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran. 

Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
Sedang Berlangsung

Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda
telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh
butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen
Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen
Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca
dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan
kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap
kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:


Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan
berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang
dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan
pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi


dengan Berbasis Konten
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten
Sedang Berlangsung

Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan
strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka
praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis
kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara
efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang
jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan
dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan.
Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga
tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis
kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk
memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri.
Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan
pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk
literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa. 
Topik sebelumnya Kembali ke Pelajaran
Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut
Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Sedang Berlangsung

Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk
mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan
mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke
level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk
“bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan
tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan
ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 





Topik sebelumnya
Kembali ke Pelajaran

Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil


Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
Sedang Berlangsung

Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran
AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada
mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya
dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru
mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai
tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana.
Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan
pendampingan khusus. 
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat
diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi
pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat
melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh
pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata


Pelajaran
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 13 Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran
Sedang Berlangsung

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi
dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis
untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.








Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai