Anda di halaman 1dari 102

Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen

Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum
In Progress

Selamat datang dan selamat bergabung dalam Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Semoga Anda telah dalam
keadaan siap untuk mengikuti program ini!

Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari 3 tahap, yaitu: Orientasi dan
Bimtek, serta Pengimbasan. Saat ini, Anda berada pada tahap pertama, Orientasi. Pada tahap ini,
peserta akan mendapatkan pemahaman terkait latar belakang, tujuan umum, kebijakan, dan alur
Program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum. Program ini bertujuan untuk
menjawab berbagai persoalan guru dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum,
diantaranya: 

1. Berkembangnya miskonsepsi tentang asesmen nasional 

2. Adanya malpraktik pembelajaran dalam melakukan persiapan menghadapi asesmen nasional 

3. Guru belum mengetahui cara membaca hasil asesmen nasional 

4. Guru belum memahami bagaimana menindaklanjuti hasil asesmen nasional

Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program
pembelajaran otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda atur
secara fleksibel. Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum disusun
dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang memfasilitasi peserta melakukan
personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat mendorong guru untuk saling belajar
dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik pembelajaran. Selamat belajar!

Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen


Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Latar Belakang dan Kebijakan
Asesmen Nasional
In Progress

Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah
kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di
bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di
bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum
untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini
menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA
yang terendah. Bagaimana pendapat Anda? 

Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong peningkatan


kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu
pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan
ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
sejumlah dinas dan lembaga terkait.

Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan.
Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses
belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi
siswa.

Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah disampaikan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan
video yang disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin penting yang Anda peroleh. 
Apa Pentingnya Asesmen Nasional?
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Orientasi
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Apa Pentingnya Asesmen Nasional?

Complete

Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan?
Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti yang selama ini
terjadi?

Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem
pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus
perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk
menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan
berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan
berkontribusi pada masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen


Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar
kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil
belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang
dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan. 

Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian
karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum
serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa
yaitu:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis 
5. Kreatif
6. Gotong royong

Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan berikut
ini Profil Pelajar Pancasila

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus
pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman
konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa
tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam
terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan
sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik inilah
yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar
Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini. 

Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen


Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Orientasi
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

In Progress

Selamat datang dan selamat bergabung dalam Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Semoga Anda telah dalam
keadaan siap untuk mengikuti program ini!

Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari 3 tahap, yaitu: Orientasi dan
Bimtek, serta Pengimbasan. Saat ini, Anda berada pada tahap pertama, Orientasi. Pada tahap ini,
peserta akan mendapatkan pemahaman terkait latar belakang, tujuan umum, kebijakan, dan alur
Program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum. Program ini bertujuan untuk
menjawab berbagai persoalan guru dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum,
diantaranya: 

1. Berkembangnya miskonsepsi tentang asesmen nasional 


2. Adanya malpraktik pembelajaran dalam melakukan persiapan menghadapi asesmen nasional 

3. Guru belum mengetahui cara membaca hasil asesmen nasional 

4. Guru belum memahami bagaimana menindaklanjuti hasil asesmen nasional

Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program
pembelajaran otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda atur
secara fleksibel. Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum disusun
dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang memfasilitasi peserta melakukan
personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat mendorong guru untuk saling belajar
dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik pembelajaran. Selamat belajar!

Lesson Content

100% Selesai 3/3 Step

Selamat Datang!
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Selamat Datang!
In Progress

Anda telah menyelesaikan program Orientasi. Sekarang Bapak dan Ibu telah berada pada tahap
kedua, yaitu Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Selamat datang! Apakah
Anda telah siap untuk belajar?

Pada program ini, Anda akan belajar mengenai:


Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep 
3. Mengisi kuis dan diskusi dengan sebenar-benarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala 

Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif mengikuti program. Setelah ini, Anda akan
melakukan Asesmen Pra Program untuk mengetahui kemampuan awal Anda sebelum mengikuti
proses belajar. Silakan lanjut ke aktivitas berikutnya.

Asesmen Pra Program Bimtek Guru Belajar


Seri Asesmen Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Pengantar
Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Asesmen Pra Program Bimtek Guru
Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

In Progress

Sebelum memulai proses belajar, Anda diharapkan mengisi Asesmen Pra Program yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal Anda. Untuk itu, Anda diminta menjawab
sesuai dengan kemampuan Anda. Anda akan diberikan soal-soal pilihan ganda yang terdiri atas
30 soal. Silakan memilih jawaban menurut Anda paling tepat. 
Bagaimana jika hasil asesmen pra kurang maksimal? Tidak perlu khawatir bila mendapat hasil
yang kurang memuaskan. Pada akhir program, Anda akan mengisi kembali kuis ini pada
aktivitas Asesmen Pasca Program. Anda dapat membandingkan hasil yang diperoleh antara
asesmen pra dengan asesmen pasca. Dengan demikian, Anda dapat mengukur perkembangan
proses belajar secara mandiri. Sudah siap? Mari, kita mulai! 

KONSEP ASESMEN NASIONAL


Pengantar
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Konsep Asesmen Nasional Pengantar
In Progress

Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah siap
untuk sama-sama belajar.

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional.
Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen
Nasional? 

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah,
dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai
berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas
proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-
informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi


membaca dan numerasi siswa. 
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang
mencerminkan karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses
belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait
konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait
penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu,
pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus
disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 
Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman lebih
jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan


Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Konsep Asesmen Nasional Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
In Progress

Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian
Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi
Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting
mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:
1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang
telah dijelaskan pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk
mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan
untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama,
dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program
kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas
saja.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana
Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal
ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan
mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk
mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah.
Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana
semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan
ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah
literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang
diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian
Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran
tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan
kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar
yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN
menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT).
MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat
melakukan tes sesuai level kompetensinya.

Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan
atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak
mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata?
Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya,
cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen
Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan,
bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.  
Evaluasi Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Konsep
Asesmen Nasional Evaluasi Ujian Nasional

In Progress

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan
Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga
berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama
ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan
pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai
perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi
berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan
menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan
proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan
tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta
kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013.
Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep
melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan
dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa
yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran
yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya
kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional.
Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of
learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang
mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan
belajar yang diperlukan siswa. 

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk
terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka
sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman
mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan
strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi
direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis
ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
In Progress

Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait perbaikan mutu
pendidikan. Lalu, bagaimana dengan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional? 

Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan
Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.



Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen
Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling
mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?

Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Teknis
Pelaksanaan Asesmen Nasional Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional

In Progress

Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan
mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis
penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak infografis
ini. 
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di
Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih
secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program
kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan
untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil
belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen
Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan
memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua
siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari
sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target
dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran.


Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen
Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah
tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses
pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses
pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil
belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan
kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala
sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di
setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan
kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
In Progress

Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan Asesmen
Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal
yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi
mendasar, yaitu literasi membaca dan asesmen kompetensi numerasi. 


Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca
dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI
akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal
untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu
dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan
mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi
kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi


hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan
contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA
Konsep Literasi Membaca
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Literasi Membaca Tingkat SMA Konsep Literasi Membaca

In Progress

Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi
dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen
Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud
dengan literasi membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari,
menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan
menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi,
serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari
sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu
dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan
dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus
berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali
bagaimana Asesmen Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum


Literasi Membaca
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Literasi Membaca Tingkat SMA Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca

In Progress

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan


oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan
numerasi. 

Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi
Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa.
Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu
tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan
dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah
atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan
integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau
situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu
personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek
infografis berikut:

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Menganalisis Tahap Asesmen Literasi


Membaca Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Literasi Membaca Tingkat SMA Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA

In Progress
Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SMA. Pada
tingkat SMA terdapat 2 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada
pada tingkat SMA. 

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 9 dan 10, siswa akan belajar sesuai tingkat kognitif pada
literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus
meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan memahami teks secara literal dan menyusun
inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga
menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan,
menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga
dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi
Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi

Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 11 dan 12, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga
akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 11 dan 12
akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan
memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi
asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami
cara pandang penulis sesuai jenjangnya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi


Membaca Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Literasi Membaca Tingkat SMA Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA

In Progress

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap Asesmen Literasi
Membaca tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir
Asesmen Literasi Membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMA.
Level Pembelajaran 1 Teks Fiksi untuk Kelas 9 dan 10

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

A Sinar lilin itu tidak banyak

B Lilin itu membawa harapan

C Kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara

D Langkah lilin itu laksana embusan angin

E Lilin itu dapat menerangi dalam kegelapan

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

2. Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi
pembacanya. Pengalaman indrawi ini disebut dengan imaji. Tentukan imaji yang ditimbulkan
melalui baris-baris puisi berikut ini!

Kalimat Penglihatan Perasaan Pendengaran


Menepis lara, mendamaikan hati dan menyejukkan cinta

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu

Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu


Kompetensi yang diukur: Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik
(kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

3. Mengapa Ratu Aji Bidara Putih menolak pinangan sang Pangeran?

Jawaban: Karena Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura
menikahi Sang Ratu.

Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain
seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks
sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

4. Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih yang
sesuai dengan teks?

Karakter Sesuai Tidak Sesuai

Sombong

Penuh perhitungan

Tidak mudah percaya


Selalu ingin menang sendiri

Semena-mena terhadap bawahan

Kompetensi yang diukur: Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-
unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks
sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

5. Kesimpulan apakah yang dapat kalian ambil dari puisi tersebut?

Jawaban: Tokoh aku dalam puisi tersebut merindukan kehadiran seseorang


Kompetensi yang diukur: Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada
teks sastra sesuai jenjangnya.

6. Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?

Jawaban: Ramin tidak bergerak sama sekali


Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung
visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

7. Menurut pendapatmu, apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan
alasanmu!

Jawaban: Sesuai, karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu
rombongan naik ke atas perahu. Hal itu tergambar di dalam ilustrasi.
Kompetensi yang diukur: Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta
autentisitas penggambaran masyarakat pada teks sastra sesuai jenjangnya.

8. Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis
untuk melengkapi cerita tersebut?
A Pengenalan situasi cerita

B Penyelesaian konflik

C Peningkatan masalah

D Munculnya konflik

E Puncak konflik

Kompetensi yang diukur: Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau
teks informasi sesuai jenjangnya.

9. Setelah membaca puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya karena
baru saja ia kehilangan kucing kesayangannya. Setujukah kamu dengan pendapat Emir tersebut?
Jelaskan jawabanmu.

Jawaban: Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi tersebut sesuai
dengan kondisi Emir.

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 1 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak
dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik
setiap judul kompetensi yang diukur.
Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk Kelas 9 dan 10

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan
mendapatkan beberapa informasi. Berdasarkan informasi yang terdapat pada infografis tersebut,
klik pada kolom benar atau salah untuk tiap pernyataan berikut!   

Pernyataan Benar Salah

Pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian subsidi pajak.

Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu
meningkat.

Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph
UMKM orang pribadi.

Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

2. Mengapa UMKM perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang
sesuai? Jelaskan alasanmu! 

Jawaban yang mungkin: Karena pengusaha UMKM perlu mengembangkan kreativitas dan
berinovasi sehingga bisnis dapat bertahan dan berkembang.

Kompetensi yang diukur: Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Setelah mencermati infografik dan teks tersebut, kalian mendapatkan pemahaman bahwa
UMKM perlu dilindungi dan didukung oleh pemerintah dengan alasan berikut. 

 Berikan tanda ceklis ( √ ) pada alasan yang sesuai dengan pemahamanmu!

UMKM dapat menyerap tenaga kerja sangat banyak.

Untuk merintis UMKM diperlukan modal yang besar.

Bisnis UMKM mendominasi perekonomian di Indonesia. 

Pelaku UMKM harus memiliki keterampilan profesional.


Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep
di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

4. Berdasarkan infografik tersebut, kalian dapat melihat bahwa penerimaan pajak penghasilan
(Pph) UMKM naik dalam lima tahun (2014–2017), tetapi pemerintah menurunkan Pph UMKM.
Berikan dua alasan mengapa pemerintah menurunkan Pph UMKM!

Jawaban: Pertama, agar UMKM terus tumbuh. Kedua, agar pelaku UMKM tidak merasa
terbebani pajak.
Kompetensi yang diukur: Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian,
prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
5. Kamu ingin membuang sampah di rumah dengan memisahkan sampah menjadi dua
kelompok: kelompok sampah B3 dan kelompok sampah yang tidak mengandung B3.
Kelompokkanlah sampah berikut sesuai dengan jenis limbahnya!
Sampah Mengandung B3 Tidak Mengandung B3

A. Daun pembungkus lontong

B. Sabun pembersih lantai

C. Obat nyamuk

D. Potongan sayuran

E. Kardus mie goreng

F. Detergen

Kompetensi yang diukur: Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya
dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi
asumsi/opini dari fakta).

6. Apakah dapat dikatakan bahwa subsidi listrik dari tahun 2011 hingga 2018 mengutamakan
rumah tangga yang berasal dari kelas menengah ke bawah?

Jawaban: Tidak karena persentase golongan penerima subsidi yang ditampilkan pada grafik
hanya menunjukkan persentase pada tahun 2018, bukan keseluruhan periode 2011-2018.
Kompetensi yang diukur: Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

7. Berdasarkan teks, terdapat pernyataan bahwa UMKM di bidang kuliner adalah salah satu jenis
usaha yang menguntungkan dan selalu laris. Apakah pernyataan itu dapat dikatakan akurat?
Jelaskan pendapatmu!
Jawaban: Tidak akurat karena usaha kuliner bisa saja tidak laris jika tidak dikemas dengan
kreatif dan inovatif. Jika terlalu banyak orang yang berbisnis kuliner, persaingan makin ketat
sehingga perlu cara lain untuk membuat makanan tersebut laris. Selain itu, terdapat bisnis lain
yang juga berpotensi laris, yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan mendasar, seperti pakaian
dan peralatan rumah tangga.

Kompetensi yang diukur: Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur
perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Perhatikan grafik berikut.

Misalnya, pada tahun 2019, subsidi pengguna listrik mengalami kenaikan dan sebagian besar
dialokasikan untuk pengguna 450 VA dibandingkan dengan pengguna 900 VA. 

8. Apakah hal itu menjadi indikator bahwa penduduk kelas menengah ke bawah di Indonesia
mengalami kenaikan? Jelaskan alasanmu.

Jawaban: Benar, karena pengguna listrik 450 VA sebagian besar adalah kelas menengah ke
bawah.
Kompetensi yang diukur: Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi
sesuai jenjangnya.

9. Sebuah informasi yang bias adalah informasi yang tidak didukung oleh data yang akurat atau
yang bertujuan untuk menguntungkan sebuah pihak. Setelah membaca teks tentang peran
UMKM tersebut bagi perekonomian tersebut, apakah informasi yang di dalamnya bersifat bias?
Jelaskan alasanmu!

Jawaban yang mungkin: Teks UMKM bias karena tidak didukung data dari sumber yang
terpercaya. Selain itu, teks memiliki tujuan untuk mempromosikan program pelatihan yang
terdapat di akhir teks.
Kompetensi yang diukur: Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau
teks informasi sesuai jenjangnya.

10. Pulang sekolah adik kehujanan di jalan. Sesampainya di rumah, adik mandi tapi tidak
keramas. Malam harinya kepala adik pusing dan badannya demam. Menurut pendapatmu,
apakah pusing yang diderita adik berpotensi penyebab stroke? Sertakan alasanmu!

Jawaban: Tidak berpotensi penyebab stroke karena penyebab adik pusing itu kehujanan.

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 1 teks informasi yang ada pada aktivitas ini
Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam
dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk Kelas 11 dan 12
Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Dalam puisi tersebut, terdapat banyak kata “amplop” yang digunakan secara berulang. Makna
dari kata “amplop” yang dimaksudkan oleh penulis adalah …

A amplop pesan

B sumbangan

C hadiah

D surat

E uang suap / uang sogok

Kompetensi yang diukur: Menyusun generalisasi (kesimpulan umum) dari hasil inferensi
terhadap ide-ide yang terkandung di dalam teks sastra atau teks informasi.

2. Cermati potongan bait puisi berikut!

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.


Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

Menurutmu, apa maksud larik-larik dalam puisi tersebut?

A Keputusan untuk mengambil langkah

B Keinginan untuk terus bertahan

C Kemauan untuk bekerja keras

D Keputusasaan terhadap keadaan

E Ketidakinginan untuk berubah


Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung
visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau
teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Melalui puisi “Sajak Sebatang Lisong”, W.S. Rendra mengungkapkan kritikan tentang
kehidupan nyata di masyarakat. Namun, dari bait-bait tersebut, W.S. Rendra  juga
mengungkapkan solusi berupa sikap/tindakan yang sebaiknya dilakukan. Bait-bait yang berisi
solusi tersebut terdapat di bait ke …

A (7)

B (8)

C (9)

D (10)

E (11)

Kompetensi yang diukur: Merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks
sastra atau teks informasi untuk memahami cara pandang penulis sesuai jenjangnya.

4. Setelah membaca puisi Sajak Sebatang Lisong karya W. S. Rendra, kamu akan memahami
bahwa tema yang disampaikan penyair dalam puisi tersebut adalah tentang isu sosial. Apakah
kamu setuju dengan pernyataan tersebut? Berikan alasannya!

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 2 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan
Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik
setiap judul kompetensi yang diukur.
Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk Kelas 11 dan 12
Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Pernyataan manakah yang menjelaskan mengapa energi surya disebut energi hijau? Kamu
dapat memilih beberapa jawaban.
Energi surya melepas substansi yang tidak berbahaya atau suara ke atmosfer

Energi surya berbiaya ekonomis

Energi surya tidak memancarkan polutan apa pun ke atmosfer pada saat pemroduksian ataupun
pengonsumsian

Energi surya bekerja di mana saja


Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

2. Dalam konteks adat istiadat, praktek pemberian hadiah adalah merupakan hal yang wajar dan
alamiah bahkan lebih bervariasi dalam hubungan kemasyarakatan, semisal pada acara
pernikahan, kelahiran, sakit, bahkan kematian. Termasuk gratifikasi dalam aspek apakah sudut
pandang tersebut?

A Aspek Hukum

B Aspek Yuridis

C Aspek Sosiologis

D Aspek Psikologis

E Aspek Kemanusiaan
Kompetensi yang diukur: Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Apa tujuan dimunculkannya FAQ (Frequently Asked Question / pertanyaan yang sering
muncul) tentang panel surya pada bacaan tersebut?
Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep
di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

4. Dari wacana informasi yang disajikan, praktek pemberian (gratifikasi) dapat mengarah lebih
jauh ke dalam tindakan korupsi jika menyangkut beberapa hal berikut ini. Berikan tanda ceklis
(V) pada pernyataan yang Anda setujui dan tanda silang (X) pada pernyataan yang Anda tidak
setuju!

Tidak
Pernyataan Setuju
Setuju

Pemberian terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas
yang seharusnya dimiliki penerima.

Pemberian terkait dengan adanya acara khusus dalam acara kemasyarakatan dan
lingkungan sosial.

Pemberian ditunggangi kepentingan di luar tujuan membangun aspek hubungan


emosional pribadi dan sosial kemasyarakatan.

Pemberian ditujukan untuk memberi perhatian dan bertujuan membangun relasi


pribadi, sosial dan adat istiadat.

Pemberian diiringi kepentingan lain dalam relasi kuasa, terkait dengan jabatan dan
bertentangan dengan kewajiban atau tugas penerima
Kompetensi yang diukur:

Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang
terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

5. Baca baik-baik kutipan dari wacana di atas berikut ini:


“Bekerja di mana saja. Meskipun efisiensi panel surya meningkat secara proporsional dengan
jumlah sinar matahari yang diterimanya, panel ini dapat bekerja atau berfungsi di mana saja,
bahkan ketika mendung. Selain itu, menambahkan sistem penyimpanan baterai surya ke sistem
tenaga surya memungkinkan kita menikmati energi gratis di mana saja, bahkan saat malam hari.”

Menurutmu, apakah panel surya dapat diterapkan di negara tropis, seperti di Indonesia, atau lebih
sesuai diterapkan di negara dengan empat musim? Sertakan alasanmu.

Kompetensi yang diukur: Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks
informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

6. Apakah diagram Dua Penerima Terbesar Subsidi Listrik Tahun 2018 pada wacana tersebut
memberikan gambaran tentang ketepatan subsidi listrik?
Kompetensi yang diukur: Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur
perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

7. Beberapa hal berikut ini telah menyumbang kondisi perubahan iklim yang cukup parah.
Berdasarkan pemahamanmu pada data infografik tersebut, berikan tanda centang pada
pernyataan Benar atau tanda silang pada pernyataan Salah pada hal-hal yang ikut mengakibatkan
perubahan iklim.

PERNYATAAN BENAR SALAH


Meningkatnya efek gas rumah kaca

Berkurangnya produksi minyak bumi

Terjadinya banjir dan kebakaran hutan

Kurangnya energi terbarukan


Kompetensi yang diukur: Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi
sesuai jenjangnya.

8. Apakah Geronimo dapat disebut sebagai seorang pahlawan? Kaitkan dengan tempat
kelahirannya dan penyerangan yang dilakukan terhadap tentara Meksiko.
Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca
Tingkat SMA
In Progress

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal
asesmen literasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui
program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses
penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi
pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi literasi siswa SMA. Pada aktivitas
ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa Anda
untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas.
Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat
memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari kedua teks berikut ini manakah yang paling sesuai
dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, atau teks 2? Jelaskan.

Teks 1: Cegah Covid-19, Perlukah Pakai Masker saat Berada di Rumah?


Teks 2: Hujan Pertama



2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu,
pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 

3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang
berbeda-beda berdasarkan teks yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata,
memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya
dalam penalaran. 

ASESMEN NUMERALISASI TINGKAT


SMA
Konsep Numerasi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Numerasi Tingkat SMA Konsep Numerasi

In Progress
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi
dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku,


dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi
yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di
dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan
matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk; bernalar,
mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam
penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum


Numerasi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Numerasi Tingkat SMA Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi

In Progress

Pada topik sebelumnya Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi tingkat
SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen
Numerasi untuk tingkat SMA. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya
mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa
tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan
Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.  Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah
atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran. 
Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.
Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek
infografis berikut:
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi


Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Numerasi Tingkat SMA Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SMA

In Progress

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi
tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen
numerasi tingkat SMA.

Pada tingkat SMA terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat 3 konten
yang dipelajari yakni, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 10, siswa akan belajar geometri dengan memahami dan
menggunakan perbandingan trigonometri serta ,menghitung volume dan luas permukaan. Selain
itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi bilangan,
termasuk pola bilangan. Dan akan mempelajari data dan representasi juga ketidakpastian dan
peluang.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level
Pembelajaran 1 Numerasi.

Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat


SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Asesmen
Numerasi Tingkat SMA Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMA

In Progress

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi
pada tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen
numerasi tingkat SMA.

Level Pembelajaran 1 Numerasi Kelas 10

Kompetensi: Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri


1. Badan Geologi, Kementerian ESDM dan Mitigasi Bencana Geologi Sumatera Utara sedang
mengamati ketinggian letusan awan panas gunung  Sinabung pada hari tersebut. Puncak gunung
terlihat pada  sudut elevasi 30° sedangkan puncak letusan awan panas terlihat pada sudut elevasi
60°.

Diketahui tinggi gunung Sinabung adalah 2.460 meter dan terjadi kesalahan dalam mengukur
sudut elevasi. Besar sudut elevasi untuk melihat tinggi erupsi seharusnya adalah 50o. Akibat
kesalahan ini, maka tinggi erupsi gunung sebenarnya lebih tinggi atau rendahkah bila
dibandingkan dengan tinggi erupsi yang didapatkan dari sudut elevasi semula? Beri alasannya!

Jawaban:
30 derajat dengan tinggi 2460 meter, yang seharusnya adalah 50 derajat. Besar sudut
sebanding dengan tinggi dengan aturan trigonometri — x = t / sin y dengan x jarak pengamat
dengan kaki gunung.

Kompetensi: Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola.

HEMAT AIR BUAT KEHIDUPAN MASA DEPAN


2. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebagai
manusia yang akan selalu menggantungkan diri pada air kita memang sudah seharusnya untuk
menjaganya. Meskipun air ini adalah sumber daya yang terbarukan, namun untuk air bersih
ternyata sumber daya ini tidak bisa diperbarui. Keberadaan air bersih yang terus menyusut tiap
tahunnya ini akhirnya harus membuat kita ekstra waspada akan stok atau persediaannya. Untuk
menjaga stok atau persediaan air bersih ini dengan baik Anda mau tak mau memang harus
melakukan penghematan. 

Perhatikan gambar berikut!

Ani akan membuat nasi tumpeng yang dikukus dengan menggunakan tempat berbentuk kerucut
seperti pada gambar. Campuran air untuk mengukus berasnya adalah 1 : 1 artinya 1 liter beras
dicampur 1 liter air. Jika air yang digunakan untuk membuat tumpeng senilai dengan air hasil
penghematan jika Ani mematikan keran air saat gosok gigi selama 4 hari, maka banyak
maksimal nasi tumpeng yang dapat dibuat adalah .… ( 3,14 )

A 2 buah

B 3 buah

C 5 buah

D 10 buah
E 12 buah

Kompetensi: Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear


dua atau tiga variabel

3. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang
berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis
yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus. Pada setiap pembelian alat tulis,
pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa
paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.

Berdasarkan harga tiap paket yang tersedia di toko Rejeki dan toko Makmur carilah masing-
masing harga dari setiap alat tulis baik penghapus, buku tulis maupun bolpoin, bu Siti menarik
kesimpulan bahwa …

A Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih mahal dari toko Makmur.

B Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

C Harga sebuah penghapus di toko Rejeki sama dengan di toko Makmur.

D Harga sebuah penghapus di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
E Harga sebuah bolpoin di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

Kompetensi: Memahami barisan Aritmetika dan geometri

4. Anita, seorang seniman muda dari Sumatera berencana membuat pameran tunggal untuk
menunjukkan rancangan karyanya yang disusun dari  tumpukan bola-bola tanah. Bola-bola
tersebut dibuat dari campuran tanah liat dan recycle sampah yang dapat didaur ulang. Polanya
seperti gambar berikut.

Untuk memenuhi ruangan yang disediakan, Anita akan membuat 10 susunan bola tersebut.
Berapakah banyak bola tanah yang harus disediakan? (Asumsi ada penambahan 10%  bola tanah
untuk persediaan/penggantian bola tanah yang rusak selama masa pameran di setiap susunan
bola)

A 285 bola tanah.

B 300 bola tanah.

C 314 bola tanah.

D 320 bola tanah.

E 350 bola tanah.

Kompetensi: Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya

5. Sistem penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia terbagi menjadi jaringan tetap (kabel dan
nirkabel) dan jaringan bergerak (selular). Dalam perkembangannya, telah terjadi pergeseran pada
sektor telekomunikasi di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia menggunakan jaringan
telekomunikasi yang berbasis pada kabel. Namun mobilitas yang tinggi serta kebutuhan akan
akses informasi yang cepat dan akurat telah menggeser pilihan moda telekomunikasi yang
digunakan masyarakat Indonesia. Dari tahun 2000 sampai 2007, banyak pengguna telepon
seluler f(x) (dalam juta) dapat dimodelkan oleh persamaan f(x) = 1,3x2 + 1,6x + 3,7 dengan x = 0
merepresentasikan tahun 2000. Grafik berikut menunjukkan pertumbuhan pengguna telepon
seluler, nirkabel dan kabel di Indonesia (dalam pembulatan puluhan juta terdekat).
Banyak pengguna telepon seluler di Indonesia akan mencapai angka 78,6 juta pada tahun ….

A 2006

B 2007

C 2008

D 2009

E 2010

Kompetensi yang diukur: Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan,
simpangan, dan variansi).

EMAS = INVESTASI YANG MENGUNTUNGKAN?

6. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return di masa yang akan datang. Keputusan
penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai
kelebihan dana. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. 

Berikut ini disajikan grafik harga emas ANTAM pada bulan Mei 2019.
 Berdasarkan grafik harga emas di atas, tentukan kebenaran pernyataan berikut!

Pernyataan Benar Salah

Harga emas selalu meningkat dalam bulan Mei 2019.

Pada akhir bulan Mei 2019, harga emas lebih tinggi bila dibandingkan pada awal bulan Mei
2019.

Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah positif.

Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah yang tertinggi selama
bulan Mei 2019.

Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.

PRAKIRAAN CUACA DAN APLIKASINYA

7. Andi merupakan seorang siswa SMA yang tinggal di daerah Jakarta Barat dan bersekolah di
daerah Jakarta Selatan. Untuk berjaga-jaga sebelum pergi ke sekolah, ia mengunduh data
prakiraan cuaca dari BMKG untuk daerah Jakarta berikut ini.
Berdasarkan data historis yang dikumpulkan Andi selama ini, maka 90% prakiraan cuaca yang
diberikan oleh BMKG sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi kemudian.

Pada hari itu Andi tidak membawa payung, dan karena jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh,
Andi tidak pernah menunggu hujan reda agar cepat sampai di rumah. Bila ia pergi ke sekolah
pada dini hari dan pulang pada siang hari, maka peluang Andi basah terkena air hujan pada saat
perjalanan pergi atau pulang sekolah adalah … 

A 7%

B 19%

C 81%

D 93%

E 99%

Previous Topic
Back to Lesson

Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi


Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Asesmen Numerasi Tingkat SMA Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMA
In Progress

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal
asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui
program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses
penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi
pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMA. Pada
aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu
siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar dalam
pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat
memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang
paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.

2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu,
pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk
yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata,
memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar
numerasinya dalam penalaran. 
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
Kompetensi Minimum
Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat
Penguasaan Kompetensi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Mengidentifikasi 4 Kategori
Tingkat Penguasaan Kompetensi
In Progress

Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen
Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh
butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman
mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan
hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk
memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi
membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa
dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap
kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini 

Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun
strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa.
Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang
dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep,
keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca
informasi selengkapnya pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran


Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Tindak Lanjut
Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dengan Berbasis Konten

In Progress

Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar
sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan
Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka
praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang
berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya
mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang
jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan


pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran.
Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat
penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran
sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu
melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses,
pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa
menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah.
Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi
pembelajaran semata.

Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat
bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang
pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan
pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk
mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan
hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa. 
Previous Topic

Back to Lesson

Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi


untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Analisis Kategori Penguasaan
Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
In Progress

Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap
usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan
menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil.
Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi
lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi.
Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru
untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak
lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan,
pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan
Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 



Previous Topic
Back to Lesson

Merekomendasikan Strategi Pembelajaran


Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen
Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Merekomendasikan Strategi
Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum
In Progress

Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan
pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah
disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar
pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil
laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS
berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi,
manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai
tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada
materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan
pendampingan khusus. 
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping
dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi,
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi
lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi
dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa
menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat


penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan
Implikasinya pada Pembelajaran

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis


Kompetensi pada Mata Pelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3
Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Contoh Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran
In Progress

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan
pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM
dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis
penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan
gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.




Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik
di http://bit.ly/skgurubelajar021
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan


Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 3 Tindak Lanjut
Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran

In Progress

Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila
banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin.
Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah
menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang
utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen,
kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum
dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat
melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara
belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia
nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.

Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan
kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen
dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait
pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis:
asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang
proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif:
asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.

Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan
Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai