Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP)


Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan kegiatan
intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup kegiatan
latihan atau praktik pembelajaran dan tugas-tugas kependidikan di sekolah
praktikan secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan
pembentukan profesi kependidikan. Di dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak
hanya dilakukan praktik pembelajaran, tetapi juga mencakup keseluruhan
kegiatan yang dilaksanakan guru di sekolah.
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dapat dianggap sebagai
program yang mengintegrasikan segala kemampuan keguruan yang telah
diperoleh selama mahasiswa belajar di lembaga pendidikan guru, penguasaan
terhadap berbagai materi pelajaran sekolah menengah, penguasaan terhadap
berbagai landasan pendidikan dan teori belajar pembelajaran, penghayatan
terhadap berbagai sikap dan nilai yang berkaitan dengan kode etik keguruan,
diterapkan dalam PLP melalui berbagai tahap.
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan bagian integral
dari proses pendidikan pada jenjang S-1 kependidikan yang dimaksudkan untuk
menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam situasi nyata di
lapangan dalam upaya mencapai kompetensi yang secara utuh telah ditetapkan
oleh masing-masing program studi di lingkungan Universitas Riau.
Dalam konteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PLP
memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Kegiatan PLP yang
dilakukan para mahasiswa pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan
bekerja pada suatu sekolah/ lembaga pendidikan tertentu. Para mahasiswa
dalam melaksanakan PLP, tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan
keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan
tuntutan nyata dalam situasi kerja, tetapi para mahasiswa juga dituntut untuk
mendapat pengalaman mengajar secara profesional serta mengintegrasikan

1
pengalamannya itu ke dalam pola perilaku dirinya sebagai pribadi yang efektif
dan produktif. Dengan PLP, para mahasiswa diharapkan dapat mencapai
kompetensi yang ditetapkan oleh setiap program studinya masing-masing.
Berbekal pengetahuan dan keterampilan profesi yang telah dimilikinya,
para mahasiswa mengadakan observasi untuk mengenal dunia pendidikan
secara nyata dengan berbagai segi yang ada di dalamya, selanjutnya dalam
jangka waktu tertentu para mahasiswa berlatih melakukan berbagai tugas
pekerjaan tertentu, serta menyesuaikan diri dengan iklim dan norma organisasi
tempat mereka berlatih. Dengan PLP, para mahasiswa tidak hanya
menggunakan dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan profesi
kependidikan, mereka juga diharapkan memiliki kesiapan yang lebih baik untuk
memasuki dunia profesi kependidikan dan mencapai sukses dalam
perkembangan karirnya.
Sebagaimana dinyatakan pada Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017
Pasal 1 butir 8, PLP adalah proses pengamatan/observasi dan pemagangan yang
dilakukan mahasiswa Program Sarjana Pendidikan untuk mempelajari aspek
pembelajaran dan pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.
PLP adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan guru professional
pada jenjang Program Sarjana Pendidikan, berupa penugasan kepada
mahasiswa untuk mengimplementasikan hasil belajar melalui pengamatan
proses pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan, latihan mengembangkan
perangkat pembelajaran, dan belajar mengajar terbimbing, serta disertai
tindakan reflektif di bawah bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing dan
guru pamong secara berjenjang. Landasan dari diterapkannya PLP :

a. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
b. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c. Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

2
d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
f. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
i. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
j. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55
Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru.

1.2 Tujuan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP)


a. TujuanUmum
PLP bertujuan agar para mahasiswa (praktikan) mendapatkan
pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan dan sebagai wahana
untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional. Pengalaman
yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam
profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di
luar sekolah dengan penuh tanggung jawab.
b. TujuanKhusus
Secara khusus PLP bertujuan agar para mahasiswa:
1) Mengenal secara cermat lingkungan sekolah/tempat latihan dalam hal
akademik, sosial, fisik, dan administrasi,

3
2) Dapat menerapkan berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar
keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi
sebenarnya,
3) Memperoleh pengalaman mengajar dalam situasi nyata di sekolah
4) Mengintegrasikan berbagai pengalaman belajar dan penghayatan dalam
upaya pencapaian kompetensi akademik sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh program studi masing-masing.

1.3 Manfaat Pelaksanaan PLP


Pelaksanaan PLP memberi banyak manfaat bagi mahasiswa, adapun
manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan PLP ini adalah:
a. Bagi mahasiswa kegiatan PLP ini dapat membantu meningkatkan
keterampilan mengajar, mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
diperoleh dalam perkuliahan serta dapat mengetahui realita yang ada di
sekolah.
b. Bagi sekolah kegiatan PLP memberikan informasi–informasi baru yang
dapat dipadukan dengan kemampuan sekolah sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Bagi kampus kegiatan PLP ini dapat menciptakan mahasiswa calon guru
yang profesional dan berkompeten pada bidangnya.

1.4 Analisis Situasi


Sebelum kegiatan PLP dilaksanakan, mahasiswa/i terlebih dahulu
menempuh kegiatan pembekalan yang diadakan oleh UPLP. Kegiatan
pembekalan tersebut diadakan guna memberikan bekal awal kepada
mahasiswa/i sebelum melaksanakan PLP. Selanjutnya mahasiswa/i diantar ke
sekolah tempat PLP oleh dosen yang telah ditentukan.
Kegiatan PLP ini terdapat dua tahapan yaitu, kegiatan observasi dan
kegiatan magang. Kegiatan observasi di sekolah bertujuan agar mahasiswa
memperoleh gambaran mengenai proses pembelajaran yang dilakukan di
sekolah beserta kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang proses

4
pembelajaran. Kegiatan magang ini sendiri adalah praktik mengajar yang
dilakukan oleh peserta PLP di dalam kelas sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya. Kegiatan ini merupakan kegiatan terbimbing yang di pandu
langsung oleh guru pamong yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan telah
diketahui oleh pihak kampus.
SMA Negeri Plus Provinsi Riau merupakan sekolah yang terletak di
Jalan Kubang Raya, Pekanbaru. Sekolah tersebut menempati lokasi yang cukup
strategis karena mudah dijangkau oleh siswa, dan tidak jauh dari Jalan Raya
Pekanbaru. Hal ini merupakan potensi fisik yang dapat menunjang proses
pembelajaran.
SMA Negeri Plus Provinsi Riau sudah dilengkapi dengan beberapa
sarana prasarana penunjang KBM. Adapun sarana prasarana yang dimiliki oleh
SMA Negeri Plus Provinsi Riau adalah gedung sekolah yang terdiri dari ruang
belajar, ruang kantor, ruang guru, lab-TIK, perpustakaan, dan ruang penunjang
lainnya.

1.5 Sejarah SMA Negeri Plus Provinsi Riau


Sumber daya alam yang melimpah tidak cukup untuk meningkatkan
kesejahteraan bila dikelola oleh sumber daya manusia yang tidak berkualitas.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, beberapa orang yang peduli terhadap
pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia Riau merasa terpanggil
untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan yang dibentuk oleh Yayasan
Bina SDM Riau yang berkedudukan di Jakarta dengan ketua Bapak Letjen
(Purn). Syarwan Hamid dan Bapak Brigjen (Purn). Saleh Djasit, SH sebagai
sekretaris serta anggota pengurus dari tokoh-tokoh Riau yang ada di Jakarta.
SMA Negeri Plus Propinsi Riau sebagai jenjang pendidikan menengah
mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk
menlanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk
mengembangkan diri sejalan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian dan juga meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan sosial budaya dan alam sekitarnya

5
serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa,
cerdas, terampil, berkemauan kuat, berbudi pekerti luhur serta berbudaya
Melayu.
Pada awal berdirinya Tahun Pelajaran 1998/1999, SMAN Plus Propinsi
Riau menempati Kampus Akademi Koperasi Riau di Pasir Putih Pekanbaru
dengan jumlah siswa 70 orang dan 13 orang staf pengajar. Selanjutnya dengan
bantuan berbagai pihak seperti PT. CPI, PT Surya Dumai, PT. Sinar Mas
Group. PT. Rapp dan PT. IKPP serta pihak lainnya, maka SMAN Plus Propinsi
Riau yang berada di bawah pemerintahan Provinsi Riau melangkah dengan
pasti menatap masa depan.
Pada tahun 2000 sekolah ini bernama SMUN 1 Tambang Kabupaten
Kampar berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan No. 217/0/2000 tanggal
17 November 2000. Kemudian berdasarkan keputusan Gubernur Riau No.
KPTS. 511/XI/2001 tanggal 17 November 2001 berubah nomenklaturnya
menjadi SMU Negeri Plus Propinsi Riau, dan sekarang berubah menjadi SMA
Negeri Plus Propinsi Riau. Pada tanggal 25 November 2000, SMA Negeri Plus
diresmikan oleh Ibu Wakil Presiden RI, Ibu Megawati Soekarno Putri.

Tabel 1.1 Pimpinan Sekolah yang Pernah Bertugas di SMA Negeri Plus
Prov. Riau
No Nama Jenis Masa Jabatan
Kelamin
1 Drs. Isnorijal Laki-laki 1999 –2002
2 Drs. Yusrizal, M.Pd Laki-laki 2002 – 2008
3 Drs. H.Basri, M.Pd Laki-laki 2009 – 2015
4 Drs.H. Saadunir Laki-laki 2014 – 2015
5 Drs.H.A. Rivai, M.Pd Laki-laki 2015– 2019

1.6 Identitas Sekolah


Nama Sekolah : SMA Negeri Plus Provinsi Riau
NIS : 300 500
NSS : 30.1.09.60.080.050
NPSN : 10404453

6
SK. Pendirian Sekolah : N0:217/0/2000 Tgl 17 November 2000
Tahun Pendirian : 1998
Perubahan Nomenklatur : Keputusan Gubernur Riau Nomor:
KTPS. 511/XI/2001
Alamat : Jl. Lingkar Kubang Raya Pekanbaru
Provinsi Riau Desa/Kelurahan Simpang Tiga,
Kecamatan Bukit Raya Kabupaten/Kota
Pekanbaru Provinsi Riau
Kode Pos : 28452
Telepon : 0761 – 7048400
Akreditasi :A
Status Sekolah : Negeri
Jenis Sekolah : SMA
Website : www.smanplusProvinsiriau.com
E-mail : smanplus@gmail.com

7
BAB II
OBSERVASI

Kegiatan observasi adalah tahapan awal dalam pengenalan lapangan


persekolahan. Kegiatan ini merupakan kegiatan mengamati, mengenal kegiatan
atau penyelenggaraan yang berkaitan dengan sekolah, manajemen-administrasi,
perpustakaan, laboratorium, ekstrakurikuler, bimbingan-konseling serta kegiatan
mengamati guru pamong yang sedang memlaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas. Tujuan dari tahapan observasi ini adalah untuk memperkuat kompetensi
pemahaman peserta didik, dan pembelajaran yang mendidik, dan untuk membentuk
kepribadian dan jati diri calon pendidik. Adapun komponen observasi yang
dilakukan meliputi :

2.1 Pengamatan Langsung Kultur Sekolah


Pada pengamatan langsung kultur sekolah berisi tentang kegiatan-
kegiatan pembiasaan yang terjadi di sekolah tempat kegiatan mahasiswa PLP,
yang dapat membangun sikap (karakter) baik bagi warga sekolah. Adapun
pengamatan langsung kultur sekolah, antara lain :
a. Kegiatan 3S (Senyum, Sapa, Salam)
SMA Negeri Plus Provinsi Riau merupakan sekolah yang
menjunjung tinggi norma kesopanan. Setiap siswa tidak hanya
mengutamakan kegiatan 3S, tetapi ditambah dengan 2S yaitu (sopan,
santun). Siswa yang bersekolah di SMA Negeri Plus Provinsi Riau
diwajibkan untuk hormat serta mengucapkan salam jika bertemu dengan
orang yang lebih tua, termasuk juga kakak kelas mereka.
b. Pengkondisian awal belajar
Pengondisian awal belajar di SMA Negeri Plus Provinsi Riau juga
diberlakukan setiap harinya. Waktu masuk ke dalam kelas ditandai dengan
adanya bunyi bel yang tentunya terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Bel
yang terdapat di meja piket dan sudah menjadi kewajiban guru piket untuk

8
membunyikannya. Baik itu pada waktu awal masuk kelas, jam pergantian
pelajaran, jam istirahat maupun jam pulang sekolah. Setelah masuk ke
dalam kelas, kegiatan belajar mengajar tidak langsung dilakukan. Terlebih
dahulu guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan literasi di
awal setelah bel tanda masuk berbunyi. Kegiatan ini diterapkan setiap hari
dari senin sampai jumat,dan hari sabtu dilaksanakan kegiatan English Day.
Sebelum memulai pembelajaran, setiap siswa/i yang muslim akan
diwajibkan untuk membaca Al-Qur’an terlebih dahulu selama 10 menit. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan siswa serta agar suasana kelas
menjadi lebih kondusif sebelum pembelajaran.
c. Upacara bendera
Setiap hari senin, siswa/i SMA Negeri Plus Provinsi Riau akan
melakukan upacara bendera untuk meningkatkan rasa nasionalisme mereka.
Upacara bendera rutin dilaksanakan pada hari senin pagi pukul 07.15 WIB
sampai pukul 08.00 WIB yang dilaksanakan di lapangan SMA Negeri Plus
Provinsi Riau. Selain itu upacara bendera juga dilaksanakan untuk
memperingati hari besar, seperti HUT PGRI, hari pahlawan dan sebagainya.
Untuk petugas upacara sendiri adalah para siswa/i SMA Negeri Plus
Provinsi Riau secara bergantian menurut kelas masing-masing. Selain itu,
pada hari-hari selanjutnya siswa akan mengadakan kegiatan apel pagi
sebelum memulai pembelajaran dan melakukan kegiatan apel siang setelah
selesai pembelajaran.
d. Penggunaan seragam sekolah
SMA Negeri Plus Provinsi Riau mempunyai 6 stell baju seragam
yang dikenakan murid setiap harinya. Untuk hari Senin mengenakan
seragam putih abu abu, selasa siswa-siswi mengenakan seragam khusus
(identitas) berwarna biru dan dongker, hari rabu siswa-siswi mengenakan
seragam pramuka, hari kamis siswa-siswi mengenakan seragam batik, hari
jumat, siswa-siswi mengenakan busana melayu, dan hari sabtu selang-seling
apabila kegitan senam bersama menggunakan pakaian olahraga. Untuk
seragam olahraga dikenakan juga pada jam pelajaran olahraga di lapangan,

9
tidak dibenarkan memakai seragam olahraga ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung di dalam kelas.
e. Anjuran menjaga kebersihan
Setiap siswa di SMA Negeri Plus Provinsi Riau diwajibkan untuk
menjaga kebersihan, baik itu kebersihan lingkungan maupun kebersihan
kelas. Untuk kebersihan lingkungan, setiap siswa diwajibkan untuk
membuang sampah pada tempatnya, apabila siswa tidak membuang sampah
pada tempatnya maka akan dikenakan sanksi/denda. SMA Negeri Plus
Provinsi Riau juga menyediakan tong sampah di setiap kelas, tong sampah
yang disediakan tersebut terbagi lagi menjadi tiga tempat, yaitu untuk
sampah organik, sampah botol, dan sampah anorganik. Untuk kebersihan
kelas, siswa juga diwajibkan membersihkan ruangan kelas sebelum jam
pelajaran pertama dimulai, selain itu, siswa tidak diperbolehkan juga untuk
makan di dalam kelas.
f. Anjuran menjaga ketenangan
Anjuran menjaga ketenangan di SMA Negeri Plus Provinsi Riau ini
juga sudah baik, contohnya seperti saat diadakannya upacara. Guru beserta
anggota OSIS tidak perlu mengatur lagi karena siswa mampu
mengkondisikan barisannya agar upacara menjadi kondusif. Pada jam
pelajaran berlangsung juga tidak ada siswa-siswi yang berkeliaran di luar
kelas.
g. Anjuran memanfaatkan waktu
Anjuran memanfaatkan waktu di SMA Negeri Plus Provinsi Riau
juga baik, apabila ada guru yang berhalangan hadir, siswa akan
memanfaatkan waktu tersebut untuk belajar didalam kelas, maupun di
perpustakaan.
h. Tercipta suasana yang tenang dan nyaman untuk belajar
Di SMA Negeri Plus Provinsi Riau sudah tercipta suasana yang
tenang dan nyaman untuk belajar, terlihat dari ruang kelas yang dilengkapi
dengan fasilitas seperti AC dan juga kipas angina sehingga siswa merasa
lebih nyaman dalam belajar, didalam kelas juga tersedia instalasi listrik

10
yang baik dan juga dilengkapi dengan akses internet yang baik yang
memudahkan siswa untuk mencari informasi melalui internet.
i. Suasana di sekolah menyenangkan
Suasana di SMA Negeri Plus Provinsi Riau sangat menyenangkan,
karena sarana dan prasarana sekolah yang cukup mendukung seperti adanya
perpustakaan, lapangan olahraga, dan suasana sekolah yang asri ditambah
dengan banyaknya tumbuhan membuat suasana semakin nyaman dan
menyenangkan.
j. Observasi Fisik dan Non Fisik Sekolah
1. Observasi Kondisi Fisik Sekolah
Secara umum, SMA Negeri Plus Provinsi Riau memiliki gedung
sekolah permanen. Di dalam gedung itulah terdapat berbagai fasilitas
yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fasilitas
yang dimiliki SMA Negeri Plus Provinsi Riau dapat dikatakan baik dan
layak untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. SMA Negeri
Plus Provinsi Riau memiliki sarana dan prasana sebagai pendukung
kegiatan belajar mengajar, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana di SMAN Plus Provinsi Riau

No Nama Prasarana Jumlah


1 Asmara Siswa 2 1
2 Asrama Siswa 1 1
3 Asrama Siswa 3 1
4 Gudang 1
5 Kamar Mandi/WC Guru Laki-laki 1
6 Kamar Mandi/WC Guru Perempuan 1
7 Kamar Mandi/WC Siswa Laki-laki 1
8 Kamar Mandi/WC Siswa Perempuan 1
9 Koperasi 1
10 Labor BHS 1
11 Labor Biologi 1
12 Labor Fsika 1
13 Labor Kimia 1
14 Labor Komputer 1

11
15 Labor Multi Med 1
16 Lapangan Basket 1
17 Lapangan Bola 1
18 Lapangan Bola Voli 1
19 Perpustakaan 1
20 R1 1
21 R 10 1
22 R 11 1
23 R 12 1
24 R 13 1
25 R 14 1
26 R2 1
27 R3 1
28 R4 1
29 R5 1
30 R6 1
31 R7 1
32 R8 1
33 R9 1
34 Research Teacher Center 1
35 Ruang 15 1
36 Ruang 16 1
37 Ruang 17 1
38 Ruang 18 1
39 Ruang 18 1
40 Ruang 19 1
41 Ruang 20 1
42 Ruang 21 1
43 Ruang BK 1
44 Ruang BP/BK 1
45 Ruang Guru 1
46 Ruang Ibadah 1
47 Ruang Kepala Sekolah 1
48 Ruang OSIS 1
49 Ruang Serba Guna/Aula 1
50 Ruang TU 1
51 Ruang UKS 1
52 Rumah Dinas Kepala Sekolah 1

12
2. Observasi Kondisi Non Fisik Sekolah
1) Kegiatan guru di sekolah
Aktifitas atau proses belajar mengajar di SMA Negeri Plus
Provinsi Riau dimulai pada pukul 07.15 WIB. Sebelum proses
belajar mengajar dimulai, setiap hari selasa-kamis siswa mengikuti
kegiatan membaca buku untuk menambah pengetahuan dan literasi.
Bagi guru yang mengajar di kelas/pegawai jadwal pulang jam 16.15
WIB. Kegiatan guru sehari-hari adalah mengajar dan pada hari
Senin guru wajib mengikuti upacara bendera, wajib mengikuti
kegiatan imtaq dari Selasa sampai Juma’t pagi. Selain tugas diatas,
ada juga beberapa guru yang ditunjuk sebagai wali kelas dan ada
juga guru yang menjadi Pembina OSIS, serta Pembina
ekstrakurikuler. Guru juga melakukan piket sekolah dimana mereka
ditugaskan untuk mengisi buku absen siswa dan guru yang
berhalangan hadir.
2) Kegiatan siswa di sekolah
Dikarenakan semua siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau
tinggal di asrama, maka siswa dan siswi tidak memiliki catatan
keterlambatan di kesekolah, dan siswa harus memakai pakaian rapi
sesuai dengan pakaian yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selain
kegiatan belajar mengajar siswa juga diwajibkan setiap senin
mengikuti upacara, setiap selasa sampai kamis pagi wajib mengikuti
kegiatan literasi. Selain itu siswa ada yang mengikuti kegiatan
pelatihan karya Ilmiah dan olimpiade dibidang IPA dan siswa juga
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.

Tabel 2.2 Daftar Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkatan Kelas


Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 11 94 50 144
Tingkat 10 99 47 146
Tingkat 12 65 34 99
Total 258 131 389

13
2.2 Pengamatan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Sekolah

a. Pimpinan
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, fasilitator, inovator, dan motivator.

Tabel 2.3 Penjabaran Fungsi Kepala Sekolah


No Komponen Aspek Indikator
1 Edukator 1. Kemampuan a. Kemampuan
membimbing Guru. membimbing program
pengajaran/bk
b. Melaksanakan program
pengajaran/ bk
c. Melaksanakan evaluasi
dan analisa evaluasi
d. Melaksanakan program
perbaikan pengajaran

a. Kemampuan
2. Kemampuan membimbing karyawan
membimbing dalam menyusun
pegawai program kerja
b. Kemampuan
membimbing karyawan
dalam melaksanakan
tugas sehari-hari.

a. Kemampuan
3. Kemampuan membimbing siswa
membimbing siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler
b. Kemampuan
membimbing OSIS
c. Kemampuan siswa/i
untuk mengikuti lomba

a. Melalui pendidikan dan


4. Kemampuan pelatihan
membimbing Staf b. Melalui pertemuan
sejawat MGMP/ MGBK
c. Melalui seminar/ diskusi
d. Melalui bahan bacaan

14
e. Memperhatikan kenaikan
pangkat
f. Mengusulkan kenaikan
jabatan melalui seleksi
calon
5. Kemampuan belajar/
mengikuti a. Melalui
perkembangan pendidikan/pelatihan
IPTEK b. Melalui pertemuan
profesi/ MKKS
c. Melalui seminar/ diskusi
d. Melalui bahan bacaan
6. Kemampuan
memberi Contoh a. Memiliki jadwal
mengajar yang Baik mengajar minimal 6
jam/minggu
b. Memiliki program
tahunan, program
semester, SP, RPP, dan
daftar nilai.

2 Manajer 1. Kemampuan a. Memliki program jangka


menyusun program panjang (8 tahun)
b. Memliki program jangka
menengah
c. Memiliki program
jangka pendek (1 tahun)

2. Kemampuan a. Memiliki susunan


menyusun program sekolah
organisasi/ b. Memiliki personalia
pendukung
c. Menyusun personalia
untuk kegiatan temporer

3. Kemampuan a. Memberi arahan


menggerakkan staf b. Mengkoordinasikan staf
guru dan pegawai yang sedang
melaksanakan tugas

4. Mengoptimalkan a. Memanfatkan sumber


sumber-sumber daya daya manusia secara
sekolah optimal

15
b. Memanfaatkan sarana
dan prasarana secara
optimal
c. Membuat sarana/
prasarana milik sekolah
3 Administrator 1. Mengelola a. Memiliki kelengkapan
administrasi KBM data administrasi KBM
dan BK b. Memiliki kelengkapan
data BK

2. Mengelola a. Memiliki kelengkapan


administrasi data kesisaan
kesiswaan b. Memiliki kelengkapan
data kegiatan
ekstrakurikuler

3. Mengelola a. Memiliki kelengkapan


administrasi data admininistrasi
ketenagaan tenaga guru
b. Memiliki kelengkapan
data administrasi tenaga
karyawan

4. Mengelola a. Memiliki administrasi


administrasi keuangan rutin
keuangan b. Memiliki administrasi
keuangan OPF
c. Memiliki administrasi
keuangan

5. Mengelola a. Memiliki data


administrasi administrasi gedung dan
sarana/prasarana ruang
b. Memiliki data
administrasi mebeler
c. Memiliki kelengkapan
data administrasi
laboratorium
d. Memiliki kelengkapan
data administrasi
perpustakaan

6. Mengelola a. Memiliki data


administrasi administrasi surat keluar
persuratan

16
b. Memiliki data
administrasi surat masuk
c. Memiliki data
administrasi surat
keputusan

4 Supervisor 1. Kemampuan a. Memiliki program


menyusun program supervisi KBM dan BK
supervisi b. Memiliki program
supervisi untuk kegiatan
ekskul

a. Memiliki program
2. Kemampuan supervisi kelas/ klinis
melakukan program b. Melaksanakan program
supervisi supervisi dadakan
(klinis)
c. Melaksanakan program
supervisi untuk kegiatan
ekskul

a. Memanfaatkan hasil
3. Kemampuan supervisi untuk
menggunakan hasil meningkatkan guru dan
supervise karyawan
b. Memanfaatkan hasil
supervisi untuk
pengembangan sekolah
5 Leader/ 1. Memiliki a. Jujur
Pemimpin kepribadian yang b. Percaya diri
kuat c. Bertanggung jawab
2. Memahami kondisi a. Memahami kondisi guru
anak buah dengan b. Memahami kondisi
baik karyawan
c. Memahami kondisi
siswa

3. Memiliki visi dan a. Memiliki visi tentang


memahami misi sekolah yang
sekolah dipimpinnya
b. Memahami visi yang di
emban sekolah

4. Memiliki a. Mampu mengambil


kemampuan keputusan untuk urusan
intern sekolah

17
mengambil b. Mampu mengambil
keputusan keputusan untuk urusan
ekstern sekolah

a. Mampu berkomunikasi
5. Memiliki secara lisan dengan baik
kemampuan b. Mampu menuangkan
berkomunikasi gagasan dealam bentuk
tulisan
6 Inovator 1. Kemampuan a. Mampu mencari gagasan
mencari atau baru
menemukan gagasan b. Mampu memilih gagasan
baru untuk
pembaharuan
sekolah

2. Kemampuan a. Mampu melakukan


melakukan pembaharuan dibidang
pembaharuan di KBM/ BK
sekolah b. Mampu melakukan
pembaharuan di bidang
pengadaan dan
pembinaan guru dan
karyawan
c. Mampu melakukan
pembaharuan dalam
menggali sumber daya
KOMITE sekolah dan
Masyarakat
7 Motivator 1. Kemampuan a. Mampu mengatur ruang
lingkungan fisik kantor yang konduktif
untuk bekerja
b. Mampu mengatur ruang
kelas yang konduktif
untuk KBM dan BK
c. Mampu mengatur ruang
laboratorium yang
konduktif untuk
praktikum
d. Mampu mengatur ruang
perpustakaan yang
konduktif untuk belajar
e. Mampu mengatur
halaman/ lingkungan

18
sekolah yang sejuk dan
teratur

2. Kemampuan a. Mampu menciptakan


mengatur suasana hubungan kerja yang
kerja non fisik harmonis sesama guru
b. Mampu menciptakan
hubungan kerja yang
harmonis sesama
karyawan
c. Mampu menciptakan
hubungan kerja yang
harmonis antara guru dan
karyawan
d. Mampu menciptakan
hubungan kerja yang
harmonis antara sekolah
3. Kemampuan
menerapkan prinsip a. Mampu menerapkan
penghargaan dan prinsip penghargaan
hukuman (reward)
b. Mampu menerapkan
prinsip hukuman

Banyaknya urusan dan tanggung jawab kepala sekolah, maka


diperlukan bantuan dari wakil kepala sekolah.
a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum
1. Menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru, membuat
jadwal pelajran evaluasi (harian, umum dan akhir).
2. Menetapkan kriteria kenaikan dan kelulusan.
3. Menetapkan jadwal penyerahan rapor dan kenaikan kelas.
4. Mengkoordinasikan dan menyerahkan penyusunan atau pembuatan
pembelajaran.
5. Menyediakan buku kemajuan kelas dan program pengajaran.
6. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran, daya serap dan target
perencanaan kurikulum.
b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
1. Menyusun atau membuat program pembinaan kesiswaan dan program
kerja osis.

19
2. Membina dan melaksanakan koordinasi, keamanan, ketertiban,
keindahan, keundangan, dan kekeluargaan.
3. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
osis/siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah.
4. Melakukan pembinaan siswa teladan dan calon penerimaan beasiswa.
5. Menyusun laporan secara berkala tentang pelaksanaan humas dan
kesiswaan secara berkala.
6. Mengadakan pemilihan siswa dalam melaksanakan kegiatan luar
sekolah.
c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas
1. Memprogramkan urusan kerja sama dengan masyarakat.
2. Mengatur dan menyelenggrakan hubungan sekolah dengan orang tua
dan wali murid.
3. Membina hubungan sekolah dengan komite sekolah.
4. Mengadakan kerja sama dengan instansi terkait.
5. Menyusun laporan secara berkala tentang pelaksanaan humas.
d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana
1. Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah.
2. Menyusun laporan rencana kebutuhan sarana dan prasana sekolah.
3. Mengadakan biaya alat-alat pebelajaran.
4. Menyusun laporan pelaksanaan urusan Sarana dan Prasarana sekolah.

Tabel 2.4 Pimpinan dan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri Plus Prov. Riau
Jenis Masa
Pend.
No Jabatan Nama Kelamin Usia Kerja
Akhir
L P
Kepala Drs. H. A. Rivai, M. Pd √ 59 S2 23 Th
1
Sekolah
Wakil 22 H
2 Kepala Andri Karmidi, M. Pd √ 48 S1
Sekolah

20
e. Tenaga Pengajar

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas


melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi:
1. Membuat perangkat program pembelajaran
a) Program semester
b) Program satuan pelajaran
c) Program rencana pengajaran
d) Program mingguan guru
e) LKPD
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar mengajar (ulangan
harian, ulangan umum dan ujian akhir)
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program remedial dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Membuat alat pelajaran/alat peraga
8. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
9. Mengikuti kegiatan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.

21
Tabel 2.5 Tenaga Pengajar SMA Negeri Plus Provinsi Riau
Jam Mengajar Jumlah Keterangan
No Nama/NIP Pangkat/ Gol Mata Pelajaran
X XI XII Jam
1
Pembina Tk. Bahasa Inggris 6 6
Drs. H. A. Rivai, M.Pd
I Wajib
NIP.195910011989031002
(IV/b) Kepala sekolah

Pembina Tk. Geografi 12 12


Drs. Hasidin Pospos, M.Pd
2 I Wakasek
NIP.196010091986011002
(IV/b) Kurikulum

Sejarah 12 12
Wakasek
Andri Karmidi, M. Pd Pembina
3 Kurikulum
NIP.197105171995121001 IV/a
Plt Kepala
Sekolah

24 24
Pembina
4 Mulya Manru, M. Pd Biologi
IV/a
NIP. 197009101994121003 Wakasek Sapras
Bahasa Inggris 6 10
Wajib
Penata
5 Edi Sutono, M.Pd Bahasa inggris
III/c 4
NIP.197703152010011010 & sastra ingris
(lintas minat)

22
Kimia
8 8 16
(Peminatan)
Prakarya
&Kewiraushaan
Dra. Khairia Rawita Pembina Ekstra
6 Pembina
NIP.196010281987102001 Kode Kimia
IV/a
Wali Kelas
Kepala
Laboratorium
kimia
B. Indonesia 4 24 28
Drs. H. Darmawan, M.Pd Pembina Pembina Ekstra
7
NIP.196201311990031002 IV/a Debat Bahasa
Indonesia
PENJASORKES 6 18 24
8 Drs. Bambang Irianto Pembina Pembina Ekstra
NIP.196212011987031011 IV/a Olahraga
Prestasi
9 BK 75 99 174
Drs. M. Yunan Rauf, M.Pd Pembina
Koordinator Tim
NIP.196212311989011011 IV/a siswa siswa Siswa
Penilai PK guru

10
PKN 8 8 12 28
Pembina
Drs. H. Zaiful Pembina
Pramuka Gudep
NIP. 196304301991031003 IV/a
079-080
Wali kelas

23
11 Dra. Yasniar, M. Pd Pembina Sosiologi 16 16
NIP. 196210161993032002 IV/a
Pembina Matematika
12 Berlian Tarigan, S.Pd 12 8 20
IV/a (Peminatan)
NIP. 196701081992031005
Matematika
13 Drs. Aguspinal, M. Pd Pembina (Peminatan) 8 16 24
NIP. 196708171993031004 IV/a Matematika
(Wajib)
14 Drs. Nelwisman, M. Pd 6 8 12 26
Pembina Fisika
NIP. 196803091995011002 Pembina Ekstra
IV/a
Kode fisika
Drs. Ilyas, M. Pd Fisika 8
15 Pembina 6 8 24
NIP. 196903171994121001 Prakarya 2
IV/a
Kewirausahaan
16 Bahasa dan 24 24
Restu Sundari, M. Pd Pembina Sastra
NIP. 197009041994122001 IV/a Inggris (Lintas
Minat)
17 Drs. Sukri, M. Pd. Kons Pembina BK 25 145 170
NIP. 196502301998021002 IV/a siswa siswa siswa
Bahasa Inggris
6 6 24
18 Wajib
Tengku Emadesti, M. Pd Pembina Bahasa dan
NIP. 197612042003122003 IV/a Sastra Inggris
12
(Lintas Minat)

24
19 Seni Budaya 6 8 10 24
Elvi Rosvita, S. Pd Penata Wali Kelas
NIP. 197310282007012005 III/c Piket

20 TIK 100 99 145 344


Oktavianus, M. Kom Penata Pembina Ekstra
NIP. 197610122008011015 III/c Kode Komputer
Wali Kelas
21 Pendidikan 12 12 24
Nofmiyati, M.Ag Penata
Agama
NIP. 197511242008012013 III/c
dan Budi pekerti
22 Misdianto, M.Pd 16 12 28
Penata
NIP. 197303042008011017 Bahasa
III/c
Indonesia
Tugas
23 Suyatmi, S.Pd Penata
PKN 0 Belajar
NIP. 197711172008012019 III/b

24 Kholidin, M.Pd Penata Bahasa Inggris 4 4


NIP. 197509242009031002 III/c Wajib

25 Edi Sutono, S.Pd Penata Bahasa Inggris 6 6


NIP. 197703152010011010 III/b Wajib
26 Adek Chandra, M.Pd Penata Matematika 8 16 24
NIP. 198411292009032003 III/c Wajib
27 Kimia 8 8 20
Penata
Liza Yuspika Sary, M.Pd Peminatan
III/c 4
198507122010012014 Prakarya

25
28 Evi Alimin, M.Pd Penata Tk. I Biologi 12 8 24
NIP. 198007122008012028 III/b Prakarya 4

Tugas
29 Afridayeni, S.Pd Penata Tk. I 0
BK Belajar
NIP. 197704202009022004 III/b
30 Nurmasyiah, M.Pd - Kimia 6 8 14
99105007 Peminatan
Matematika
31 Evi rahmi, M.Pd - 8 16 24
Wajib
99105008

32 Seni Budaya 2 2 6
Khairul Asrar, S.Sn -
Pembina 2
Pramuka
33 Pendidikan 6 12 18
-
Rusian, S.PdI agama
dan budi pekerti
34 Helvi Asri Yeni, S.Si Seni Budaya 8 8 16
-
Sastra jepang
35 Teguh Nugroho, S.Pd Guru Pertama 6 12 18
PENJASORKES
NIP.198910182015031006 III/a
36 Ade Dwi Riyanti, S.Pd 8 8 16
Sejarah
37 Dika Ernanda, S.Pd Budaya Melayu 8 8 12 28

26
f. Tenaga Administrasi
Tabel 2.6 Tenaga Administrasi SMA Negeri Plus Provinsi Riau
No Nama Jenis Jabatan
Kelamin
1 Drs. H. A. Rivai, M. Pd L Kepala Sekolah

2 Sam’an, SE L Kepala Tata Usaha

4 Kholidin, M.Pd L Staff Urusan Kurikulum

5 Drs. Aguspinal, M.Pd L Staff Urusan Kurikulum

6 Delila Alba Viona P Staff Urusan


Kepegawaian

7 Misdianto, M.Pd L Staf Urusan Sarana


Prasarana

8 Marwan Sutrisno L Staf Urusan Sarana


Prasarana

9 Oktavianus, M.Kom L Staf Urusan Kesiswaan

10 Bambang Irianto L Staf Urusan Kesiswaan

11 Desnita Enggriana P Staf Urusan Kesiswaan

12 Berlian Tarigan L Staf Humas

13 Ulfa P Staf Persuratan dan arsip

Pada dasarnya administrasi sekolah dikepalai oleh Tata Usaha yang


melaksanakan tugas ketatausahaan dan bertanggung jawab kepada sekolah
dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan program ketatausahaan sekolah
2) Pengelolaan keuangan
3) Penyusunan administrasi, ketenagaan dan siswa
4) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai TU sekolah
5) Penyusunan administrasi sekolah
6) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
7) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan secara berkala.

28
a. Tugas-tugas staf Tata Usaha antara lain:
1) Menghitung jam mengajar dan membuat daftar gaji honorer
2) Membuat daftar absensi dan bertanggung jawab terhadap guru dan
pegawai
3) Membuat laporan bulanan dan mutasi pegawai.
4) Mengetik surat dan administrasi bidang kesiswaan.
5) Mengetik surat dan administrasi bidang kepegawaian.
6) Mengisi dapodik.
7) Menyusun dan mengatur nomor induk siswa.
8) Mengagendakan surat masuk dan surat keluar.
9) Membuat perlengkapan TU.
10) Membantu mengkoordinir SPP.
11) Membantu bidang sarana dan prasarana.
12) Sekolah dan lain-lain yang di anggap perlu.
g. Pustakawan
Perpustakaan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan
sebagai berikut:
1. Merencanakan mengadakan buku/ bahan pustaka media elektronik
2. Mengurus perpustakaan
3. Merencanakan pengembangan perpustakaan
4. Memelihara dan memperbaiki buku-buku/ bahan pustaka/ media
elektronik
5. Menyusun tata tertib perpustakaan
Koleksi buku yang dimiliki perpustakaan yaitu:
a) Buku-buku semua mata pelajaran
b) Buku-buku cerita rakyat
c) Kamus
d) Inseklopedia
e) Koran
f) Buku bacaan fiksi dan non fiksi
g) Buku penunjang bidang study

29
h) Karya-karya ilmiah yang sudah di sahkan
i) Novel-novel islami dan motivasi
j) Majalah-majalah pendidikan dan lain-lainnya

Tabel 2.7 Tenaga Putakawan SMA Negeri Plus Provinsi Riau


No Nama/NIP Pangkat/Gol Bidang Tugas
1 Kholidin, M. Pd Pembina
Kepala Perpustakaan
NIP. 197509242009031002 IV/a
2 Fitri Yusintia - Petugas Pustaka
3 Eki Agustin Purwanegara - Petugas Pustaka

h. Laboran
Laboran merupakan koordinator atau pengelola laboratorium yang
bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Merencanakan pengadaan alat dan bahan semua laboratorium.
b. Mengkoordinasikan jadwal dan tata tertib pendayagunaan,
pemanfaatan laboratorium.
c. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium.
d. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium.
e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan lain-lainnya.

Tabel 2.8 Nama-Nama Laboran SMA Negeri Plus Provinsi Riau


No Nama/NIP Pangkat/Gol Bidang Tugas

1 Drs. Mahyuddin, M,Pd Guru Madya/IV/a Kepala


NIP. 196212311992031064 Laboratorium

2 Koordinator Labor
Dra. Khairia Rawita
Guru Madya/IV/a Kimia
NIP. 196010281987102001
3
Drs. Nelwisman. N, M.Pd Koordinator Labor
Guru Madya/IV/a
NIP. 196803031995011002 Fisika
4 Koordinator Labor
Evi Alimin, M.Pd Guru Pertama/III/
Biologi
NIP. 198007122008012028 b

30
5 Oktavianus, M.Kom Koordinator Labor
Guru Muda/ III/c
NIP. 197610122008011015 Komputer
6
Kholidin, M.Pd Koordinator Labor
Guru Pertama/III/b
NIP. 197509242009031002 Bahasa
7
Drs. Aguspinal, M.Pd. Pembina Tk.1 Koordinator Labor
NIP. 196010091986011002 IV/b Matematika

Khairul Asrar, M.Sn. Koordinator Labor


8 -
NIGB. 991050010 Seni

i. Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen bagi berlangsungnya kegiatan
pendidikan di sekolah. Antara guru dan siswa keduannya merupakan
komponen yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Guru
sebagai pendidik, pengajar, serta memberikan bimbingan yang baik,
sedangkan siswa sebagai anak didik.

Tabel 2.9 Keadaan Siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau


JUMLAH JUMLAH
PESERTA PESERTA TOTAL
NAMA TINGKAT
DIDIK LAKI- DIDIK SISWA
ROMBEL
LAKI PEREMPUAN
2 4 5 6 7
X MS I 10 19 10 29
X MS II 10 21 10 31
X MS III 10 19 10 29
X MS IV 10 18 9 27
X SS 10 22 8 30
XI MS I 11 19 11 30
XI MS II 11 18 11 29
XI MS III 11 20 12 32
XI MS IV 11 21 8 29
XI SS 11 16 8 24
XII MS I 12 17 8 25
XII MS II 12 15 9 24

31
XII MS III 12 16 9 25
XII MS IV 12 17 8 25
Jumlah 389

j. Sarana dan Prasarana


Tabel 2.10 Sarana Sarana dan Prasarana SMA Negeri Plus Provinsi Riau
No Jenis sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Laptop 16
2 Komputer 85
3 Stensil 1
4 Mesin Foto copy 2
5 Handy Cam 2
6 Camera 1
7 Kendaraan Dinas. L300 Colt Dan Bus 2
8 Headset dan Tape Recorder 4
9 Air Conditioner (AC) 50
10 Proyektor/Infokus 16
11 Televisi 8
12 Kulkas 2
13 Scanner 1
14 Printer 10
15 Speaker 27
16 Racun Api 6
17 Kipas Angin 26
18 Mesin Workshop 7
19 Kursi Furtura/ Ruang Pertemuan Dan Ruang Makan 551
20 Mesin Diesel 1
21 Mesin Air 12
22 Meja ½ Biro dan Meja Biro 71
23 Kursi Siswa 633
24 Kursi Tamu Besi 16
25 Meja Panjang/Meja Rapat 67
26 Billing Kabinet 12
27 Mading Sekolah 11
28 Lemari 99
29 Dispenser 6

32
30 Meja Belajar Siswa 523
31 Papan Tulis (White Board) 28
32 Ruang Belajar 14
33 Ruang Labor 5
34 Ruang Pertemuan 2
35 Ruang Rapat 2
36 Ruang Majelis Guru 1
37 Ruang Perpustakaan 1
38 Mushola 1
39 Mesjid 1
40 Asrama 3
41 Ruang Kesenian 1
42 Ruang Kantin 1
43 Ruang Osis 1
44 Ruang Makan 1
45 Ruang Uks 1
46 Ruang Konseling 1
47 Rumah Guru/Pegawai 50
48 Gudang 1
49 Guest House 4
50 Dapur 1
51 Work Shop 1
52 Gardu Satpam 3
53 Klinik Kesehatan 1
54 Lap.Sepak Bola & Lintasan atletik 1
55 Ruang Kepsek 1
56 Ruang Wakasek 1
57 Ruang Tata Usaha 1

2.3 Visi dan Misi SMA Negeri Plus Provinsi Riau


1. Visi
Menjadikan SMA Negeri Plus Provinsi Riau yang menghasilkan
Sumber Daya Manusia (SDM) bertaraf internasional berlandaskan
imtaq dan budaya melayu.

33
2. Misi
 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
optimal.
 Menumbuh kembangkan semangat dan dedikasi yang tinggi,
berwawasan keunggulan bagi warga sekolah untuk berkopetensi
pada tingkat nasional dan internasional.
 Membekali siswa agar memiliki kecerdasan dibidang IPTEK serta
peduli pada pelestarian lingkungan dan budaya melayu.
 Menerapkan manajemen partisipatif yang melibatkan seluruh warga
sekolah dan komite sekolah dengan asas kekeluargaan.
 Membimbing anak didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa dan beramal saleh serta berbudi luhur.
 Membekali siswa agar memiliki wawasan kebangsaan yang kuat
serta mampu bergaul dan bersaing di era global.
 Membiasakan warga sekolah berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
 Menerapkan sisteam manajemen mutu (SMM) dengan melibatkan
semua warga sekolah dan stakeholder berpedoman pada standar ISO
9001:2008.
3. Target
 Menjadi SMA terbaik dan terdepan dari SMA yang ada di Provinsi
Riau dari segi kualitas akademik dan non akademik
 Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan kuliah ke perguruan
tinggi terbaik dalam dan di luar negeri dan lembaga lainnya
 Memiliki kualitas pelayanan prima terhadap peserta didik
 Terbentuknya sistem informasi dan ketatausahaan yang berdaya dan
berhasil guna
 Terbinanya hubungan yang harmonis dan saling pengertian sesama
warga sekolah, orang tua dan masyarakat
 Menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif
 Menumbuhkan budaya belajar (learning society) bagi warga sekolah

34
 Menumbuhkan rasa bangga terhadap sekolah, daerah Riau dan
bangsa Indonesia
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi bagi semua warga
sekolah
 Menjadi sekolah yang mandiri untuk masa akan datang.

2.4 Pengamatan dan Implementasi Peraturan dan Tata Tertib Sekolah


Tata tertib sekolah adalah ketentuan yang mengikat yang bertujuan untuk
menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Sekolah merupakan
elemen penting dalam pembentukan disiplin siswa. Disiplin dan tata tertib
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki peranan
penting dalam terwujudnya suatu kondisi lingkungan sekolah yang dinamis,
harmonis dan sejahtera.
Di SMA Negeri Plus Provinsi Riau, kondisi disiplin siswa sudah baik.
Implementasi peraturan dan tata tertib sudah baik mengingat siswa telah
paham dengan tata tertib yang berlaku. Adapun siswa yang melanggar tapi
masih dikatakan wajar karena hanya terkait dengan pelanggaran ringan dan
dikenakan sanksi yang juga ringan. Peran warga sekolah sangat penting dalam
penanaman budaya disiplin siswa antara lain dengan tak henti-hentinya
memperingatkan siswa mengenai pentingnya disiplin, mengadakan kontrol
yang dilakukan oleh wali kelas maupun bimbingan dan konseling.
Adapun data poin pelanggaranan siswa/i SMA Negeri Plus Provinsi Riau
dapat dilihat pada tabel 2.11
Tabel 2.11 Jenis Pelanggaran Siswa/i SMA Negeri Plus Prov. Riau
1. Jenis Pelanggaran Ringan
No Jenis Pelanggaran KUM

1. Terlambat dalam mengikuti proses belajar mengajar 10 1


menit
2. Seragam sekolah yang tidak lengkap atau tidak sesuai 1
dengan ketentuan

3. Tanpa nama/nama lain 1

35
4. Tanpa lokasi sekolah 1

5. Tanpa topi sewaktu upacara 1

6. Tanpa seragam olahraga sewaktu SKJ 1

7. Sepatu/tali berbelang 1

8. Kaus kaki berbelang 1

9. Tanpa tali pinggang/pakai warna selain hitam 1

10. Tanpa baret/dasi sewaktu seragam khusus dan seragam 1


lainnya.
11. Baju keluar/tidak dimasukkan dengan rapi 1

12. Duduk ditempat parkir, kantor, ruangan TU, dll 1

13. Rok pendek kurang 10 cm dibawah lutut 1

14. Mengecat rambut 1

15. Gunting rambut berbelang 1

16. Pakai pita/klip/ikat rambut tidak hitam 1

17. Absen dalam mengikuti ekstrakulikuler yang telah dipilih 1


siswa
18. Menelepon dalam belajar tanpa seizin guru/piket. 1

19. Absen dalam mengikuti upacara, SKJ, gotong royong, dll 1

20. Absen dalam shalat berjamaah 3 waktu (subuh, maghrib, 1


dan Isya) dan acara peringatan agama.
21. Memelihara jenggot, kumis, dan jambrik 1

22. Memakai anting-anting, kalung, gelang bagi siswa putra 1

23. Memakai tato. 1

24. Menginap di kamar orang lain yang sejenis 1

25. Memelihara kuku panjang 1

26. Memakai make up yang berlebihan (norak) 1

27. Memakai perhiasan selain anting-anting dan jam tangan 1


bagi siswa putri
28. Tidak memakai kartu pelajar atau menghilangkan kartu 1
pelajar

36
29. Berolahraga selain di lapangan olahraga atau di depan 1
asrama
30. Berjalan di atas rumput pekarangan sekolahan 1

31. Menjemur pakaian tidak pada tempatnya 1

32. Menukar barang inventaris kamar asrama dengan kamar 1


asrama lainnya
33. Meninggalkan kamar tanpa mematikan kran air, lampu, 1
dan mengunci pintu.
34. Memakai pakaian yang tidak sesuai dengan etika di ruang 1
makan.
35. Membawa makan ke luar dari ruang makan kecuali sakit 1
atau izin piket.
36. Meletakkan alat makan disembarang tempat 1

37. Membuang sampah atau isi makanan disembarang tempat 1

38. Tidak melaksanakan tugas piket di ruang makan, asrama 1


dan sekolah
39. Tidur berdua sesama jenis pada satu tempat tidur 1

40. Memainkan gitar, alat music lain di kamar tidur 1

41. Tidak membersihkan kamar dan merapikan kamar 1

42. Mengobrol di kamar pada waktu istirahat sehingga dapat 1


mengganggu teman.
43. Tidak memakai pakaian khusus SMAN Plus Prov.Riau 1
ketika pulang berlibur/pesiar
44. Menerima tamu di luar hari/waktu yang telah ditentukan 1
kecuali ada izin
45. Menggunakan radio, tape sekolah/asrama dengan volume 1
yang tinggi yang dapat menimbulkan keributan.
46. Menggunakan jalan lingkar sekolah, asrama dan jalan 1
perumahan tanpa izin pembina
47. Duduk di atas meja 1

48. Kaki dinaikkan di atas kursi 1

49. Makan di teras atau koridor asrama 1

50. Makan di asrama kecuali sakit 1

51. Tidak membersihkan zona yang telah ditentukan baik di 1


asrama maupun di pekarangan sekolah. 1

52. Tidak mengembalikan rantang ke ruang makan 1

37
2. Jenis Pelanggaran Sedang
No Jenis Pelanggaran KUM

1. Tidak memakai sepatu hitam kecuali olahraga dan hari 2


tertentu
2. Absen pada satu mata pelajaran berturut-turut 3 kali 2

3. Absen dalam kegiatan ekstra wajib berturut-turut 3 kali 2

4. Absen dalam terobosan atau pelajaran berturut-turut 3 2


kali
5. Berpacaran dengan melalui telepon,HP (SMS),dan surat 2

6. Duduk diatas atap asrama, tower, pagar, tembok nama 2


sekolah dan pagar
7. Mengganggu ketenangan, ketertiban dimasjid sewaktu 2
beribadah
8. Membuang sampah tidak di tong sampah 2

9. Menerima tamu dikamar tidur kecuali dalam keadaan 2


sakit
10. Membawa tamu kelingkungan sekolah, asrama yang 2
tidak di laporkan kepada pembina
11. Mengeluarakan suara kendaraan bermotor yang 2
berlebihan
12. Melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan 2
pencemaran air, udara dan tanah
13. Terlambat masuk asrama satu hari tanpa izin pembina 2

14. Terlambat masuk asrama dua hari berturut-turut tanpa 4


izin pembina
15. Keluar dan cabut dari jam pelajaran 4

16. Keluar pekarangan sekolah, asrama tanpa izin 4

17. Keluar/cabut sebelum masa libur (hari efektif dan 4


nonefektif)
18. Mencoret atau menulis meja,kursi, dinding sekolah, 4
kantor dan asrama
19. Rambut tidak ukuran 3-2-1 4

20. Kepala gundul 4

21. Alpa beturut-turut selama dua hari 4

38
22. Melaksanakan ulang tahun yang dapat membuat asrama 4
dan sekolah kotor
23. Merusak buku paket, perpustakaan dan menghilangkanya 4

24. Keluar atau cabut dari asrama 4

25. Tidak melaksanakan tugas tertentu sebagai utusan 4


sekolah
26. Berpacaran (saling mengobrol diruang tamu baik asrama 4
putri/putra
27. Menghilangkan kartu kendali pelanggaran dan hukuman 4
halaman catatan
28. Bersenda gurau yang membahayakan diri sendiri dan 4
orang lain
29. Tidur dalam keadaan telanjang kecuali atas petunjuk 4
dokter
30. Merusak dinding,meletakkan bangkai, telur busuk, 4
kotoran manusia pada mading kelas,kantor dan sarana
milik sekolah dan asrama
31. Memiliki TV/ tape recorder/ radio 4

32. Tidak memaai pakian melayu lengkap ( topi hitam,kain 4


songket) pada hari yang ditentukan sekolah
33. Bermain sepatu roda dilingkungan sekolah 4

34. Keluar asrama tidak membawa pas 4

35. Izin bermalam tapi tidak membawa surat izin bermalam 4

3. Jenis Pelanggaran Berat


No Jenis Pelanggaran KUM

1. Mengganggu/merusak fasilitas umum 6


sekolah,asrama (mematikan pusat listrik, air)
2. Balapan pada jalan lingkar dengan kendaraan tanpa 6
izin pembina
3. Mengirim surat palsu ke sekolah dan asrama 8

4. Meloncat pagar/jendela 8

5. Sengaja merusak peralatan sekolah dan asrama 8

6. Membawa senjata tajam kesekolah 8

7. Terlambat masuk asrama 3 kali berturut-turut 8

39
8. Merusak taman sekolah 8

9. Sengaja menghilangkan kadarkum 8

10. Membuka situs porno diruangan internet atau kelas 8


atau taman, dll
11. Merusak labor computer/internet tanpa izin 8
pembina/guru yang ditunjuk
12. Melindungi teman, siswa lain didalam melakukan 8
kesalahan
13. Bermain kartu remi dilingkungan asrama dan kamar 8
baik sendiri maupun berkelompok
14. Bermain catur pada malam-malam belajar 8

15. Memetik buah-buahan yang ada dipekarangan 8


asrama, rumah guru dan pekarangan sekolah tanpa
izin.
16. Berbohong, melakukan sumpah palsu 8

17. Merusak citra sekolah, nama sekolah baik tulisan, 10


lisan dan pernbuatan.
18. Memiliki/menggunakan HP dilingkungan asrama 10
dan sekolah. Catt = (HP diambil pihak sekolah dan
dihancurkan disaksikan oleh siswa, pembina, dan
guru)
19. Merokok di lingkungan sekolah, asrama 12

20. Berkelahi di lingkungan sekolah dan asrama 12

21. Berkelahi sesama siswa baik di dalam lingkungan 12


maupun di luar sekolah
22. Mengancam siswa lain di dalam lingkngan sekolah, 12
asrama maupun diluar asrama
23. Menghasut, memfitnah guru, pegawai dan siswa 14

24. Menjadi provokator kepada guru,pegawai, organisasi 14


dan siswa
25. Melawan kepada guru, memaki guru dan melecehkan 16
guru
26. Memiliki, menyimpan, menggunakan dan 18
menggunakan narkoba di sekolah dll
27. Memiliki, menyimpan, membawa bacaan, novel dan 18
gambar porno
28. Mencuri/menipu (mencuri pulsa) 18

29. Pemerasan teman 18

40
30. Melakukan pengeroyokan/penganiayaan 18

31. Minum-minuman keras di asrama, sekolah, kantin 18


sekolah
32. Berjudi dalam bentuk permainan apapun 18

33. Memasuki kamar lawan jenis tanpa izin 18

34. Berpacaran (berduaan di tempat sunyi dan bercumbu 18


rayu)
35. Merusak peralatan rumah guru staf karyawan 20

36. Memukul guru 30

37. Memukul karyawan tata usaha 30

38. Melakukan hubungan seksual (perbuatan asusila) 30

Pedoman pembinaan
Pembinaan berdasarkan kartu kendali pelangggaran dan hukuman SMAN
Plus Provinsi Riau menggunakan pendekatan yaitu:
 Pembinaan melalui sanksi administratif adalah sebagai berikut:
a. KUM 6: Siswa yang bersangkutan diberi teguran lisan oleh wali kelas
b. KUM 10: Panggilan orang tua/ wali,surat peringatan 1 oleh guru
bimbingan konseling
c. KUM 16: Panggilan orang tua/wali, surat peringatan 11 oleh wali kelas
d. KUM 22: Panggilan orang tua/wali,surat pernyataan oleh wali kelas
atau Guru Bimbingan Konseling ,diketahui wakases kesiswaan
e. KUM 26: Panggilan orang tua,surat pernyataan di atas segel oleh
wakasek kesisswaan.
f. KUM 30: Panggilan orang tua, dikembalikan kepada orang tua oleh
kepala sekolah.
 Pembinaan melalui sanksi mendidik yaitu:
a. Push Up/ lari lapangan.
b. Kebersihan lingkungan.
c. Tugas tertentu yang dianggap mendidik.

41
2.5 Pengamatan Kegiatan-Kegiatan Ceremonial-Formal di Sekolah (misalnya
upacara bendera, rapat dan briefing)
Kegiatan ceremonial-formal yang dilakukan di SMA Negeri Plus Provinsi
Riau berupa upacara bendera yang dilakukan setiap senin pagi, selain itu pula
upacara juga diadakan untuk memperingati hari besar, seperti hari guru, HUT
PGRI, hari pahlawan dan sebagainya. Kegiatan rapat yang dilakukan di SMA
Negeri Plus Provinsi Riau contohnya berupa rapat koperasi yang dilakukan
oleh majelis guru, dan juga rapat untuk membahas masalah penjaminan mutu
pendidikan.

2.6 Pengamatan Kegiatan-Kegiatan Rutin Berupa Kurikuler, Kokurikuler


dan Ekstrakurikuler
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan
kebijakan sekolah lima hari dalam seminggu yang tertuang dalam
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Sekolah lima hari
ini merupakan bagian dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
yang di dalamnya ada tiga kegiatan, yaitu kurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler atau intrakurikuler adalah kegiatan
pembelajaran seperti yang telah berjalan. Kegiatan ini sudah berlangsung
dengan baik di SMA Negeri Plus Provinsi Riau. Kemudian, kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan di bawah bimbingan dan pengawasan
sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian siswa secara optimal
a. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus
diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.
a) Pramuka
Ekstrakurikuler wajib bagi SMA Negeri Plus Provinsi Riau adalah
Pramuka dan dilaksanakan dengan 2 sistem yakni:

42
 Sistem Blok
Bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang
dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di SMA Negeri
Plus Provinsi Riau. Alokasi waktu yang digunakan adalah 36
jam pelajaran dan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
Masa Orientasi Siswa (MOS).
 Sistem Aktualisasi
Bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang
dilaksanakan dengan mengaktualisasi KD mata pelajaran yang
relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan.
Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Lakukan pemetaan terhadap KD mata pelajaran yang
relevan
2) Siapkan sarana dan prasarana pendukung untuk pelaksanaan
kegiatan
3) Dilaksanakan setiap minggu satu kali selam 120 menit
4) Kegiatan dilakukan oleh guru mata pelajaran atau wali kelas
dan dibantu oleh Pembina pramuka
b. Ekstrakurikuler Pilihan.
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-
masing terdiri dari:
a) Osis
Kegiatan yang berada dibawah naungan OSIS antara lain :
 Kerohanian
- Iqra
- Bacaan sholat
- Muhadarah
- Ceramah umum
 English Club
 English Atmosphere

43
 Kegiatan seni budaya melayu (tari, puisi, syair, dan pantun)
 Kegiatan olahraga (bola voli, bola kaki, badminton)
 Kelompok olimpiade sains (Matematika, Bahasa, IPA, IPS)
 Pengajaran Sains
c. Pembiasaan
Jenis kegiatan pembiasaan yang dilakukan di SMA Negeri Plus
Provinsi Riau, diantaranya sebagai berikut:
a) Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan kapan saja,
dimana saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Tujuannya untuk memberikan
pendidikan pada saat itu juga, terutama dalam disiplin, dan sopan santun
dan kebiasaan baik yang lain. Kegiatan ini dilakukan setiap hari,
diantaranya sebagai berikut:
1) Membiasakan mengucapkan salam dengan posisi tangan hormat
2) Membiasakan menunduk dan sopan
3) Membiasakan bersalaman dengan guru dan tamu disaat bertemu
4) Berdo’a sebelum memulai pelajaran pertama dan sesudah pelajaran
terahir
5) Membiasakan shalat wajib berjamaah di masjid bagi yang muslim
6) Membiasakan melaksanakan shalat sunnah seperti duha, dan shalat
sunah qobliyah dan ba’diyah.
7) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
b) Kegiatan Terprogram
Kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik tingkat kelas
maupun tingkat sekolah. Tujuannya memberikan wawasan tambahan
pada siswa tentang unsur-unsur baru dalam kehidupan bermasyarakat
yang penting untuk perkembangan siswa. Kegiatan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Pagelaran seni budaya melayu dengan momen Bulan Bahasa
2) Pergelaran seni dan atraksi saat malam keakraban dan Art Night
3) Lomba MTQ antar kelas, dilaksanakan pada bulan Ramadhan

44
4) Lomba pada saat memperingati hari-hari besar
5) Lomba kebersihan dan kerapian kelas
6) Lomba absensi kelas
7) Lomba administrasi kelengkapan kelas.
8) Pengabdian masyarakat bagi siswa kelas XII
9) Pembuatan tabloid SMA Negeri Plus Provinsi Riau
10) Eco Green dan Meminimalisir penggunaan sampah plastik
c) Kegiatan Teladan
Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan tenaga kependidikan
kepada muridnya. Tujuannya memberikan contoh tentang kebiasaan baik.
Kegiatan ini berupa:
1) Memberikan contoh berpakaian rapi
2) Memberikan contoh datang tepat waktu
3) Memberikan contoh untuk tidak merokok
4) Memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya.
2.7 Pengamatan Praktik-Praktik Pembiasaan dan Kebiasaan Positif di
Sekolah
A. Pembinaan Kesiswaan
1. Pembinaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
a. Kerohanian Islam
- Shalat berjamaah
- Peringatan hari besar Islam
2. Pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara
a. Upacara pengibaran bendera
b. Upacara peringatan hari besar nasional
3. Pembinaan pendidikan pendahuluan bela negara
a. Karya wisata ke museum dan pustaka wilayah
b. Menjadi piket siswa
4. Pembinaan dan kepribadian dan budi pekerti luhur
a. Mengikuti bakti sosial

45
5. Pembinaan organisasi pendidikan
a. Menjadi pengurus kelas dan OSIS
6. Kesegaran jasmani dan daya kreasi
a. Kegiatan UKS
b. Kegiatan class meeting
7. Pembinaan persepsi apresiasi dan kreasi seni
a. Mengadakan pentas seni

2.8 Mengamati Kurikulum Sekolah Meliputi Program Tahunan, Program


Semester, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
a. Program Tahunan
Program tahunan dari SMA Negeri Plus Provinsi Riau. Program
tahunan ini didapatkan dari waka kurikulum SMA Negeri Plus Provinsi
Riau.
b. Program Semester
Program semester ini didapatkan dari guru pamong matematika.
Serta di ajarkan bagaimana pembuatan program semester yang baik dan
benar.
c. Silabus
Untuk pembuatan silabus, praktikan membuatnya sendiri sesuai
dengan arahan dari guru pamong, setelah selesai di periksa kembali oleh
guru pamong dan di perbaiki kembali agar menjadi silabus yang baik dan
benar sesuai dengan aturannya.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk pembuatan RPP, Praktikan membuatnya sendiri sesuai
dengan bekal yang dimiliki praktikan dan di koreksi oleh guru pamong. RPP
dibuat ketika praktikan akan mengajar dan isinya disesuaikan dengan materi
dan kegiatan pembelajaran yang diinginkan. RPP diketik sesuai dengan
format kemudian dicetak dan diserahkan kepada guru pembimbing agar
dapat dilakukan penilaian kesesuaian isi RPP dengan saat praktik mengajar.

46
Guru pembimbing melakukan penilaian terhadap RPP yang telah dibuat dan
memberikan saran untuk perbaikan RPP.

2.9 Mengamati Guru Pamong Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar di


Sekolah
Observasi kelas dilaksanakan secara individu bersama dengan guru
pamong PLP yaitu ibu Adek Chandra A, M.Pd selaku guru mata pelajaran
matematika dikelas XI. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman awal tentang kondisi dan sifat peserta didik baik di dalam
maupun di luar kelas. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengetahui
keterampilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar (KBM) di dalam
kelas. Dalam kegiatan ini praktikan mendapatkan gambaran secara langsung
bagaimana guru mengajar di kelas, serta tindakan guru dalam menghadapi
sikap dan tingkah laku peserta didik di dalam kelas saat mengikuti
pembelajaran. Aktivitas guru di dalam kelas tersebut secara umum dapat
diinformasikan ke dalam rangkaian proses pembelajaran sebagai berikut:
1. Membuka pembelajaran
a. Salam pembuka, berdo’a, dan presensi
b. Memberikan pengantar untuk masuk ke materi pelajaran (Apersepsi)
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik
2. Kegiatan inti pembelajaran
a. Melakukan kegiatan 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan)
b. Menyampaikan materi pembelajaran
c. Kemampuan menggunakan metode dan model pembelajaran
3. Menutup pembelajaran
a. Mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
b. Memberikan evaluasi materi
c. Memberikan pesan dan saran
d. Menutup dengan berdo’a dan mengucapkan salam.

47
Dalam observasi ini juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman pendahuluan mengenai tugas sebagai guru yang berhubungan
dengan proses pembelajaran di dalam kelas. Adapun aspek yang diamati dalam
observasi ini antara lain :
1. Perangkat pembelajaran
a. Silabus
b. RPP
c. Media pembelajaran
2. Proses pembelajaran
a. Cara membuka pembelajaran
b. Apersepsi dalam mengajar
c. Penyajian materi
d. Teknik bertanya
e. Metode pembelajaran
f. Penggunaan bahasa yang baik dan benar
g. Penggunaan alokasi waktu
h. Gerak dan mimik wajah
i. Keterampilan dalam mengajar
j. Penggunaan media yang tepat
k. Bentuk dan cara evaluasi
l. Cara menutup pembelajaran
3. Perilaku peserta didik
a. Perilaku peserta didik di dalam kelas
b. Perilaku peserta didik di luar kelas

48
BAB III
MAGANG

Kegiatan magang adalah tahapan kedua dalam pengenalan lapangan


persekolahan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan sebagai
berikut :
1. Menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru.
2. Menelaah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru .
3. Menelaah sistem evaluasi yang digunakan guru.
4. Membantu guru dalam mengembangkan RPP, media pembelajaran dan
bahan ajar.
5. Menelah pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
6. Latihan mengajar dengan bimbingan guru pamong dengan tujuan
merasakan langsung proses pembelajaran serta pemantapan jati diri calon
pendidik.
7. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan
ekstrakurikuler.
8. Membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan adinistrasi
guru.

3.1 Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang Digunakan Guru


Struktur Kurikulum yaitu pengorganisasian Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), muatan pembelajaran, mata pelajaran dan beban
belajar. Kompetensi inti merupakan kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas. Kompetensi inti ini terdiri dari Kompetensi Inti (KI) sikap
spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi dasar pada kurikulum yang diterapkan berisikan
kemampuan dan muatan pembelajaran untuk mata pelajaran pada sekolah yang

49
mengacu pada Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Dasar (KD) merupakan
penjabaran dari KI dan terdiri atas Kompetensi Dasar (KD) sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.
Penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri Plus Provinsi Riau
dilaksanakan dengan mengguakan sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan
pendidikan dimana peserta didik diwajibkan untuk mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku.
Setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika pada
sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pelajaran yang meliputi
kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri yang tidak
terstruktur. Penugasan terstruktur ini adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh guru yang dirancang oleh guru
untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk penugasan terstruktur berupa
pemberian tugas individu, pemberian tugas kelompok dan lain-lain.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan penugasan
mandri tidak terstruktur 0% s/d 50% dari waktu kegiatan tatap muka.

3.2 Menelaah Strategi Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru


Dalam kegiatan pembelajaran matematika di SMA Negeri Plus Provinsi
Riau, guru mata pelajaran matematika ibu Adek Chandra selaku guru pamong
parktikan mengajar di 5 kelas untuk mata pelajaran matematika wajib, yaitu di
kelas XI MS.1, XI MS.2, XI MS.3, XI MS.4 dan XI SS dan 1 kelas untuk mata
pelajaran matematika minat yaitu kelas XI MS 1. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Ketiga metode
diatas digunakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran.
Menurut hasil observasi yang dilakukan, saat proses pembelajaran
berlangsung guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Untuk
menciptakan suasana yang demikian, guru menjadikan suasana yang lebih
santai atau informal. Menciptakan suasana yang lebih santai dan informal
dilakukan guru dengan cara mengajak bicara murid yang mulai merasa bosan

50
mengikuti pelajaran. Kemudian ditambah lagi dengan humor-humor ringan
agar siswa tidak jenuh ketika belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa aktif ketika disuruh untuk
bertanya mengenai materi yang tidak dipahaminya. Siswa juga antusias
menjawab ketika guru memberikan pertanyaan saat mengajar. Hampir semua
siswa di kelas tempat praktikan observasi mereka berani dalam menyampaikan
pendapatnya ketika melakukan kegiatan diskusi. Selain itu, siswa juga rajin
bertanya jika mendapat kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang
diberikan oleh guru.
Namun, dalam suatu proses pembelajaran tentunya masih terdapat
suatu masalah. Salah satunya yaitu peserta didik yang mulai bosan dan
mengantuk ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, sehingga
mereka mulai tidak focus saat guru menjelaskan. Masalah demikian dapat
diatasi oleh guru sebagaimana dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara
menyapa dan mengingatkan peserta didik serta memberikan motivasi dan
humor-humor ringan, serta dengan cara memberikan soal kepada siswa yang
ribut lalu mengerjakan di papan tulis. Dengan demikian masalah dapat segera
diatasi oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal
dan kondusif. Terkadang, pada materi pembelajaran tertentu guru membagi
siswa dalam beberapa kelompok. Siswa yang dianggap mampu
dikelompokkan dengan siswa yang dianggap kurang mampu untuk
memahami pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Adek Chandra, strategi
pembelajaran yang diterapkan guru dari tiap-tiap kelas cenderung sama setiap
materinya. Perbedaan dalam strategi mengajar di kelas yang terlihat saat
praktikkan melakukan observasi adalah ketika mengajar di kelas XI SS guru
cenderung menjelaskan materi dengan lebih lambat. Upaya ini dilaukan guru
karena daya tangkap siswa XI SS untuk mata pelajaran matematika sedikit
lebih lambat jika dibanding dengan kelas XI MS. Berdasarkan hasil
pengamatan di kelas XI MS 2 dan XI SS, langkah-langkah pembelajaran yang
diterapkan guru adalah sebagai berikut :

51
a) Kegiatan Awal
 Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam.
Kemudian peserta didik memberikan salam kepada guru dan
membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
 Mempersiapkan perlengkapan belajar mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran
serta perlengkapan belajar lainnya. Guru memastikan siswa telah siap
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
 Apersepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan
baik. Guru mulai memotivasi peserta didik dan mengulang kembali
materi pelajaran sebelumnya dengan cara memberikan soal-soal
pengayaan kepada siswa lalu mengerjakan di papan tulis dan yang
ditunjuk adalah siswa yang dianggap kurang mampu pada pelajaran
itu di pertemuan sebelumnya. Apabila siswa tersebut bisa
mengerjakan dengan baik dan benar, maka guru melanjutkan pada
kegiatan inti, tetapi apabila siswa tersebut tidak dapat mengerjakan
dengan baik dan benar maka guru mengajar siswa yang belum tahu
itu tentang materi tersebut. Cara lain yang digunakan guru untuk
mengingatkan kembali materi sebelumnya yaitu dengan cara guru
memberikan pertanyaan/soal kepada siswa dan akan dijawab secara
bersama dan guru mengambil jawaban yang paling cepat selesai,
apabila jawabannya benar maka akan mendapat poin plus dari guru
dan apabila jawaban siswa mengerjakan kembali.
b) Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan materi pelajaran
Setelah membahas materi pelajaran sebelumnya, guru mulai
menjelaskan materi pelajaran selanjutnya. Tak jarang guru
memberikan beberapa pertanyaan yang akan membangkitkan
semangat peserta didik untuk belajar. Guru juga menyampaikan

52
tentang materi dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari Dan
apabila pada saat pembelajaran berlangsung, ada siswa yang
berbicara tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran,
guru langsung menunjuknya, dan memberikan pertanyaan kepada
siswa.
 Melakukan tanya jawab
Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik dilakukan saat guru
menjelaskan dan saat guru telah selesai menjelaskan materi pelajaran
atau pada saat guru menjelaskan dan pada saat itu ada siswa yang
tidak memperhatikan guru menjelaskan.
 Guru memberikan soal latihan kepada semua peserta didik
Beberapa soal latihan diberikan setelah seluruh pertanyaan dari
peserta didik terjawab dan peserta didik sudah dianggap paham
dengan materi yang dipelajari. Soal-soal yang diberikan diambil dari
buku paket dan soal-soal yang telah dibuat oleh guru. Kemudian
siswa mengerjakan latihan, dan apabila terdapat soal yang dianggap
susah siswa lalu bertanya kepada guru. Tetapi masih ada beberapa
siswa yang tidak memanfaatkan soal latihan untuk mengasah
kemampuannya, waktu yang diberikan hanya dimanfaatkan untuk
hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran. Hal ini
disiasati oleh guru dengan menegur siswa, dan menyuruh siswa
tersebut untuk mengerjakan langsung di atas papan tulis, suasanapun
kembali kondusif.
 Peserta didik mendiskusikan jawaban
Biasanya dalam mengerjakan soal latihan, guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi bersama teman
kelompoknya agar lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru. Dan hal ini dimanfaatkan langsung bagi siswa
yang belum mengerti dengan baik untuk belajar kepada teman yang
telah paham atau teman yang dianggap mampu untuk menjelaskan
materi atau dengan cara bertanya langsung kepada guru.

53
 Guru mengarahkan peserta didik
Apabila masih ditemui peserta didik/kelompok yang belum paham
mengenai cara menjawab pertanyaan yang diberikan guru, maka guru
segera menghampiri dan mengarahkan peserta didik tersebut.
 Guru bersama peserta didik membahas soal bersama
Apabila ditemui soal latihan yang dianggap sulit dan perlu dijelaskan
kembali, maka guru dan peserta didik akan membahas soal tersebut
bersama-sama.
c) Kegiatan Akhir
 Menutup proses pembelajaran
Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya dan menyiapkan diri untuk
materi tersebut seperti belajar sendiri atau berkelompok tentang
materi yang akan dibahas tersebut. Dan guru memberikan tugas
rumah apabila masih ada siswa yang belum mengerti materi
pelajaran. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran memberikan
salam kepada guru. Ada yang kurang pada kegiatan akhir ini, yakni
guru tidak menyimpulkan materi yang telah dijelaskan, baik itu
simpulan dari guru maupun simpulan secara bersama antara guru dan
siswa.

3.3 Menelaah Sistem Evaluasi yang Digunakan Guru


Penilaian adalah kegiatan rutin dan mutlak yang harus selalu
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Penilaian yang dilakukan pastinya tidaklah suatu kegiatan yang diperoleh
dengan instan dan subjektif, ini semua demi mencapai keberhasilan kegiatan
belajar mengajar dengan hasil akhir yang sesuai diharapkan. Diperlukan
berbagai macam metode, jenis penilaian tertentu yang disesuaikan untuk
implementasikan kepada siswanya dikelas.

54
Menurut ibu Adek Chandra, M.Pd selaku guru mata pelajaran
matematika, jenis kemampuan yang masuk dalam penilaian kemampuan
siswa dalam mata pelajaran matematika ada 3, antara lain :
1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yaitu
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan
kemampuan mengevaluasi.
2. Ranah afektif, ranah ini tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah : menerima
(memperhatikan), merespon, menghargai, mengorganisasi dan
karakteristik suatu nilai. Skala yang digunakan utnuk mrngukur ranah
afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap.
Hasilnya berupa kategori sikap yakni mendukung (positif), menolak
(negatif) dan netral.
3. Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilaan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan
dengan aktifitas fisik, misalnya keterampilan siswa saat mengerjakan
tugas, presentasi hasil kerja, serta saat berdiskusi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Adek Chandra, ada
beberapa teknik yang digunakan untuk sistem penilaian mata pelajaran
Matematika di SMA Negeri Plus Provinsi Riau antara lain:
1. Penilaian unjuk kerja yaitu penilaian yang lebih kepada aspek
psikomotorik dan afektif dimana pada penilaian ini dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu/pembelajaran
seperti : presentasi di depan kelas, diskusi dan cara bekerjasama antar
siswa. Contohnya saat melakukan diskusi dan presentasi
tugas/mengerjakan soal di papan tulis maka lebih dinilai kemampuan
psikomotoriknya, sikap seperti keseriusan dan kedisiplinannya menjadi

55
penilaian afektif. Setelah presentasi maka dilakukan tes formatif yang
mengukur kemampuan kognitif peserta didik.
2. Penilaian tertulis adalah penilaian yang paling sering dilakukan oleh guru
bidang studi matematika. Tes tertulis seperti ulangan harian sebagai tes
formatif, dilaksanakan berkala setelah materi habis untuk satu KD .
Ulangan harian menggunakan waktu yang telah diputuskan bersama-sama
antara siswa dan guru. Penilaian tertulis ini lebih kepada aspek kognitif.
Kemudian ada ulangan umum (ujian semester) yang ditetapkan sebagai tes
sumatif.
3. Penilaian sikap terhadap aspek tertentu. Objek sikap yang perlu dinilai
dalam proses pembelajaran adalah sikap siswa terhadap materi pelajaran,
guru/pendidik, proses pembelajaran, serta nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Penilaian sikap yang
dilakukan oleh guru matematika yaitu dengan observasi. Guru sering
melakukan penilaian sikap dengan membuat data nilai hasil pengamatan
peserta didik selama proses pembelajaran dikelas. Di dalam data tersebut
terdapat skor kedisiplinan dan sikap dengan nilai A untuk siswa yang
bersikap sangat baik, B untuk sikap baik, C untuk sikap kurang baik dan
D untuk sikap yang buruk. Nilai ini berpengaruh terhadap nilai raport
siswa pada penilaian afektif. Ini merupakan penilaian non tes berupa
observasi. Guru langsung mengobservasi dan menilai siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Ketuntasan Belajar ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dimana KKM untuk tiap sekolah berbeda-beda tergantung kebijakan
sekolah dari hasil musyawarah guru. Kriteria Ketuntasan mata pelajaran
matematika di SMA Negeri Plus Provinsi Riau antara lain:
1. Apabila per indikator jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50% maka
pembelajaran siswa dapat dilanjut ke KD berikutnya.
2. Kriteria: 0% – 100%, Ideal: 75%. Jumlah indikator belum tuntas sama atau
lebih dari 50%: mengulang KD yang sama.

56
3. Tuntas: dapat dilihat dari perhitungan skor, apabila skor ≥ kriteria
ketuntasan
4. Tuntas jika dilihat dari ketercapaian indikator yakni indikator → KD →
SK→ Mapel

3.4 Membantu Guru dalam Mengembangkan RPP, Media Pembelajaran,


Bahan Ajar dan Perangkat Evaluasi
Semua guru di sekolah baik itu di jenjang sekolah dasar maupun di
jenjang sekolah menengah harus menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran kelas dimana guru tersebut
mengajar (guru kelas dan guru mata pelajaran). Guru kelas adalah sebutan
untuk guru yang mengajar kelas-kelas pada tingkat tertentu di sekolah dasar
(SD). Sedangkan guru mata pelajaran adalah guru yang mengampu mata
pelajaran tertentu pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh ibu
Adek Chandra mengacu pada kurikulum 2013, dan bisa dikatakan sudah
cukup baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan seperti tidak
mencantumkan/menyusun/memasukkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
yang dinilai perlu untuk mengembangkan pembelajaran. Oleh karena itu,
ketika praktikan diberi tugas untuk menyusun RPP, praktikan menyusun
LKPD yang bisa diterapkan di kelas.
Penyusunan RPP dianjurkan untuk disusun di setiap awal semester atau
awal tahun pelajaran. Hal itu ditujukan agar RPP telah tersedia terlebih dahulu
dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Proses penyusunan RPP dapat
dilakukan secara berkelompok di MGMP atau secara mandiri.
Penyusunan atau pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara
mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu semestinya harus
difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah. Pengembangan RPP melalui MGMP antar sekolah atau antar

57
wilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau Dinas
Pendidikan.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan saat mengembangkan atau
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:
 RPP disusun oleh guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan
berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkaat nasional ke
dalam rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam
pembelajaran. Jadi dalam hal ini guru harus mampu menerjemahkan ide-
ide yang dimuat dalam Kurikulum 2013.
 RPP yang dibuat selalu mengedepankan perencanaan yang nantinya dalam
proses belajar mengajar akan mendorong partisipasi aktif siswa. RPP yang
dibuat tidak boleh menyimpang dari tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk
menghasilkan siswa sehingga menjaddi manusia yang mandiri dan tak
berhenti belajar, proses belajar yang berpusat pada siswa sehingga dapat
mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, keterampilan dan kebiasaan belajar.
 RPP dikembangkan dengan mengedepankan proses pembelajaran yang
mengembangkan budaya membaca dan menulis pada diri peserta didik.
Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
 Di dalam RPP terdapat cara-cara dan langkah-langkah yang dapat
dilakukan oleh guru untuk memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan dan remedial. Pemberian pembelajaran remedial
harus dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik
dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan
kelemahan peserta didik.
 Dalam merancang RPP harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara materi–materi pembelajaran yang satu dengan materi pembelajaran
yang lainnya. RPP harus sedemikian rupa sehingga keterkaitan dan

58
keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar menjadi satau kesatuan utuh
berbentuk pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegritas, sistematis, dan efektif sasuai dengan situasi dan kondisi
Kegiatan membantu guru dalam mengembangkan RPP yang praktikan
lakukan belum berjalan sebagaimana mestinya, hal ini dikarenakan waktu yang
tidak cukup karena guru memiliki kesibukan lain. Namun demikian, praktikan
tetap berusaha untuk belajar dari RPP yang diberikan oleh guru sebagai
pembelajaran kedepannya.
Media pembelajaran utama yang digunakan dalam proses
pembelajaran matematika adalah buku paket. Media pendukung lainnya yang
biasa digunakan guru adalah dengan menggunakan power point,. Media yang
digunakan disesuaikan dengan materi apa yang dipelajari, media disini
berfungsi agar memudahkan siswa lebih cepat dan tepat memahami materi
yang diajarkan. Kendala yang dihadapi oleh guru adalah kurangnya fasilitas
yang ada di sekolah, misalnya ketika guru ingin menggunakan media power
point namun infocus tidak ada karena habis dipakai oleh guru lain. Hal ini
mengakibatkan guru akhirnya hanya menjelaskan secara konvensional di
papan tulis.
Tindakan yang dapat dilaukan untuk mengantisipasi hal ini adalah
maka guru dapat menggunakan LKPD dalam kegiatan belajar mnengajar.
Akan tetapi kendala dalam penggunaan LKPD ini adalah guru harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengeprint LKPD ini. Solusi lain
yang digunakan guru adalah belajar dengan menggunakan buku paket yang
dimiliki oleh siswa, sehingga guru tidak perlu menjelaskan semuanya di papan
tulis secara konvensional.
Sistem evaluasi pada mata pelajaran matematika yang digunakan oleh
ibu Adek Chandra di SMA Negeri Plus Provinsi Riau sudah cukup baik karena

59
sudah menggunakan berapa teknik penilaian dimana dari beberapa teknik
tersebut sudah mengacu pada 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam pelaksanaan penilaian yang dilaksanakan oleh guru sudah cukup
objektif. Dimana guru telah berupaya secara optimal untuk :
1. Melakukan penilaian berdasarkan bukti hasil kerja peserta didik (aspek
kognitif dan psikomotorik) dan tingkah laku siswa (aspek afektif).
2. Membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta
didik dengan mempertimbangkan hasil kerja keras mereka.
Namun terdapat kelemahan dari sistem evaluasi yang digunakan guru,
yakni keseringan guru untuk menggunakan instrumen tes dari pada non tes.
Menurut hasil wawancara, hal itu dikarenakan guru lebih mengutamakan time
curriculum dimana materi harus habis sehingga guru cenderung mengejar
target nilai secara kognitif dan psikomotorik karena itu paling sering
digunakan tes seperti tes tertulis dan tes unjuk kerja. Mengenai sikap juga
dinilai tapi hanya berdasarkan tingkah laku siswa saat mengikuti proses
pembelajaran. Jadi non tes tidak digunakan secara intensif karena alasan
keterbatasan waktu.
Ibu Adek Chandra mengatakan dalam pemberian tugas hendaknya
proporsional. Artinya, guru seyogyanya tidak memberikan tugas yang
berlebihan alias terlalu membebani siswa. Ketentuan tugas yang dibebankan
kepada siswa dalam pelajaran matematika maksimum hanya separuh dari
jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Memberikan tugas kepada siswa seyogyanya disesuaikan dengan
kemampuan siswa. Oleh karena itu tantangan beban tugas kepada siswa
hendaknya diberikan secara moderat. Artinya, dalam memberikan tugas
kepada siswa diusahakan tidak terlalu sulit atau justru terlalu mudah atau
bahan terlalu banyak untuk dikerjakan siswa.
Selain itu, walaupun teknik penilaian sudah cukup baik namun
terkadang masih ada siswa yang tidak tuntas mata pelajaran matematika yang
dikarenakan dengan kemungkinan 3 faktor penyebab yaitu:

60
1. Dari siswa itu sendiri karena kurangnya motivasi belajar & minat
terhadap pelajaran matematika. Sehingga dapat diperbaiki dengan
memberikan motivasi positif sebagai penguatan positif dan pengayaan
yang dapat dilakukan oleh guru ke siswa maupun tutor sebaya.
2. Dari guru bidang studi matematika. Faktor ini dapat dijadikan indikasi
apabila jumlah siswa yang tidak tuntas lebih dari 50% sehingga perlu
adanya evaluasi pembelajaran dengan cara mengubah metode,
instrument maupun teknik mengajar dan meminta masukan dari siswa.
3. Dari sekolah yaitu sarana dan prasarana yang sangat kurang memadai
sehingga mengakibatkan keterbatasan siswa untuk mendapatkan tempat
belajar yang baik dan dapat menganggu kenyamanan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.

3.5 Menelaah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pembelajaran
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar, maka perlunya metode belajar
yang dapat mengalihkan perhatian anak. Penggunaan metode seperti
penggunaan media persentasi berupa PPT dan media peraga lainnya.
SMA Negeri Plus Provinsi Riau dalam upaya mengikuti perkembangan
teknologi informasi di dunia global, telah menyediakan sarana wifi yang dapat
di akses di lingkungan sekolah atau diruangan. Perpustakaan sebagai sumber
ilmu dengan berbagai koleksi buku merupakan salah satu sumber untuk
mencari berbagai pengetahuan. Dari hasil penjelasan petugas perpustakaan ini,
bahwa pesertadidik diberikan kesempatan menggunakan internet untuk
memenuhi tugas-tugas dari guru dengan pengawasan dari petugas
perpustakaan.

61
3.6 Latihan Mengajar dengan Bimbingan Guru Pamong dengan Tujuan
Merasakan Langsung Proses Pembelajaran serta Pemantapan Jati Diri
Calon Pendidik.
Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan dilaksanakan selama
kurang lebih 3 bulan terhitung mulai tanggal 18 September sampai 21
Desember 2019. Rangkaian kegiatan PLP dimulai sejak mahasiswa di kampus
sampai di sekolah tempat praktik.
Adapun kegiatan pelaksanaan rancangan kegiatan PLP secara umum
sebelum melakukan praktek mengajar di kelas sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan guru pembimbing mengenai jadwal mengajar,
pembagian materi, dan persiapan mengajar.
2. Membantu guru dalam mengajar serta mengisi kekosongan kelas apabila
guru pembimbing tidak masuk.
3. Menyusun persiapan untuk praktik terbimbing, artinya bahwa materi atau
tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa ditentukan oleh guru.
4. Melaksanakan praktik mengajar terbimbing, artinya bahwa bimbingan
dari guru masih relatif ketat yang dilaksanakan pada kelas dengan materi
berbeda.
5. Menyusun persiapan untuk praktik mengajar secara mandiri, artinya
materi yang diajarkan dipilih sendiri oleh mahasiswa dan diberi
kesempatan untuk mengelola proses pembelajaran secara penuh, namun
tetap ada bimbingan dan pemantauan dari guru.
6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disahkan
oleh guru pembimbing. RPP sebagai pedoman dan perencanaan dalam
penyampaian materi yang akan diajarkan.
7. Menerapkan inovasi pembelajaran yang cocok dengan keadaan siswa
dengan cara pemilihan media dan metode pembelajaran yang cocok
dengan materi yang akan disampaikan.

Latihan mengajar yang dilakukan praktikan sangat memberikan


pengalaman yang luar biasa bagi praktikan. Kegiatan latihan mengajar

62
praktikan lakukan disemua kelas XI. Ibu Adek Chandra selaku pamong
praktikan mengatakan bahwa praktikan harus mencoba untuk mengajar
disemua kelas agar bisa belajar bagaimana menghadapi karakter setiap kelas
yang berbeda-beda. Kegiatan latihan mengajar tidak luput dari pengawasan
guru agar mencega hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti mencegah
penyampaian materi yang salah.

3.7 Melaksanakan Tugas-Tugas Pendampingan Peserta Didik dan Kegiatan


Ekstrakurikuler
a. Pembelajaran Intrakurikuler
Intrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan siswa didalam
sekolah. Hal ini merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. SMAN Plus Provinsi Riau memiliki dua jurusan yaitu,
Mathematics Science (MS) dan Social Science (SS). Pada kelas X MS
(sepuluh) memiliki 17 mata pelajaran yakni: PKN, Bahasa Inggris (Wajib),
Bahasa Inggris (Lintas Minat), Budaya Melayu, Matematika (Wajib),
Matematika (Lintas minat), Kimia, PJOK, Prakarya, Seni Budaya, Fisika,
Biologi, Bahasa Indonesia, Geografi, Agama, TIK dan Sejarah.
Pada kelas X SS (sepuluh) memiliki 16 mata pelajaran yakni: PKN,
Bahasa Inggris (Wajib), Bahasa Inggris (Lintas Minat), Budaya Melayu,
Matematika (Wajib), PJOK, Prakarya, Seni Budaya, Sosiologi, Ekonomi,
Biologi (Lintas Minat), Bahasa Indonesia, Geografi, Agama, TIK dan
Sejarah. Sedangkan, pada kelas XI MS (sebelas) memiliki 17 mata pelajaran
yakni: PKN, Bahasa Inggris, Budaya Melayu, Matematika (Wajib),
Matematika (Lintas minat), Kimia, Sosiologi, PJOK, Prakarya, Seni
Budaya, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Geografi, Agama, TIK dan
Sejarah.
Pada kelas XI SS (sebelas) memiliki 14 mata pelajaran yakni: PKN,
Bahasa Inggris (Wajib), Bahasa Inggris (Lintas Minat), Budaya Melayu,
Matematika (Wajib), PJOK, Prakarya, Seni Budaya, Sosiologi, Ekonomi,
Bahasa Indonesia, Geografi, Agama dan Sejarah. Kemudian, pada kelas XII

63
hanya memiliki 1 jurusan yaitu Mathematics Science (MS). Kelas ini
memiliki 15 mata pelajaran yakni: PKN, Bahasa Inggris (Wajib), Bahasa
Inggris (Lintas Minat), Budaya Melayu, Matematika (Wajib), Matematika
(Lintas minat), Kimia, PJOK, Prakarya, Seni Budaya, Fisika, Biologi,
Bahasa Indonesia, Agama dan Sejarah.
Kegiatan Intrakulikuler yang dilakukan praktikan di SMAN Plus
Provinsi Riau adalah mengajar mata pelajaran matematika di kelas XI MS
1, XI MS 2, XI MS 3 dan XI SS untuk materi transformasi geometri serta
kelas XI MS 4 untuk materi transformasi geometri dan barisan dan deret.
Kegiatan mengajar dikelas yang dilakulan oleh praktikan tidak lepas dari
pengawasan guru untuk mencegah terjadinya kesalahan terutama dalam
penyampaian materi.
b. Pembelajaran Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan
peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang dikembangkan oleh
kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah ataupun
di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran
bukanlah kegiatan ekstrakurikuler. Jenis ekstrakurikuler di SMA Negeri
Plus Provinsi Riau telah dijelaskan di BAB II.
Kegiatan ekstrakulikuler di SMAN Plus Provinsi Riau tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh praktikan. Kegiatan ekstrakulikuler yang
biasanya diadakan hari sabtu harus ditiadakan dan diganti dengan kegiatan
belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena libur saat bencana asap melanda
Pekanbaru, sehingga kepala sekolah memutuskan untuk menggunakan hari
sabtu sebagai hari belajar pengganti saat libur asap.

64
3.8 Membantu Guru dalam Melaksanakan Tugas-Tugas Pekerjaan
Administrasi Guru.
a. Administrasi Kurikulum
Kegiatan yang berkenaan dengan administrasi kurikulum yang dapat
dilakukan selam berlangsungnya kegiatan PLP di SMA Negeri Plus
Provinsi Riau, meliputi:
a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Pengembangan Indikator.
b. Administrasi Kesiswaan
Dalam pelaksanaan administrasi kesiswaan yang penulis lakukan
atau aplikasikan adalah dalam administrasi kesiswaan, mahasiswa PLP
membantu terciptanya kedisiplinan sekolah. Diantaranya mencatat siswa
yang tidak masuk sekolah saat menjaga meja piket. Menginput data siswa
ke dalam buku klepper dan buku induk siswa. Melayani kebutuhan siswa
dalam hal pembuatan surat menyurat, stanpel dan mengeprintkan tugas-
tugas siswa.
c. Administrasi Perkantoran
Manajemen perkantoran adalah perencanaan, pengendalian, dan
pengorganisasian pekerjaan perkantoran serta menggerakkan mereka yang
melaksanakannya agar mencapai tujuan organisasi. Lingkup pekerjaan
kantor terdapat dua jenis pekerjaan, yakni pekerjaan tulis menulis dan bukan
tulis menulis.
Dalam administrasi perkantoran ini, penulis dapat membantu dalam
penulisan kisi-kisi soal ulangan siswa serta kegiatan lainnya dalam
berhubungan dengan perkantoran. Administrasi kantor sekolah adalah
segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumberdaya yang ada
disekolah baik personal maupun material secara efektif dan efisien guna
menunjang tujuan sekolah dan pendidikan secara optimal.

65
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan penulis selama
menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa PLP di SMAN Plus Provinsi Riau, maka
dapat disimpulkan bahwa SMAN Plus Provinsi Riau merupakan salah satu sekolah
model yang berakreditasi A yang mempunyai sarana dan prasarana serta fasilitas
yang memadai untuk menunjang proses belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatan
lainnya.
Siswa-siswi SMAN Plus Provinsi Riau memiliki antusiasme yang tinggi
dan aktif dalam proses belajar-mengajar dan kegiatan lainnya, serta Siswa-siswi
SMAN Plus Provinsi Riau disiplin dalam hal apapun. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya tindakan tegas yang diberikan terhadap siswa-siswi yang melanggar
peraturan sekolah. Proses pembelajaran disekolah cukup efektif dan siswa memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi sehingga guru yang mengajar menjadi semangat
mengajar dikelas.
Siswa siswi SMAN Plus Provinsi Riau tidak hanya aktif dalam kegiatan
intrakurikuler, tapi juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Bicara tentang rasa
hormat, siswa-siswi SMAN Plus Provinsi Riau sangat sopan ketika berpapasan
dengan siapapun orang yang mereka temui di area sekolah. Hal ini dapat dibuktikan
dengan penghormatan, dan ucapan salam yang mereka lalukan ketika berpapasan
atau bertemu dengan siapapun orang yang mereka temui di area sekolah seperti
bapak dan ibu guru, para tamu dan bahkan senior mereka.
Begitu juga dengan kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri Plus
Provinsi Riau adalah Kurikulum 2013 yang sangat teraplikasikan dengan baik dan
lancar. Selanjutnya, adanya hubungan kekeluargaan dan keakrabatan antara guru
dengan guru, guru dengan staf TU/pegawai, dan guru dengan peserta didik. Hal ini
membuktikan bahwa SMAN Plus Provinsi Riau adalah sekolah yang teakreditasi
dan memiliki kualitas yang bagus.

66
4.2 Rekomendasi/ Saran
Setelah penulis menjalankan Program Pengalaman Lapangan (PLP) di
SMAN Plus Provinsi Riau, maka perkenankanlah penulis mengemukakan saran-
saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada peserta didik untuk lebih memperhatikan dan
meningkatkan kebersihan ruang belajar saat pelajaran akan dilaksanakan.
2. Diharapkan kepada peserta didik
3. Sebaiknya sebelum materi selesai, perlu diadakan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi
pelajaran.
4. Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat mempertahankan serta
meningkatkan prestasi gemilang yang telah diperoleh dan menjadi teladan
bagi sekolah lain.
5. Seorang guru harus dapat mengkondisikan kelas, agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.
6. Pemberian motivasi disetiap pembelajaran perlu dilaksanakan untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
7. Pembelajaran sebaiknya dihubungkan dengan dunia nyata agar menjadi
lebih bermakna, lebih dekat dengan kehidupan, dan lebih lama ingat di
pikiran siswa.
8. Sebelum masuk ke kelas sebaiknya perlu dipersiapkan mental, pemahaman
yang mendalam terhadap suatu materi, jurnal pengamatan sikap, dan RPP.
9. Agar semua potensi dan prestasi yang dimiliki dapat dipertahankan, maka
diharapkan kedisiplinan ditingkatkan, serta lebih menumbuhkan rasa
kesadaran dan tanggung jawan dalam berbuat.
10. Keharmonisan dan kekompakan guru dan staf sekolah agar selalu dijaga dan
ditingkatkan demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

67
LAMPIRAN

68
69

Anda mungkin juga menyukai