Anda di halaman 1dari 23

PEMBELAJARAN EFEKTIF

Kelompok 4:

1. Clytina Ketrin
2. Khairunnisa Harahap
3. Syilvia Septiani
Pengertian Pembelajaran Efektif

Pengertian
Pengertian Belajar
Pembelajaran efektif

Pengertian Efektif
Pengertian Belajar

Menurut tim pengembang ilmu pendidikan


Menurut James O. Wittaker belajar dapat
belajar pada hakikatnya merupakan suatu
diartikan sebagai proses dimana tingkah laku
usaha, suatu proses perubahan yang
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
terjadi pada individu sebagai hasil dari
pengalaman.
pengalaman atau hasil dari pengalaman
interaksi dengan lingkungannya

Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha


atau kegiatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku atau
tingkah laku seseorang kearah yang lebih baik.
Pengertian Efektif

Menurut KBBI efektif berarti ada efeknya (akibatnya,


pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat
membawa hasil.

Efektif adalah perubahan yang membawa


pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
Pengertian
Pembelajaran efektif

Pembelajaran efektif merupakan sebuah proses


perubahan seseorang dalam tingkah laku dari hasil
pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman
dirinya dan dari lingkungannya yang membawa
pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
TAKSONOMI
PEMBELAJARAN
TAKSONOMI KI HAJAR DEWANTARA (Cipta-Rasa-
Karsa)

Daya Cipta Daya Rasa Daya Karsa


(Kognitif) (Afektif) (Psikomotorik)
TAKSONOMI KI HAJAR DEWANTARA (Cipta-Rasa-
Karsa)

Cipta adalah kesadaran manusia untuk


menyadari adanya hidup itu sendiri. Daya
Rasa adalah mediator atau sarana kita
cipta merupakan anugrah besar yang
mengenal Sang Maha Kekal atau yang
diberikan kepada Manusia. Dengan
selalu ada tidak berawal dan berakhir.
adanya
Karsa unsur
adalah dalamCipta, manusia yang
bentuk keinginan bisa
Karsa
Cipta
Rasa Dan semua adanya
Manusia tidak pernah lepas
menyadari
diaplikasikan. Sang Pencipta. Adanya
dari
kita Rasa.
karenaKarena adanya
adanya SangRasa, timbulah
Pencipta yang
keinginan
Abadi Dialahapa yang disebut
Allah dalam bahasa
AR-Rahman AR-
jawa
Rahim.yaitu Karsa.Keberadaan-Nya lah, kita
Dengan
diberi Anugrah untuk bisa merasakan, dan
merasakan semua yang ada.
TAKSONOMI BLOOM

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh


Benjamin S. Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep
ini mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dalam tiga ranah, yaitu
Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
Ranah Kognitif Knowledge (Pengetahuan)
mencakup kegiatan mental (otak), Comprehension (Pemahaman)
menekankan perilaku pada aspek
intelektual. Benjamin S. Bloom Application (Penerapan)
menggolongkan tingkatan pada
ranah kognitif dari pengetahuan Analysis (Analisis)
sederhana sebagai tingkatan yang
paling rendah ke evaluasi yang lebih Syntesis (Sintesis)
kompleks dan abstrak sebagai
tingkatan yang paling tinggi. Evaluation (Evaluasi)
Kemampuan untuk
Kemampuanmateri
memahami
menggunakan berfikir
materi
atau yang
bahan
yang
Kemampuan
Ingatan seseorang
terhadap hal-hal untuk
untuk
yang
merupakan
yang
telah kebalikan
dipelajari dan proses
dipahami
meliputi
Comprehension (Pemaham menguraikan
membuat
telah materi
dipelajari pertimbangan
ke dalam
sebelumnya.
Application
Analysis
Syntesis
Evaluation
Knowledge(Sintesis)
(Analisis)
(Evaluasi)
(Penerapan)
(Pengetahuan) berfikir analisis,yangsintesis
menerjemahkan,
ke dalam suatu
situasi nyata
an) bagian-bagian
terhadap
Kemampuan ini yang
situasi, lebih
merupakannilai
merupakan
menginterpretasikan
atau baru. proses
Kemampuan yang
dan
ini
terstruktur
kemampuanide, misalnya
dan meliputi
awal mudahjika
memadukan
menyimpulkan.
mencakup bagian-bagian
penggunaan
Proses
dimengerti.
seseorang
kemampuan dihadapkan
Kemampuan
mengingat dengan
dan
atau unsur-unsur
pemahaman
pengetahuan, secararumus,
terjadi
aturan, logis,
karena
menganalisis
beberapa pilihankaitan
menghafal. maka iaantar
akan
sehingga prinsip,
adanya
konsep, menjadikemampuan
suatu pola
hukum dan
bagian,
mampu serta
memilih
mengenali
suatu pilihan
antar
yang yang
teori terstruktur
menjabarkan atau
digunakan
suatu berpola
materi
untuk
ke
bagian
yang paling
tersebut.
baik.
baru. lain. suatu masalah.
materi
memecahkan
Ranah Afektif

Dikembangkan oleh David R. Krathwolhl dan kawan-kawan pada


tahun 1974 dalam buku berjudul Taxonomi of Education Objective :
Afection Domain. Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai.

Receiving (Penerimaan)

Responding (Menanggapi)
Valuing (Penghargaan Terhadap
Nilai)
Organization (Pengorganisasian)

Characterization (Karakteristik)
Peserta didik telah memiliki
Kepekaan seseorang
Kemampuan seseorang dalam
untuk
Memberikan
sistem nilai yangpenghargaan
mengontrol
menerima sertakan
mengikut
Menghubungkan rangsangan
nilai-nilai
dirinya
terhadap lakunya
tingkah suatu kejadian
untuk atau
satu
(stimulus)
secara
yang aktif
telah
dari
dalamluar
dipahami,
fenomena
yang
Characterization
Valuing
Organization
(Penghargaan
(Pengorgani
(Karakter obyek, yang
waktu menerima cukupnilai-nilai
lama,
Responding
Receiving (Penerimaan)
(Menanggapi) datang kepada
tertentu
mengintegrasikan
dan membuat
dirinya
nilai-nilai
dalam
reaksi
Terhadap Nilai)
sasian)
istik) setia kepada nilai-nilai
sehingga membentukdan
bentuk masalah,
terhadap
tersebut kefenomena
dalamsituasi,
hidupnya.
tersebut
gejala
memegang teguh
karakteristik “polanilai-nilai.
hidup”.
dan lain-lain.
dengan suatu cara.
Ranah Psikomotorik

Ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan


bertindak setelah seseorang menerima pengalaman tertentu. Pada
ranah ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek motorik
seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan
mesin.

•Imitation (Peniruan)
•Manipulation (Penggunaan)
• Precision (Ketepatan)
•Articulation (Perangkaian)
•Naturalisation (Naturalisasi)
Aktivitas Pembelajaran
Guru

Aktivitas guru merupakan kegiatan yang dilakukan guru selama proses


pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai tugas untuk memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (alfective), dan keterampilan (psychomotor)
kepada siswa.
1. Guru sebelum memulai aktivitas pembelajaran harus menyiapkan dan memotivasi siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran yang tenang dan kondusif.
2. Guru memulai aktivitas pembelajaran menjelaskan rencana pembelajaran dengan
memberiakan acuan terhadap materi yang akan dipelajari.
3. Guru menjelaskan pelajaran sebelumnya dengan memberikan kaitan terhadap materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
4. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan
guru menjelasakan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan menjelaskan materi menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti siswa dan menunjukkan penguasaan terhadap materi.
6. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari‐hari siswa.
7. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran menggunakan media yang mampu menarik
perhatian siswa untuk belajar.
8. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan menggunakan metode dan
sumber belajar.

9. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua waktu siswa dapat termanfaatkan secara produktif.

10. Guru memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mempraktekkan dan
berinteraksi dengan siswa lain.

11. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses
belajar siswa.

12. Guru melibatkan siswa secara aktif menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

13. Guru melaksanakan evaluasi terhadap materi yang telah dipelajari dengan memberikan
penilaian dan latihan kepada siswa.

14. Guru melaksanakan kegiatan tindak lanjut terhadap materi yang telah dipelajari.
Aktivitas Pembelajaran
Siswa

Aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian


kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,
bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir,
membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat
menunjang prestasi belajar.

Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran


memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah
diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati.
Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172)
membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok,

1. Kegiatan-kegiatan visual

2. Kegiatan-kegiatan lisan

3. Kegiatan-kegiatan
mendengarkan
4. Kegiatan-kegiatan
menulis

5. Kegiatan-kegiatan
menggambar

6. Kegiatan-kegiatan metrik
7. Kegiatan-kegiatan mental

8. Kegiatan-kegiatan
emosional
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran

1. Faktor Internal

A. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis ini dapat berupa


kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan capai, tidak dalam keadaan
cacat jasmani, dan sebagainya yang
akan sangat membantu dalam proses
dan hasil belajar.
B. Kondisi Psikologis

1. Minat 2. Kecerdasan 3. Bakat

• Kalau seseorang • Orang yang • Anak berbakat


tidak berminat untuk lebih cerdas, pada merupakan anak yang
mempelajari sesuatu, ia umumnya akan lebih mampu mencapai
tidak dapat diharapkan mampu belajar prestasi yang tinggi,
akan berhasil dengan daripada orang yang karena mempunyai
baik dalam kurang cerdas. kemampuan-
mempelajari hal Kecerdasan seseorang kemampuan yang
tersebut biasanya dapat diukur tinggi.
dengan menggunakan
alat tertentu
5. Kemampuan-kemampuan
4. Motivasi
kognitif

• Motivasi merupakan • kemampuan kognitif akan tetap


dorongan yang ada didalam merupakan faktor penting
individu, tetapi munculnya dalam belajar siswa / peserta
motivasi yang kuat atau lemah, didik. Kemampuan kognitif
dapat ditimbulkan oleh yang paling utama adalah
rangsangan dari luar. kemampuan seseorang dalam
melakukan persepsi,
mengingat, dan berpikir.
2. Kemampuan Eksternal

A. Faktor Enviromental Input (


B. Faktor Instrumental
Lingkungan)

Lingkungan fisik/ alami termasuk Faktor-faktor instrumental


didalamnya adalah seperti keadaaan adalah faktor yang keberadaan dan
suhu, kelembaban, kepengapan udara, penggunaannya dirancang sesuai
dsb dengan hasil belajar yang diharapkan
Lingkungan sosial, baik yang Faktor-faktor instrumental dapat
berwujud manusia maupun hal-hal berwujud faktor-faktor keras (hardware)
lainnya juga dapat mempengaruhi dan juga faktor-faktor lunak (software).
proses dan hasil belajar

Anda mungkin juga menyukai