“LINGKARAN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kajian Matematika SMP 2
Dosen Pengampu : Koryna Aviory, S.Si, M.Pd.
Kelas : 4A3
i
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Bagian-bagian Lingkaran
Perhatikan gambar a disamping untuk memahami mengenai unsur-unsur
lingkaran berikut.
Keterangan:
Titik O disebut titik pusat lingkaran.
OA,
´ OB,
´ OC,
´ dan OD
´ disebut jari-jari lingkaran, yaitu garis yang
menghubungkan titik pusat lingkaran dan titik pada keliling lingkaran.
AB
´ disebut garis tengah atau diameter, yaitu garis yang menghubungkan
dua titik pada keliling lingkaran dan melalui pusat lingkaran. Karena
´ = AO
diameter AB ´ + OB
´ , dimana AO
´ = OB
´ adalah jari-jari (r) lingkaran,
sehingga diameter (d) = 2 × jari-jari (r) atau d = 2r.
AC
´ disebut tali busur, yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik
pada lingkaran.
OE
´ tegak lurus tali busur BD ´ tegak lurus tali busur AC
´ dan OF ´ disebut
apotema, yaitu jarak terpendek antara tali busur dan pusat lingkaran.
Garis lengkung ^
AC , ^
BC dan ^
AD disebut busur lingkaran, yaitu bagian
dari keliling lingkaran. Busur tebagi menjadi dua, yaitu:
1) Busur kecil/pendek adalah busur AB yang panjangnya kurang dari
setengah keliling lingkaran.
2) Busur besar/panjang adalah busur AB yang lebih dari setengah
keliling lingkaran. (Lihat pada Gambar b)
3
Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari, OC
´ dan OB
´ serta busur BC
disebut juring atau sektor. Juring terbagi menjadi dua yaitu juring besar
dan juring kecil. (Lihat pada Gambar c)
4
Contoh soal
Pada gambar dibawah ini, sebutkan garis yang merupakan
a. Jari-jari
b. Garis tengah
c. Tali busur
d. Apotema
22
merupakan perkalian antara diameter dan konstanta π, dengan π = atau π
7
= 3,14.
Keliling lingkaran = π × diameter
=π×d
Karena d = 2r, maka
Keliling lingkaran = π × 2r
= 2πr
Jadi, didapat rumus keliling lingkaran (K) dengan diameter (d) atau jari-jari
(r) adalah
K = π × d atau K = 2πr
5
Contoh soal
1) Tentukan keliling lingkaran jika diketahui jari-jarinya 14 cm.
Penyelesaian:
Keliling lingkaran = 2 r
22
=2 14
7
= 88 cm.
Jadi, keliling lingkaran dengan jari-jari 14 cm adalah 88 cm.
2) Diameter sebuah roda adalah 42 cm.
a. Berapa jarak yang ditempuh roda dalam satu kali putaran?
b. Berapa banyak putaran yang dibutuhkan roda untuk menempuh jarak
sejauh 1.320 m?
Penyelesaian:
a. d 42 cm
K d
22
K 42 cm
7
132 cm
Jadi, jarak satu kali putaran adalah 132 cm.
b.Jarak tempuh =1.320 m = 132.000 cm
132.000
Banyak putaran = 1.000 kali.
132
Jadi, banyak putaran yang dibuhkan roda untuk menempuh jarak sejauh
1.320 m adalah 1.000 kali.
2. Menghitung Luas Lingkaran
Luas lingkaran dengan jari-jari (r) sama dengan luas persegi
panjang dengan panjang πr dan lebar r, sehingga diperoleh
6
L = rr
= r2
2
1 1
Karena r d , maka L = d
2 2
1
= d2
4
1
= d2
4
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa luas lingkaran (L) dengan jari-jari (r)
dan diameter (d) adalah
1
L = r 2 atau L = d2
4
dengan
r = jari-jari,
d = diameter
22
π= = 3,14
7
Contoh soal
Hitunglah luas daerah lingkaran jika:
a. jari-jarinya 14 cm,
b. diameternya 21 cm.
Penyelesaian:
a. L = r 2
22
= 14 cm 14 cm
7
= 616 cm 2
Jadi, luas daerah lingkaran dengan jari-jari 14 cm adalah 616 cm2.
1
b. L = d 2
4
1 22
= 21 cm 21 cm
4 7
= 346,5cm 2
7
Jadi, luas daerah lingkaran dengan diameter 21 cm adalah 346,5 cm2.
3. Menghitung Perubahan Luas dan keliling Lingkaran jika Jari-jari
Berubah
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari luas dan
1 2
keliling lingkaran, yaitu luas (L) = πr2 = πd dan keliling (K) = 2 πr = πd.
2
Apabila nilai r atau d kita ubah, maka besar keliling maupun luasnya juga
mengalami perubahan. Bagaimana besar perubahan tersebut? Perhatikan
uraian berikut.
Misalkan lingkaran berjari-jari r1, diperbesar sehingga jari-jarinya
menjadi r2, dengan r2 > r1. Jika luas lingkaran semula adalah L1 dan luas
lingkaran setelah mengalami perubahan jari-jari adalah L2, maka selisih lus
kedua lingkaran adalah
L 2 L1 r22 r12
= r22 r12
= r2 r1 r2 r1
8
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa lingkaran yang
berjari-jari r1, setelah mengalami perubahan jari-jari menjadi r2 dengan r2 >
r1, maka selisih serta perbandingan luas dan kelilingnya sebagai berikut:
L 2 L1 r2 r1 r2 r1
K 2 K1 2 r2 r1
L 2 L1 r22 : r12
K 2 K1 r2 : r1
Contoh soal
Hitunglah selisih serta perbandingan luas dan keliling lingkaran yang
berjari-jari 3 cm dan 6 cm!
Penyelesaian:
Lingkaran berjari-jari 3 cm, maka r1 3.
Lingkaran berjari-jari 6 cm, maka r1 6.
Selisih luas = L 2 L1
= r2 r1 r2 r1
= 6 3 6 3
= 3 9
= 27 cm 2 .
Perbandingan luas = L 2 :L1
= r22 :r12
= 62 :32
= 36:9
= 4:1
Perbandingan keliling = K 2 :K1
= r2 :r1
= 6:3
= 2 :1
Jadi, selisih luas adalah 27π cm2, perbandingan luas adalah 4 : 1 dan
perbandingan keliling adalah 2 : 1.
C. Hubungan Antara Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas
Juring
1. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas Juring
9
Perhatikan lingkaran yang berpusat dititik O
´ dan OB
pada gambar (a) ruas garisOA ´ masing-masing
disebut jari-jari lingkaran. Sedangkan sudut yang menghadap
AB, yaitu ∠ AOB disebut sudut pusat.
busur pendek ^
Sudut pusat ialah sudut yang dibentuk oleh dua jari jari
lingkaran.
Sekarang kita akan mempelajari hubungan
perbandingan senilai antara besar sudut pusat, panjang
busur dan luas juring suatu lingkaran. Pada gambar (b)
juring AOB diputar dengan pusat O sebingga menempati
juring BOB’, jadi juring AOB dan juring BOB’ kongruen.
Besar ∠ AOB=besar ∠BO B'
Panjang busur ^
AB, = panjang busur ^
AB'
Luas juring AOB = Luas juring BOB’
Akibatnya,
1
besarAOB : besarAOB '
2
1
Panjang busur AB :panjang busur AB '
2
1
Luas juring AOB : Luas juring AOB '
2
besar AOB panjang busur AB luas juring AOB 1
besar AOB ' panjang busur AB ' luas juring AOB ' 2
Dari uraian tersebut kita dapat menemukan bahwa:
Perbandingan besar sudut pusat sama dengan
perbandingan panjang busur yang ada di depannya dan
sama dengan perbandingan luas juringnya.
Sekarang perhatikan gambar (c) dibawah ini,
besar ∠ POR=t ° karena besar sudut satu putaran
penuh adalah 360 ° maka :
10
besar POR t
besar sudut satu putaran penuh 360
Akibatnya,
11
c. Karena besar ∠ AOB=60°, maka △ AOB sama sisi dengan panjang sisi
10 cm, sehingga
1
s keliling lingkaran
2
1
(a b c)
2
1
(10 10 10)
2
1
30
2
luas AOB s ( s a)( s b)( s c)
15(15 10)(15 10)(15 10)
15(5)(5)(5)
1875
43,30 cm 2
Luas tembereng AB ¿ luas juring OAB−Luas ∆ AOB
¿ ¿) cm2=9 ,03 cm2
2. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Hubungan Sudut
Pusat, Panjang Busur dan Luas Juring
Hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi
tersebut. Pelajari contoh berikut:
Contoh
Perhatikan gambar berikut
12
a. Hitunglah besar sudut QOR
b. Hitunglah panjang jari-jari OP
c. Tentukan luas juring OPQ dan OQR
Penyelesaian:
a. Didepan kita telah mempelajari hubungan antara sudut pusat dan
panjang busur berikut
besarPQR Panjang busur PQ
, sehingga diperoleh
besar QOR panjang busur QR
45 16,5
besar QOR 22
33
45
2
x 22
45 33
x 44
44 45
x
22
x 60
13
PQR
luas juring OPQ r2
360
45 22
21 21
360 7
173, 25 cm
d. Luas juring OQR
OQR
luas juring OQR r2
360
60 22
21 21
360 7
231cm
D. SUDUT PUSAT DAN SUDUT KELILING LINGKARAN
1. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Pada pembahasan yang lalu kita telah mempelajari bahwa sudut
pusat dibentuk oleh dua jari jari lingkaran yang berpotongan di titik
pusatnya. Adapun sudut keliling adalah sudut yang dibentuk oleh dua tali
busur yang berpotongan di satu titik pada keliling lingkaran.
Pada gambar di samping, OA dan OB berpotongan di O
membentuk ∠ AOB .Adapun tali busur AC dan CB berpotongan di titik C
membentuk sudut keliling ∠ ACB. Sudut pusat ∠ AOB
dan sudut keliling ∠ ACB menghadap busur yang sama,
yaitu busur AB. Sekarang kita akan mempelajari
hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling yang
menghadap busur yang sama.
Perhatikan gambar disamping. Lingkaran di samping berpusat di
titik O dan mempunyai jari-jari OA = OB = OC = OD = r. Misalkan
∠ AOC=a dan ∠COB=β , maka ∠ AOB=a+ β.
Perhatikan segitiga BOD
∠ BOD pelurus bagi ∠BOC , sehingga∠ BOD=180° −β.
14
∆ BOD s egitiga samakaki , karena OB=OD=r s ehingga
BOD 180 (2 ODB )
BOD 180 180 180 (2 ODB)
BOD 180 (2 ODB)
BOD 180
ODB
2
BOD 180
ODB
2
180 BOD
ODB
2
Karena BOD 180 , maka diperoleh
180 (180 ) 1
ODB OBD
2 2
sekarang perhatikan segitiga AOD
∠ AOD pelurus bagi ∠ AOC , sehingga∠ AOD=180 °−a
∆ AOD a dalah segitga sama kaki , karenaOA =OD=r , sehingga
AOD 180 (2 ODA)
AOD 180 180 180 (2 ODA)
AOD 180 (2 ODA)
AOD 180
ODA
2
AOD 180
ODA
2
180 AOD
ODA
2
Karena AOD 180 a, maka diperoleh
180 (180 ) 1
ODA OAD a
2 2
Dengan demikian, besar ∠ ADB = ∠ ODA+ ∠ODB
15
1 1
2 2
1
( )
2
1
AOB atau
2
besar AOB 2 besar ADB
Karena ∠ AOBadalah sudut pusat dan ∠ ADB adalah sudut keliling,
dimana keduanya menghadap busur AB, maka dapat disimpulkan sebgai
berikut:
Jika sudut pusat dan sudut keliling menghadap busur yang sama maka
besar sudut pusat = 2 × besar sudut keliling.
Contoh
Pada lingkaran diatas jika ∠ ACO=15 ° dan ∠ BCO=12 ° hitung lah besar
sudut ∠ AOB .
Penyelesaian:
∠ ACBmerupakan sudut keliling dan ∠ AOBmerupakan sudut pusat,
sehingga diperoleh
Sudut keliling ACB = ∠ ACO+∠BCO
= 15° +12°
= 27°
Sudut pusat AOB = 2× Sudut keliling AOB
= 2 ×27 °
= 54°
2. Besar Sudut Keliling yang Menghadap Diameter Lingkaran
Kalian telah mempelajari bahwa besar sudut pusat lingkaran adalah
dua kali besar sudut kelilingnya, jika menghadap busur yang sama.
Bagaimana besar sudut keliling yang mengahap diameter lingkaran?
16
Perhatikan gambar dibawah ini, sudut pusat AOB menghadap
busur AB. Perhatikan bahwa sudut keliing ACB dan sudut keliling ADB
menghadap busur AB sehingga diperoleh
AOB 2 ACB
180 2 ACB
180
ACB
2
90 ACB
Atau
AOB 2 ADB
180 2 ADB
180
ADB
2
90 ADB
Dari gambar tersebut, tampak bahwa ∠ AOBadalah sudut lurus, sehingga
besar ∠ AOB=180 °
Besar sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran besarnya 90°
(sudut siku-siku).
Contoh
17
ACO ACB BCO
90 65
25
Karena ∆ AOC sama kaki (OB = OC= r), maka ∠ CAO=∠ ACO=25 °
3. Sudut-sudut Keliling yang Menghadap Busur yang Sama
Untuk menentukan besar sudut keliling yang menghadap busur
yang sama, perhatikan gambar dibawah ini
AB α
= , sedangan ∠ ACB , ∠ ADB dan ∠ AEB adalah sudut keliling yang
menghadap AB
1 1
ACB AOB a
2 2
1 1
ADB AOB a
2 2
1 1
AEB AOB a
2 2
Jadi, besar ACB ADB AEB
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
Besar sudut-sudut yang menghadap busur yang sama adalah sama
1
besar dan sama dengan × sudut pusatnya.
2
Contoh
Penyelesaian
18
Dari gambar diatas, tampak bahwa BAC dan BDC sudut keliling
BC
menghadap busur yang sama yaitu , sehingga besar
Pada gambar tersebut titik O adalah titik pusat lingkaran dan titik
A, B, C, serta D terletak pada keliling lingkaran tersebut. Ruas garis AB,
BC, CD, dan AD adalah tali busur lingkaran. Tali-tali busur tersebut
19
membentuk segi empat ABCD, dan selanjutnya disebut segi empat tali
busur.
20
1 1
BAD BCD BOC COD BOA AOD
2 2
1
BOC COD BOA AOD
2
1
360
2
180
Jadi, ∠ABC + ∠ADC = 180° dan ∠BAD + ∠BCD = 180°.
21
´ // NM
Karena keempat sudutnya siku-siku, akibatnya KL ´ , KN
´ // LM
´ , KL
´ =
´ , dan KN
NM ´ = LM
´ , dengan KM ´ adalah diagonal-diagonal segi
´ dan ln
empat KLMN. Dengan kata lain, segi empat KLMN adalah suatu persegi
panjang.
22
Contoh:
Perhatikan gambar berikut:
ABCD adalah segi empat tali busur dengan ∠ADC = 80⁰, ∠BCD = 75⁰.
Tentukan:
a. Besar ∠CBA
b. Besar ∠BAD
Penyelesaian:
a. Besar ∠CBA
Karena ∠CBA dan ∠ADC adalah sudut yang saling berhadapan pada
segiempat talibusur ABCD, maka
CBA ADC 180
CBA 80 180
CBA 180 80
CBA 100
b. Besar ∠BAD
Karena ∠BAD dan ∠BCD adalah sudut yang saling berhadapan pada
segiempat talibusur ABCD
BAD BCD 180
BAD 75 180
BAD 180 75
BAD 105
F. SUDUT ANTARA DUA TALI BUSUR
Dua tali busur dari sebuah lingkaran dapat berpotongan di dalam
lingkaran atau berpotongan di luar lingkaran pada perpanjangan kedua tali
busur itu. Agar kalian lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut.
23
´ dan BD
Pada Gambar (a), tali busur AC ´ berpotongan di dalam
´ dan EF
lingkaran, sedangkan Gambar (b) menunjukkan tali busur DG ´
berpotongan pada perpanjangan kedua tali busur itu di luar lingkaran. Pada
bagian ini kita akan menentukan besar sudut antara dua tali busur yang
berpotongan di dalam atau di luar lingkaran.
1. Sudut Antara Dua Tali Busur Jika Berpotongan Di Dalam Lingkaran
Perhatikan dibawah ini.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Lingkaran dengan pusat di titik O dengan titik E adalah titik
potong antara tali busur AC dan BD. Dari gambar tersebut tampak
bahwa ∠AEB, ∠BEC, ∠CED, dan ∠AED adalah sudut di dalam lingkaran
yang dibentuk oleh perpotongan antara tali busur AC dan BD.
Analogikan ada sebuah garis CD, maka dari gambar tersebut
diperoleh:
∠BDC = ∠EDC adalah sudut keliling yang menghadap busur BC,
sehingga:
1
∠BDC = ∠EDC = 2 x ∠BOC ........................................................(1)
24
∠ACD = ∠ECD adalah sudut keliling yang menghadap busur AD,
sehingga:
1
∠ACD = ∠ECD = 2 x ∠AOD....................................................(2)
25
sehingga:
∠CAD = ∠DAE = ½ x ∠COD.............................................................(ii)
Sekarang perhatikan ΔADE, bahwa:
∠AED + ∠ADE + ∠DAE = 180°
∠AED = 180°- ∠ADE - ∠DAE ...........................................................(iii)
26
Perhatikan bahwa ∠AED adalah sudut luar ΔABE, sehingga:
∠AED + ∠AEB= 180° (sudut berpelurus)
∠AED = 180° - ∠AEB , masukan persamaan (iii) maka:
∠AED = 180° - (180° - ∠ABE - ∠BAE)
∠AED = ∠ABE + ∠BAE, masukan persamaan (i) dan persamaan
(ii) maka:
∠AED = ½ x ∠AOD + ½ x ∠BOC
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)
Sekarang analogikan ada sebuah garis AB. Perhatikan gambar di
bawah ini!
27
∠AED = ∠ABE + ∠BAE, masukan persamaan (i) dan persaman
(ii) maka:
∠AED = ½ x ∠AOD + ½ x ∠BOC
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)
28
∠CED = ∠BCE + ∠CBE, masukan persamaan (1) dan persamaan
(2) maka:
∠CED = ½ x ∠AOB + ½ x ∠COD
∠CED = ½ (∠AOB + ∠COD)
Jadi berdasarkan gambar tersebut maka dapat disimpukan:
∠BEC = ½ (∠BOC + ∠AOD)
∠AEB = ½ (∠AOB + ∠COD)
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)
∠CED = ½ (∠AOB + ∠COD)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
Contoh:
Pada gambar diatas, diketahui ∠POQ = 60O dan besar ∠ROS = 230O.
Tentukan ∠PTQ.
Penyelesaian:
1
PTQ POQ ROS
2
1
60 230
2
145
29
2. Sudut Antara Dua Tali Busur yang Berpotongan Di Luar Lingkaran
Perhatikan gambar berikut.
1
adalah sudut keliling yang menghadap busur KN, sehingga ∠KMN = ×∠
2
KON.
Sudut MKL adalah sudut keliling yang menghadap busur LM, sehingga
1
∠MKL = ×∠MOL.
2
Sudut MKL adalah sudut luar ∠KPM, sehingga berlaku
∠MKL = ∠KMN + ∠KPN atau
KPN MKL KMN
1 1
MOL KON
2 2
1
MOL KON
2
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
Contoh
30
Perhatikan Gambar diatas. Diketahui besar ∠AED = 25o dan besar ∠BOC =
35o. Tentukan besar ∠AOD.
Penyelesaian:
1
AED AOD BOC
2
1
25 AOD 35
2
50 AOD 35
AOD 85
31
DAFTAR PUSTAKA
Dris, J dan Tasari. 2011. Matematika BSE Jilid 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan.
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika BSE Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Surakarta: CV. Putra Nugraha.
32