Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“LINGKARAN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kajian Matematika SMP 2
Dosen Pengampu : Koryna Aviory, S.Si, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 7:


1. Evi Nur Ngaeni (14144100086)
2. Valynsa Milawati Saputri (14144100090)
3. Tika Nur Cahyani (14144100096)

Kelas : 4A3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2016

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkaran dan Bagian-Bagiannya


1. Pengertian Lingkaran
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat benda-benda yang
permukaanya berbentuk lingkaran, seperti tampak pada gambar dibawah ini

Dari gambar diatas, apakah dapat kalian ceritakan mengenai


lingkaran? Dapatkah kalian menyebutkan unsur-unsur lingkaran?
Agar kalian memahami pengertian lingkaran,
perhatikan pada gambar disamping.
Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang
merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak
yang sama disebut jari-jari lingkaran dan titik
tertentu disebut pusat lingkaran.
Pada gambar tersebut menunjukkan titik A, B, C dan D yang terletak pada
´ , OB
kurva tertutup sehingga jari-jari lingkarannya adalah OA ´ , OC
´ , dan OD
´ .
Sedangkan pusat lingkaran yaitu O.
Pada gambar disamping, panjang garis
lengkung yang tercetak pada lingkararan
tersebut disebut dengan keliling lingkaran.
Sedangkan daerah arsiran didalamnya disebut
dengan bidang lingkaran atau luas lingkaran.

2
2. Bagian-bagian Lingkaran
Perhatikan gambar a disamping untuk memahami mengenai unsur-unsur
lingkaran berikut.

Keterangan:
 Titik O disebut titik pusat lingkaran.
 OA,
´ OB,
´ OC,
´ dan OD
´ disebut jari-jari lingkaran, yaitu garis yang
menghubungkan titik pusat lingkaran dan titik pada keliling lingkaran.
 AB
´ disebut garis tengah atau diameter, yaitu garis yang menghubungkan
dua titik pada keliling lingkaran dan melalui pusat lingkaran. Karena
´ = AO
diameter AB ´ + OB
´ , dimana AO
´ = OB
´ adalah jari-jari (r) lingkaran,
sehingga diameter (d) = 2 × jari-jari (r) atau d = 2r.
 AC
´ disebut tali busur, yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik
pada lingkaran.
 OE
´ tegak lurus tali busur BD ´ tegak lurus tali busur AC
´ dan OF ´ disebut
apotema, yaitu jarak terpendek antara tali busur dan pusat lingkaran.
 Garis lengkung ^
AC , ^
BC dan ^
AD disebut busur lingkaran, yaitu bagian
dari keliling lingkaran. Busur tebagi menjadi dua, yaitu:
1) Busur kecil/pendek adalah busur AB yang panjangnya kurang dari
setengah keliling lingkaran.
2) Busur besar/panjang adalah busur AB yang lebih dari setengah
keliling lingkaran. (Lihat pada Gambar b)

3
 Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari, OC
´ dan OB
´ serta busur BC
disebut juring atau sektor. Juring terbagi menjadi dua yaitu juring besar
dan juring kecil. (Lihat pada Gambar c)

 Daerah yang dibatasi oleh tali busur AC


´ dan busurnya disebut
tembereng. Pada gambar d menunjukkan bahwa tembereng besar dan
tembereng kecil.

4
Contoh soal
Pada gambar dibawah ini, sebutkan garis yang merupakan
a. Jari-jari
b. Garis tengah
c. Tali busur
d. Apotema

B. Keliling dan Luas Lingkaran


1. Menghitung Keliling Lingkaran
Perhatikan gambar disamping, jika seseorang
berjalan dari titik A melintasi garis lengkung
dan kembali lagi ke titik A maka dikatakan
orang tersebut telah mengelilingi lingkaran.
Panjang lintasan itu disebut keliling lingkaran
dan panjangnya bergantung pada r atau jari-
jari lingkaran.
K
Dari persamaan π = , dimana K adalah keliling dan d adalah
d
diameter. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa keliling lingkaran

22
merupakan perkalian antara diameter dan konstanta π, dengan π = atau π
7
= 3,14.
Keliling lingkaran = π × diameter
=π×d
Karena d = 2r, maka
Keliling lingkaran = π × 2r
= 2πr
Jadi, didapat rumus keliling lingkaran (K) dengan diameter (d) atau jari-jari
(r) adalah
K = π × d atau K = 2πr

5
Contoh soal
1) Tentukan keliling lingkaran jika diketahui jari-jarinya 14 cm.
Penyelesaian:
Keliling lingkaran = 2 r
22
=2  14
7
= 88 cm.
Jadi, keliling lingkaran dengan jari-jari 14 cm adalah 88 cm.
2) Diameter sebuah roda adalah 42 cm.
a. Berapa jarak yang ditempuh roda dalam satu kali putaran?
b. Berapa banyak putaran yang dibutuhkan roda untuk menempuh jarak
sejauh 1.320 m?
Penyelesaian:
a. d  42 cm
K  d
22
K   42 cm
7
132 cm
Jadi, jarak satu kali putaran adalah 132 cm.
b.Jarak tempuh =1.320 m = 132.000 cm
132.000
Banyak putaran =  1.000 kali.
132
Jadi, banyak putaran yang dibuhkan roda untuk menempuh jarak sejauh
1.320 m adalah 1.000 kali.
2. Menghitung Luas Lingkaran
Luas lingkaran dengan jari-jari (r) sama dengan luas persegi
panjang dengan panjang πr dan lebar r, sehingga diperoleh

6
L = rr
=  r2
2
1 1 
Karena r  d , maka L =   d 
2 2 
1 
=   d2 
4 
1
= d2
4
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa luas lingkaran (L) dengan jari-jari (r)
dan diameter (d) adalah

1
L =  r 2 atau L = d2
4

dengan
r = jari-jari,
d = diameter
22
π= = 3,14
7
Contoh soal
Hitunglah luas daerah lingkaran jika:
a. jari-jarinya 14 cm,
b. diameternya 21 cm.
Penyelesaian:
a. L =  r 2
22
= 14 cm  14 cm
7
= 616 cm 2
Jadi, luas daerah lingkaran dengan jari-jari 14 cm adalah 616 cm2.
1
b. L =  d 2
4
1 22
=   21 cm  21 cm
4 7
= 346,5cm 2

7
Jadi, luas daerah lingkaran dengan diameter 21 cm adalah 346,5 cm2.
3. Menghitung Perubahan Luas dan keliling Lingkaran jika Jari-jari
Berubah
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari luas dan

1 2
keliling lingkaran, yaitu luas (L) = πr2 = πd dan keliling (K) = 2 πr = πd.
2
Apabila nilai r atau d kita ubah, maka besar keliling maupun luasnya juga
mengalami perubahan. Bagaimana besar perubahan tersebut? Perhatikan
uraian berikut.
Misalkan lingkaran berjari-jari r1, diperbesar sehingga jari-jarinya
menjadi r2, dengan r2 > r1. Jika luas lingkaran semula adalah L1 dan luas
lingkaran setelah mengalami perubahan jari-jari adalah L2, maka selisih lus
kedua lingkaran adalah
L 2  L1  r22   r12
=   r22  r12 
=   r2  r1    r2  r1  

keliling lingkaran semula adalah K1 dan keliling setelah mengalami


perubahan jari-jari adalah K2, maka selisih keliling kedua lingkaran adalah
K 2  K1 2 r2  2 r1
= 2  r2  r1 

Kalian juga dapat menghitung perbandingan luas dan keliling


lingkaran jika jari-jari berubah. Perbandingan luas kedua lingkaran sebagai
berikut:
L2 : L1  r22 :  r12
 r22 : r12
Adapun perbandingan kelilingnya adalah:
K 2 : K1 2 r2 : 2 r1
 r2 : r1

8
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa lingkaran yang
berjari-jari r1, setelah mengalami perubahan jari-jari menjadi r2 dengan r2 >
r1, maka selisih serta perbandingan luas dan kelilingnya sebagai berikut:
L 2 L1    r2  r1   r2  r1 
K 2 K1  2   r2  r1 
L 2 L1  r22 : r12
K 2 K1  r2 : r1

Contoh soal
Hitunglah selisih serta perbandingan luas dan keliling lingkaran yang
berjari-jari 3 cm dan 6 cm!
Penyelesaian:
Lingkaran berjari-jari 3 cm, maka r1  3.
Lingkaran berjari-jari 6 cm, maka r1  6.
 Selisih luas = L 2 L1
=   r2  r1   r2  r1 
=   6  3  6  3
=   3 9
= 27 cm 2 .
 Perbandingan luas = L 2 :L1
= r22 :r12
= 62 :32
= 36:9
= 4:1
 Perbandingan keliling = K 2 :K1
= r2 :r1
= 6:3
= 2 :1
Jadi, selisih luas adalah 27π cm2, perbandingan luas adalah 4 : 1 dan
perbandingan keliling adalah 2 : 1.
C. Hubungan Antara Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas
Juring
1. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas Juring

9
Perhatikan lingkaran yang berpusat dititik O
´ dan OB
pada gambar (a) ruas garisOA ´ masing-masing
disebut jari-jari lingkaran. Sedangkan sudut yang menghadap
AB, yaitu ∠ AOB disebut sudut pusat.
busur pendek ^
Sudut pusat ialah sudut yang dibentuk oleh dua jari jari
lingkaran.
Sekarang kita akan mempelajari hubungan
perbandingan senilai antara besar sudut pusat, panjang
busur dan luas juring suatu lingkaran. Pada gambar (b)
juring AOB diputar dengan pusat O sebingga menempati
juring BOB’, jadi juring AOB dan juring BOB’ kongruen.
Besar ∠ AOB=besar ∠BO B'
Panjang busur ^
AB, = panjang busur ^
AB'
Luas juring AOB = Luas juring BOB’
Akibatnya,
1
besarAOB : besarAOB ' 
2
1
Panjang busur AB :panjang busur AB ' 
2
1
Luas juring AOB : Luas juring AOB ' 
2
besar  AOB panjang  busur  AB   luas  juring  AOB 1
     
besar  AOB ' panjang  busur  AB ' luas  juring  AOB ' 2
Dari uraian tersebut kita dapat menemukan bahwa:
Perbandingan besar sudut pusat sama dengan
perbandingan panjang busur yang ada di depannya dan
sama dengan perbandingan luas juringnya.
Sekarang perhatikan gambar (c) dibawah ini,
besar ∠ POR=t ° karena besar sudut satu putaran
penuh adalah 360 ° maka :

10
besar  POR t

besar  sudut  satu  putaran  penuh   360
Akibatnya,

panjang  busur  P R luas  juring  POR t


  
Keliling  lingkaran   luas  lingkaran   360
Dari uraian tersebut kita dapat menemukan ketentuan
berikut bahwa:
     t °
Panjang busur  PR × keliling lingkaran
360°

Luas juring POR = × luas daerah lingkaran
360°
Contoh
Perhatikan gambar 6.12. Diketahui panjang jari-jari OA= 10 cm. Jika besar
sudut ∠ AOB=60°, hitunglah
a. Panjang busur AB
b. Luas juring OAB
c. Luas tembereng AB
Penyelesaian
a. Panjang busur AB
AB  AOB  2 r
360
60
  2  3,14 10
360
1
  62,8
6
 10, 47

b. Luas juring OAB


AOB
luas juring OAB   r 2
360
60
  3,14 10  10
360
1
  314
6
 52,33 cm 2

11
c. Karena besar ∠ AOB=60°, maka △ AOB sama sisi dengan panjang sisi
10 cm, sehingga
1
s    keliling lingkaran
2
1
  (a  b  c)
2
1
  (10  10  10)
2
1
  30
2
luas AOB  s ( s  a)( s  b)( s  c)
  15(15  10)(15  10)(15  10)
 15(5)(5)(5)
 1875
 43,30 cm 2
Luas tembereng AB ¿ luas juring OAB−Luas ∆ AOB
¿ ¿) cm2=9 ,03 cm2
2. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Hubungan Sudut
Pusat, Panjang Busur dan Luas Juring
Hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi
tersebut. Pelajari contoh berikut:
Contoh
Perhatikan gambar berikut

Pada gambar disamping diketahui panjang busur PQ = 16,5 cm,


panjang QR = 22 cm dan besar sudut POQ = 45 °

12
a. Hitunglah besar sudut QOR
b. Hitunglah panjang jari-jari OP
c. Tentukan luas juring OPQ dan OQR
Penyelesaian:
a. Didepan kita telah mempelajari hubungan antara sudut pusat dan
panjang busur berikut
besarPQR Panjang busur PQ
 , sehingga diperoleh
besar QOR panjang busur QR
45 16,5

besar QOR 22
33
45
 2
x 22
45 33


x 44
44  45
x
22
x  60 

Jadi, besar ∠ QOR=60 °


b. Panjang busur OR
besarQOR
panjang busur QR   2 r
360
60 22
22   2  r
360 
7
1 22
22   2   r
6 7
22  6  7
r
2  22
r  21cm
Jadi, panjang jari-jari OP = 21 cm
c. Luas juring OPQ

13
PQR
luas juring OPQ   r2
360 

45 22
   21 21
360 7
 173, 25 cm
d. Luas juring OQR
OQR
luas juring OQR   r2
360 

60 22
   21 21
360 7
 231cm
D. SUDUT PUSAT DAN SUDUT KELILING LINGKARAN
1. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Pada pembahasan yang lalu kita telah mempelajari bahwa sudut
pusat dibentuk oleh dua jari jari lingkaran yang berpotongan di titik
pusatnya. Adapun sudut keliling adalah sudut yang dibentuk oleh dua tali
busur yang berpotongan di satu titik pada keliling lingkaran.
Pada gambar di samping, OA dan OB berpotongan di O
membentuk ∠ AOB .Adapun tali busur AC dan CB berpotongan di titik C
membentuk sudut keliling ∠ ACB. Sudut pusat ∠ AOB
dan sudut keliling ∠ ACB menghadap busur yang sama,
yaitu busur AB. Sekarang kita akan mempelajari
hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling yang
menghadap busur yang sama.
Perhatikan gambar disamping. Lingkaran di samping berpusat di
titik O dan mempunyai jari-jari OA = OB = OC = OD = r. Misalkan
∠ AOC=a dan ∠COB=β , maka ∠ AOB=a+ β.
Perhatikan segitiga BOD
∠ BOD pelurus bagi ∠BOC , sehingga∠ BOD=180° −β.

14
∆ BOD s egitiga samakaki , karena OB=OD=r s ehingga
BOD  180  (2  ODB )
BOD  180  180  180  (2  ODB)
BOD  180  (2  ODB)
BOD  180
 ODB
2
BOD  180
 ODB
2
180  BOD
 ODB
2
Karena BOD  180   , maka diperoleh
180  (180   ) 1
ODB  OBD   
2 2
sekarang perhatikan segitiga AOD
∠ AOD pelurus bagi ∠ AOC , sehingga∠ AOD=180 °−a
∆ AOD a dalah segitga sama kaki , karenaOA =OD=r , sehingga
AOD  180  (2  ODA)
AOD  180  180  180  (2  ODA)
AOD  180  (2  ODA)
AOD  180
 ODA
2
AOD  180
 ODA
2
180  AOD
 ODA
2
Karena AOD  180  a, maka diperoleh
180  (180   ) 1
ODA  OAD   a
2 2
Dengan demikian, besar ∠ ADB = ∠ ODA+ ∠ODB

15
1 1
  
2 2
1
 (   )
2
1
  AOB atau
2
besar AOB  2  besar ADB
Karena ∠ AOBadalah sudut pusat dan ∠ ADB adalah sudut keliling,
dimana keduanya menghadap busur AB, maka dapat disimpulkan sebgai
berikut:
Jika sudut pusat dan sudut keliling menghadap busur yang sama maka
besar sudut pusat = 2 × besar sudut keliling.
Contoh

Pada lingkaran diatas jika ∠ ACO=15 ° dan ∠ BCO=12 ° hitung lah besar
sudut ∠ AOB .
Penyelesaian:
∠ ACBmerupakan sudut keliling dan ∠ AOBmerupakan sudut pusat,
sehingga diperoleh
Sudut keliling ACB = ∠ ACO+∠BCO
= 15° +12°
= 27°
Sudut pusat AOB = 2× Sudut keliling AOB
= 2 ×27 °
= 54°
2. Besar Sudut Keliling yang Menghadap Diameter Lingkaran
Kalian telah mempelajari bahwa besar sudut pusat lingkaran adalah
dua kali besar sudut kelilingnya, jika menghadap busur yang sama.
Bagaimana besar sudut keliling yang mengahap diameter lingkaran?

16
Perhatikan gambar dibawah ini, sudut pusat AOB menghadap
busur AB. Perhatikan bahwa sudut keliing ACB dan sudut keliling ADB
menghadap busur AB sehingga diperoleh
AOB  2  ACB
180  2  ACB
180
 ACB
2
90  ACB
Atau
AOB  2  ADB
180  2  ADB
180
 ADB
2
90  ADB
Dari gambar tersebut, tampak bahwa ∠ AOBadalah sudut lurus, sehingga
besar ∠ AOB=180 °
Besar sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran besarnya 90°
(sudut siku-siku).
Contoh

Diketahui ∠ ABC=65 ° dengan AB diameter lingkaran. Hitunglah besar


∠ CAB !
Penyelesaian:
Ruas garis AB adalah diameter lingkaran karena ∠ ACBadalah sudut
keliling yang menghadap diameter AB, maka besar ∠ ACB=90 °
Perhatikan bahwa ∆ BCO adalah segitiga sama kaki karena OB = OC= r,
sehingga ∠ BCO=∠CBO=65 °
Dengan demikian diperoleh

17
ACO  ACB  BCO
 90  65
 25
Karena ∆ AOC sama kaki (OB = OC= r), maka ∠ CAO=∠ ACO=25 °
3. Sudut-sudut Keliling yang Menghadap Busur yang Sama
Untuk menentukan besar sudut keliling yang menghadap busur
yang sama, perhatikan gambar dibawah ini

AB α
= , sedangan ∠ ACB , ∠ ADB dan ∠ AEB adalah sudut keliling yang

menghadap AB
1 1
ACB   AOB  a
2 2
1 1
ADB   AOB  a
2 2
1 1
AEB   AOB  a
2 2
Jadi, besar ACB  ADB  AEB
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
Besar sudut-sudut yang menghadap busur yang sama adalah sama

1
besar dan sama dengan × sudut pusatnya.
2
Contoh

Perhatikan gambar berikut ini. Diketahui besar BAC  500 dan

CED  600 , Hitunglah besar BDC , ACD, ABD

Penyelesaian

18
Dari gambar diatas, tampak bahwa BAC dan BDC sudut keliling


BC
menghadap busur yang sama yaitu , sehingga besar

BDC  BAC  50


Perhatikan ∆ CED
ACD  180  (CED  CDE )
 180  (60  50 )
 70
Sudut ACD dan sudut ABD adalah sudut keliling yang menghadap busur

yang sama yaitu AD , sehingga besar sudut ABD  ACD  70

E. SEGI EMPAT TALI BUSUR


1. Pengertian Segi Empat Tali Busur
Agar kalian memahami mengenai segi empat tali busur, perhatikan
gambar dibawah ini

Pada gambar tersebut titik O adalah titik pusat lingkaran dan titik
A, B, C, serta D terletak pada keliling lingkaran tersebut. Ruas garis AB,
BC, CD, dan AD adalah tali busur lingkaran. Tali-tali busur tersebut

19
membentuk segi empat ABCD, dan selanjutnya disebut segi empat tali
busur.

Segi empat tali busur adalah segi empat yang


titik-titik sudutnya terletak pada lingkaran.

2. Sifat-Sifat Segi Empat Tali Busur


Perhatikan gambar disamping, Pada gambar
tersebut tampak bahwa sudut-sudut yang berhadapan
pada segi empat tali busur ABCD adalah ∠ABC
dengan ∠ADC dan ∠BAD dengan ∠BCD.
Perhatikan sudut keliling ∠ABC dan ∠ADC.
1
ABC    AOD  DOC 
2
1
ADC    AOB  BOC 
2
Dengan demikian diperoleh
1 1
ABC  ADC    AOD  DOC     AOB  BOC 
2 2
1
   AOD  DOC  AOB  BOC 
2
1
  360
2
 180
Sekarang perhatikan sudut keliling ∠BAD dan ∠BCD
1
BAD    BOC  COD 
2
1
BCD    BOA  AOD 
2
Dengan demikian, diperoleh

20
1 1
BAD  BCD    BOC  COD     BOA  AOD 
2 2
1
   BOC  COD  BOA  AOD 
2
1
  360
2
 180
Jadi, ∠ABC + ∠ADC = 180° dan ∠BAD + ∠BCD = 180°.

Jumlah dua sudut yang saling berhadapan


pada segi empat tali busur adalah 180°.

Selanjutnya, perhatikan gambar dibawah ini


Pada gambar di samping, adalah diameter
lingkaran sekaligus diagonal segi empat PQRS.
Karena ∠QPS dan ∠QRS adalah sudut keliling,
maka besar ∠QPS = ∠QRS = 90°. Segi empat PQRS
selanjutnya disebut segi empat tali busur siku-siku.

Segi empat tali busur yang salah satu diagonalnya


merupakan diameter lingkaran disebut segi empat
tali busur siku-siku.

Perhatikan gambar dibawah ini

Pada gambar tersebut, KM ´ adalah diameter lingkaran,


´ dan ln
´ ,
∠KLM dan ∠KNM adalah sudut keliling yang menghadap diameter KM
sedangkan ∠LKN dan ∠LMN adalah sudut keliling yang menghadap
´ Dengan demikian, ∠KLM = ∠KNM = ∠LKN = ∠LMN = 90°.
diameter ln.

21
´ // NM
Karena keempat sudutnya siku-siku, akibatnya KL ´ , KN
´ // LM
´ , KL
´ =
´ , dan KN
NM ´ = LM
´ , dengan KM ´ adalah diagonal-diagonal segi
´ dan ln
empat KLMN. Dengan kata lain, segi empat KLMN adalah suatu persegi
panjang.

Segi empat tali busur yang kedua diagonalnya


merupakan diameter lingkaran akan membentuk bangun
persegi panjang.

Perhatikan gambar dibawah ini

Pada Gambar diatas, AC dan BD adalah diameter lingkaran dengan


´ BD.
AC ´ Karena ∠ABC, ∠BCD, ∠CDA, dan ∠DAB adalah sudut-sudut

keliling yang menghadap diameter, besar ∠ABC = ∠BCD = ∠CDA =


∠DAB = 90°.
Sekarang, perhatikan ∆BOC. Jika ∆BOC kita putar sejauh 90°
berlawanan arah putaran jarum jam dengan titik O sebagai titik putar maka
´ → OC
diperoleh OB ´ , OC ´ , dan ∠BOC → ∠COD. Dengan demikian,
´ → OD
´ atau BC
´ → CD
BC ´ = CD
´ .
´ =
´ = DA
Analog dengan cara di atas, dapat ditunjukkan bahwa CD
´
AB=BC , sehingga BC
´ = CD
´ = DA
´ = AB
´ . Dengan kata lain, segi empat
ABCD adalah bangun persegi.

Segi empat tali busur yang kedua diagonalnya


merupakan diameter lingkaran yang saling
berpotongan tegak lurus akan membentuk bangun
persegi.

22
Contoh:
Perhatikan gambar berikut:

ABCD adalah segi empat tali busur dengan ∠ADC = 80⁰, ∠BCD = 75⁰.
Tentukan:
a. Besar ∠CBA
b. Besar ∠BAD
Penyelesaian:
a. Besar ∠CBA
Karena ∠CBA dan ∠ADC adalah sudut yang saling berhadapan pada
segiempat talibusur ABCD, maka
CBA  ADC  180
CBA  80  180
CBA  180  80
CBA  100
b. Besar ∠BAD
Karena ∠BAD dan ∠BCD adalah sudut yang saling berhadapan pada
segiempat talibusur ABCD
BAD  BCD  180
BAD  75  180
BAD  180  75
BAD  105
F. SUDUT ANTARA DUA TALI BUSUR
Dua tali busur dari sebuah lingkaran dapat berpotongan di dalam
lingkaran atau berpotongan di luar lingkaran pada perpanjangan kedua tali
busur itu. Agar kalian lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut.

23
´ dan BD
Pada Gambar (a), tali busur AC ´ berpotongan di dalam
´ dan EF
lingkaran, sedangkan Gambar (b) menunjukkan tali busur DG ´
berpotongan pada perpanjangan kedua tali busur itu di luar lingkaran. Pada
bagian ini kita akan menentukan besar sudut antara dua tali busur yang
berpotongan di dalam atau di luar lingkaran.
1. Sudut Antara Dua Tali Busur Jika Berpotongan Di Dalam Lingkaran
Perhatikan dibawah ini.
Perhatikan gambar di bawah ini!

 
Lingkaran dengan pusat di titik O dengan titik E adalah titik
potong antara tali busur AC dan BD. Dari gambar tersebut tampak
bahwa ∠AEB, ∠BEC, ∠CED, dan ∠AED adalah sudut di dalam lingkaran
yang dibentuk oleh perpotongan antara tali busur AC dan BD. 
Analogikan ada sebuah garis CD, maka dari gambar tersebut
diperoleh:
∠BDC = ∠EDC adalah sudut keliling yang menghadap busur BC,
sehingga:

1
∠BDC = ∠EDC = 2 x ∠BOC ........................................................(1)

24
∠ACD = ∠ECD adalah sudut keliling yang menghadap busur AD,
sehingga:  

1
∠ACD = ∠ECD = 2 x ∠AOD....................................................(2)

Sekarang perhatikan ΔCDE, bahwa:

CDE  ECD  EDC  180


CED  180  ECD  EDC...............................(3)
Perhatikan bahwa ∠BEC adalah sudut luar ΔCDE, sehingga:
∠BEC + ∠CED= 180° (sudut berpelurus)
∠BEC = 180° - ∠CED , masukan persaman (3) maka:
∠BEC = 180° - (180°- ∠ECD - ∠EDC)
∠BEC = ∠ECD  + ∠EDC, masukan persamaan (1) dan persamaan
(2) maka:
∠BEC = ½ x ∠BOC + ½ x ∠AOD
∠BEC = ½ (∠BOC + ∠AOD)
Sekarang analogikan ada sebuah garis AD. Perhatikan gambar di
bawah ini!

Dari gambar tersebut diperoleh:


∠ADB = ∠ADE adalah sudut keliling yang menghadap busur AB,
sehingga:
∠ADB = ∠ADE = ½ x ∠AOB .........................................................(i)
∠CAD = ∠DAE adalah sudut keliling yang menghadap busur CD,

25
sehingga:  
∠CAD = ∠DAE = ½ x ∠COD.............................................................(ii)
Sekarang perhatikan ΔADE, bahwa:
∠AED + ∠ADE + ∠DAE = 180°
∠AED = 180°- ∠ADE - ∠DAE ...........................................................(iii)

Perhatikan bahwa ∠AEB adalah sudut luar ΔADE, sehingga:


∠AEB + ∠AED= 180° (sudut berpelurus)
∠AEB = 180° - ∠AED , masukan persamaan (iii) maka:
∠AEB = 180° - (180° -  ∠ADE - ∠DAE)
∠AEB = ∠ADE  + ∠DAE, masukan persamaan (i) dan persamaan
(ii) maka:
∠AEB = ½ x ∠AOB + ½ x ∠COD
∠AEB = ½ (∠AOB + ∠COD)
 Sekarang analogikan ada sebuah garis AB. Perhatikan gambar di bawah
ini!

∠ABD = ∠ABE adalah sudut keliling yang menghadap busur AD,


sehingga:
∠ABD = ∠ABE = ½ x ∠AOD..................................................................(i)
∠BAC = ∠BAE adalah sudut keliling yang menghadap busur BC,
sehingga:  
∠CAD = ∠BAE = ½ x ∠BOC..................................................................(ii)
Sekarang perhatikan ΔABE, bahwa:
∠AEB + ∠ABE + ∠BAE = 180°
∠AEB = 180°- ∠ABE - ∠BAE ..............................................................(iii)

26
Perhatikan bahwa ∠AED adalah sudut luar ΔABE, sehingga:
∠AED + ∠AEB= 180° (sudut berpelurus)
∠AED = 180° - ∠AEB , masukan persamaan (iii) maka:
∠AED = 180° - (180° -  ∠ABE - ∠BAE)
∠AED = ∠ABE  + ∠BAE, masukan persamaan (i) dan persamaan
(ii) maka:
∠AED = ½ x ∠AOD + ½ x ∠BOC
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)
 Sekarang analogikan ada sebuah garis AB. Perhatikan gambar di
bawah ini!

∠ABD = ∠ABE adalah sudut keliling yang menghadap busur AD,


sehingga:
∠ABD = ∠ABE = ½ x ∠AOD ................................................................. (I)
∠BAC = ∠BAE adalah sudut keliling yang menghadap busur BC,
sehingga:  
∠CAD = ∠BAE = ½ x ∠BOC..................................................................(II)
Sekarang perhatikan ΔABE, bahwa:
∠AEB + ∠ABE + ∠BAE = 180°
∠AEB = 180°- ∠ABE - ∠BAE . . ..........................................................(III)

Perhatikan bahwa ∠AED adalah sudut luar ΔABE, sehingga:


∠AED + ∠AEB= 180° (sudut berpelurus)
∠AED = 180° - ∠AEB , masukan persamaan (III) maka:
∠AED = 180° - (180° -  ∠ABE - ∠BAE)

27
∠AED = ∠ABE  + ∠BAE, masukan persamaan (i) dan persaman
(ii) maka:
∠AED = ½ x ∠AOD + ½ x ∠BOC
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)

Sekarang analogikan ada sebuah garis BC. Perhatikan gambar di


bawah ini!

Dari gambar tersebut diperoleh:


∠ACB = ∠BCE adalah sudut keliling yang menghadap busur AB,
sehingga:
∠ACB = ∠BCE = ½ x ∠AOB ............................................................(1)

∠CBD = ∠CBE adalah sudut keliling yang menghadap busur CD,


sehingga:  
∠CBD = ∠CBE = ½ x ∠COD...............................................................(2)
  
Sekarang perhatikan ΔBCE, bahwa:
∠BEC + ∠BCE + ∠CBE = 180°
∠BEC = 180°- ∠BCE - ∠CBE..............................................................(3)

Perhatikan bahwa ∠CED adalah sudut luar ΔBCE, sehingga:


∠CED + ∠BEC= 180° (sudut berpelurus)
∠CED = 180° - ∠BEC , masukan persaman (3)maka:
∠CED = 180° - (180° -  ∠BCE - ∠CBE)

28
∠CED = ∠BCE  + ∠CBE, masukan persamaan (1) dan persamaan
(2) maka:
∠CED = ½ x ∠AOB + ½ x ∠COD
∠CED = ½ (∠AOB + ∠COD)
Jadi berdasarkan gambar tersebut maka dapat disimpukan:
∠BEC = ½ (∠BOC + ∠AOD)
∠AEB = ½ (∠AOB + ∠COD)
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC) 
∠CED = ½ (∠AOB + ∠COD)  
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Besar sudut antara dua tali busur yang berpotongan di dalam


lingkaran sama dengan setengah dari jumlah sudut-sudut pusat
yang menghadap busur yang diapit oleh kaki-kaki sudut itu.

Contoh:

Pada gambar diatas, diketahui ∠POQ = 60O dan besar ∠ROS = 230O.
Tentukan ∠PTQ.
Penyelesaian:

1
PTQ    POQ  ROS 
2
1
   60  230 
2
 145

29
2. Sudut Antara Dua Tali Busur yang Berpotongan Di Luar Lingkaran
Perhatikan gambar berikut.

Titik O adalah titik pusat lingkaran, sedangkan LK


´ dan MN
´ adalah
dua tali yang jika diperpanjang akan berpotongan di titik P, di mana titik P
di luar lingkaran, sehingga terbentuk ∠KPN. Perhatikan bahwa ∠KMN

1
adalah sudut keliling yang menghadap busur KN, sehingga ∠KMN = ×∠
2
KON.
Sudut MKL adalah sudut keliling yang menghadap busur LM, sehingga
1
∠MKL = ×∠MOL.
2
Sudut MKL adalah sudut luar ∠KPM, sehingga berlaku
∠MKL = ∠KMN + ∠KPN atau
KPN  MKL  KMN
1  1 
   MOL     KON 
2  2 
1
   MOL  KON 
2
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Besar sudut antara dua tali busur yang berpotongan di luar


lingkaran sama dengan setengah dari selisih sudut-sudut pusat
yang menghadap busur yang diapit oleh kaki-kaki sudut itu.

Contoh

30
Perhatikan Gambar diatas. Diketahui besar ∠AED = 25o dan besar ∠BOC =
35o. Tentukan besar ∠AOD.
Penyelesaian:
1
AED    AOD  BOC 
2
1
25    AOD  35 
2
50  AOD  35
AOD  85

31
DAFTAR PUSTAKA

Dris, J dan Tasari. 2011. Matematika BSE Jilid 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan.

Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika BSE Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Surakarta: CV. Putra Nugraha.

32

Anda mungkin juga menyukai