Anda di halaman 1dari 23

LINGKARAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II:

JULILIAN ZEBUA

HAKIKI NECIS ZEGA


AMIN KRISTIN ZEBUA
ARISTARKHUS HULU
EDISON ZAI

Semester/ Kelas : II (Dua)/ B


Mata Kuliah : Dasar – dasar Geometri
Dosen Pengampu : Netti Kariani Mendrofa, M.pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM


(FPMIPA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik dari dosen pengampu
dan saudara/i mahasiswa yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-ide sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan kita bersama.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gunungsitoli, 14 april 2020

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif,
mandiri dan mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media
menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Matematika
sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika,
karena matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Geometri, ilmu ukur, atau ilmu
bangun adalah cabang dari matematika yang bersangkutan dengan bentuk, ukuran, posisi
dan sifat dari bangun dan ruang. Lingkaran merupakan salah satu bagian dari bangun datar
pada geometri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu lingkaran?
2. Apa saja unsur – unsur lingkaran?
3. Bagaimana cara dengan keliling dan luas lingkaran?
4. Bagaimana cara menentukan hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling?
5. Bagaimana cara menentukan panjang busur, luas juring, dan luas temberang?
6. Bagaimana cara menentukan hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas
juring?
7. Bagaimanakah itu sudut antara dua tali busur?
8. Bagaimanakah itu garis singgung lingkaran?
9. Bagaimana cara menentukan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran?

C. Tujuan masalah
1. Mengenal lingkaran
2. Mengetahui unsur – unsur dalam lingkaran
3. Mengetahui keliling dan luas dalam lingkaran
4. Mengetahui cara menentukan hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling
5. Mengetahui cara menentukan panjang busur, luas juring, dan luas temberang
6. Mengetahui cara menentukan hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas
juring
7. mengetahui sudut antara dua tali busur
8. mengenalgaris singgung lingkaran
9. Mengetahui cara menentukan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran
BAB II

ISI

A. Mengenal Lingkaran
Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik – titik yang berada pada satu bidang
dan berjarak sama pada satu titik pada bidang tersebut. satu titik tersebut dikenal dengan
titik pusat lingkaran. Dan jarak yang dimaksudkan pada definisi tersebut disebut dengan jari
– jari lingkaran, yang disimbolkan dengan r. kemudian didefenisikan, diameter lingkaran
(dilambangkan dengan d) yang merupakan sembarang segmen garis yang melalui titik pusat
dan memiliki titik ujung pada lingkaran tersebut. karena itu

D = 2r
Contoh dan bukan contoh lingkaran

Lingkaran Bukan Lingkaran

Berupa kurva tutup Kurva buka

r1 = r2 = r3 = r4 Keterangan:

Keterangan: r1, r2, r3, dan r4 adalah jarak titik

r1, r2, r3, dan r4 adalah jarak titik pada kurva terhadap titik pusat O.

pada kurva terhadap titik pusat O.


Lingkaran merupakan salah satu kurva tutup sederhana yang membagi bidang menjadi
dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar lingkaran. Nama lingkaran biasanya sesuai
dengan nama titik pusatnya. Contoh bentuk lingkaran dengan pusat titik P, bisa disebut
lingkaran P. Jarak yang tetap antara titik pada lingkaran dengan pusat lingkaran dinamakan
jari jari,biasanya disimbolkan r.
B. Unsur-Unsur Lingkaran

Unsur-unsur yang ada dalam lingkaran antara lain :

a. Unsur lingkaran berupa ruas garis atau kurva lengkung: busur, tali busur, jari-jari,
diameter, apotema.

b. Unsur lingkaran berupa luasan: juring, tembereng.

1. Unsur-unsur Lingkaran yang Berupa Garis dan Ciri-cirinya


 Busur
Ciri-ciri

1) Berupa kurva lengkung.


2) Berhimpit dengan lingkaran.
3) Jika kurang dari setengah lingkaran (sudut pusat < 180°) disebut busur minor.
4) Jika lebih dari setengah lingkaran (sudut pusat > 180°) disebut busur mayor.
5) Busur setengah lingkaran berukuran sudut pusat = 180°.

 Jari-jari
Ciri-ciri

1) Berupa ruas garis.


2) Menghubungkan dua titik pada lingkaran. Penulisan simbol: SU dan PM
 Diameter
Ciri-ciri

1) Berupa ruas garis.


2) Menghubungkan dua titik pada lingkaran.
3) Melalui titik pusat lingkaran.

Penulisan simbol: BD, JM , dan SU

 Tali busur
Ciri-ciri
1) Berupa ruas garis.
2) Menghubungkan dua titik pada lingkaran.

Penulisan simbol: FE , IR, dan SU

 Apotema
Ciri- cirinya:

1) Berupa ruas garis.


2) Menghubungkan titik pusat dengan satu titik di tali busur.
3) Tegak lurus dengan tali busur.

Penulisan simbol: OG, PQ


2. Unsur-unsur Lingkaran yang Berupa Luasan serta Ciri-cirinya

 Juring
Ciri-ciri

1) Berupa daerah di dalam lingkaran.


2) Dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur lingkaran.
3) Jari-jari yang membatasi memuat titik ujung busur lingkaran.

 Tembereng
Ciri-ciri

1) Berupa daerah di dalam lingkaran.


2) Dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.

Selain istilah yang disajikan, ada satu istilah lagi yang erat kaitannya dengan
lingkaran, yaitu sudut pusat. Perhatikan gambar dan ciri-cirinya berikut.

 Sudut Pusat
Ciri-ciri

1) Terbentuk dari dua sinar garis (kaki sudut).


2) Kaki sudut berhimpit dengan jari-jari lingkaran.
3) Titik sudut berhimpit dengan titik pusat lingkaran.
Pada gambar di bawah ini sudut pusat AOB ditulis “∠AOB” atau “α”, sudut pusat
JPG ditulis “∠JPG” atau “β”, dan sudut pusat KQJ ditulis “∠KQJ” atau “θ”.

C. Keliling dan Luas Lingkaran


Melalui suatu pendekatan numeric dengan menggunakan poligon/sagibanyak atau
dapat juga dengan menggunakan teknik pengintegralan dapat ditemukan bahwa rumus bagi
luar dan keliling lingkaran diberikan sebagai berikut :
Rumus luas lingkaran:
π r2
Pembuktiannya :

r = jari- jari lingkaran

Dari gambar dapat di simpulkan :


a) Lingkaran = 8 buah juring
b) 8 buah juring = persegi panjang
c) Panjang persegi (p) = 4 busur juring
1
= keliling lingkaran
2
1
= (2 π r)
2
d) Lebar persegi (l) = jari – jari juring = jari –jari lingkaran = r
e) Luas persegi panjang = panjang (p) x lebar (l)
1
= keliling lingkaran x jari- jari lingkaran
2
1
= (2 π r) x r
2
= π r2
Sehingga,
Luas lingkaran = π r2
Rumus keliling lingkaran :
2π r
Pembuktiannya :
22 22
Karena =¿ 3,14 maka nilai π dapat dinyatakan dengan π = .
7 7
k
Dari hasil kegiatan diatas, diketahui π = sehingga rumus keliling dapat dinyatakan dengan
d
rumus sebagai berikut:
K= π . d
Dengan : K= keliling lingkaran
22
π= atau 3,14
7
d= diameter lingkaran
oleh karena panjang diameter lingkaran adalah dua kali panjang jari-jari lingkaran
maka K= π . d
= π (2.r) sehingga :
K= 2. π . r
Contoh
1. hitunglah keliling dan luas lingkaran dengan jari – jari 14 cm.
Jawab
Keliling lingkaran
22
2 π r =2 x x 14=88 cm
7
Dan luas lingkaran
22
L = π r2 = x 14 x 14=616 c m 2
7
D. Menentukan Hubungan Antara Sudut Pusat dengan Sudut Keliling
Sudut pusat lingkaran adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari- jari lingkaran dan
titik sudutnya merupakan pusat lingkaran. Sementara sudut keliling lingkaran adalah sudut
yang dibentuk oleh dua tali busur yang berpotongan di sebuah titik. Titik sudutnya terletak
pada busur lingkaran. Sudut keliling adalah sudut yang kaki sudutnya berhimpit dengan tali
busur, dan titik pusatnya berhimpit dengan suatu titik pada lingkaran.
Gambar Sudut keliling BCA dan sudut keliling YZX

Pada Gambar, sudut keliling BCA pada lingkaran O. Kaki-kaki sudut BCA memotong
lingkaran di titik A dan B. Dengan kata lain sudut keliling BCA menghadap busur BA.

Sudut Keliling dan Sudut Pusat yang Menghadap Busur Sama

Sudut
Pusat

Sudut
Keliling

Keterangan: simbol "m∠" menyatakan ukuran sudut, sedang "∠" menyatakan nama sudut

E. Menentukan Panjang busur, Luas Juring dan Luas Tembereng


Panjang busur sebanding dengan sudut pusat yang menghadapnya. Begitupun luas
juring sebanding dengan sudut pusat yang bersesuaian dengan juring tersebut. Cara
menentukan panjang busur dan luas juringnya maka lihatlah gambar berikut
Dari gambar panjang busur AB bersesuaian dengan sudut pusat α, begitu pun luas
juring AOB bersesuaian dengan pusat α. Dimana ukuran sudut pusat lingkaran adalah antara
0°hingga 360° .
- Rumus mencari panjang busur

∠ AOB
AB = x K lingkaran
3 60 °

Contoh soal :
Perhatikan gambar di bawah

Jika panjang busur AB adalah 32 cm maka panjang busur CD adalah…

Jawab :
Berdasarkan keterangan pada soal, dapat di ketahui bahwa :
∠ AOB= 90 °(siku- siku)
∠ COD = 60 ° (lancip )
AB = 32 cm
Panjang busur CD adalah
AB ∠ AOB
=
CD ∠COD
32 90 °
=
CD 60 °

32 3
=
CD 2
Sehingga, 3CD = 32 x 2
3CD = 64
64
CD =
3
1
CD = 21 cm
3

- Rumus mencari luas juring

∠ AOB
Ljuring AOB = x Llingkaran
360 °

- Rumus mencari luas tembereng

Lsegitiga = Ljuring AOB – Lsegitiga AOB

F. Menentukan Hubungan Antara Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas juring

Ukuran sudut pusat satu lingkaran penuh adalah 0°sampai 360° . Untuk menentukan
hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring, maka terlebih dahulu kita
menentukan perbandingan hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring.

x x
a. Luas juring AOB = (luas lingkaran) = π r2
360° 360°
x x
b. Panjang busur AB = (keliling lingkaran) = 2πr
360° 360°
x pa njang busur AB luas juring OAB
c. = =¿ =
y panjang busur CD luas juring OCD
Hubungan antara panjang busur dan luas juring, antara lain:

luas juring panjang busur


=
luaslingkaran keliling lingkaran

Contoh soal :
Panjang jari-jari sebuah lingkaran dengan pusat O adalah 5 cm. titik P dan Q terletak
pada lingkaran. Jika panjang busur PQ = 6, 28 cm, hitunglah luas juring POQ.

Penyelesaian :

Sehingga :
Luas juring POQ panjang busur PQ
=
luas lingkaran kelilinglingkaran

luas juring POQ 6,28


=
πr2 2π r

6,28
Luas juring POQ = x π r2
2π r

6,28
Luas juring POQ = x5
2

Luas juring POQ = 15,7 cm

Hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring, antara lain:

Rasio sudut Rasio panjang busur Rasio panjang


pusat α terhadap keliling busur terhadap
terhadap 360° lingkaran luas lingkaran
Gambar busur
α panjang busur luas juring
360° keliling lingkaran luaslingkaran

270° 3 3 3
=
360° 4 4 4

180° 1 1 1
=
360° 2 2 2

120° 1 1 1
=
360° 3 3 3

90° 1 1 1
=
360° 4 4 4

60° 1 1 1
=
360° 6 6 6

G. Sudut Antara Dua Tali Busur


Sudut antara dua tali busur di bedakan menjadi dua yaitu :
a. Sudut tali busur yang berpotongan di dalam lingkaran
Sudut dalam :
1
∠RTS = (∠ROS - ∠POQ)
2
b. Sudut tali busur yang berpotongan di luar lingkaran
Sudut luar :
1
∠DEA = (∠DOA - ∠COB)
2

H. Mengenal Garis Singgung Lingkaran


1. Pengertian garis singgung
Garis singgung lingkaran adalah garis yang menyinggung atau memotong lingkaran
tepat di satu titik. Salah satu sifat dari garis singgungini yaitu garis singgung dari
lingkaran selalu tegak lurus terhadap jari – jari lingkaran yang melalui garis
singgung.

2. Garis singgung pada satu lingkaran


Garis singgung pada satu lingkaran adalah garis yang menyinggung sebuah
lingkaran pada titik A.

3. Garis singgung pada dua lingkaran


Garis singgung pada dua lingkaran adalah garis yang menyinggung dua buah
lingkaran P dan Q pada titik F dan H
1. Menentukan Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Untuk menentukan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, maka misalkan dua
lingkaran dengan pusat P dan Q berturut – turut adalah r1 dan r2. Garis singgung
persekutuan luar lingkaran P dan Q adalah ruas garis terpendek yang menyinggung kedua
lingkaran tersebut dan tidak melalui daerah di antara kedua lingkaran. Ruas garis FH
adalah satu dari garis singgung persekutuan luar lingkaran P dan Q. Titik F adalah titik
singgung pada lingkaran P, titik H adalah titik singgung pada lingkaran Q.

Langkah – langkah untuk melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
yaitu :

No. Langkah – langkah kegiatan Keterangan

1. Lukislah dua lingkaran yang


berpusat di P dan Q, dengan jari-
jari r1 dan r2, kemudian hubungkan
titik pusat P dan Q (r1 > r2).

Lukislah busur lingkaran darp P


2. dan Q dengan jari- jari yang sama
1
dengan r > PQ, sehingga
2
berpotongan di titik A
Hubungkan titik A dan B, sehingga
3. memotong PQ di titik C

4. Lukislah lingkaran yang berpusat di


C, dengan jari- jari CP = CQ

Lukislah busur lingkaran berpusat


5 di P dengan jari- jari (r1 –r2),
sehingga memotong lingkaran
berpusat di C dengan jari – jari CP
= CQ di titik D dan E

6. Hubungkan titik P dengan titik D


dan titik P dengan titik E dan
perpanjang lah sehingga memotong
lingkaran berpusat P di titik F dan
G.

Lukislah busur lingkaran dengan


7. pusat F dan penjang jari – jarinya
DQ, sehingga memotong lingkaran
Q di titik H (jadi FH = DQ).
Lukislah busur lingkaran G dan jari
– jarinya EQ, sehingga memotong
lingkaran Q di titik I (jadi GI = EQ)
Hubungkan titik F dengan titik H
8. dan titik G dengan titik I, sehingga
terbentuk garis singgung
persekutuan luar lingkaran, yaitu
GI dan FH

Rumus menentukan garis singgung persekutuan luar lingkaran yaitu :

AB adalah jarak kedua titik pusat lingkaran (s). DE adalah garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran. Melalui titik B, dapat di tarik garis BC yang sejajar dengan
DE, sehingga BE = CD = r2 dan ∠ABC = 90°

Maka ABC adalah segitiga siku- siku, sehingga berlaku teorema Pythagoras

AB2 = AC2 + BC2

BC2 = AB2 – AC2

= AB2 – (AD - CD)2

= s2 – (r1 – r2)2

Karena BC//DE dan ∠ABC = ∠ADE = 90°maka, DE = BC.

Sehingga panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran di rumuskan :

I2= s2 – (r1 – r2)2

Ket : I = panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran

s = jarak antara kedua pusat dua lingkaran

r = jari- jari lingkaran

J. Menentukan Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran


Untuk menentukan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, maka misalkan dua
lingkaran dengan pusat P dan Q berturut – turut adalah r1 dan r2. Garis singgung
persekutuan dalam lingkaran P dan Q adalah ruas garis terpendek yang menyinggung
kedua lingkaran tersebut dan melalui daerah di antara kedua lingkaran. Ruas garis FI
adalah satu dari garis singgung persekutuan dalam lingkaran P dan Q. Titik F adalah titik
singgung pada lingkaran I, titik I adalah titik singgung pada lingkaran Q.

Langkah – langkah untuk melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
yaitu :

No. Langkah – langkah kegiatan Keterangan

1. Lukislah dua lingkaran yang


berpusat di P dan Q, dengan jari-
jari r1 dan r2, kemudian hubungkan
titik pusat P dan Q (r1 > r2).

2. Lukislah busur lingkaran darp P


dan Q dengan jari- jari yang sama
1
dengan r > PQ, sehingga
2
berpotongan di titik A

3. Hubungkan titik A dan B, sehingga


memotong PQ di titik C
4. Lukislah lingkaran yang berpusat di
C, dengan jari- jari CP = CQ

5. Lukislah busur lingkaran berpusat


di P dengan jari – jari (r1 + r2),
sehingga memotong lingkaran
berpusat di C dengan jari –jari CP
= CQ di titik D dan E

6. Hubungkan titik P dengan titik D


dan titik P dengan titik E, sehingga
memotong lingkaran berpusat P di
titik F dan G

7. Lukislah busur lingkaran dengan


pusat F dan panjang jari –jarinya
DQ, sehingga memotong lingkaran
berpusat di Q di titik I (jadi FI =
DQ) .
Lukislah busur lingkaran dengan
pusat G dan panjang jari – jarinya
EQ, sehingga memotong lingkaran
berpusat di Q di titik H (jadi GH =
EQ)
Hubungkan titik F dengan titik I
8. dan titik G dengan titik H, sehingga
terbentuk garis singgung
persekutuan dalam FI dan GH

Rumus menentukan garis singgung persekutuan luar lingkaran yaitu :


AB adalah jarak kedua titik pusat lingkaran (s). CE adalah garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran. Melalui titik B, dapat di tarik garis BD yang sejajar dengan CE,
sehingga CD = BE = r2 dan ∠ADB = 90°

Maka ADB adalah segitiga siku- siku, sehingga berlaku teorema Pythagoras

AB2 = AD2 + BD2

BD2 = AB2 – AD2

= AB2 – (AC + CD)2

= s2 – (r1 + r2)2

Karena BD//CE dan ∠ADB = ∠ACE = 90°maka, CE = BD.

Sehingga panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran di rumuskan :

d2= s2 – (r1 + r2)2

Ket : d = panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran

s = jarak antara kedua pusat dua lingkaran

r = jari- jari lingkaran


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik – titik yang berada pada satu bidang
dan berjarak sama pada satu titik pada bidang tersebut. satu titik tersebut dikenal dengan
titik pusat lingkaran. Dan jarak yang dimaksudkan pada definisi tersebut disebut dengan
jari – jari lingkaran, yang disimbolkan dengan r. kemudian didefenisikan, diameter
lingkaran (dilambangkan dengan d) yang merupakan sembarang segmen garis yang
melalui titik pusat dan memiliki titik ujung pada lingkaran tersebut.

Unsur-unsur yang ada dalam lingkaran yaitu unsur lingkaran berupa ruas garis atau
kurva lengkung: busur, tali busur, jari-jari, diameter, apotema. Dan unsur lingkaran berupa
luasan: juring, tembereng.

Garis singgung lingkaran adalah garis yang menyinggung atau memotong lingkaran
tepat di satu titik. Salah satu sifat dari garis singgung ini yaitu garis singgung dari lingkaran
selalu tegak lurus terhadap jari – jari lingkaran yang melalui garis singgung.
B. Saran

Dan kami semua pun tahu bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini
berikutnya. Dan diakhir kata kami ucapkan.

Daftar Pustaka

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017.Matematika SMP kelas VIII Semester II
Edisi Revisi 2017. Jakarta : Kemendikbud

Nilaswati, Suherman, Defri. 2013. Buku Teks Perkuliahan :Geometri bidang dan ruang.
Padang : FPMIPA- UNP

Mirna. 2014. Buku teks Geometri Bidang dan Ruang. Padang : FPMIPA- UNP

Anda mungkin juga menyukai