Anda di halaman 1dari 27

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

“LINGKARAN”

Kelompok IV

1. Enny Sulistyana (E1R115012)


2. Intan Rachmawati (E1R115026)
3. Nurhayati (E1R115051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika dapat mempertajam cara berfikir logis anak. Penguasaan matematika yang
baik akan membuat cara berfikir lebih sistematis. berangkat dari pemikiran itulah makalah
ini saya susun untuk mengasah keterampilan anak dalam melakukan perhitungan matematis.
Dengan makalah inilah anak diharapkan akan menjadi kreatif, mandiri serta berkembang
sesuai dengan potensi yang dimiliki.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari lingkaran ?
2. Sebutkan apa saja bagian-bagian pada lingkaran ?
3. Apa yang dimaksud dengan phi, keliling, dan luas lingkaran ?
4. Bagaimana hubungan sudut pusat dengan sudut keliling lingkaran ?
5. Bagaimana hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring lingkaran ?
6. Apa persamaan lingkaran ?
7. Bagaimana bentuk umum persamaan lingkaran ?
8. Bagaimana garis singgung pada lingkaran ?
9. Bagaimana kedudukan titik dan garis pada lingkaran ?

C. Tujuan
Adapun tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian lingkaran.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian pada lingkaran.
3. Untuk mengetahui pengertian dari phi, keliling, dan luas lingkaran.
4. Untuk mengetahui hubungan sudut pusat dengan sudut keliling lingkaran.
5. Untuk mengetahui hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring lingkaran.
6. Untuk mengetahui persamaan lingkaran.
7. Untuk mengetahui bentuk umum persamaan lingkaran.
8. Untuk mengetahui garis singgung pada lingkaran.
9. Untuk mengetahui kedudukan titik dan garis pada lingkaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkaran
Perhatikan gambar berikut dengan saksama.

Misalkan A, B, C merupakan tiga titik sebarang pada lingkaran yang berpusat di O.


Dapat dilihat bahwa ketiga titik tersebut memiliki jarak yang sama terhadap titik O.
Lingkaran merupakan garis melengkung yang kedua ujungnya bertemu pada jarak yang
sama dari titik pusat. Dengan demikian, Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang
berjarak sama terhadap sebuah titik tertentu. Titik tertentu itu disebut sebagai titik pusat
lingkaran.

B. Bagian-Bagian Lingkaran
Perhatikan gambar berikut !

Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah lingkaran di
antaranya titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, dan apotema.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.
1. Titik Pusat
Titik pusat adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran. Titik O merupakan
titik pusat lingkaran. Dengan demikian, lingkaran tersebut dinamakan lingkaran O.
2. Jari-Jari (r)
Jari-jari adalah ruas garis lurus yang menghubungkan titik pada lingkaran dengan
titik pusat. Jari-jari lingkaran ditunjukkan oleh ruas garis OA, OB, dan OC.
3. Diameter (d)
Diameter adalah ruas garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lingkaran dan
melalui titik pusat lingkaran. Ruas garis AB pada lingkaran O merupakan diameter
lingkaran tersebut. Perhatikan bahwa ruas garis AB = AO + OB. Dengan kata lain, nilai
diameter merupakan dua kali nilai jari-jarinya, ditulis bahwa d = 2r.
4. Busur
Busur merupakan garis lengkung yang berhimpitan dengan lingkaran. Garis
lengkung AC, garis lengkung CB, dan garis lengkung AB merupakan busur lingkaran O.
̂ , 𝐶𝐵
Simbolnya yaitu 𝐴𝐶 ̂ , 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝐵
̂.
5. Tali Busur
Tali busur adalah ruas garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik
pada lingkaran dan tidak melalui titik pusat lingkaran O. Tali busur lingkaran tersebut
ditunjukkan oleh ruas garis lurus AC yang tidak melalui titik pusat.
6. Tembereng
Tembereng adalah daerah di dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur
lingkaran. Tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC
dan tali busur AC.
7. Juring
Juring adalah daerah di dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan
sebuah busur. Juring lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh
jari-jari OC dan jari-jari OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
8. Apotema
Apotema adalah ruas garis terpendek yang menghubungkan titik pusat lingkaran
dengan satu titik pada tali busur lingkaran. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus
dengan tali busur. Garis OE merupakan garis apotema pada lingkaran O.
C. Phi, Keliling , dan Luas Lingkaran
a. Phi Lingkaran
Phi (π) adalah suatu besaran yang merupakan sifat khusus dari lingkaran yaitu
perbandingan dari keliling (K) dengan diameter (d).
Percobaan :
Ambillah tiga buah benda yang berbeda yang memuat bangun lingkaran. Dengan
menggunakan benang ukurlah keliling dan diameter lingkaran masingmasing benda
tersebut, serta tuliskan dalam tabel seperti di bawah ini :

Dari kegiatan tersebut, kita akan mendapatkan bahwa perbandingan keliling (K) dan
Diameter (d) mendekati bilangan 3,14 atau 22/7. Selanjutnya bilangan ini dinamakan (π)
𝐾
dibaca phi. Jadi nilai phi (𝜋) = 𝑑 .

b. Keliling Lingkaran
Keliling lingkaran adalah ukuran panjang lingkaran itu sendiri. Kita telah
mengetahui bahwa nilai perbandingan antara keliling (K) dan diameter (d) pada suatu
lingkaran adalah π. Hubungan tersebut ditulis K/d = π atau K = πd. Karena panjang
diameter sama dengan dua kali jari-jari atau d = 2r maka K = 2πr. Dengan demikian ,
jika K = keliling dan r= jari-jari, keliling lingkaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

K = πd atau K = 2πr

Contoh :
Tentukan keliling lingkaran jika diameter 10 cm dengan π = 3,14.
Penyelesaian :
Keliling lingkaran K= πd = 3,14 x 10 cm = 31,4 cm.
Jadi, keliling lingkaran adalah 31,4 cm.
c. Luas Lingkaran
Luas lingkaran adalah daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran. Untuk
membuktikan rumus luas daerah lingkaran dapat dilakukan pembuktian secara empiris.
Pembuktian rumus luas daerah lingkaran secara empiris yang biasa dilakukan adalah
dengan memotong-motong lingkaran sehingga menjadi juring-juring lalu
membentuknya menjadi bentuk bangun datar. Bangun datar yang akan digunakan
adalah persegi panjang. Untuk membentuk persegi panjang, lingkaran dipotong-potong
menjadi 4, 8 atau 16 juring.
Semakin banyak juring maka akan semakin membentuk persegi panjang yang lebih
mendekati dengan syarat jumlahnya genap dan salah satu juring dibagi dua dengan
ukuran yang sama. Kemudian disusun secara zigzag ke samping dengan menempelkan
sisi jari-jari dari masing-masing juring sehingga mendekati bentuk persegi panjang
seperti terlihat pada gambar berikut ini.

1
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
2
Gambar tersebut mendekati bangun datar persegi panjang dengan,
Panjang = 4 busur juring
1
= 2 Keliling lingkaran

Lebar = jari-jari lingkaran ( r )


sehingga,
Luas Lingkaran = Luas Persegi Panjang
Luas Lingkaran = panjang × lebar
1
Luas Lingkaran = 2 Keliling lingkaran × jari-jari lingkaran
1
Luas Lingkaran = 2 × 2𝜋𝑟 × 𝑟

Luas Lingkaran = 𝜋 × 𝑟 × 𝑟
Luas Lingkaran = 𝜋𝑟 2
1
Karena 𝑟 = 2 𝑑 , maka

1
Luas Lingkaran = 𝜋(2 𝑑 )2
1
Luas Lingkaran = 𝜋𝑑2
4

Jadi, dapat disimpulkan bahwa luas lingkaran dengan jari-jari atau diameter adalah :

1
L = πr2 atau 𝐿 = 4 𝜋𝑑 2

Contoh :
Hitung luas lingkaran jika jari-jari 14 cm.
Penyelesaian :
L = πr2
L = 22/7 x 14 x 14
L = 616
Jadi, luas lingkaran adalah 616 cm2.
D. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling Lingkaran
Pada bangun datar lingkaran ada sudut yang bernama sudut pusat dan sudut keliling.
Sudut pusat adalah sudut yang titik sudutnya terletak pada titik pusat lingkaran dan kaki-
kaki sudutnya adalah jari-jari lingkaran itu sendiri. Sedangkan sudut keliling adalah sudut
yang titik sudutnya terletak pada keliling tepi lingkaran dan kaki-kaki sudutnya merupakan
tali busur.

Perhatikan gambar lingkaran di atas, sudut pusat lingkaran tersebut adalah ∠POR dan ∠PQR
adalah sudut keliling lingkaran.

Apa hubungan sudut pusat lingkaran dengan sudut keliling lingkaran ?

Jika sudut pusat dan sudut keliling lingkaran mengahadap pada busur yang sama maka
terdapat hubungan antar keduanya.
Perhatikan sudut pusat POR dan sudut keliling PQR, bahwa ∠POR dan ∠PQR menghadap
busur yang sama yaitu busur PR.
a. Perhatikan segitiga POQ. Karena segitiga POQ merupakan segitiga samakaki maka,
∠OPQ = ∠PQO
Jadi, ∠POQ = 180º – 2 x ∠PQO

b. Perhatikan segitiga ROQ. Karena segitiga ROQ merupakan segitiga samakaki maka,
∠OQR = ∠QRO
Jadi, ∠ROQ = 180º – 2 x ∠QRO

c. Perhatikan sudut pusat POR


∠POR = 360º - ( ∠POQ + ∠ROQ )
∠POR = 360º - (180º – 2 x ∠PQO + 180º – 2 x ∠QRO )
∠POR = 360º - (360º – 2 x ∠PQO – 2 x ∠QRO )
∠POR = 360º - 360º + 2 x ∠PQO + 2 x ∠QRO
∠POR = 2 x ∠PQO + 2 x ∠QRO
∠POR = 2 x ( ∠PQO + ∠QRO )
∠POR = 2 x ∠PQR
Jadi, dapat disimpulkan,

Sudut Pusat = 2 kali Sudut Keliling


Sudut Keliling = 1/2 kali Sudut Pusat

Contoh :
Perhatikan gambar lingkaran di bawah ini, kemudian tentukan besarnya nilai sudut a !
Penyelesaian :
Sudut a adalah sudut keliling yang menghadap pada busur yang sama dengan sudut pusat
sebesar 80º, maka besarnya sudut a adalah
1
∠a = 2 (80º) = 40º

Jadi, besarnya sudut a adalah 40º.

E. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur dan Luas Juring Lingkaran

Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari yang berpotongan pada
pusat lingkaran. Pada gambar di bawah, sudut AOB = α adalah sudut pusat lingkaran. Garis
lengkung AB disebut busur AB dan daerah arsiran OAB disebut juring OAB. Adapun
hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring lingkaran sebagai berikut.
1. Hubungan Sudut Pusat Dengan Panjang Busur Lingkaran
Perhatikan gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas sebuah lingkaran dengan jari-jari r memiliki sudut pusat
AOB yang besarnya α (α baca: alfa) dan memiliki panjang busur garis lengkung AB.
Ternyata panjang busur lingkaran menjadi besar setelah sudut pusatnya
diperbesar. Nah inilah yang disebut dengan perbandingan senilai atau seharga. Di mana
semakin besar sudut pusat maka semakin besar panjang busurnya, begitu juga
sebaliknya semakin kecil sudut pusatnya maka semakain kecil panjang busurnya.

Sekarang bagaimana kalau sudut α tersebut diubah menjadi satu lingkaran penuh
(360°)?

Ternyata setelah sudut pusat diubah menjadi satu lingkaran penuh (360°) maka
panjang busur lingkaran menjadi keliling lingkaran. Nah dari pernyataan tersebut dapat
diperoleh “Hubungan antara sudut pusat, panjang busur dengan keliling lingkaran
yaitu panjang busur per keliling lingkaran sama dengan besarnya sudut pusat per
sudut satu lingkaran penuh (360°).”
Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan :

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡


=
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 360𝑜

Contoh :
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika besarnya α = 36° dan r = 14 cm. Hitunglah panjang busur AB ?
Penyelesaian:
Pertama-tama harus mencari keliling lingkaran yaitu :
K = 2πr
K = 2 . (22/7) . 14 cm
K = 88 cm
Sekarang cari panjang busur AB dengan konsep perbandingan nilai yaitu :
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡
=
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 360𝑜

̂
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵 36𝑜
=
88 𝑐𝑚 360𝑜
̂
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵 1
=
88 𝑐𝑚 10
88 𝑐𝑚
̂ =
Panjang 𝐴𝐵 10

̂ = 8,8 cm
Panjang 𝐴𝐵

Jadi, panjang busur AB adalah 8,8 cm.


2. Hubungan Sudut Pusat Dengan Luas Juring Lingkaran
Perhatikan gambar di bawah ini!

Pada gambar di atas terdapat juring lingkaran AOB (luas yang diarsir) dengan
sudut pusat α (baca: alfa) dan jar-jari r.
Ternyata setelah sudut pusat α diperbesar menjadi β maka luas juring AOB juga
semakin membesar. Ini sesuai dengan konsep perbandingan senilai atau seharga, dimana
jika sudut pusat lingkaran diperbesar maka luas juring lingkaran tersebut juga ikut
menjadi tambah besar, begitu juga sebaliknya jika sudut pusat lingkaran diperkecil
maka luas juring lingkaran juga akan mengecil.

Sekarang bagaimana kalau sudut α tersebut diubah menjadi satu lingkaran penuh
(360°)?

Jika sudut pusat diubah menjadi satu lingkaran penuh maka luas juringnya
menjadi luas lingkaran. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
hubungan antara besar sudut pusat, luas juring, dan luas lingkaran yakni “Luas juring
per luas lingkaran sama dengan sudut pusat per sudut satu lingkaran penuh
(360°).”
Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan :

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡


=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 360𝑜

Contoh :
Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika besarnya α = 36° dan r = 14 cm. Hitunglah luas juring AOB?


Penyelesaian :
Pertama-tama harus mencari luas lingkaran tersebut yaitu :
L = πr2
L = (22/7) . (14 cm)2
L = 616 cm2
Sekarang cari luas juring AOB dengan konsep perbandingan nilai yaitu :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 360𝑜

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 36𝑜


=
616 𝑐𝑚2 360𝑜
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 1
=
616 𝑐𝑚2 10
616 𝑐𝑚2
Luas juring 𝐴𝑂𝐵 = 10

Luas juring AOB = 61,6 cm2


Jadi, luas juring AOB adalah 61,6 cm2 .

3. Hubungan Luas Juring dengan Panjang Busur Lingkaran


Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar lingkaran di atas memiliki jari-jari r, panjang busur AB, dan luas juring AOB.

Ternyata setelah panjang busur AB diperbesar menjadi panjang busur AB’ maka
luas juring AOB semakin membesar menjadi AOB’ seperti gambar di atas. Ini sesuai
dengan konsep perbandingan senilai atau seharga, dimana jika panjang busur lingkaran
diperbesar maka luas juring lingkaran tersebut juga ikut menjadi tambah besar, begitu
juga sebaliknya jika panjang busur lingkaran diperkecil maka luas juring lingkaran juga
akan mengecil.

Sekarang bagaimana kalau panjang busur tersebut diubah menjadi keliling lingkaran?

Jika panjang busur diubah menjadi keliling lingkaran maka luas juringnya
menjadi luas lingkaran. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
hubungan antara panjang busur, luas juring, keliling lingkaran dan luas lingkaran yakni
“Luas juring per luas lingkaran sama dengan panjang busur per keliling
lingkaran.”
Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan :

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑢𝑠𝑢𝑟


=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

Contoh :
Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika panjang busur AB = 4,4 cm dan r = 14 cm. Hitunglah luas juring AOB?
Penyelesaian :
Untuk menjawab soal di atas Anda harus mencari keliling dan luas lingkaran tersebut
yaitu:
Keliling Lingkaran = 2πr
Keliling Lingkaran = 2 . (22/7) . (14 cm)
Keliling Lingkaran = 88 cm
Jadi, keliling lingkarannya adalah 88 cm.

Luas Lingkaran = πr2


Luas Lingkaran = (22/7) . (14 cm)2
Luas Lingkaran = 616 cm2
Jadi, luas lingkarannya adalah 616 cm2.

Sekarang mencari luas juring AOB dengan konsep perbandingan nilai yaitu :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑢𝑠𝑢𝑟
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
=
616 𝑐𝑚2 88 𝑐𝑚
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 4,4 𝑐𝑚
=
616 𝑐𝑚2 88 𝑐𝑚
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑂𝐵 1
=
616 𝑐𝑚2 20
616 cm2
Luas juring AOB = 20

Luas juring AOB = 30,8 cm2


Jadi, luas juring AOB adalah 30,8 cm2 .

F. Persamaan Lingkaran
a. Persamaan lingkaran yang berpusat di O (0, 0) dan jari-jari r
Perhatikan gambar berikut !
Perhatikan segitiga OTU pada gambar tersebut. Titik T(x,y) berada pada lingkaran yang
berpusat di titik O(0,0) sehingga ruas garis OT merupakan jari-jari lingkaran. Selain itu
diketahui pula bahwa panjang OU = x dan panjang TU = y . Untuk mendapatkan
persamaan lingkaran pada gambar tersebut, karena segitiga OUT adalah segitiga siku-
siku, maka kita menggunakan teorema pythagoras yaitu sebagai berikut :

Jadi, persamaan lingkaran yang berpusat di titik O(0,0) adalah :

Contoh :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat O (0, 0) dan jari-jari 5 .
Jawab :
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
𝑥 2 + 𝑦 2 = 52
𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
Jadi, persamaan lingkaran yang berpusat di O (0,0) dan berjari-jari 5 adalah
𝑥 2 + 𝑦 2 = 25.
b. Persamaan lingkaran yang berpusat P (a, b) dan berjari-jari r
Perhatikan gambar berikut !
Diketahui sebuah lingkaran yang berpusat di titik T(a,b) dan titik P (x,y) berada pada
lingkaran, maka ruas garis TP adalah jari-jari dari lingkaran tersebut. Kemudian
perhatikan segitiga TPQ siku-siku di Q. Pada segitiga TPQ kita dapat mengetahui
dengan jelas bahwa panjang TQ = x – a dan panjang PQ = y – b. Selanjutnya, dengan
menggunakan teorema pythagoras maka dapat ditentukan rumus persamaan lingkaran,
sebagai berikut.

Jadi, diperoleh persamaan lingkaran dengan pusat P(a,b) dan jari-jari r adalah :

Contoh :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (3, 2) dan berjari-jari 4.
Penyelesaian :
Pusat (3, 2) maka a = 3 dan b = 2
(x – a)2 + (y – b)2 = r2
(x – 3)2 + (y – 2)2 = 42
(x – 3)2 + (y – 2)2 = 16
Jadi, persamaan lingkaran yang berpusat di (3,2) dan berjari-jari 4 adalah
(x – 3)2 + (y – 2)2 = 16.

G. Bentuk Umum Persamaan Lingkaran


Persamaan lingkaran yang berpusat di T(a, b) dan berjari-jari r adalah :
Jika persamaan lingkaran tersebut diuraikan maka akan dihasilkan persamaan umum
lingkaran. Uraiannya sebagai berikut :

1
Misalkan A = -2𝛼 maka 𝛼 = − A dan,
2
1
B = -2b maka b = − 2 B

𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2
Maka persamaan di atas dapat dituliskan :
0 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶
Karena 𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 maka 𝑟 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝐶
1 2 1 2
𝑟 2 = (− 2 𝐴) + (− 2 𝐵) − 𝐶
1 1
𝑟 2 = 𝐴2 + 𝐵 2 − 𝐶
4 4

1 1
𝑟 = √4 𝐴2 + 4 𝐵 2 − 𝐶

Jadi, bentuk umum persamaan lingkaran adalah sebagai berikut.

1 1 1 1
dengan pusat lingkaran (− 2 𝐴, − 2 𝐵) dan jari-jari lingkaran 𝑟 = √4 𝐴2 + 4 𝐵 2 − 𝐶 .

H. Kedudukan Titik dan Garis Pada Lingkaran


Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran di sini maksudnya posisi (letak) titik
dan garis pada lingkaran yaitu untuk titik posisinya diluar lingkaran, pada lingkaran, atau di
dalam lingkaran , sedangkan untuk garis posisinya berbotongan dengan lingkaran,
bersinggungan, atau tidak berpotongan.
1. Kedudukan titik pada lingkaran
a. Kedudukan titik A(x1,y1) lingkaran x2+y2 =r2
Perhatikan gambar berikut.

Kita permisalkan ruas kiri persamaan lingkaran sebagai K, kemudian


mensubstitusi titik A(x1,y1) yaitu K = x12 + y12 . Dari nilai inilah kita bisa tentukan
kedudukan titik A terhadap lingkaran dengan membandingkannya terhadap nilai r2 ,
yaitu :
1. Jika K < r2, maka titik A terletak di dalam lingkaran.
2. Jika K = r2, maka titik A terletak pada lingkaran.
3. Jika K > r2, maka titik A berada di luar lingkaran.

b. Kedudukan titik A (x1,y1) pada lingkaran ( x – a )2 + ( y – b )2 = r2


Kita misalkan ruas kiri persamaan lingkaran sebagai K, sehingga
K = ( x – a )2 + ( y – b )2. Nilai K bisa diperoleh dengan mensubstitusi titik A (x1,y1) ,
yaitu K = ( x1 – a )2 + ( y1 – b )2. Dari nilai K inilah kita bisa tentukan kedudukan titik
A terhadap lingkaran dengan membandingkannya terhadap nilai r2, yaitu :
1. Jika K < r2, maka titik A terletak di dalam lingkaran.
2. Jika K = r2, maka titik A terletak pada lingkaran.
3. Jika K > r2, maka titik A berada di luar lingkaran.

c. Kedudukan titik A (x1,y1) pada lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C = 0


Kita misalkan ruas kiri persamaan lingkaran sebagai K, sehingga
K = x2 + y2 + Ax + By + C. Nilai K bisa diperoleh dengan mensubstitusi titik A
(x1,y1) , yaitu K = x12 + y12 + Ax1 + By1 + C. Dari nilai K inilah kita bisa tentukan
kedudukan titik A terhadap lingkaran dengan membandingkannya terhadap nilai 0,
yaitu :
1. Jika K < 0, maka titik A terletak di dalam lingkaran.
2. Jika K = 0, maka titik A terletak pada lingkaran.
3. Jika K > 0, maka titik A berada di luar lingkaran.

2. Kedudukan garis pada lingkaran


Perhatikan gambar berikut.

Pada gambar (i) di atas, garis k tidak memotong dan tidak menyinggung
lingkaran. Pada gambar (ii), garis l menyinggung lingkaran di satu titik, yaitu di titik A.
Pada gambar (iii), garis m memotong lingkaran di dua titik yang berlainan, yaitu di titik
B dan titik C.
Syarat yang harus dipenuhi tentang kedudukan garis terhadap lingkaran dapat
dianalisis sebagai berikut.
Misalnya persamaan garisnya y = mx + n dan persamaan lingkarannya x2 + y2 + Ax + By
+ C = 0, kemudian substitusi persamaan garis ke dalam persamaan lingkaran sehingga
diperoleh persamaan gabungan antara garis dan lingkaran.
Dari bentuk persamaan yang terakhir, diperoleh bentuk persamaan kuadrat. Dengan nilai
diskriminan bentuk tersebut kita dapat mengetahui posisi garis terhadap lingkaran. Nilai
diskriminan persamaan kuadrat tersebut adalah D = b2 – 4ac.
D = b2 – 4ac
D = (2mn + A + Bm)2 – 4(1 + m2) (n2 + Bn + C)
Dengan demikian, diperoleh 3 kemungkinan kedudukan garis terhadap lingkaran, yaitu
sebagai berikut.
1. Jika D > 0, maka garis y = mx + n akan memotong lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C
= 0 di dua titik yang berlainan.
2. Jika D = 0, maka garis y = mx + n akan memotong lingkaran x 2 + y2 + Ax + By + C
= 0 di satu titik. Dikatakan garis menyinggung lingkaran.
3. Jika D < 0, maka garis y = mx + n tidak memotong atau menyinggung lingkaran x 2 +
y2 + Ax + By + C = 0.

I. Persamaan Garis Singgung Pada Lingkaran


Garis singgung lingkaran merupakan garis yang menyinggung suatu lingkaran.
1. Persamaan Garis Singgung pada Lingkaran dengan Pusat O(0,0) melalui titik T(x1,y1)

Pada gambar di atas, titik T(x1,y1) terletak pada lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 dan garis
h adalah garis singgung yang melalui titik T(x1,y1). Ruas garis TO, yaitu ruas garis yang
memiliki ujung-ujung di titik pusat lingkaran dan titik T. Sehingga gradien dari ruas
𝑦1
garis tersebut adalah mTO = . Garis h tegak lurus terhadap ruas garis TO, sehingga
𝑥1

mTO . mh = -1
mTO . mh = -1
𝑦1
. mh = -1
𝑥1
𝑥
mh = -1 ( 𝑦1 )
1
𝑥1
mh = − 𝑦
1
𝑥
Persamaan garis singgung h dengan gradien mh = − 𝑦1 dan melalui titik T(x1,y1) adalah :
1

y– y1 = mh (x – x1)

𝑥1
y– y1 = − (x – x1)
𝑦1

y1y - y12 = – x1x + x12

x1x + y1y = x12 + y12 ………………………..(1)

Karena titik T (x1,y1) terletak pada lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 , maka berlaku :

x12 + y12 = r2 ……………………………(2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh : x1x + y1y = r2

Jadi, persamaan garis singgung pada lingkaran x12 + y12 = r2 yang melalui titik T(x1,y1)
pada lingkaran dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑟 2

2. Persamaan Garis Singgung pada Lingkaran dengan pusat P(a,b) melalui titik T(x1,y1)
Pada gambar di atas, titik A(x1,y1) terletak pada lingkaran (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 =
𝑟 2 dan garis k adalah garis singgung yang melalui titik A(x1,y1). Karena titik (x1, y1)
terletak pada lingkaran maka,

(𝑥1 − 𝑎)2 + (𝑦1 − 𝑏)2 = 𝑟 2 . . . (1)

Apabila kita membuat ruas garis PA, yaitu jari-jari dari lingkaran P, maka gradien dari
ruas garis tersebut adalah

Karena ruas garis PA merupakan jari-jari yang memiliki salah satu titik ujung di titik A,
yaitu titik yang juga dilalui oleh garis singgung k, maka ruas garis PA tegak lurus dengan
garis k. Hal ini mengakibatkan,

(−𝑥1 +𝛼)
Karena garis k melalui titik A(x1, y1) dan bergradien mk = , maka persamaan
(𝑦1 −𝑏)

garis k adalah
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝑘 (𝑥 − 𝑥1 )
−𝑥1 + 𝛼
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦1 − 𝑏
(𝑦 − 𝑦1 )(𝑦1 − 𝑏) = (−𝑥1 + 𝑎)(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦1 𝑦 − 𝑦𝑏 − 𝑦1 2 + 𝑦1 𝑏 = −𝑥1 𝑥 + 𝑥1 2 + 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥1 … (+) 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑥1 − 2𝑏𝑦1
𝑦1 𝑦 − 𝑦𝑏 − 𝑦1 2 + 𝑦1 𝑏 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑥1 − 2𝑏𝑦1 = −𝑥1 𝑥 + 𝑥1 2 + 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥1 + 𝑎2 + 𝑏 2 −
2𝑎𝑥1 − 2𝑏𝑦1
(𝑥1 𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥1 ) + (𝑦1 𝑦 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 −2𝑏𝑦1 + 𝑏 2 ) = (𝑥1 2 − 2𝑎𝑥1 + 𝑎2 ) +
(𝑦1 2 − 2𝑏𝑦1 + 𝑏 2 )
(𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = (𝑥1 − 𝑎)2 + (𝑦1 − 𝑏)2
Apabila kita mensubstitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan di atas, maka kita akan
memperoleh,
(𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟 2
Sehingga persamaan garis singgung pada lingkaran (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 yang
melalui titik T(x1,y1) pada lingkaran dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) = 𝑟 2

3. Persamaan Garis Singgung pada Lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C = 0 yang melalui titik


T(x1,y1)
Persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C = 0 yang melalui
titik T(x1,y1) pada lingkaran dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0
1 2 1 2 1 1
x + y + Ax + ( A) + By + ( B) + C − A2 − B2 = 0
2 2
2 2 4 4
1 2 1 2 1 1
(𝑥 + 𝐴) + (𝑦 + 𝐵) + 𝐶 − 𝐴2 − 𝐵 2 = 0
2 2 4 4
Persamaan garis singgung melalui (𝑥1 , 𝑦1 ) pada lingkaran dengan persamaan x2 + y2 +
Ax + By + C = 0 adalah
1 1 1 1 1 1
(𝑥1 + 2 𝐴) (𝑥 + 2 𝐴) + (𝑦1 + 2 𝐵) (𝑦 + 2 𝐵) + 𝐶 − 4 𝐴2 − 2 𝐵 2 = 0
1 1 1 1 1 1 1 1
𝑥1 𝑥 + 𝐴𝑥1 + 𝐴𝑥 + 𝐴2 + 𝑦1 𝑦 + 𝐵𝑦1 + 𝐵𝑦 + 𝐵 2 + 𝐶 − 𝐴2 − 𝐵 2 = 0
2 2 4 2 2 4 4 2
1 1
𝑥1 𝑥 + 𝐴(𝑥1 + 𝑥) + 𝐵(𝑦1 + 𝑦) + 𝐶 = 0
2 2

1 1
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 + 𝐴(𝑥 + 𝑥1 ) + 𝐵(𝑦 + 𝑦1 ) + 𝐶 = 0
2 2
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa lingkaran adalah tempat


kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik tertentu. Adapun unsur-
unsur lingkaran yaitu titik pusat, jari-jari (r), diameter (d), busur, tali busur, tembereng,
juring, dan apotema.

Anda mungkin juga menyukai