Anda di halaman 1dari 58

Apa itu akm

Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan
menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi
literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika
dan sains, 71% siswa berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60%
siswa di bawah kompetensi minimum untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia
stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah
satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah. Bagaimana
pendapat Anda? 

Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong


peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh
dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi
diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN)
sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan lembaga terkait.

Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan.
Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian
proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran
dan kompetensi siswa.

Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah disampaikan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan penjelasannya lebih detail
dengan menyaksikan video yang disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nadiem Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin
penting yang Anda peroleh. 

Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa
menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad
ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan
teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.

bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen
Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus
dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana
yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk
di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja
siswa di berbagai konteks yang relevan.
Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis 
5. Kreatif
6. Gotong royong
 
 Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai
berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas
proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-
informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi


membaca dan numerasi siswa. 
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan
karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses
belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait
konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait
penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu,
pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus
disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 

erubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk
memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk
menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 

1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu


dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di
satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan
swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). 
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan
utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa. 
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah
yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah
dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan
sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen
Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen
Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.
Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan
Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat
dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian
Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran
yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu
pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga
menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan
penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan
proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan
tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta
kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013.
Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep
melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan
dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa
yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran
yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya
kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional.
Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of
learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang
mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan
belajar yang diperlukan siswa. 
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk
terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka
sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada
perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM sebagaimana
penilaian yang berbasis ujian.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan


Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 17  Konsep Asesmen
Nasional  Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
SEDANG BERLANGSUNG

Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian
Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi
Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting
mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang
telah dijelaskan pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk
mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk
mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama,
dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan.
Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana
Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini
dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu
pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui
capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding
terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di
seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan
ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah
literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk
dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran
yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang
memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal
ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata
pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN
menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing  (MSAT). MSAT ialah
metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai
level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan
atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak
mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut
Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya,
cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional
lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya
secara kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.  
PETUNJUK & TEKNIS PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL
KRITERIA PESERTA PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL

Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di
Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara
acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh
peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program
kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 


Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan
untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil
belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen
Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan
memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua
siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari
sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target
dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran.


Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen
Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah
tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses
pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses
pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil
belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan
kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah
diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap
satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan
berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

BENTUK ASESMEN
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan
30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan
mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal untuk
mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu
dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan
mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi
kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi


hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan
contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
KONSEP LITERASI MEMBACA

Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi
membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan literasi
membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari,
menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan
menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi,
serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari
sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu
dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan
dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus
berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata
pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali
bagaimana Asesmen Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan.

MENGENAL AKM LITERASI MEMBACA

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan


oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan
numerasi. 

Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi
Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa.
Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu
tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan
dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah
atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan
integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau
situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal,
sosial budaya, dan saintifik. 
ANALISIS TAHAP ASESMEN LITERASI MEMBACA TINGKAT SMA

Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SMA. Pada
tingkat SMA terdapat 2 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada
pada tingkat SMA. 

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 9 dan 10, siswa akan belajar sesuai tingkat kognitif pada
literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus
meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan memahami teks secara literal dan menyusun
inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga
menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan,
menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga
dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca
Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 11 dan 12, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga
akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 11 dan 12
akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan
memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi
asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami
cara pandang penulis sesuai jenjangnya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 2
Literasi Membaca Teks Informasi
Contoh Butir Soal Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SMA
Level Pembelajaran 1 Teks Fiksi untuk Kelas 9 dan 10

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,


bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

A Sinar lilin itu tidak banyak

B Lilin itu membawa harapan

C Kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara

D Langkah lilin itu laksana embusan angin

E Lilin itu dapat menerangi dalam kegelapan

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

2. Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi pembacanya.
Pengalaman indrawi ini disebut dengan imaji. Tentukan imaji yang ditimbulkan melalui baris-baris puisi
berikut ini!
Kalimat Penglihatan Perasaan Pendengaran

Menepis lara, mendamaikan hati dan menyejukkan cinta

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu

Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu


Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk Kelas 9 dan 10

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,


bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan
mendapatkan beberapa informasi. Berdasarkan informasi yang terdapat pada infografis tersebut,
klik pada kolom benar atau salah untuk tiap pernyataan berikut!   
Pernyataan Benar Salah
Pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian subsidi pajak.

Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu meningkat.

Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph UMKM orang
pribadi.

Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk Kelas 11 dan 12

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,


bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
1. Dalam puisi tersebut, terdapat banyak kata “amplop” yang digunakan secara berulang. Makna
dari kata “amplop” yang dimaksudkan oleh penulis adalah …
A amplop pesan

B sumbangan

C hadiah

D surat

E uang suap / uang sogok

Kompetensi yang diukur: Menyusun generalisasi (kesimpulan umum) dari hasil inferensi


terhadap ide-ide yang terkandung di dalam teks sastra atau teks informasi.
2. Cermati potongan bait puisi berikut!

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.


Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

Menurutmu, apa maksud larik-larik dalam puisi tersebut?

A Keputusan untuk mengambil langkah

B Keinginan untuk terus bertahan

C Kemauan untuk bekerja keras

D Keputusasaan terhadap keadaan

E Ketidakinginan untuk berubah


KONSEP NUMERASI

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku,


dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi
yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di
dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan
matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar,
mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam
penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.
Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum
Numerasi
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 17  Asesmen Numerasi
Tingkat SMA  Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi

SEDANG BERLANGSUNG

Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada Setiap
Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen
Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa.
Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu
tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan
Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.  Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah
atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran. 
Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.
Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek
infografis berikut:
Pada tingkat SMA terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat 3 konten
yang dipelajari yakni, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 10, siswa akan belajar geometri dengan memahami dan
menggunakan perbandingan trigonometri serta ,menghitung volume dan luas permukaan. Selain
itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi bilangan,
termasuk pola bilangan. Dan akan mempelajari data dan representasi juga ketidakpastian dan
peluang.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level
Pembelajaran 1 Numerasi.

Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat


SMA
Level Pembelajaran 1 Numerasi Kelas 10
Kompetensi: Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri

1. Badan Geologi, Kementerian ESDM dan Mitigasi Bencana Geologi Sumatera Utara sedang
mengamati ketinggian letusan awan panas gunung  Sinabung pada hari tersebut. Puncak gunung
terlihat pada  sudut elevasi 30° sedangkan puncak letusan awan panas terlihat pada sudut elevasi
60°.

Diketahui tinggi gunung Sinabung adalah 2.460 meter dan terjadi kesalahan dalam mengukur
sudut elevasi. Besar sudut elevasi untuk melihat tinggi erupsi seharusnya adalah 50o. Akibat
kesalahan ini, maka tinggi erupsi gunung sebenarnya lebih tinggi atau rendahkah bila
dibandingkan dengan tinggi erupsi yang didapatkan dari sudut elevasi semula? Beri alasannya!

Jawaban:
30 derajat dengan tinggi 2460 meter, yang seharusnya adalah 50 derajat. Besar sudut sebanding
dengan tinggi dengan aturan trigonometri — x = t / sin y dengan x jarak pengamat dengan kaki
gunung.
Kompetensi: Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola.
HEMAT AIR BUAT KEHIDUPAN MASA DEPAN
2. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebagai
manusia yang akan selalu menggantungkan diri pada air kita memang sudah seharusnya untuk
menjaganya. Meskipun air ini adalah sumber daya yang terbarukan, namun untuk air bersih
ternyata sumber daya ini tidak bisa diperbarui. Keberadaan air bersih yang terus menyusut tiap
tahunnya ini akhirnya harus membuat kita ekstra waspada akan stok atau persediaannya. Untuk
menjaga stok atau persediaan air bersih ini dengan baik Anda mau tak mau memang harus
melakukan penghematan. 
Perhatikan gambar berikut!

Ani akan membuat nasi tumpeng yang dikukus dengan menggunakan tempat berbentuk kerucut
seperti pada gambar. Campuran air untuk mengukus berasnya adalah 1 : 1 artinya 1 liter beras
dicampur 1 liter air. Jika air yang digunakan untuk membuat tumpeng senilai dengan air hasil
penghematan jika Ani mematikan keran air saat gosok gigi selama 4 hari, maka banyak maksimal
nasi tumpeng yang dapat dibuat adalah .… (  3,14 )

A 2 buah

B 3 buah

C 5 buah

D 10 buah

E 12 buah
Kompetensi: Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear
dua atau tiga variabel
3. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang
berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis
yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus. Pada setiap pembelian alat tulis,
pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa
paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.

Berdasarkan harga tiap paket yang tersedia di toko Rejeki dan toko Makmur carilah masing-
masing harga dari setiap alat tulis baik penghapus, buku tulis maupun bolpoin, bu Siti menarik
kesimpulan bahwa …

A Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih mahal dari toko Makmur.

B Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

C Harga sebuah penghapus di toko Rejeki sama dengan di toko Makmur.

D Harga sebuah penghapus di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

E Harga sebuah bolpoin di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
Kompetensi: Memahami barisan Aritmetika dan geometri
4. Anita, seorang seniman muda dari Sumatera berencana membuat pameran tunggal untuk
menunjukkan rancangan karyanya yang disusun dari  tumpukan bola-bola tanah. Bola-bola
tersebut dibuat dari campuran tanah liat dan recycle sampah yang dapat didaur ulang. Polanya
seperti gambar berikut.

Untuk memenuhi ruangan yang disediakan, Anita akan membuat 10 susunan bola tersebut.
Berapakah banyak bola tanah yang harus disediakan? (Asumsi ada penambahan 10%  bola tanah
untuk persediaan/penggantian bola tanah yang rusak selama masa pameran di setiap susunan
bola)

A 285 bola tanah.

B 300 bola tanah.

C 314 bola tanah.

D 320 bola tanah.

E 350 bola tanah.

Kompetensi: Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya


5. Sistem penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia terbagi menjadi jaringan tetap (kabel dan
nirkabel) dan jaringan bergerak (selular). Dalam perkembangannya, telah terjadi pergeseran pada
sektor telekomunikasi di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia menggunakan jaringan
telekomunikasi yang berbasis pada kabel. Namun mobilitas yang tinggi serta kebutuhan akan
akses informasi yang cepat dan akurat telah menggeser pilihan moda telekomunikasi yang
digunakan masyarakat Indonesia. Dari tahun 2000 sampai 2007, banyak pengguna telepon
seluler f(x) (dalam juta) dapat dimodelkan oleh persamaan f(x)  = 1,3x2 + 1,6x + 3,7 dengan x = 0
merepresentasikan tahun 2000. Grafik berikut menunjukkan pertumbuhan pengguna telepon
seluler, nirkabel dan kabel di Indonesia (dalam pembulatan puluhan juta terdekat).
Banyak pengguna telepon seluler di Indonesia akan mencapai angka 78,6 juta pada tahun ….

A 2006

B 2007

C 2008

D 2009

E 2010

Kompetensi yang diukur: Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan,


simpangan, dan variansi).
EMAS = INVESTASI YANG MENGUNTUNGKAN?
6. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return di masa yang akan datang.
Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang
mempunyai kelebihan dana. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. 

Berikut ini disajikan grafik harga emas ANTAM pada bulan Mei 2019.
 Berdasarkan grafik harga emas di atas, tentukan kebenaran pernyataan berikut!

Pernyataan Benar Sa

Harga emas selalu meningkat dalam bulan Mei 2019.

Pada akhir bulan Mei 2019, harga emas lebih tinggi bila dibandingkan pada awal bulan Mei 2019.

Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah positif.

Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah yang tertinggi selama bulan Mei
2019.

Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.


PRAKIRAAN CUACA DAN APLIKASINYA
7. Andi merupakan seorang siswa SMA yang tinggal di daerah Jakarta Barat dan bersekolah di
daerah Jakarta Selatan. Untuk berjaga-jaga sebelum pergi ke sekolah, ia mengunduh data
prakiraan cuaca dari BMKG untuk daerah Jakarta berikut ini.
Berdasarkan data historis yang dikumpulkan Andi selama ini, maka 90% prakiraan cuaca yang
diberikan oleh BMKG sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi kemudian.

Pada hari itu Andi tidak membawa payung, dan karena jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh,
Andi tidak pernah menunggu hujan reda agar cepat sampai di rumah. Bila ia pergi ke sekolah
pada dini hari dan pulang pada siang hari, maka peluang Andi basah terkena air hujan pada saat
perjalanan pergi atau pulang sekolah adalah … 

A 7%

B 19%

C 81%

D 93%

E 99%
CONTOH SOAL AKM LITERASI NUMBERISASI DARI INTERNET

Penggunaan internet dari sebuah keluarga yang tinggal di Jabodetabek, cukup mencerminkan hasil survei
tersebut. Keluarga ini menunjukkan terjadinya peningkatan penggunaan internet selama 3 bulan terakhir
dengan data penggunaan internet sebagai berikut.

Anggota
Keluarga Agustus September Oktober Penggunaan Per Bulan
Membaca berita daring (25%),
streaming online (25%), media
Ibu 3GB 4GB 6GB sosial (50%)
Membaca berita daring (20%),
streaming online (15%), video
Bapak 10GB 15GB 20GB call dan konferensi video (65%)
Media sosial (20%), streaming
online (30%), belajar online
Tini 5GB 10GB 10GB (50%)
Media sosial (15%), game
online (25%), belajar online
Imam 5GB 10GB 15GB (60%)

Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah berdasarkan data tersebut.

No. Pernyataan Benar Salah


Penggunaan internet selama bulan Oktober untuk
seluruh keluarga, 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
1 bulan Agustus.
Jika pada bulan November Imam menggunakan kuota
internet untuk bermain game online lebih banyak 3 kali
lipat dari bulan sebelumnya, maka akan terjadi
peningkatan penggunaan kuota hingga 4 kali lipat di
2 bulan November dibanding bulan Agustus.
Secara total, jumlah kuota yang dihabiskan untuk
belajar online lebih sedikit dibandingkan kuota yang
3 digunakan untuk video call dan konferensi video.

Kita Coba Bahas Satu-satu!


Nilai kebenaran masing-masing pernyataan dapat diperiksa sebagai berikut.

Pernyataan (1)
Berdasarkan informasi pada soal, data yang digunakan adalah sebagai berikut.

Anggota Besar Kenaikan Penggunaan Bulan


Keluarga Agustus Oktober Oktober Dibanding Agustus
Ibu 3GB 6GB 1 kali lipat
Bapak 10GB 20GB 1 kali lipat
Tini 5GB 10GB 1 kali lipat
Imam 5GB 15GB 2 kali lipat

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa, hanya penggunaan internet Imam di bulan Oktober yang
besarnya 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus dari seluruh anggota keluarga. Dengan
demikian, pernyataan (1) salah.

Pernyataan (2)
Penggunaan kuota internet Imam untuk bermain game online di bulan Oktober adalah 25% dari 15GB.
Misalkan p = kuota game online di bulan Oktober, sehingga besarannya adalah sebagai berikut.

Oleh karena di Bulan November, Imam menggunakan kuota internet untuk bermain game online lebih
banyak 3 kali lipat dari bulan sebelumnya, maka besaran kuota game online bulan November adalah
sebagai berikut.

Misalkan y = kuota game online di bulan November.

Ini berarti, penggunaan kuota Imam bulan November adalah sebagai berikut.
Kuota November
= media sosial + game online + belajar online
Peningkatan kuota November

Ini berarti, peningkatan penggunaan kuota Imam di November adalah 75% atau 3/4  kali dari bulan
Oktober. Dengan demikian, pernyataan (2) salah.
Pernyataan (3)
Jumlah kuota yang dihabiskan untuk belajar online, serta video call dan konferensi video, dapat dihitung
dengan bantuan tabel berikut.
Belajar Online Video call dan Konferensi Video

Anggota Agustus September Oktober Agustus September


Keluarga Oktober
Ibu

Bapak

Tini

Imam

Jumlah
29GB 29,25GB
Berdasarkan tabel, diperoleh bahwa jumlah total kuota belajar online adalah 29GB, sedangkan kuota video
call dan konferensi video adalah 29,25GB. Dengan demikian, pernyataan (3) benar.
Jadi, pernyataan berikut ini benar atau salah berdasarkan data tersebut adalah sebagai berikut.
Pernyataan Benar
No. Salah
Penggunaan internet selama bulan Oktober untuk
seluruh keluarga, 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
1 bulan Agustus. v

Jika pada bulan November Imam menggunakan kuota


internet untuk bermain game online lebih banyak 3 kali
lipat dari bulan sebelumnya, maka akan terjadi
peningkatan penggunaan kuota hingga 4 kali lipat di
2 bulan November dibanding bulan Agustus. v

3 Secara total, jumlah kuota yang dihabiskan untuk v


belajar online lebih sedikit dibandingkan kuota yang
digunakan untuk video call dan konferensi video.

CONTOH BUAT SENDIRI

Contoh Soal:

Diadakan suatu survey dalam kepemakaian internet dalam kebutuhan sehari-hari rata-rata dalam suatu
keluarga. Internet yang digunakan suatu keluarga di Balikpapan berikut ini cukup mencerminkan hasil
survei tersebut. Penggunaan internet dalam keluarga ini mengalami peningkatan dalam 3 bulan terakhir.
Data penggunaan internet sebagai berikut:

Ibu Januari = 4GB, Peb =5 GB dan Maret 8 GB ( Penggunaan untuk membaca berita daring (25%),
streaming online (20%), media sosial (55%)

Bapak Januari = 10 GB, Peb =15 GB dan Maret 20 GB ( Penggunaan untuk Membaca berita daring (20%),
streaming online (10%), video call dan konferensi video (70%))

Lili Januari= 4GB, Peb =6 GB dan Maret12 GB ( Penggunaan Media sosial (30%), streaming online
(20%), belajar online (50%))

Surya Januari = 4GB, Peb =5 GB dan Maret 8 GB ( Penggunaan untuk Media sosial (10%), game online
(30%), belajar online (60%))

Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah berdasarkan data tersebut.

No Pernyataan Benar / Salah

1. Penggunaan internet selama bulan Maret untuk seluruh keluarga,

2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bulan Januari

2. Jika pada bulan April Surya menggunakan kuota internet untuk


bermain game online lebih banyak 3 kali lipat dari bulan sebelumnya,
maka akan terjadi peningkatan penggunaan kuota hingga 4 kali lipat
di bulan April dibanding bulan Januari.

3. Secara total, jumlah kuota yang dihabiskan untuk belajar online lebih
sedikit dibandingkan kuota yang digunakan untuk video call dan
konferensi video.

Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.

Jawaban:

Pernyataan (1)
Kenaikan data yang digunakan pada Januari ke Maret adalah sebagai berikut.

Ibu 1 x lipat, Bapak 1 x lipat, sedangkan Lili dan Surya 2x lipat

Penggunaan internet Lili dan Surya di bulan Maret yang besarnya 2 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan bulan Januari dari seluruh anggota keluarga, sehingga pernyataan (1) salah.

Pernyataan (2)

Penggunaan kuota internet Surya untuk bermain game online pada bulan Maret adalah 30%
dari 12GB. Misalkan p = kuota game online di bulan Maret, sehingga besarannya adalah
sebagai berikut.

30
p= x 12=3,6 GB
100

Oleh karena di Bulan April, Surya menggunakan kuota internet untuk bermain game online
lebih banyak 3 kali lipat dari bulan sebelumnya, maka besaran kuota game online bulan April
sebagai berikut:

Misalkan y = kuota game online di bulan April, maka


a = p +3p = 4p = 4(3,6) = 14,4 GB

Ini berarti, penggunaan kuota Imam bulan April adalah sebagai berikut.
Kuota April
= media sosial + game online + belajar online
= (10% x 14,4) + 14,4 + (60%x14,4)
= (70% x 14,4) + 14,4
70
=( x 14,4 ¿+ 14,4
100
= 10,08 + 14,4
= 24,48 GB
Peningkatan kouta April adalah:
24,48−14,4
= x 100 %
14,4
10,08
= x 100 %
14,4
= 70%

Ini berarti, peningkatan penggunaan kuota Surya di April adalah 70% atau hampir 3/4  kali dari bulan
Maret , sehingga pernyataan (2) salah.
Pernyataan (3)
Jumlah kuota yang dihabiskan untuk belajar online, serta video call dan konferensi video, dapat dihitung
dengan bantuan tabel berikut.
Belajar Online sebesar 24,6 GB, sedangkan Video call dan Konferensi Video adalah 31,5 GB
sehingga, pernyataan (3) benar.
Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat
Penguasaan Kompetensi
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen
Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh
butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman
mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil
asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk
memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi
membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat
penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa
dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap
kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:


Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun
strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa.
Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang
dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep,
keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca
informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran


Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar
sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan
Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka
praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang
berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya
mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang
jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan


pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran.
Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat
penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran
sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu
melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses,
pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa
menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah.
Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi
pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat
bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang
pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan
pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk
mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan
hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa. 

Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi


untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap
usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan
menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan
mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin
pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan
mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk
“bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas
sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak
lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan,
pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan
penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 



Merekomendasikan Strategi Pembelajaran


Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen
Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan
pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah
disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar
pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil
laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS
berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi,
manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai
tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid
hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi
bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan
khusus. 
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam
bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi,
namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi
lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi
dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun
beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis


Kompetensi pada Mata Pelajaran
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen
Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan
pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM
dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis
penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana
praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan
gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.




Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan


Pembelajaran
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman
belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila
banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin.
Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah
menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang
utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen,
kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum
dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat
melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara
belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia
nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan
kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen
dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait
pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis:
asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang
proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif:
asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan
Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.
Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM
Bapak Ibu Guru telah menyelesaikan seluruh aktivitas pada topik Laporan dan Rekomendasi Hasil
Asesmen Nasional. Setelah mempelajari konsep Asesmen Nasional secara menyeluruh, Bapak Ibu
Guru dapat mengukur sejauh mana pemahaman dalam menguasai topik ini. Berikut terdapat 
beberapa pernyataan terkait laporan dan rekomendasi hasil Asesmen Nasional. Pada setiap
pernyataan tersebut, silakan Bapak Ibu menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau
salah.
Ayo Coba AKM!
Anda telah menyelesaikan program Bimtek Guru Belajar seri AKM hingga topik tindak lanjut
laporan hasil AKM. Sebagaimana telah dijelaskan pada topik sebelumnya, AKM merupakan salah
satu komponen dari Asesmen Nasional yang melatih kompetensi literasi dan numerasi siswa.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu diberikan kesempatan untuk mencoba secara langsung teknis
pengerjaan soal-soal AKM. Nantinya, Bapak Ibu dapat mengajak siswa-siswi untuk sama-sama
mencoba melakukan simulasi AKM.

Melalui ujicoba AKM ini, diharapkan Bapak Ibu Guru dan seluruh siswa mulai terbiasa dengan
berbagai bentuk butir soal yang diberikan dalam AKM Literasi dan Numerasi. Selain itu, ujicoba
AKM, dirancang untuk memberikan pengalaman belajar mengerjakan soal berbasis komputer
dengan ragam format butir yang sesuai dengan butir soal AKM pada asesmen nasional. 

Hal yang perlu diketahui ialah bahwa uji coba AKM ini bukan sekedar memberikan latihan ujian
pada siswa.Tidak hanya sekedar menjawab soal, AKM melatih siswa memahami instruksi dalam
setiap pertanyaan serta menentukan pilihan jawaban yang tepat. Setelah selesai menjawab soal
AKM, siswa dapat melihat dan mengunduh hasil pengerjaannya secara langsung. Hasil jawaban
dapat disandingkan dengan kunci jawaban sehingga guru dan siswa dapat saling berefleksi dan
melakukan tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan belajar. Setelah melakukan uji coba,
bagaimana Bapak Ibu Guru menggunakan hasil yang diperoleh untuk melakukan perbaikan pada
proses pembelajaran?

Sebelum memulai uji coba AKM, Bapak Ibu Guru dapat mempelajari panduan ayo coba AKM
pada infografis berikut ini:





Sekarang, apakah Anda telah siap mengikuti uji coba AKM? Silakan menuju tautan berikut untuk
mulai mencoba soal-soal AKM. 

Asesmen Pasca Program Guru Belajar dan


Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum
Terima kasih Anda telah berkomitmen menyelesaikan seluruh topik dalam program Bimtek Guru
Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum ini hingga selesai.
Ini adalah tahap akhir dari program, yaitu asesmen pasca program. Tujuannya adalah agar Anda
dapat melakukan penilaian diri sejauh mana Anda sudah menguasai dan memahami Program
Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum. Anda akan menjawab serangkaian
soal yang terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan membandingkannya dengan hasil pencapaian
Anda pada tahap asesmen pra program. Jika pencapaian Anda masih dibawah 70%, Anda
diberi kesempatan 2 (dua) kali untuk mengulang kembali asesmen pasca program ini. Jika
diperlukan, Anda juga dapat mengulangi kembali materi dalam topik-topik bimtek, sesuai
kebutuhan Anda.
Ingat, Anda hanya mempunyai dua (2) kali kesempatan untuk mengulang asesmen pasca.
Apabila semua kesempatan sudah diambil dan pencapaian Anda masih dibawah 70%, maka
Anda akan dinyatakan tidak lulus. Meski tidak lulus pada angkatan sekarang, Anda tetap
dapat mengikuti ulang pada angkatan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai