Anda di halaman 1dari 11

Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana.

Hidrokarbon hanya
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari 2 jenis unsur,
hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang besar. Dalam bagian ini, kita akan
membahas tentang penggolongan hidrokarbon, kemudain membahas  tiga golongan
hidrokarbon, yaitu alkana, alkena, alkuna.
Penggolongan hidrokarbon umumnya berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis
ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan kedalam
hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Hidrokarbon alfiatik adalah hidrokarbon rantai
terbuka, sedangkan hidrokarbon alisiklik dan aromatic memiliki rantai lingkar (cincin). Rantai
lingkar pada hidrokarbon aromatic berikatan konjugat, yiatu ikatan tunggal dan rangkap
yang tersusun selang seling. Contohnya adalah benzene Semua hidrokarbon siklik yang
tidak termasuk aromatic digolongkan kedalam hidrokarbon alisiklik. Hidrokarbon alisiklik
dan aromatic mempunyai sifat sifat yang berbeda nyata. Sifat hidrokarbon alisiklik lebih
mirip dengan hidrokarbon alifatik. Nama alisklik itu menyatakan adanya rantai lingkar tetapi
sifatnya menyerupai senyawa alifatik.
Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, hidrokarbon dibedakan atas jenuh dan tak
jenuh. Jika semua ikatan karbon karbon merupakan ikatan tunggal (-C-C-), ia digolongkan
sebagai hidrokarbon jenuh. Jika terdapat satu saja ikatan rangkap (-C=C-) atau ikatan
rangkap tiga (-C C-), ia disebut ikatan tak jenuh
ALKANA
adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja. sering
disebut sebagai hidrokarbon jenuh….karena jumlah atom Hidrogen dalam tiap2 molekulnya
maksimal. Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena menjadi dasar penamaan
senyawa2 karbon lainnya.
Sifat-sifat Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17  pada suhu
adalah cair dan > C18  pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka
yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Rumus umumnya CnH2n+2
Deret homolog alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum
yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai
beda CH2 atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan
cabang yang nomor cabangnya sama.
 Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
 n    Rumus                     Nama
1       CH4                            metana
2      C2H6                          etana
3      C3H8                          propana
4      C4H10                        butana
5      C5H12                         pentana
6      C6H14                        heksana
7      C7H16                        heptana
8      C8H18                         oktana
9.      C9H20                       nonana
10.    C10H22                    dekana
11.    C11H24                      undekana
12.    C12H26                       dodekana
TATA NAMA ALKANA
1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada
dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya
ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan
mengganti akhiran ana dengan akhiran il  (alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya sama
disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah seluruh
cabang tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang
yang ada (jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3,
tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil
lebih dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang. Apabila
letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :
• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
 Contoh   :
 
Apakah nama hidrokarbon di bawah ini ?

 
pertama kali kita tentukan rantai utamanya. Rantai utama adalah rantai terpanjang :

rantai utamanya adalah yang di kotak merah…… Kenapa?? coba kalian perhatikan sisi
sebelah kiri, bila rantai utamanya yang lurus  (garis putus2) maka sama2 akan bertambah 2
atom C tapi hanya akan menimbulkan satu cabang (bagian yang belok ke bawah)
….sedangkan bila kita belokkan ke bawah akan timbul 2 cabang (Aturan no 1). Sekarang
coba kalian perhatikan bagian kanan, penjelasannya lebih mudah….bila rantai utamanya
yang lurus (garis putus2) hanya bertambah satu atom C sedangkan bila belok ke bawah
maka akan bertambah 2 atom C. Jadi rangkaian rantai utama itu boleh belak-belok dan gak
harus lurus dan masih dalam satu rangkaian yang bersambungan tanpa cabang.
Rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya

 
terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil. Penomoran cabang kita pilih yang angkanya
terkecil :
• bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C rantai utama nomor  3
dan metil  terletak di atom C rantai utama nomor 2 dan 6
• bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak di atom C rantai utama
nomor  6 dan metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7
kesimpulannya kita urutkan dari ujung sebelah kiri.
Urutan penamaan :    nomor cabang – nama cabang – nama rantai induk
 jadi namanya          :    3 etil 2,6 dimetil oktana
cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama depannya dahulu (abjad
“e” lebih dahulu dari “m”). karena cabang metil ada dua buah maka cukup disebut sekali
ditambah awalan “di” yang artinya “dua”. karena rantai utamanya terdiri dari 8 atom C maka
rantai utamanya bernama : oktana.
Kegunaan alkana, sebagai :
• Bahan bakar misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar
• Pelarut. berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai
pelarut dalam industry dan pencucian kering (dry cleaning)
• Sumber hidrogen. Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hydrogen dalam
industri misalnya industri ammonia dan pupuk
• Pelumas. Pelumas adalah alkane suku tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup
besar, misalnya
• Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organic seperti alcohol, asam cuka dan lain
lain.
• Bahan baku industry. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam
ALKENA
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-)
 Sifat-sifat Alkena
 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
 Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
Rumus umumnya CnH2n
 
n          Rumus             Nama                           Rumus Molekul
2          C2H4              etena                                CH2=CH2
3          C3H6              propena                          CH2=CH-CH3
4          C4H8              1-butena                          CH2=CH-CH2-CH3
4          C4H8              2-butena                          CH3-CH=CH-CH3               
TATA NAMA ALKENA
 Hampir  sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :
 Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama rantai
utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga
pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
 Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari ujung  
sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
 Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang rantai 
utama.
Contoh  :

 
mempunyai rantai utama……

 
penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan rangkap….sebelah kiri ikatan
rangkap hanya ada satu pilihan sedangkan sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan
yaitu lurus dan belokan pertama ke bawah….kedua2nya sama2 menambah 4 atom C
namun bila belokan pertama kebawah hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila
lurus menimbulkan dua cabang.
 Jadi namanya       :   3 etil 4 metil 1 pentena
1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di nomor satu boleh
tidak ditulis….sehingga namanya cukup : pentena. Nomor cabang diurutkan sama dengan
urutan nomor ikatan rangkapnya. Pada soal di atas dari ujung sebelah kanan….
Kegunaan Alkena sebagai :
 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk memasakkan buah-buahan
 bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.
ALKUNA
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3  (–C≡C–).
Sifat-nya sama dengan Alkena namun lebih reaktif.
Rumus umumnya CnH2n-2
n          Rumus             Nama                  Rumus Molekul
2          C2H2                etuna                       CH≡CH
3          C3H4                propuna                 CH≡C-CH3
4          C4H6                1-butuna                 CH≡C-CH2-CH3
  Tata namanya juga sama dengan Alkena, namun akhiran -ena diganti -una
Kegunaan Alkuna sebagai  :
 etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
 untuk penerangan
 Sintesis senyawa lain.
Alkil Halida (Haloalkana)
Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang
satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
 Sifat fisika Alkil Halida :
 Mempunyai titik  lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
 Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
 Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida  : R-X 
Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan  I (Iodo)
 Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon dibagi menjadi :
 Alkil halida primer, bila diikat atom C primer
 Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
 Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl          (CH3)2CH-Br                 (CH3)3C-Br
           Primer                         sekunder                       tersier
Pembuatan Alkil Halida
1. Dari alkohol
2. Halogenasi
3. Adisi hidrogen halida dari alkena
4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna
Penggunaan Alkil Halida :
 Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol
coklat, diisi sampai penuh).
 Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam
kebakaran (Pyrene).
 Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”,
sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
Kekhasan Atom Karbon

1. Dapat Membentuk Empat Ikatan Kovalen


Kabon terletak pada golongan IVA dengan nomor atom 6. Dari konfigurasi elektron diketahui bahwa karbon memiliki 4 elektron
valensi. Untuk memenuhi kaidah oktet  atau duplet maka atom karbon memerlukan tambahan 4 buah elektron atau melepaskan 4
buah elektronnya untuk memenuhi kaidah duplet. Tetapi energi yang dibutuhkan untuk melepaskan 4 buah elektron lebih besar
daripada energi yang dibutuhkan untuk menerima 4 elektron. Maka arom karbon lebih memilih menerima 4 buah elektron dibanding
melepaskan 4 buah elektronnya.

1. Kemampuan Membentuk Rantai


Di alam karbon dapat membentuk ikatan antar karbon berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. Selain itu, atom
karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai ikatan yang panjang dengan rantai karbon bervariasi yaitu berupa rantai lurus,
bercabang, bahkan atom karbon dapat membentuk senyawaan dalam bentuk melingkar (siklik).

Hidrokarbon
 suatu senyawa
dikatakan senyawa Hidrokarbon apabila senyawa yang tersusun oleh atom karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon terbagi
menjadi 3 kelompok yaitu hidrokarbon alifatik, hidokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatik. yang termasuk hidrokarbon – alifatik
yaitu alkana, alkena dan alkuna – alisiklik yaitu sikloalkana dan sikloalkena (pd gbr salah) – aromatik yaitu benzena dan turunannya.
Berikut pembagian atom karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon:
1. Atom karbon primer (1º) yaitu atom karbon yang mengikat langsung 1 atom karbon lain dan hidrogen yang terikat pada
karbon primer disebut hidrogen primer (H1).
2. Atom karbon sekunder (2º) yaitu atom karbon yang mengikat langsung dengan 2 atom karbon dan hidrogen yang terikat
pada karbon primer disebut hidrogen sekunder (H2).
3. Atom karbon tersier (3º) yaitu atom karbon yang mengikat langsung dengan 3 atom karbon dan hidrogen yang terikat
pada karbon tersier disebut hidrogen tersier (H3).
4. Atom karbon kuarterner (4º) yaitu atom karbon yang mengikat langsung dengan 4 atom karbon.

ALKANA

alkana disefinisikan sebagai salah satu hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar
atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. Rumus umum alkana yaitu : CnH2n+2 ; n = jumlah atom C. dari rumus umum ini jika
diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak
bercabang yang sering disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel.

Nama Rumus molekul Nama Rumus molekul


metana CH4 heksadekana C16H34
etana C2H6 heptadekana C17H36
propana C3H8 oktadekana C18H38
butana C4H8 nonadekana C19H40
pentana C5H12 eikosana C20H42
heksana C6H14 heneikosana C21H44
heptana C7H16 dokosana C22H46
oktana C8H18 trikosa C23H48
nonana C9H20 tetrakosana C24H50
dekana C10H22 pentakosana C25H52
undekana C11H24 keksakosana C26H54
dodekana C12H26 heptakosana C27H56
tridekana C13H26 oktaoksana C28H58
tetradekana C14H30 nonakosana C29H60
pentadekana C15H32 trikontana C30H62

Sifat Alkana

Alkana yang memiliki berat molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu kamar dan tekanan atmosfer
berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon berwujud cair dan selebihnya berwujud padat.

Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar
seperti eter. Jika alkana ditambahkan pada air alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa
jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air. Karena alkana merupakan
senyawa nonpolar sehingga alkana yang berwujud cair pada suhu kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa
kovalen.

Untuk alkana-alkana yang berantai lurus titik leleh dan titik didih makin tinggi seiring bertambahnya massa molekul molekul. Pada
molekul-molekul alkana terjadi gaya van der Wals. Oleh karena itu alkana memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah
dibanding senyawa semipolar atau senyawa polar dengan berat molekul yang hampir sama.

Beberapa sifat fisika alkana dapat dilihat pada tabel.

Nama Titik leleh (ºC) Titik didih (ºC) Massa jenis (g/Cm3)
MetanaEtanaPropana -182-183-188 -138 -162-89-420 36 69 0,423054505010 573 0,526
Butana Pentana -130 -95 -91 -57 98 126 151 174 0,655 0,684 0.703 0.718
Heksana Heptana -51 -30 0.730
Oktana Nonana
Dekana
sifat fisik Untuk alkana-alkana yang bercabang dapat dilihat disinihttps://wanibesak.wordpress.com/2010/09/05/mengapa-alkana-
bercabang-memiliki-titik-didih-lebih-rendah/Sifat kimia
Alkana merupakan senyawa nonpolar yang tidak bereaksi dengan sebagian besar pereaksi. Hal ini disebabkan alkana memiliki
ikatan sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan unsur-unsur halogen.

Apabila jumlah oksigen tersedia cukup memadai alkana akan teroksidasi sempurna menjadi karbon dioksida dan uap air serta
pelepasan sejumlah energi panas. Apabila jumlah oksigen yang tersedia tidak mencukupi, hasil reaksi yang diperoleh berupa karbon
monooksida dan uap air.

Alkana dapat bereaksi dengan halogen dikatalisis oleh panas atau sinar ultraviolet. Dari reaksi tersebut terjadi pergantian 1 atom H
dari alkana terkait. Namun apabila halogen yang tersedia cukup memadai atau berlebih, maka terjadi pergantian lebih dari satu
atom bahkan semua atom H digantikan oleh halogen. Berdasarkan penelitian laju pergantian atom H sebagai berikut H 3 > H2 > H1.
Reaksi pergantian atom dalam suatu senyawa disebut reaksisubstitusi.

Misalnya

 CH4 + Cl2 →    CH3Cl  +  HCl


 CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 +  HCl

 CH2Cl2 + Cl2 → CH2Cl3 +  HCl


 CH2Cl3 + Cl2 → CCl4 +  HCl

Isomer Alkana

Alkana yang mempunyai kemampuan membentuk rantai ikatan yang panjang mengakibatkan kemungkinan besar
terjadinya isomer struktur. Isomer yaitu dua atau lebih senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi mempunyai
struktur molekul yang berbeda. Dalam hal ini cara terikatnya atom-atom dalam molekul berbeda. Pada alkana semakin banyak
jumlah atom karbon  maka jumlah isomer struktur yang terbentuk akan makin banyak. Pada 3 suku alkana yang pertama tidak
memiliki isomer karena atom karbon yang dimiliki berjumlah sedikit sehingga atom karbon terikat pada atom karbon yang mana
saja akan tetap memberikan nama yang sama. Tiga suku alkana tersebut yaitu metana, etana, dan propana. 

SIKLOHEKSANA
Selain alkana rantai terbuka dikenal pula alkana dengan rantai tertutup yang sebut sikloalkana. Perbedaan alkana dan sikloalkan
yaitu atom alkana memiliki rantai yang terbuka sedangkan sikloalkan memiliki rantai yang tertutup menyerupai cincin. Struktur
rantai yang menyerupai cincin ini merupakan ciri khas senyawa-senyawa siklik. Rumus umum sikloalkana yaitu CnH2n. Dari rumus
umum tersebut diketahui bahwa sikloalkana memiliki dua atom hidrogen lebih sedikit dibandingkan dengan alkana yang memiliki
jumlah atom karbon sama. Sikloalkana digolongkan sebagai hidrokarbon alisiklik. Sebab walaupun memiliki rantai tertutup namun
sifat yang dimiliki mirip dengan alkana yang berantai terbuka. Pemberian nama sikloalkana tidak berbeda jauh dengan pemberian
nama pada alkana. Karena pada penamaan sikloalkana hanya menambah awalan siklo pada nama alkana yang bersesuaian. Awalan
siklo menandakan adanya rantai tertutup pada alkana terkait. Jika terdapat satu sustituen pada rantai siklik maka penomoran tidak
perlu diberikan. Tetapi apabila terdapat lebih dari satu substituen, baik sama maupun berbeda, maka penomoran perlu dilakukan.
Untuk substituen yang berbeda penomoran dimulai dari substituen yang mengawali urutan abjad. Di alam sikloalkana terdapat
bersama alkana dalam minyak bumi, dengan jumlah atom karbon 3-30. Tetapi yang paling banyak dijumpai adalah cincin
beranggota 5 (siklopentana) dan 6 (siklopentana). Penamaan sikloalkana dapat dilihat pada gambar. Dengan nama berturut-turut
dimulai dari kiri: siklopentana, metilsikloheksana, siklobutana, sikloheksana, 1,4-dimetilsikloheksana, 1-etil, 4-
metilsikloheksana. 

bebera
pa sifat siklopropana dilihat pada gambar

sifat sikloalkana
ALKENA

Alkena atau olefin merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang sangat reaktif dan memiliki rumus umum
CnH2n. Alkena dikatakan tidak jenuh karena memiliki gugus ikatan rangkap antar atom karbon. Terbentuknya ikatan rangkap ini
menyebabkan alkena memiliki jumlah H yang lebih sedikit apabila dikaitkan jumlah atom C. Ikatan rangkap yang terdapat pada
alkena merupakan ciri khas pada senyawa-senyawa alkena.Untukhidrokarbon alifatik tidak jenuh yang memiliki dua ikatan rangkap
karbon-karbon pada molekulnya dinamakan alkadiena.
Atom-atom karbon yang terlibat dalam ikatan rangkap masing-masing menggunakan 3 orbital
hibrida sp2. Tumpang tindih (overlap) 3 orbital hibrida sp2 antara atom karbon menghasilkan
ikatan sigma dengan tiga atom lain. Ketiga orbital hibrida sp2 terletak dalam satu bidang dan
membentuk sudut 120º. Masing-masing atom karbon masih mempunyai orbital 2p yang tidak
terlibat dalam pembentukan hibridisasi sp2. Tumpang tindih orbital 2p ini menghasilkan ikatan
pi, yaitu suatu orbital molekul di atas dan di bawah sumbu ikatan karbon-karbon. Dengan
demikian rangkap karbon-karbon terdiri dari sebuah ikatan sigma (σ) dan sebuah ikatan pi
(π).
Sifat-Sifat Alkena

Sifat Fisika

Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Alkena dapat larut
dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol. Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom
karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu
kamar.

Nama Rumus molekul Titik leleh (°C) Titik didih (°C) Massa
jenis(g/cm3)
EtenaPropena1 C2H4C3H6C4H8 -169-185-185 -104-48-6 0,5680,6140,630
-Butena C5H10 -165 30 0,643
1-Pentena
C6H12 -140 63 0,675
1-Heksena
C7H14 -120 94 0,698
1-Heptena
C8H16 -102 122 0,716
1-Oktena
C9H18 -81 147 0,731
1-Nonesa
C10H20 -66 171 0,743
1-Dekena

Sifat kimia

Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat
terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi
yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu.

Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk
korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk
karbonmonooksida dan uap air.

ALKUNA

Alkuna yaitu golongan senyawa hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi ikatanganda tiga karbon-karbon (─C ≡ C─).
Seperti halnya ikatan rangkap dua pada alkena, ikatan ganda tiga pada alkunapun disebut ikatan tidak jenuh, tetapi kejenuhan
ikatan ganda tiga pada alkuna lebih tinggi dibanding ikatan rangkap. Tatanama AlkunaSistem IUPAC

 Pemberian nama pada alkuna menyerupai tata nama elkana yakni mengganti akhiran –ana pada alakan terkait dengan
akhiran –una. 2)
 Rantai atom karbon terpanjang adalah rantai atom karbon yang mengandung ikatan ganda tiga 3)
 Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga mempunyai nomor serendah
mungkin. 4)
 Pada penulisan nama, atom C yang mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan dengan nomor. NamaUmum Nama
umum digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana. Dalam pemberian nama umum alkuna dianggap sebagai turunan asetilena
(C2H2) yang satu atom hidrogennya diganti oleh gugus akil. Contoh
 H C ≡ C─C2H5 (etil asetilena)
 H3C─C ≡ C─CH3 (dimetilasetilena)
Struktur Alkuna

Alkuna merupakan molekul linear dan semua sudut ikatan adalah sebesar 180°. Etuna merupakan alkuna paling sederhana. Rumus
struktur alkuna seperti berikut ini H – C ≡ C – H etuna
Sifat Fisika Alkuna

 Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung lima atau lebih atom karbon
berwujud gas.
 Memiliki massa jenis lebih kecil dari air.
 Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang non polar seperti eter, benzena, dan karbon
tetraklorida.
 Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom karbon, tetapi makin rendah apabila terdapat rantai
samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna sedikit lebih tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya
hampir sama.

Anda mungkin juga menyukai