Anda di halaman 1dari 27

SENYAWA HIDROKARBON

Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sifat fisik hidrokarbon

1. Alkana
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana
termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang
dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2.

Sifat-sifat Alkana

1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya
maksimal)

2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)

3. Sukar bereaksi

4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 C17 pada suhu
adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat

5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambahdan bila jumlah atom C sama maka
yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah

6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar

7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C

8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

Rumus umumnya CnH2n+2

Deret homolog alkana

Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang
sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2
atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor
cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :

o Mempunyai sifat kimia yang mirip

o Mempunyai rumus umum yang sama

o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14

o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

n Rumus Nama

1 CH4 metana

2 C2H6 etana

3 C3H8 propana

4 C4H10 butana

5 C5H12 pentana

6 C6H14 heksana

7 C7H16 heptana

8 C8H18 oktana

9. C9H20 nonana

10. C10H22 dekana

11. C11H24 undekana

12. C12H26 dodekana


TATA NAMA ALKANA

1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada dua atau
lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak

2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya ditulis
nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran
ana dengan akhiran il (alkil).

3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya sama
disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah seluruh cabang
tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada
(jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta =
5 dan seterusnya.

4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil lebih
dulu dari metil ).

5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang. Apabila letak
cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :

Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )

Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )

Contoh :
2.Kegunaan alkana, sebagai :

Bahan bakar misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar

Pelarut. berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai pelarut
dalam industry dan pencucian kering (dry cleaning)

Sumber hidrogen. Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hydrogen dalam industri
misalnya industri ammonia dan pupuk

Pelumas. Pelumas adalah alkane suku tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar,
misalnya

Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku
utama untuk sintesis berbagai senyawa organic seperti alcohol, asam cuka dan lain lain.

Bahan baku industry. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis, minyak
rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam
2. ALKENA

merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-)

Sifat-sifat Alkena

Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua

Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)

Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur > 2-metil-2-butena)

Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif

Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 34 %)

Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses cracking

Rumus umumnya CnH2n

n Rumus Nama Rumus Molekul

2 C2H4 etena CH2=CH2

3 C3H6 propena CH2=CH-CH3

4 C4H8 1-butena CH2=CH-CH2-CH3

4 C4H8 2-butena CH3-CH=CH-CH3

TATA NAMA ALKENA

Hampir sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :

Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama rantai
utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga
pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya
dan dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.

Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari ujung
sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.

Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang rantai
utama.

Contoh :

mempunyai rantai utama

penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan rangkap.sebelah kiri ikatan
rangkap hanya ada satu pilihan sedangkan sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan yaitu
lurus dan belokan pertama ke bawah.kedua2nya sama2 menambah 4 atom C namun bila
belokan pertama kebawah hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila lurus menimbulkan
dua cabang.

Jadi namanya : 3 etil 4 metil 1 pentena

1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di nomor satu boleh tidak
ditulis.sehingga namanya cukup : pentena. Nomor cabang diurutkan sama dengan urutan
nomor ikatan rangkapnya. Pada soal di atas dari ujung sebelah kanan.

Kegunaan Alkena sebagai :

Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)


Untuk memasakkan buah-buahan

bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

3. ALKUNA

merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3 (CC). Sifat-
nya sama dengan Alkena namun lebih reaktif.

Rumus umumnya CnH2n-2

n Rumus Nama Rumus Molekul

2 C2H2 etuna CHCH

3 C3H4 propuna CHC-CH3

4 C4H6 1-butuna CHC-CH2-CH3

Tata namanya juga sama dengan Alkena, namun akhiran -ena diganti -una

Kegunaan Alkuna sebagai :

etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.

untuk penerangan

Sintesis senyawa lain.

Alkil Halida (Haloalkana)

Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu
unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
Sifat fisika Alkil Halida :

Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang
sama.

Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.

Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.

Struktur Alkil Halida : R-X

Keterangan :

R = senyawa hidrokarbon

X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)

Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon dibagi menjadi :

Alkil halida primer, bila diikat atom C primer

Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder

Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br

Primer sekunder tersier

Pembuatan Alkil Halida

1. Dari alkohol

2. Halogenasi

3. Adisi hidrogen halida dari alkena

4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna

Penggunaan Alkil Halida :


Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam
botol coklat, diisi sampai penuh).

Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam


kebakaran (Pyrene).

Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat air
conditioner, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.

Sifat Kimia
1. Reaksi Dalam Alkana
Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunnya adalah atom-
atom karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus empiris CnH2n+2. Pemberian
nama pada alkana dengan rantai tidak bercabang yaitu dengan cara menyatakan jumlah atom
karbonnya dan ditambah akhiran ana yang berarti senyawa tersebut adalah hidrokarbon alifatik
jenuh.
Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu
kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon berupa
cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud padat.
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada
pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana ditambahkan ke dalam air alkana
akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan
alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air.
Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu kamar
merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen.Berikut ini adalah beberapa reaksi
dibawah ini :

a. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO 4, tetapi mudah
dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksingen yang akan
mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau combustion
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum
terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol,
aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor
(eksoterm)
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas
alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk
berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini,
karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan
hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 2CO + 4H2O
CH4 + O2 C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor
adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna
kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk
pewarna pada tinta.

b. Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) menghasilkan alkil halida.
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan
menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh
halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut
juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa
organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H
yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin
dan ruang gelap.

Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak
berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka
akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen.
Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:

Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang
rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel
netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau
kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan.
Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan
positif atau negatif.

Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol
untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh
halongen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul metan,
radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan
sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus penggadaan

Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan
atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus penggadaan

Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai
semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal
dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan
mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak
berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal untuk
membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan (coupling
reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukan

Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya
CH3dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl
Suatu masalah dengan radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika
reaksi khlorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan
klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan
dengan molekul klormetan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung banyak
halogen berupa diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana

Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan.
Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran dari hasil
reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana

Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau
pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat
lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi dimana semua atom
hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena sifatnya yang berulang terus reaksi
semacam ini disebut reaksi rantai radikal bebas.
c.Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana
dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi
pergantian satu atom H oleh gugus SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1.
Contoh

d. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika
alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.

5. Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada
temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon
lebih pendek

Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses
pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi
untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan
sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan
penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).
2. Reaksi dalam Alkena
Alkena tergolong reaktif, karena ikatan rangkap C=C kurang stabil, mudah membentuk ikatan
tunggal C-C. Jenis reaksi yang terkenal pada alkena adalah adisi, yaitu reaksi penambahan
atom/gugus atom yang akan menumbuk atom-atom C yang reaktif, yaitu C=C dan bergabung
dengan kedua atom C tersebut, sehingga ikatan rangkap terbuka dan berubah menjadi ikatan
tunggal C-C. Sehingga C=C ini dapat dikatakan sebagai gugus fungsi alkena, karena C=C inilah
yang menentukan sifat alkena.

Hidrogenasi.
Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Ketika propena
direaksikan dengan hidrogen, terbentuklah propana.

CH2=CH-CH3 + H2 CH3CH2CH3

Halogenasi
Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn. Contoh,
propena direaksikan dengan brom, membentuk 1,2-dibromo propana.

CH2=CH-CH3 + Br2 CH2Br-CHBr-CH3

Adisi HX

Adisi hidrogen halida, HX dengan alkena menghasilkan halo alkana, RX. Adisi ini mengikuti
aturan Markovnikov. Pada adisi ini terjadi 2 hasil campuran; namun karena jumlahnya tidak
sama, Markovnikov membuat suatu aturan. Menurut Markovnikov, hasil terbanyak yang
diperhatikan. Untuk itu dinyatakan bahwa yang kaya makin kaya. Maksudnya, atom H akan
bergabung dengan atom C yang mengikat H terbanyak. Menurut daya dorong terhadap elektron
maka makin panjang rantai C, makin non polar, sehingga daya dorongnya terhadap elektron
makin kuat, sehingga atom C pada rantai panjang berkutub positif dan atom C pada rantai C
pendek berkutub negatif. Pada saat HX menumbuk C=C, ikatannya putus, membentuk ion-ion
H+ dan X. H+ bergabung dengan atom C (berkutub negatif) sedang X bergabung dengan
atom C+ (berkutub positif). Ketika propena direaksikan dengan HBr, maka terbentuklah 2-bromo
propana.
CH2=CH-CH3 + HBr CH3-CHBr-CH3

Hidrasi

Pada adisi H2O digunakan katalis asam, misal HA. Seperti halnya adisi HX, maka ion
H+ bergabung dengan atom C yang berkutub negatif, yaitu rantai C pendek, sedangkan ion
OH bergabung dengan atom C berkutub positif, yaitu rantai C panjang. Contoh, 2-metil-1-
butena direaksikan dengan H2O menghasilkan 2-metil-2-butanol.
CH3-CH2-C(CH3)=CH2 + H2O CH3-CH2-C(CH3)(OH)-CH3

3. Reaksi Dalam Alkuna

Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran
a. reaksi adisi pada alkuna

Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)


Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.

Reaksi alkuna dengan hidrogen halida

Reaksi alkuna dengan hidrogen

2. Polimerisasi alkuna

3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
4. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
2C2H2 + 5 O2 4CO2 + 2H2O

Penggunaan Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.

1. Bidang Pangan
Digunakan dalam industri khususnya industru petroleum dan aspal cair. Hidrokarbon
memperoleh energi dari matahari saat tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari selama
proses fotosintesis untuk menghasilkan glukosa. Contoh senyawa yang digunakan dalam bidang
pangan :
a. Glukosa, sumber energi bagi manusia dan hewan
b. Tetraterpena, senyawa beta karoten pada wortel
c. Monoterpena, merupakan senyawa dalam minyak jeruk.
d. Karbohidrat, merupakan glukosa dan senyawa yang penuh dengan energi.

2. Bidang Sandang dan Papan


Senyawa-senyawa turunan hi-drokarbon yang berperan di bidang pakaian, antara lain kapas, wol
(merupakan suatu protein), sutra (protein), nilon (polimer), dan serat sintetis. Bidang papan,
senyawa turunan hidrokarbon yang berperan, antara lain selulosa, kayu, lignin, dan polimer.
Contoh senyawa yang digunakan dalam bidang sandang :
a. Poliviniklorida (PVC), terbentuk dari viniklorida yang mempunyai ikatan C rangkap 2. Banyak
digunakan untuk pembuatan pipa dan karet.
b. Polipropilen/polipropena, yang terbentuk dari propena. Untuk serat, tali plastik, bahan
perahu, dan botol plastik.
c. Polistirena. Kegunaanya untuk pembungkus, insulator listrik, sol sepatu, dan berbagai
peralatan lainya.
d. Polisoprena, merupakan karet alam. Berguna antara lain sebagai ban kendaraan, sepatu, dan
sarung tangan.
e. Etuna, sebagai sintetis serat buatan.
f. nilon, merupakan senyawa polimer yang banyak digunakan untuk serat pakaian.
g. Dakron, merupakan seratt pliester untuk pengganti kapas dalam keperluan rumah tangga.
contoh kasur dan bantal.

3. Bidang Perdagangan
Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon yang menjadi komoditi perdagangan yang sangat
penting bagi dunia karena minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang paling utama
saat ini. Negara-negara di dunia penghasil minyak bumi membentuk organisasi antarnegara
penghasil minyak bumi yang diberi nama OPEC (Organization of Petrolleum Exporting Country).
Hasil penyulingan minyak bumi banyak menghasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, seperti bensin, petroleum eter (minyak tanah), gas elpiji,
minyak pelumas, lilin, dan aspal. Contoh senyawa yang digunakan dalam bidang perdagangan :
a. Etena, digunakan sebagai obat bius.
b. Pentena heksana dan heptana digunakan untuk pelarut sintetis.
c. Propana, untuk sintetis propanal.
d. Metana, untuk zat bakar dan sintesis senyawa metil klorida dan metanol.
e. Teflon sebagai pelapis anti lengket pada alat alat masak.
f. Butena untuk pembuatan karet sintetis.
g. Polistirena untuk membuat kancing sisir pembungkus alat listrik.
h. Propena, untuk sintesis gliserol, isopropil, dan plastik polipropilena.
i. SBR digunakan untuk karet sintetis.
j. Glisserol, untuk bahan kosmetik, pelembab, dan industri makanan.

4. Bidang seni dan estetika


Di bidang seni, senyawa hidrokarbon yang sering dipakai, antara lain lilin (wax) untuk melapisi
suatu karya pahat agar tampak lebih mengkilat. Bahkan ada seniman yang membuat patung dari
lilin dengan cara memadatkan lilin dalam ukuran besar kemudian dipahat atau diukir sesuai
keinginan sang seniman. Selain itu juga ada seni pewarnaan, baik pada kain maupun benda-
benda lain menggunakan senyawa-senyawa kimia. Bahan-bahan yang dilapisi dengan lilin akan
tampak lebih menarik dan di samping itu juga akan terhindar dari air karena air tidak dapat
bereaksi dengan lilin karena perbedaan kepolaran. Contoh senyawa yang digunakan dalam
bidang seni dan estetika :
a. Polivinil asetat, banyak digunakan sebagai perekat dan cat lateks.
b. Poliestilena merupakan polimer dari etana yang mempunyai ikatan C rangkap, melalui reaksi
polierisasi. Kegunaan Poliestilena merupakan sebagai kantong plastik, ember, panci,
pembungkus makanan, dan lain-lain.
c. Antrasena, digunanakan untuk zat warna.

Reaksi Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Reaksi senyawa hidrokarbon pada umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan
kovalen. Ada beberapa jenis reaksi senyawa hidrokarbon, diantaranya yaitu reaksi substitusi, adisi,
oksidasi dan eliminasi.
1. Reaksi Subtitusi
Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan
oleh atom atau gugus atom lain. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh
(semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal), tetapi dengan kondisi tertentu dapat
juga terjadi pada senyawa tak jenuh.
2. Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua atau rangkap tiga,
senyawa alkena atau senyawa alkuna, termasuk ikatan rangkap karbon dengan atom lain. Dalam
reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom
sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.
3. Reaksi Eliminasi
Pada reaksi eliminasi, molekul senyawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa
berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil. Jadi, eliminasi merupakan kebalikan dari adis.
4. Reaksi Oksidasi
Apabila senyawa alkana dibakar menggunakan oksigen, senyawa yang dihasilkan ialah
karbon dioksida dan air. Reaksi tersebut dikenal dengan reaksi oksidasi atau pembakaran.

4. Uji NaOH
Alkana yamg merupkan hidrokarbon tak jenuh yang berasal dari aldehid dapat larut dan
direaksikan dengan asetaldehid. Alkana dan hidrokarbon lainnya sukar larut dalam pelarut polar,
tetapi lebih mudah untuk larut dalam pelarut nonpolar

5. Uji Asam Sulfat


Uji asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hirdosulfat yang diperoleh dari suatu
alkana (senyawa dengan ikatan tunggal). Hal ini dikatakan bahwa alkana dengan ikatan tunggal
masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dalam jumlah sedikit atau terjadi reaksi
pengsulfonatan. Uji asam sulfat dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan asam
sulfat pekat

6. Uji Bayer
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon alifatik, alisiklik,
dan aromatik tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Contohnya, jika alkena
dioksidasi menggunakan pereaksi bayer maka akan menghasilkan glikol dengan menghilangkan
warna dari reagen Bayer

7. Sumber Energi Alternatif dari Hidrokarbon

Sumber energi alternatif ada berbagai macam antara lain panas bumi, gas alam, nuklir,
biofuel dan batubara. Salah satu sumber energi yang berpeluang mempunyai potensi besar untuk
menggantikan peranan BBM adalah batubara mengingat ketersediaannya di Indonesia yang
sangat berlimpah. Peranan batubara sebagai sumber energi sampai saat ini belum menjadi
prioritas utama, baik pada industri maupun dalam rumah tangga. Faktor yang menyebabkan
adalah bentuk batubara yang berupa padatan sehingga dapat menyulitkan penggunaannya dalam
rumah tangga. Kendala tersebut dapat diatasi bila batubara yang terbentuk padat dapat
menghasilkan bahan bakar yang berbentuk cair sehingga dapat digunakan secara meluas untuk
berbagai pihak

ALKOHOL
Latar Belakang

Alkohol telah digunakan sejak awal sejarah manusia. Dalam kimia,alkohol (atau alkanol) adalah
istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat
pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atau atom karbon lain. Alkohol sering
disebut etanol yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minumanyang mengandung alkohol.
Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut,
bukan methanol atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia
farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.

Di era modern saat ini, alkohol telah beredar luas di masyarakat dan dapat di peroleh dengan
mudah. Alkohol mempunyai banyak manfaat dan digunakan secara luas dalam industri dan sains
sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Namun alkohol juga mempunyai dampak yang buruk jika
salah digunakan terutama bagi kesehatan tubuh manusia. Tidak heran hal ini sering dibahas oleh pakar-
pakar kesehatan karena banyaknya produk alkohol yang beredar luas di masyarakat sebagai bahan
konsumsi tubuh yang sangat merugikan.

Selain itu, ada juga alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat
sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah
penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated
alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Pengertian Alkohol

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin
hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana
yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen.
Rumus umum alkohol R OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol
mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon
utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus OHnya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu
atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang
gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier
adalah alkohol yang gugus OH nya terletak pada atom Ctersier yang terikat langsung pada tiga
atom C yang lain (Fessenden, 1997).

Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan
bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat
molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak
demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol
memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel
pada cincin benzena (Petrucci, 1987).

Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan
basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(Fessenden, 1997).

Pada umumnya etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus
empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi
EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri
pengoksidasi alkohol yaitu yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa masam
pada tape yang dihasilkan.

Jenis jenis Alkohol

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp 3. Rumus
kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'. Ada tiga jenis utama alkohol primer, sekunder, dan
tersier. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Masing-masing
kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi.

1. Alkohol Primer

Pada alkohol primer (1), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus
alkil.

2. Alkohol sekunder

Pada alkohol sekunder (2), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung
dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.

3. Alkohol tersier

Pada alkohol tersier (3), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung
dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
Sifat - Sifat Alkohol

1. Sifat Fisik Alkohol

Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada
panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air
semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol
memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin
panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya. Reaktifitas alkohol diketahui dari berbagai reaksi
seperti:

a. Reaksi Oksidasi, alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier.
Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam
karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak dapat
teroksidasi.

b. Reaksi Pembakaran, Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air dan
energi yang besar. Saat ini Indonesia sedang mengembangkan bahan bakar alkohol yang disebut dengan
Gasohol.

c. Reaksi Esterifikasi, Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol
dengan asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus
OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus alkohol.

d. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat, Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan
produk yang berbeda tergantung pada temperatur pada saat reaksi berlangsung.

e. Reaksi dengan Halida (HX, PX3, PX5 atau SOCl2),Reaksi ini merupakan reaksi substitusi gugus
OH dengan gugus halida (X).
2. Sifat Kimia Alkohol

a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.

b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin kecil
jika suhunya semakin tinggi.

c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.

d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator, tetapi
alkohol tersier tidak.

Rumus Umum Alkohol

Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+2OH' atau R OH juga ditulis sebagai
CnH(2n+2)O. Senyawa alkohol dapat dibedakan berdasarkan jumlah gugus fungsi hidroksil yang
dimilikinya. Monoalkohol adalah alkanol yang mempunyai satu gugus OH dengan rumus molekul
secara umum yaitu CnH2n+1OH. Contohnya metanol yang memiliki struktur CH3-OH. Dialkohol adalah
alkanol yang mempunyai dua gugus OH biasa disebut diol. Rumus molekul dialkohol secara umum
yaitu CH2n(OH)2 dengan n = 2, 3, 4. Contoh dialkohol yaitu 1,2-etanadiol dengan struktur HO-CH2
CH2-OH. Alkohol yang memiliki tiga gugus fungsi OH disebut trialkohol. Polialkohol adalah senyawa
alkanol yang memiliki banyak gugus OH.

TATA NAMA ALKOHOL

Alkanol adalah tata nama IUPAC turunan alkana dengan gugus fungsi berupa gugus hidroksil (-
OH). Tata nama alkohol yang sesuai dengan IUPAC untuk alkanol, yaitu dengan mengganti akhiran a
pada nama alkana rantai induk menjadi ol. Alkohol adalah nama lazim untuk alkanol. Cara penulisan
nama lazim alkohol (nama trivial) yaitu alkil alkohol. Contoh senyawa alkanol dan penamaannya sebagai
berikut.

Tabel contoh senyawa alkanol

Nama senyawa alkanol Struktur molekul alkanol

Metanol CH3-OH

Etanol C2H5-OH

Propanol C3H7-OH

Butanol C4H9-OH

Pentanol C5H11-OH

Heksanol C6H13-OH

Heptanol C7H15-OH

Oktanol C8H17-OH
Aplikasi Alkohol dalam Kehidupan

Alkohol memiliki berbagai macam penggunaan di seluruh dunia. Alkohol digunakan untuk minuman
beralkohol, bahan bakar, dan kegunaan sains, kedokteran, dan industri.

Minuman beralkohol

Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40% volume, telah diproduksi dan
dikonsumsi sejak zaman pra-sejarah.

Antibeku

Campuran 50% v (berdasarkan volume) etilen glikol dalam air pada umumnya digunakan
untuk antibeku.

Antiseptik

Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum disuntik, terkadang
bersama dengan iodin. Sabun berbasis etanol banyak digunakan di restoran dan tidak membutuhkan
pengering karena amat mudah menguap. Gel berbasis alkohol juga umum digunakan sebagai hand
sanitizer.

Bahan bakar

Beberapa senyawa alkohol, seperti etanol dan metanol, digunakan sebagai bahan bakar.

Pelarut

Gugus hidroksil (-OH), yang terdapat pada alkohol, bersifat polar dan hidrofilik tetapi rantai
karbonnya bersifat non-polarsehingga hidrofobik. Molekulnya secara umum menjadi nonpolar dan
semakin tak larut dalam air ketika rantai karbonnya menjadi semakin panjang. Alkohol dipakai di industri
sebagai pelarut atau reagen. Etanol digunakan sebagai pelarut pada obat-obatan, dan parfum karena
sifatnya yang relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi non polar.
Manfaat Alkohol dalam Kehidupan Sehari hari

Berikut beberapa fungsi alkohol secara umum:

Sebagai bahan dasar sintesis senyawa organic


Sebagai pelarut
Sebagai bahan dasar pembuatan deterjen sintetik misalnya lauril alkohol.
Sebagai bahan pembersih kaca
Untuk hewan-hewan koleksi yang berukuran kecil alkohol dapat dijadikan sebagai pengawet.
Campuran metanol dan etanol sering dicampurkan dengan bensin sebagai bahan bakar.
Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenaldengan nama
Spirtus.
Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras.

Anda mungkin juga menyukai