CH3CH3
CH2
H2C
CH2
CH2
H
C = C
CH2 = CH2
CH = CH
C
C
H
C
Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam satu rantai lurus atau rantai yang
bercabang diklasifikasikan sebagai alkana.
Alkana ranta lurus:
CH2
CH3CH2CH2CH3
CH3
CH2
CH2
CH3
CH2
CH3
CH
CH3
CH3
CH3
CH3
CH3
Hidrokarbon jenuh dengan atom-atom karbon yang membentuk sebuah cincin disebut
sikloalkana.
Sikloalkana
Semua rantai terbuka dari alkana yang nonsiklik mempunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n
adalah jumlah atom karbonnya. Karbon (n= 1) dan empat atom hydrogen (2n + 2 = 4).
Berikutcontohnya:
CH3
CH3CHCH3atau C4H10
n = 4
2n + 2 = 10
CH3
CH3CH2CH2CH2CCH3atau
C8H18
CH3
n = 8 2n + 2 = 18
Alkana rantai lurus
Tiap deret senyawa organic, seperti alkane yang ditulis sedemikian rupa sehingga tiap
anggota dari deret tersebut berbeda dari tetangganya oleh sebuah gugus CH2 yang dinamakan
deret homolog.
Sebuah Deret Homolog
CH3CH2OH CH3CH2CH2OH
CH3CH2CH2CH2OH
namaYunani dan Latin, misalnya nama pentane dengan lima atom karbon berasal dari kata
Yunani penta yang berarti lima. Akhiran ana dipakai untuk semua alkane dan sikloalkana
untuk menunjukkan suatu hidrokarbon jenuh.
Alkana rantai cabang
Kita anggap rantai lurus yang terpanjang dalam struktur ini sebagai induk dari namanya.
Rantai cabang,
Atau substitusi
CH3
CH3CH2CHCH2CH2CH3
Namundari alkane cabang dibuat dengan menambahkan nama dari rantai cabangnya kepada
rantai induk. Rantai cabang seperti CH3atau CH3CH2 disebut gugus alkil berasal dari alkana
yang akhirannya diganti il. Nama masing-masing gugusalkilditurunkandarinama alkane
rantailurus yang bersangkutan dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Misalnya metana
diubah menjadi metil. Huruf R dipakai sebagai symbol umum untuk gugus alkil. Cabang
dibuat dengan menambahkan nama dari rantai cabangnya kepada rantai induk. Rantai cabang
seperti CH3 atau CH3CH2 disebut gugus alkil berasal dari alkana yang akhirannya diganti il.
Nama masing-masing gugus alkil diturunkan dari nama alkane rantai lurus yang bersang
kutan dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Misalnya metana diubah menja dimetil.
Huruf R dipakai sebagai symbol umum untuk gugus alkil.
CH4
CH3
RH
Metana
gugus metil
Alkana
Gugus alkil
, CH3CH2
, CH3CH2CH2
, dan sebagainya.
Peraturan pemberian nama alkane rantai cabang yang sederhana Tentukan karbon rantai lur
us terpanjang dalam rumus. Ini akan menjadi rantai induk dan namanya akan menjadi nama
utama dari senyawa tersebut.
Beri nomor karbon dari rantai induk, dimulai dengan karbon paling akhir yang terdekat pada
rantai cabang atau rantai tambahan.
Beri nama rantai tambahan Satukan namanya dengan member nomor tempat (nomor karbon
dengan rantai cabang) dengan tanda kutip dan nama rantai cabang serta induk menjadi satu
kata.
Rantai cabang yang melekat pada rantai induk dapat berupa rantai lurus atau rantai
bercabang. Misalnya gugus alkil dengan 3 atom karbon, gugus propil. Sebuah gugus propil
dapat terikat pada rantai induk pada atom karbon terakhir atau karbon atom di tengah.
Apabila gugus tiga atom tersebut terikat pada rantai lurus induk pada karbon terakhir, maka
gugus propil ini adalah suatu rantai lurus dan namanya gugus propil. Untuk menekankan
bahwa ketiga atom karbon tersebut membentuk rantai lurus, kita tambahkan awalan n(berarti normal). Gugus propil ini dapat juga dinamakan n-propil. Awalan n- ini tidak
diharuskan, boleh dipakai atau boleh juga tidak.
Gugus Alkil Tiga Karbon Rantai Lurus:I
CH3CH2CH2
Gugus propil atau n- propil
Apabila ketiga atom dari propil melekat pada rantai induk di tengahnya, maka gugus ini akan
bercabang. Gugus alkil yang bercabang ini dinamakan isopropyl (berarti gugus ini berisomer
dengan gugus n-propil). Awalan iso harus dipakai.
Gugus Alkil Tiga Rantai Cabang:
Reaksi Alkana
Dibandingkan dengan kebanyakan senyawa organic yang lain, secara relatif alkane adalah
inert. Sering kali alkane disebut paraffin dari kata Latin parfumaffinis, sedikit afinitas, untuk
menekankan sukarnya bereaksi. Paraffin (wax) itusendiri yang dipakai untuk lilin dan perekat
tutup botol selai adalah suatu campuran alkana yang mempunyai berat molekul tinggi.
Petroleum Jelly atau Vaseline adalah campuran alkane yang dipakai untuk melindungi kulit
karena sukar bereaksi dan tak larut dalam air. Alkana sukar bereaksi karena alakana adalah
senyawa yang nonpolar dan tak mempunyai gugus fungsi untuk menarik suatu regensia.
A.Halogenasi
Reaksi alkana dengan klor (Cl2) atau Brom (Br2) disebut reaksi halogenasi. Halogen lain,
flour bereaksi secara eksplosit dengan senyawa organic, sedangkan yodium tak cukup reaktif
untuk dapat bereaksi dengan alkan.
H
H
H lepas
H + Cl
cahaya
Cl
H
Metana
H
H
Cl didapat
Cl
H +
Cl
Cl
H
klor
krometana
hydrogen kloirida
Langkah pertama na dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua
partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom
atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih electron yang tidak mempunyai
pasangan. Radikal klor adalah atom klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai
muatan positif atau negatif. Alkana dapat bereaksi dengan halogen dibawah pengaruh panas
membentuk alkil halide dengan hasil samping hydrogen klorida.
Pembelahan molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memrlukan energy sebesar 58 kkal/mol
untuk Cl2 dan 46 kkal/mol untuk Br2. Energy yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap
oleh halogen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan.
Reaksi
substitusi
Cl2
atom
>
pada
alkohol
CH3
Cl
dengan
logam
reaktif
HCl
(Na,
K)
H2
atom H pada gugus OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R OH + Na > R ONa + H2
Contoh:
2
C2H5
OH
Na
>
C2H5
ONa
Contoh:
CH3
CH3
PCl5
>
CH3Cl
CH3Cl
+POCl3
Reaksi esterifikasi: reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat
R OH + R COOH > R COOR + H OH
Contoh
CH3 OH + CH3 COOH > CH3 COOCH3 + H2O
2. Reaksi adisi
Reaksi adisi adalah reaksi senyawa karbon yang melibatkan penggabungan molekul-molekul.
Reaksi adisi juga dapat diartikan sebagai reaksi pemutusan ikatan rangkap (tak jenuh)
menjadi ikatan tunggal (jenuh).
Contoh
Reaksi
reaksi
adisi
H2
pada
alkena
substitusi:
membentuk
alkana
adisi
H2
pada
alkanal
membentuk
alkohol
primer
Ikatan rangkap C = O pada alkanal bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan alkohol primer.
Disebut juga dengan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi C
Reaksi
adisi
H2
pada
keton/alkanon
menghasilkan
alkohol
sekunder
Reduksi
H2O
pada
asam
karboksilat
menghasilkan
suatu
alkohol
sekunder
Ikatan rangkap C = O pada asam karboksilat akan terbuka akibat penambahan reduktor kuat
untuk menghasilkan alkohol primer
3. Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di
mana salah satu molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan
sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi).
Reaksi
CH3
eliminasi
CH2
H2
dari
CH3
>
CH3
alkana
menjadi
CH
CH2
alkena
+
H2
eliminasi
HX
dari
haloalkana
(dehidrohalogenasi)
Haloalkana R X dapat bereaksi dengan gugus OH yang larut dalam alkohol seperti NaOH
etanolis atau CH3OK, membentuk alkuna.
4. Reaksi oksidasi
Reaksi melibatkan oksidator seperti O2, O3, dan KMnO4. Reaksi oksidasi yang penting adalah
reaksi
dengan
O2
yang
dikenal
sebagai
pembakaran.
Alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi berbeda terhadap oksidator seperti
K2Cr2O7, KMnO4, dan O2.
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier selengkapnya dapat di lihat di sini.
Reaksi
Alkoksi
oksidasi
alkana
pada
bereaksi
Reaksi
alkoksi
dengan
O2
membentuk
oksidasi
alkana
senyawa
pada
(eter)
hidroperoksida
alkanal/aldehid
Reaksi oksidasi alkanal digunakan sebagai reaksi identifikasi antara alkanal/aldehid dengan
alkanon/keton. Simak informasi lengkapnya di sini.
Reaksi
oksidasi
alkanon/keton
Alkanon tidak dapat mereduksi oksidator lemah seperti larutan fehling dan larutan tollens.
Sifat ini, digunakan untuk membedakan alkanon dari isomer fungsinya, yaitu alkanal/aldehid.
Simak informasinya di sini.
Reaksi
oksidasi
pada
asam
alkanoat
Reaksi oksidasi asam alkanoat hanya terjadi pada asam metanoat dan asam 1,2 etanadioat
5. Reaksi polimerisasi
Reaksi polimerisasi melibatkan penggabungan molekul-molekul kecil yang disebut monomer
menjadi suatu molekul rantai panjang atau yang disebut polimer. Anda dapat menyimak sifatsifat polimer dengan mengklik di sini. Reaksi polimerisasi dapat dibedakan menjadi 2:
Polimerisasi adisi: monomer-monomer bergabung membentuk suatu polimer
Monomer + monomer + monomer + . . . > polimer
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi adisi dapat dilihat pada tabel berikut.
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALKANA
1.
di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh karena hanya
memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus umu CnH2n+2, di mana n
adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut
sebagai senyawa alifatik (Yunani = aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemaklemak hewani mengandung karbon rantai panjang yang mirip dengan alkana . Alkana dengan
satu formula dapat membentuk beberapa struktur molekul. Misalnya alkana dengan empat
atom karbon dapat membentuk normal butana dan isobutana, keduanya sama-sama memiliki
rumus molekul C4H10. Hal yang sama juga terjadi untuk C 5H12, dan seterusnya. Suatu
senyawa yang memiliki jumlah dan macam atom sama tetapi berbeda dalam penataannya
disebut dengan isomer. Isomer berasal dari bahasa Yunani; isos + meros yang berarti terbuat
dari bagian yang sama. Senyawa seperti butana dan isobutana hanya berbeda pada urutan
atom yang terikat satu sama lainnya,disebut isomer konstitusional.
Isomer konstitusional tidak terbatas hanya untuk alkana, tetapi juga pada sebagian
besar senyawa organik. Isomer konstitusional bisa berbeda pada susunan kerangka atom
karbon (seperti pada butana dan isobutana), perbedaan gugus fungsi (seperti pada etanol dan
dimetil eter), atau berbeda pada penempatan gugus fungsi (isopropilamina dan propilamina).
Meskipun memiliki formula yang sama, sifat-sifat fisika kimia dari isomer biasanya berbeda.
Alkana dapat digambarkan dengan menggunakan struktur terkondensasi. Semua
ikatan dalam molekul diabaikan/ dihilangkan. Jika ada tiga atom hidrogen terikat pada satu
karbon, digambar dengan CH3, jika dua hidrogen digambar dengan CH2, dan seterusnya.
Dengan demikian kita dapat menggambar butana dengan struktur CH 3CH2CH2CH3 atau
CH3(CH2)2CH3.
Alkana diberi nama berdasarkan jumlah atom karbonnya. Penamaan diambil dari
bahasa Yunani, kecuali untuk satu hingga empat atom karbon, yaitu metana, etana, propana,
dan butana. Akhiran ana ditambahkan pada akhir tiap nama untuk memberikan ciri bahwa
senyawa tersebut adalah alkana. Selanjutnya, pentana berarti terdiri dari lima atom karbon,
heksana terdiri dari enam karbon, dan seterusnya.
Alkana adalah hidrokarbon yang paling sederhana dan paling tidak reaktif. Meski
begitu, secara komersial alkana sangat dibutuhkan karena alkana merupakan senyawa yang
terkandung dalam bensin dan pelumas.
Alkana merupakan hidrocarbon jenuh oleh karena itu bersifat tidak reaktif bila direaksikan
dengan unsur unsur logam kecuali karbon dan hydrogen
Untuk menentukan rumus molekul alkana dapat dilakukan dengan reaksi
pembakaran(combustion). Dari hasil pembakaran akan diperoleh rumus umum dari alkana
CnH2n+n, dari rumus umum ini melalui perhitungan secara stokiometri dapat ditentukan
rumus molekul dari senyawa yang dianalisis.
Alkana bersifat nonpolar tidak larut dalam air, asam, dan H 2SO4. Sifat fisik ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi senyawa alkana, jadi bila kita melarutkan suatu senyawa
organik yang belum diketahui jenisnya ke dalam air, asam, basa, atau H 2SO4 dan senyawa
tersebut tidak larut maka dapat dicurigai senyawa tersebut adalah alkana, tetapi uji ini tidak
bersifat spesifik terhadap alkana karena ada senyawa organik lain yang bersifat nonpolar
selain alkana.
Alkana tidak mempunyai gugus fungsi yang bersifat spesifik seperti OH, C=O, C=C,
dan lain-lain oleh karena itu jika dilakukan analisis terhadap suatu senyawa campuran dengan
spektrum infrared maka alkana dapat diidentifikasi setelah senyawa lainnya yang mempunyai
gugus fungsi spesifik teridentifikasi terlebih dahulu.
Analisis Fisika terhadap alkana meliputi titik didih, titik leleh, bobot jenis,index bias,
dapat dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan standar yang telah ada.
Struktur dari atom-atom yang menyusun molekul senyawa alkana dapat ditentukan
menggunakan
spektrum
inframerah
dan
spektrum
NMR,
dengan
terlebih
Nama
Struktur
CH 4
Metana
CH4
C2 H6
Etana
CH3- CH3
C3 H8
Propana
CH3- CH2-CH3
C 4 H 10
Butana
CH3- CH2-CH2-CH3
C 5 H 12
Pentana
CH3- CH2-CH2-CH2-CH3
C 6 H 14
Heksana
CH3- CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
C 7 H 16
Heptana
CH3- CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
C 8 H 18
Oktana
CH3- CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
C 9 H 20
Nonana
CH3- CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
C 10 H 22
Dekana
CH3- CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
b. Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom C atau lebih, maka nama alkana diberi awalan
n-(normal). Hal ini untuk membedakan dengan isomerisomernya.
Contoh:
n-butana
c. Urutan penulisan nama alkana bercabang adalah tulis nomor cabang diikuti tanda
(-), lalu beri nama alkil dari cabang. Nama alkil di tulis menyambung dengan
nama rantai induk.
d. Jika terdapat 2 atau lebih jenis alkil, maka nama-nama alkil disusun menurut
abjad. Gunakan tanda (-) untuk memisahkan nomor dari nama alkil.
e. Jika terdapat lebih dari 1 alkil sejenis, maka:
a. Tulis nomor-nomor cabang dari alkil-alkil sejenis dan pisahkan dengan
tanda koma (,) jika terdapat dua gugus alkil dengan nomor yang sama,
b.
1. Hidrokarbon jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal Hidrokarbon
jenis ini disebut alkana.
2. Hidrokarbon tak jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau
tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena,sedangkan
hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna.
c. Deret Homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang
berkemiripan disebut satu homolog (deret sepancaran). Alkana merupakan suatu homolog
karena setiap anggota alkana yang satu dengan anggota berikutnya bertambah sebanyak CH2.
d. Tata nama Alkana
Tata nama alkana menurut aturan IUPAC dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nama alkana diambil berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya dan
diakhiri dengan ana
2. Bila stukturnya telah diketahui dan merupakan rantai karbon tak bercabang, maka di
depan nama tersebut diberi huruf n (normal).Contoh: n-propana
3. Bila rantai karbon bercabang, maka ditentukan dahulu rantai utama (rantai induk),
yaitu rantai atom karbon terpanjang dan diberi nomor urut dari ujung yang paling
dekat dengan letak cabang.
4. Menetapkan gugus cabang yang terikat pada rantai utama yang disebut dengan alkil
dan memilki rumus umum CnH2n+1
5. Gugus alkil yang mempunyai rantai bercabang atau tidak terikat pada atom karbon
primer diberi nama tertentu.
6. Urutan penyebutannya: nomor letak cabang - nama cabang - nama rantai utama.
7. Bila terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka disebut sekali tetapi diawali
dengan jumlahnya dengan angka latin.
a.
b.
makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
c.
d.
e.
Alkana
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana
Undekana
Dodekana
Ikosana
Triakontana
Tetrakontana
Pentakontana
Heksakontana
Rumus
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
C11H24
C12H26
C20H42
C30H62
C40H82
C50H102
C60H122
Massa
-183
-172
-188
-138
-130
-95
-91
-57
-54
-30
-26
-10
37
66
82
91
100
(20C)
Gas
Gas
Gas
Gas
0.626 (cairan)
0.659 (cairan)
0.684 (cairan)
0.703 (cairan)
0.718 (cairan)
0.730 (cairan)
0.740 (cairan)
0.749 (cairan)
Padat
Padat
Padat
Padat
Padat
2. Sifat kimia
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
jenis
[gcm3]
Cl
Cl
Propagasi, radikal halogen akan mengabstrak hidrogen dari alkana untuk membentuk
radikal alkil
H3C Cl
B. Reaksi pembakaran
CH4 + 2O2
CO2 + 2H2O
2CO + 4H2O
Dampak pembakaran tidak sempurna diketahui oleh pengendara motor , antara lain
ialah penumpikan karbon pada piston mesin dan karbon monoksida dari knalpot.
C. Cracking
Memecah molekul besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
C15H13
nonpolar. Oleh karenanya alkana relatif stabil (tidak reaktif) terhadap kebanyakan asam, basa,
pengoksidasi atau pereduksi yang dapat dengan mudah bereaksi dengan kelompok
hidrokarbon lainnya. Karena sifatnya yang tidak reaktif tersebut, maka alkana dapat
digunakan sebagai pelarut.
Walaupun alkana tergolong sebagai senyawaan yang stabil, namun pada kondisi dan
pereaksi tertentu alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat dan asam nitrat, sekalipun dalam
temperatur kamar. Hal tersebut dimungkinkan karena senyawa kerosin dan gasoline
mengandung banyak rantai cabang dan memiliki atom karbon tersier yang menjadi activator
berlangsungnya reaksi tersebut. Berikut ini ditunjukkan beberapa reaksi alkana :
1. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO 4, tetapi
mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksingen
yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau combustion. Hasil
oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum
terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol,
aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah
kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor
(gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk
berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal
ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau
bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 2CO + 4H2O
CH4 + O2 C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan
bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran
tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya
jelaga untuk pewarna pada tinta.
2. Halogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini
akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi
oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi. Halogenasi biasanya
menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain,
fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif
untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam
mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu
dingin dan ruang gelap.
CH4 + 2F2 C + 4HF
Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi
tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV,
maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi
fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom
halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
Reaksi umum
R-H + Cl-Cl
R-Cl + H-Cl
Contoh
Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran
yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil
reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel
netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau
kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan.
Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai
muatan positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58
Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat dari cahaya atau panas
ini, diserap oleh halongen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah
permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul metan,
radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan
sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl 2) untuk membedakan
atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya.
Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai
semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal
dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan
mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak
berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal
untuk membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan
(coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukan
Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut.
Misalnya CH3 dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl. Suatu masalah dengan
radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi khlorinasi metana
berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan klorometan bertambah.
Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul
klormetan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung
banyak halogen berupa diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana
Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi
semakin rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak.
Misalnya pada klorinasi propana
Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian
atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak
bermanfaat lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi
dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena sifatnya yang
berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi rantai radikal bebas.
3. Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara
alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi
terjadi pergantian satu atom H oleh gugus SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1.
4. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon
tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
5. Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 1000 0 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana
dengan rantai karbon lebih pendek
Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbonblack. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak,
yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang
dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi
dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).
B. Sikloalkana
1.
Siklopropana merupakan senyawa yang mudah larut dalam asam sulfat pekat, dan ini
sama halnya dengan alkena atau alkuna. Hal itu dapat dibedakan dari hidrokarbon tidak
jenuh, namun, faktanya siklopropana tidak teroksidasi oleh dingin, encer dan permanganat
netral.
Sikloalkana lainnya memiliki jenis yang sama dari sifat rantai terbuka, dan mereka
ditandai dengan cara yang sama : dengan inertness umum.Bahwa seseorang berhadapan
dengan hidrokarbon siklik ditunjukkan oleh rumus molekulnya. Sifat sikloheksana, misalnya,
menunjukkan dengan jelas bahwa itu adalah sebuah alkana. Namun, analisis pembakaran dan
penentuan berat molekul menunjukkan rumus molekul untuk menjadi C 6H12. Hanya struktur
siklik (meskipun tidak selalu cincin beranggota enam) konsisten dengan kedua set data.
Deret Homolog Alkana adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan
rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya
mempunyai beda CH2 .
Sifat-sifat deret homolog :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
Selain alkana dengan rantai terbuka, di alam juga terdapat alkana dalam bentuk cincin.
Senyawa tersebut dinamakan sikloalkana atau senyawa alisiklik (alifatik siklik). Apabila
cincin sikloalkana adalah CH2- maka senyawa tersebut memiliki rumus umum (CH2)n atau
CnH2n.
Senyawa-senyawa alosiklik dengan cincin berbeda terdapatberlebihan di alam. Contohnya,
prostaglandin, hormon yangmengatur secara luas bermacam fungsi fisiologis manusia
termasuk agregasi platelet darah, dilatasi bronkus, dan penghambatan sekresigastrin,
memiliki cincin karbon lima anggota (siklopenatana).
Steroid, seperti kortison, mengandung cincin-cincin yang terikat satu sama lain, tiga cincin
dengan enam anggota (sikloheksana) dan satu cincin lima anggota (siklopentana).
2.
Penamaan sikloalkana
a. Temukan rantai utama
Hitung jumlah atom karbon penyusun cincin dan jumlah karbon dalam substituennya.
Jika jumlah karbon dalam cincin sama dengan jumlah karbon dalam substrituen, maka
senyawa tersebut diberi nama sebagai sikloalkana tersubstitusi alkil. Akan tetapi jika jumlah
karbon dalam substituen lebih banyak dari pada karbon dalam cincin maka senyawa tersebut
diberi nama sebagai alkana tersubstitusi sikloalkil.
b. Jumlah substituen dan beri nama
Sikloalkana tersubstitusi alkil atau halogen, mulailah penomoran dari atom karbon
yang mengikat substituen tersebut. Untuk substituen kedua dan seterusnya diberi nomor
sekecil mungkin.
C. Gugus Alkil
Jika satu atom hidrogen dibebaskan dari sutau alkana maka diperoleh struktur yang
disebut alkil. Perlu dicatat bahwa gugus alkil tidak stabil jika berdiri sendiri, alkil merupakan
bagian dari molekul yang besar. Gugus alkil diberi nama sesuai dengan rantai alkananya
dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Contohnya alkil dari metana adalah metil,
sedangkan etana yang kehilangan satu hidrogen disebut etil. Kombinasi antara alkil dengan
gugus fungsi yang lain akan menghasilkan ribuan senyawa. Contohnya:
Gugus alkil dapat diperoleh dengan membebaskan hidrogen dari karbon terminal
(ujung rantai) atau dari atom karbon internal (ditengah rantai). Ada empat macam atom
karbon berdasarkan jumlahsubstituen karbon lain. Atom karbon yang mengikat satu karbon
lain disebut karbon primer. Atom karbon yang mengikat dua atom karbon lain disebut karbon
sekunder. Untuk karbon yang mengikat tiga karbon lain disebut karbon tersier, sedangkan
jika mengikat empat karbon lain disebut karbon kuarterner. Jika atom hidrogen pada karbonkarbon tersebut dihilangkan maka ada tiga kemungkinan gugus alkil yang terbentuk, yaitu
alkil primer, sekunder, dan tersier. Alkil kuarterner tidak mungkin terbentuk, karena karbon
kuarterner sudah tidak mengikat hidrogen lagi.
Sifat Sikloalkana
Sifat kimia sikloalkana merupakan pengembangan konsep atau materi pengayaan.
Penalarannya tidak sulit dan sifatnya mirip alkana. Sikloalkana, sifatnya mirip dengan
alkana, yaitu rantai atom C memiliki ikatan kovalen tunggal . Akibat dari reaksinya
mengalami subtitusi
Perbedaan alkana dan sikloalkana adalah Alkana tergolong alifatis, yaitu rantainya terbuka,
sedang sikloalkana adalah hidrokarbon siklis, rantainya tertutup. Rantai terbuka berarti
gerakan molekulnya lebih leluasa. Sedangkan sikloalkana seperti dipaksakan, kemungkinan
besar sikloalkana lebih mudah bereaksi. Apalagi siklopropana yang rantai C-nya terpendek.
Jadi siklopropana paling tidak stabil atau paling realtif."
Dikatakan siklopropana memiliki sifat ekstra, yaitu rantai tertutupnya mudah terbuka. Reaksi
membukanya ikatan ini dinamakan adisi dan reaksi ini dapat berlangsung di ruang gelap
maupun ada UV. Namun apabila ada UV maka reaksinya campuran, adisi dan substitusi.
CnH2n.
Sikloalkana juga mempunyai gugus cincin. Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah struktur
cincin yang sebagai "cincin yang berkerut".terlihat seperti ini:
Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana sesuai dengan bentuknya yang
sedikit menyerupai sebuah kursi.
Bahan Bakar
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri
petrokimia.
a. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku
pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
b. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant
dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
c. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan
baku senyawa organik.
d. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintesis.
e. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu
bensin.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi
diesel, kerosene dan bahan bakar jet. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana
(C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang
tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin.
Bensin merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama digunakan sebagai bahan bakar pada mesin pembakaran
dalam, misalnya pada mobil dan sepeda motor. Penggunaan bensin sebagai bahan bakar tidak
terlepas dari besarnya energi yang dihasilkan dari pembakaran bensin tersebut. Pada
dasarnya, bensin merupakan campuran senyawa- senyawa hidrokarbon yang terdiri dari
isomer- isomer heptana dan oktana. Jika bensin yang digunakan sebagai bahan bakar mesin
tersebut terdiri dari heptana dan oktana rantai lurus, maka di dalam mesin, bensin tersebut
tidak terbakar dengan sempurna, sehingga menimbulkan bunyi ketukan (knocking) yang
mengganggu gerakan piston dalam mesin. Hal ini menyebabkan mesin tidak berfungsi
dengan baik (kehilangan sejumlah energi), dan pada tahap selanjutnya dapat merusak mesin.
Sementara itu, bila bensin yang digunakan sebagai bahan bakar mesin terdiri dari
heptana dan oktana yang bercabang, maka pembakaran yang terjadi di dalam mesin sangat
efektif (menghasilkan energi yang besar) sehingga jumlah ketukan mesin dapat dikurangi.
Kualitas bensin dapat ditentukan berdasarkan jumlah ketukan yang ditimbulkannya, dan
dinyatakan dengan bilangan oktan. Jika bensin mempunyai bilangan oktan tinggi, maka
bensin tersebut berkualitas baik dan sebaliknya, bensin yang mempunyai bilangan oktan
rendah merupakan bensin yang tidak baik digunakan sebagai bahan bakar. Bilangan oktan
pada bensin dinyatakan dengan angka 0 sampai 100. Untuk menentukan bilangan oktan,
digunakan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu, n-heptana (alkana rantai lurus,
bilangan oktan=0) dan isooktana (alkana rantai bercabang, bilangan oktan= 100) yang
keduanya merupakan senyawa yang terdapat pada bensin.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon
monoksida dan uap air.
a. Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 O2 (g) > 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) H = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) H = -2924,4 kJ
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan
lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar.
kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida
(CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.
2.
Pelarut
Rantai karbon dengan C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih.
Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk
cepat-kering lainnya. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air.
Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur
dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
Petroleum ether atau heksan adalah bahan pelarut lemak nonpolar yang paling banyak
digunakan karena harganya relatif murah, kurang berbahaya terhadap risiko kebakaran dan
ledakan, serta lebih selektif untuk lemak nonpolar.
3.
industri amonia dan pupuk. Ketika alkana dipanaskan sampai temperatur tinggi dalam
udara vakum, alkana akan pecah atau terpecah menjadi molekul yang lebih kecil.
Perengkahan metana (CH4) menghasilkan serbuk karbon murni, seperti yang digunakan
pada ban mobil; pembentukan pelapis intan buatan; dan menghasilkan hidrogen, sebagai
bahan mentah untuk industri kimia.
CH4(g) C(s) + 2H2(g)
Perengkahan etana menghasilkan etena, salah satu bahan mentah yang penting dalam
industri kimia (terutama dalam pembuatan plastik) sama halnya seperti hidrogen.
C2H6(g) CH2=CH2(g) + H2(g)
4.
Pelumas
Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Pelumas
adalah alkana suhu tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya
C18H38. Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa
yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari
minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan.
5.
Pendingin Kulkas
Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah
tidak ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida atau Monoklor metana.
Senyawa yang dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan
sebagai pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
7.
Obat Bius
Kegunaan senyawa alkana berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil
reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang dahulu
digunakan sebagai bahan anestesi, pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat bius.
Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi
tetapi karena sifatnya yang toksik terhadap hati, maka senyawa ini tidak lagi digunakan
sebagai
bahan
anestesi. International
Agency
for
Research
on
Cancer (IARC)
Memadamkan Api
Alkana
terhalogenasi
sempurna,
seperti
karbon
tetraklorida
(CCl4),
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya
yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Alkana dan Sikloalkana dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan,
tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis dapat menyelesaikannya
dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada orang-orang
yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini dengan baik, diantaranya :
1
2
3
itu untuk memperbaikan makalah ini penulis mengharapkan kritik-kritik dan saran-saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Jambi, 6 Oktober 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut hidrokarbon karena di
dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki
ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus umum C nH2n+2, di mana n adalah
bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai
senyawa alifatik (Yunani = aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak
hewani mengandung karbon rantai panjang yang mirip dengan alkana.
Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang memiliki sekurang-kurangnya 1
cincin atom karbon, dengan rumus umum umum CnH 2n. Selain alkana dengan rantai terbuka,
di alam juga terdapat alkana dalam bentuk cincin. Senyawa tersebut dinamakan sikloalkana
atau senyawa alisiklik (alifatik siklik). Apabila cincin sikloalkana adalah CH2- maka
senyawa tersebut memiliki rumus umum (CH2)n atau CnH2n.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alkana dan sikloalkana?
2. Bagaimana tatanama dalam alkane dan sikloalkana?
3. Bagaimana rumus struktur alkana dan sikloalkana?
4. Apa saja sifat kimia dan fisika dari alkane dan sikloalakana?
5. Apa kegunaan dari alkane dan sikloalkana?
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. ALKANA
Pengertian dan Struktur Alkana
Tata Nama Alkana
Sifat-sifat Alkana
B. SIKLOALKANA
Pengertian dan Struktur sikloalkana
Sifat-sifat sikloalkana
Tata Nama sikloalkana
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Heinemann Advanced Science: Chemistry, 2000
Permana, I. 2009. Memahami Kimia 1 :. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta, p. 175
Rahayu, Yeti. Minyak Bumi. http://yettirahayu.blogspot.com/2012/10/minyak-bumi.html.
(25 Feb. 2014)
Rumus Hitung. Kegunaan Senyawa Alkana. http://rumushitung.com/2014/01/24/kegunaansenyawa-alkana/. (26 Feb. 2014)
Sugianto, Bambang. Pembakaran Sempurna dan Tidak Sempurna. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pembakaran-sempurna-dan-tidaksempurna/. (25 Feb. 2014)
Sunardi. 2007. Kimia Bilingual. Bandung: CV. Ryama Widya
Fressenden Ralph J dan Joan S. 2010. Dasar-Dasar Kimia Organik: Binarupa Aksara,
University of Montana, Jakarta.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
2. Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut hidrokarbon karena
di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh karena
hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus umu
CnH2n+2, di mana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon.
3. Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang memiliki sekurangkurangnya 1 cincin atom karbon, dengan rumus umum umum CnH 2n.
Selain alkana dengan rantai terbuka, di alam juga terdapat alkana dalam
bentuk cincin. Senyawa tersebut dinamakan sikloalkana atau senyawa
alisiklik (alifatik siklik).
karbon yang di
mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hirokarbon tak jenuh.
Sifat-sifat Alkana
a.
merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
b.
makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin
tinggi
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam
1.
2.
3.
4.
5.
industri petrokimia.
Bahan Bakar
Pelarut
Sumber Hidrogen dan Bahan Mentah Industri
Pelumas
Bahan baku untuk senyawa organik lain, dll.
NAMA
1. FERAWATI
2. ELVA FEBRIYANTI
3. ESA WITRI
4. SUGENG TRIWAHYUDI
5. SRI HARDIYANTI
6. RINDY ZULIATANDHY
KELOMPOK
:2
PENDIDIKAN KIMIA
PMIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014