Anda di halaman 1dari 51

KINETIKA KIMIA

DAN KIMIA INTI


ANGGI GUMILAR
Pendahuluan
Kinetika kimia adalah studi tentang
laju reaksi, perubahan konsentrasi
reaktan (atau produk) sebagai
fungsi dari waktu.
Pendahuluan
Reaksi kimia tidak selalu berjalan dalam waktu yang sama.
Beberapa reaksi kimia seperti :
 Reaksi fotosintesis dan nuklir memiliki waktu yang sangat cepat yaitu antara 10-12 – 10-6
s.
 Reaksi perubahan grafit menjadi berlian membutuhkan jutaan tahun.
Reaktan → Produk

∆[𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 =
∆𝑡
Laju Reaksi

4
Contoh

5
Konstanta Laju

𝑙𝑎𝑗𝑢 = 𝑘 𝐵𝑟2

𝑙𝑎𝑗𝑢
𝑘=
[𝐵𝑟2 ]

6
7
Persamaan Laju
• Persamaan laju menyatakan bahwa :
“hubungan antara laju reaksi dengan konstanta reaksi dan konsentrasi reaktan berbanding lurus”

8
9
Persamaan laju

1. Hukum laju selalu diperoleh dari percobaan. Berdasarkan konsentrasi dari


reaktan dan kecepatan awal reaksi kita dapat memperoleh konstanta laju
reaksi dan orde reaksi.

2. Orde reaksi selalu ditentukan oleh konsentrasi reaktan.

3. Orde reaktan tidak berhubungan dengan koefisien stoikiometri reaktan


dalam memperoleh persamaan reaksi yang setara.

10
Contoh :
• Reaksi antara

a. Persamaan laju reaksi?


b. Konstanta laju reaksi?
c. Laju reaksi bila konsentrasi NO = 12,0 × 10-3 M dan konsentrasi H2 = 6,0 × 10-3 M?

11
Orde Reaksi

Adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju reaksi akibat


naiknya konsentrasi.

Pada umumnya berupa bilangan bulat dan kecil, tapi dapat pecahan dan
nol.

Orde reaksi tidak ada hubungan dengan persamaan reaksi, jika keduanya
sama biasanya hanya kebetulan saja.

12
Reaksi orde nol
• Reaksi orde ini tidak umum dan jarang terjadi, misalnya reaksi fotosintesis dan reaksi yang terjadi di suatu permukaan
seperti penguraian ammonia menggunakan katalis wolfram.
Orde nol  laju = k(A)0 = k
t½ = a/2k
t½ : waktu yg diperlukan oleh senyawa untuk berubah konsentrasinya menjadi ½ dari konsentrasi awal

13
Reaksi orde satu
• Reaksi orde satu adalah reaksi yang menunjukkan hubungan laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi pereaksi, yakni jika konsentrasi reaktan x dinaikkan x kali, maka laju
reaksi akan bertambah sebanyak x kali.
Log (a-x) = - kt/2,303 + log a
(A)0 = kons awal zat = a
(A) = kons akhir zat = (a-x)
t½ = 0,693/k

14
Reaksi orde dua

• Reaksi orde dua adalah reaksi yang menunjukkan hubungan laju reaksi
kuadrat dengan konsentrasi pereaksi, yakni jika konsentrasi pereaksi
dinaikkan x kali, maka laju reaksi akan bertambah sebesar x2 kali.
Orde 2  laju = k (A)2 , tergt a & b

kt = 1/(a-x) – 1/a = x/(a)(a-x) ; a = b

kt = 1/(a-b) ln b(a-x)/a(b-x) ; a≠b

t½ = 1/ka

15
GAMBARAN ORDE REAKSI
orde dua orde satu

Laju
Reaksi orde nol

konsentrasi (M)

16
Kecepatan/laju rx dipengaruhi oleh bbrp faktor :

1. Suhu  menambah jumlah tumbukan

2. Luas permukaan zat  memperbesar area kontak

3. Konsentrasi  memperbanyak kontak

4. Katalisator  memperkecil energi utk tumbukan

5. Cahaya  menambah energi kontak (pada


tanaman)
17
Pengukuran Laju Reaksi
1. Analisis Volumetri dan Gravimetri
Misal : CH3COOC2H5 + H2O 
CH3COOH + C2H5OH

dititrasi dg larutan basa standar


2. Mengukur perubahan tekanan
C6H5N2Cl + H2O  C6H5OH + HCl + N2

diukur perubahan tekanan gas


3. Mengukur kalor yang dilepaskan pd reaksi
eksoterm
18
4. Mengukur beberapa sifat fisik :
indeks bias, intensitas warna, sifat optis aktif, daya
hantar listrik, viskositas
Faktor Yg Mempengaruhi Laju Reaksi
1. Keadaan pereaksi dan luas permukaan
partikel kecil  luas permukaan besar 
kontak dg pelarut besar  reaksi cepat
2. Konsentrasi pereaksi
3. Suhu  akan mempengaruhi jumlah tabrakan
molekul
4. Katalisator
5. Cahaya
19
TEORI KOLISI
Molekul senyawa akan bertabrakan  energi 
Ea (energi aktivasi) akan dilampaui  reaksi
terjadi k = tetapan laju reaksi
Z = jlh tabrakan/vol/wkt
p = faktor ruang

k = pZe -Ea/RT
Menurut Teori Kolisi :
1. Laju rx akan meningkat jika zat bertambah
2. Laju rx bergantg sifat perx, karena Ea berbeda
3. Laju rx bergantg temperatur, karena molekul
ber- energi yg cukup utk berx merupakan fungsi
wkt
4. Katalisator akan memperkecil Ea 20
Kegagalan Teori Kolisi
1. Molekul memiliki orientasi tertentu seblm berx
2. Reaksi berlangsung dlm beberapa tahap
3. Ea tdk terlokasi dlm ikatan yg akan diputuskan
saja tetapi terdapat juga pd ikatan lain
4. Teori Kolisi tdk dapat digunakan dalam reaksi yg
terjadi pd permukaan katalitik
TEORI KEADAAN TRANSISI
Sebelum bereaksi molekul akan membentuk seny
komplek teraktifkan yg berada dlm keadaan
kesetimbangan termodinamika dg molekul
pereaksi
21
k = (RT/Nh) (e-∆S*/R ) e- ∆H*/RT
R/N = tetapan Boltzman

Keistimewaan Teori Transisi :


1. Faktor ruang dlm reaksi bimolekular dapat
diung- kap secara kuantitatif
Faktor ruang : (RT/Nh) (e-∆S*/R )
2. Tidak hanya pd proses bimolekular saja, dapat
diterapkan juga pd unimolekular
3. Dapat berlaku dalam larutan

22
MEKANISME REAKSI
Merupakan tahap reaksi elementer
Misal : 2 NO + O2  NO2
NO + O2  NO.O2 (cepat)
NO.O2 + NO  2 NO2 (lambat)

REAKSI RANTAI
Merupakan gabungan sederet reaksi elementer
dan reaksi tersebut dapat terjadi berulang-
ulang.
Misal : CH4 + F2  CH3F + HF
Inisiasi : CH4 + F2  CH3. + HF + F
Propagasi : CH3. + F2  CH3F + F mekanisme
CH4 + F  CH3. + HF rantai
Terminasi : CH3. + F + M  CH3F + M
CH3. & F disebut : pusat rantai
23
Karakteristik Reaksi Rantai
1. Laju reaksi tdk dipengaruhi oleh radiasi reaksi
dg cahaya yg mempunyai l tertentu dan dpt
terserap oleh salah satu pereaksi
2. Dlm beberapa reaksi terdpt periode ‘induksi’,
seblm terdpt perubahan tekanan atau
konsentrasi yg dapat diukur
3. Zat lain dalam jumlah ‘renik’ dpt
mempengaruhi laju reaksi
4. Reaksi rantai menunjukkan kinetika kompleks
5. Dalam beberapa reaksi rantai dapat dibuktikan
adanya radikal bebas atom

24
KATALISATOR
Adalah zat yg dapat memepengaruhi laju reaksi
tanpa perubahan kimia pd akhir reaksi
Sifat katalisator :

1. Komposisi kimianya tdk berubah pd akhir reaksi


2. Diperlukan dlm jlh kecil (1 g Pt utk 108 L H2O2)
3. Tdk mempengaruhi keadaan akhir suatu reaksi
kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan
nya
4. Tdk memulai suatu reaksi
5. Bekerja secara spesifik
6. Memiliki temperatur optimum
25
7. Dpt dipengaruhi oleh racun katalis
8. Keaktifannya dpt dipacu oleh promotor
9. Salah satu hasil reaksi dpt berperan sbg autokatalis
10. Katalis negatif justru akan memperlambat reaksi
2 SO2 + O2  2 SO3 katalis : Pt & racun : seny As
C2H4 + H2  C2H6 katalis : Cu & racun : CO ,Hg
Promotor katalis :
CuSO4 terhadap katalis FeSO4 pada reaksi :
S2O32- + 2I-  I2 + 2 SO42
Autokatalis :
MnSO4 terhadap reaksi :
2KMnO4 + 5 H2C2O4 + 3 H2SO4  2 MnSO4 + K2SO4 +
8H2O + 10 CO2
26
Katalis negatif :
asam encer, gliserol : pd reaksi 2H2O2  2H2O +O2
benzena, 1,4-di-ol : pd reaksi
2 C6H5CHO + O2  2C6H5COOH
Jenis katalisator

1. Katalisator homogen :
memiliki fasa sama dg pereaksi, umumnya gas
atau cairan yg dpt bercampur dlm larutan.
Misal : uap I2 , asam
2. Katalisator heterogen :
memiliki fasa tidak sama dengan pereaksi,
berbentuk zat padat (sedangkan pereaksi cairan
atau gas). Misal : serbuk besi, Pt , Fe2O3
27
Biokatalisator :
merupakan enzim dg struktur protein. Keaktifannya kadang
tergantung pada koenzim yg bukan protein
HUBUNGAN Tetapan Laju-Suhu-Ea

Persamaan Arrhenius :
k = Ae-Ea/RT
log k = -(Ea /2,303 RT) + log A
k = tetapan laju
A = faktor Arrhenius
Ea = energi aktivasi
R = tetapan gas
T = suhu absolut
28
Bila terdapat 2 harga T , maka :
log (k2/k1) = (Ea/2,303 R)(1/T1 –1/T2)

Ea adalah energi minimum yg harus dimiliki oleh


molekul pereaksi agar menghasilkan reaksi jika
molekul saling bertabrakan

log A

Log k arah lereng = -Ea/2,303 R

29
1/T
1. Penguraian hidrogen peroksida dengan suatu
katalis mengikuti reaksi orde ke-1. Tetapan laju
penguraian = 6,2.10-4/detik. Hitunglah % senyawa
yg terurai setelah 20 menit
Orde 1 : log (a-x) = -kt /2,303 + log a

log (a-x) = - (6,2.10-4)(20.60) /2,303 + log a


log (a-x) = - 0,744/2,303 + log a
log {(a-x)/a} = - 0,3231
(a-x)/a = inv log (- 0,3231) = 0,4752

Jika a = kons awal zat= 100 %  maka


(a-x) /100 = 0,4752  (a-x) = 47,52 %
H2O2 yang terurai = x = (100%) – (47,52%) = 52,48 %
30
2. Setelah meluruh selama 114 tahun, nuklida 243Cm bersisa 6,25 % dari

jumlah semula. Tentukan waktu paruh dan konstanta laju reaksi.

t = 114 tahun
Sisa = kons akhir = (a-x) = 6,25 %
Kons awal =100 %
Yg bereaksi = 100 – 6,25 % = 93,75 %
Orde 1 : Log (a-x) = - kt/2,303 + log a
Log 6,25 = - k(114) /2,303 + log 100
k = 0,0243 /tahun
t1/2 = 0,693 /k = 0,693/0,0243 = 28,5185 th
= 29 tahun
31
KIMIA INTI

32
Pendahuluan

• Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan
pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang
terjadi pada proses peluruhan radio nuklida dan transmutasi inti
• Radiokimia: mempelajari zat radioaktif dan penggunaannya
dengan teknik2 kimia.
• Kimia radiasi: bidang kimia yang mempelajari efek radiasi
radioaktif terhadap materi.
Nuklida
• Nuklida  spesies nuklir

• Contoh: 6C12, 7N14, 6O18

• Rumus umum: XA dengan,


Z Z X AN

• Z= nomor atom -- N = A-Z

• A=nomor massa

• Berdasarkan kesamaan dalam nilai A, Z, dan N, nuklida-nuklida digolongkan menjadi 4


tipe.
Penggolongan Nuklida
• Isotop kelompok nuklida dengan Z sama
• Contoh: 82Pb204, 82Pb206, 82Pb207,82Pb208
• Isobar  kelompok nuklida dengan A sama
• Contoh: 6C14, 7N14, 8O14
• Isoton  kelompok nuklida dengan N sama
• Contoh: 1H3, 2He4
• Isomer inti  nuklida dengan A dan Z sama tetapi berbeda dalam tingkat
energinya
• Contoh: Co60m, Co60
5 Kelompok nuklida berdasar kestabilan dan proses pembentukannya di
alam
• Nuklida stabil  secara alamiah tidak mengalami perubahan A maupun Z, misal: 1H1,
C 12, N14
6 7

• Radionuklida alam primer radionuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat
radioaktif. Disebut primer karena waktu paruh panjang sehingga masih bisa ditemukan
sampai sekarang. Contoh: 92U238 dengan waktu paruh=4,5x109 th
• Radionuklida alam sekunder radiaktif dan dapat ditemukan dialam. Waktu paruh
pendek, tidak dapat ditemukan di alam, tetapi dapat dibentuk secara kontinu oleh
radionuklida alam primer, misal 90Th234 dengan waktu paruh 24 hari.
• Radionuklida alam terinduksi  Misal 6C14 yang dibentuk karena interaksi sinar kosmik
dan nuklida 7N14 di atmosfir.
• Radionuklida buatan  merupakan radionuklida yang terbentuk tidak secara alamiah,
tetapi hasil sintesis.
Jenis radiasi yang dipancarkan

Partikel Massa Muatan Simbol Jenis


dasar relatif
Alfa 4 +2 , 2He4 Partikel
Negatron 0 -1 -, -1e0 Partikel
(beta)
Positron 0 +1 +, +1e0 Partikel
Gamma 0 0  Gelombang
elektromag
net
Proton 1 +1 1, 1
1p 1H Partikel
Netron 1 0 1
0n Partikel
Persamaan Inti

• Gejala reaksi di inti atom yang meliputi radioaktivitas dan transmutasi inti
dapat dituliskan dengan persamaan inti.

• Ciri persamaan inti :


1. Unsur atau isotop dari unsur yang sama diubah dari unsur yang satu ke lainnya.

2. Proton, neutron, elektron, dan partikel dasar alin dapat terlibat dalam reaksi.

3. Laju reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan katalis.

4. Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang sangat besar.

38
Reaksi IntiSpontan dan Buatan
• Unsur paling berat yang terjadi secara alamiah adalah uranium.

• Isotop uranium 92U238 secara spontan akan memancarkan partikel alfa menjadi 90Th234.

• Peluruhan 90Th234 dengan memancarkan sinr beta akan menghasilkan 91Pa234.

• Unsur-unsur dengan Z > 92 yang dikenal dengan unsur buatan dihasilkan dari
penembakan inti dengan proton, partikel alfa atau ion-ion positif unsur periode kedua.
Peluruhan alfa
• Partikel alfa terdiri atas 2 proton dan dua netron (partikel relatif besar).

• Agar suatu nuklida mampu melepaskan partikel alfa, inti harus relatif besar.

• Contoh:

Po210  Pb206 + He4.


84 82 2
Peluruhan beta
• 3 jenis peluruhan beta:
• Pemancaran negatron (beta negatif)

• Pemancaran positron (beta positif)

• Penangkapan elektron (electron capture, EC).

• Contoh:

19K
40  20Ca40 + -10;

Pemancaran negatron terjadi jika n/p > isobar yang lebih stabil, maka dalam inti terjadi perubahan 1 n
menjadi 1 p : 0n1  1H1 + -10 +

21Se
44  20Co44 + +10.

22Ti
44 + -1e0  21Se44.
PeluruhanGamma (transisi isomerik)

• Transisi diantara isomer inti.

• Seringkali suatu inti berada pada tingkat kuantum diatas tingkat dasarnya (metastabil).

• Waktu paruh transisi isomerik kebanyakan dalam orde <10-6 detik.

• Contoh:

27Co
60m  27Co60 + 
Pembelahan spontan
• Peluruhan dengan pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida sangat besar.

• Nuklida yang sangat besar membelah diri menjadi 2 nuklida yang massanya hampir sama
disertai pelepasan beberapa netron.

• Contoh:

98Cr
254  42Mp108 + 56Ba142 + 4 0n1
Pemancaran netron
• Prose peluruhan ini terjadi pada nuklida yang memiliki kelebihan netron relatif terhadap inti yang stabil.

• Contoh:

36Kr
87  36Kr86 + 0n1
Pemancaran netron terlambat
• Proses peluruhan terjadi dengan didahului oleh pemancaran negatron kemudian
dilanjutkan dengan pemancaran netron.

• Contoh:

35Br
87  36Kr87 + -10  36Kr86 + 0n1
87
35Br disebut pemancar netron terlambat
Reaksi Fisi
• Reaksi Fisi : reaksi pembelahan inti menghasilkan netron

• Setiap reaksi pembelahan inti selalu dihasilkan energi sekitar 200 Mev.

• Netron yang dihasilkan dapat digunakan untuk menembak inti lain sehingga terjadi
pembelahan inti secara berantai.

• Energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram 235U ekivalen dengan energi yang
dihasilkan pada pembakaran 500ton batubara.
Reaksi Fusi
• Reaksi penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi satu inti yang lebih berat.

• Reaksi fusi menghasilkan energi yang sangat besar.

• Reaksi ini memiliki energi pengaktifan, terutama untuk mengatasi gaya tolak menolak
kedua inti yang akan bergabung.

• Reaksi hanya mungkin terjadi pada suhu sangat tinggi, sekitar 100 juta derajat.

• Pada suhu tersebut tidak terdapat atom melainkan plasma dari inti dan elektron.
Reaksi Fusi
• Energi yang dihasilkan pada reaksi fusi sangat besar.

• Energi yang dihasilkan cukup untuk menyebabkan terjadinya reaksi fusi berantai yang
dapat menimbulkan ledakan termonuklir.

• Energi fusi dari 1 kg hidrogen setara dengan energi pembakaran 20ribu ton batubara.

• Keuntungan reaksi fusi dibandingkan reaksi fisi:


• Energi yang dihasilkan lebih tinggi

• Relatif lebih “bersih”, karena hasil reaksi fusi adalah nuklida-nuklida stabil.
Aplikasi Reaksi Inti dan Keradioaktifan

• Reaksi inti (fusi dan fisi) sebagai penghasil energi listrik.

• Penentuan umur (dating) batuan atau fosil.

• Dalam bidang kimia:


• Analisis pengenceran isotop

• Analisis pengaktifan netron  sebagai perunut dalam menentukan mekanisme reaksi kimia.

• Dalam bidang kedokteran, radioisotop digunakan sebagai perunut dalam terapi kanker.

• Dalam bidang pertanian, radioisotop digunakan sebagai perunut dan juga untuk memperoleh bibit unggul
(pemuliaan tanaman).
Anggi Gumilar

081224262021
agigum@gmail.com

51

Anda mungkin juga menyukai