Anda di halaman 1dari 68

1

PENDAHULUAN

 Kinetika kimia atau kinetika reaksi adalah


• Studi tentang kecepatan / laju reaksi,
• Secara kuantitatif : perubahan konsentrasi
(reaktan atau produk) sebagai fungsi dari waktu
• Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya
• Meramalkan mekanisme reaksi dari reaksi kimia

2
 Dalam mempelajari laju rx kimia :
• Apakah rx berlangsung dengan cepat atau lambat
• Bagaimana hubungan laju rx dengan konsentrasi
reaktan
• Bagaimana ketergantungan laju rx pada suhu
• Dalam berapa tahapkah rx berlangsung
• Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju tiap
tahap tersebut
• Apa yang terjadi dengan energi yang dilepaskan
ketika rx berlangsung

3
 Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia,
karena adanya gerakan molekul, elemen atau
ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi
sebagai fungsi waktu.
 Reaksi dapat berlangsung dengan
laju yang bervariasi :
• ada yang serta merta,
• perlu cukup waktu (pembakaran)
• waktu yang sangat lama seperti penuaan,
pembentukan batubara dan beberapa reaksi
peluruhan radioaktif

4
 Perubahan kimia secara sederhana
ditulis dalam persamaan reaksi dengan
koefisien seimbang

2N2O5(g) 2N2O4(g) + O2(g)


 Namun persamaan reaksi tidak dapat
menjawab tiga isu penting
• Seberapa cepat reaksi berlangsung
• Bagaimana konsentrasi reaktan dan produk saat
reaksi selesai
• Apakah reaksi berjalan dengan sendirinya dan
melepaskan energi, ataukah ia memerlukan
energi untuk bereaksi?

5
 Kinetika kimia menjelaskan hubungan antara perubahan
konsentrasi reaktan (atau produk) sebagai fungsi waktu.

 Misal, untuk reaksi : 2A + B  3C + 4 D


berlaku persamaan laju reaksi :

 Tanda negatif menunjukkan pengurangan kuantitas


(produk), sedangkan tanda positif menunjukkan
peningkatan kuantitas (reaktan).

6
 Perubahan kuantitas reaktan atau produk dapat
berupa :
• massa,
• volume,
• konsentrasi,
• Tekanan.

 Biasanya dinyatakan dalam molaritas per detik ,


M/det atau mol l -1det -1.
 Data (konsentrasi/tekanan) untuk interpretasi kinetik
harus dimonitor saat reaksi berlangsung

 Laju reaksi menggambarkan seberapa cepat reaktan


terpakai atau produk terbentuk
7
HUKUM LAJU REAKSI

 Hukum laju adalah persamaan matematis


yang menggambarkan laju reaksi sebagai
fungsi dari waktu
• Laju reaksi seringkali diperoleh berbanding
lansung dengan konsentrasi reaktant dengan
bilangan pangkat yang sederhana
• Bilangan pangkat ini disebut orde reaksi.

8
Laju reaksi dapat ditinjau dari pengurangan konsentrasi
reaktan atau pertambahan konsentrasi produk
Reaksi : Reaktan  Produk

Laju konsumsi reaktan Laju Pembentukan produk:


-d[R]/dt d[P]/dt
9
 Wilhelmy (1850) : laju reaksi pada setiap
waktu sebanding dengan konsentrasi reaktan
yang tersisa pada waktu itu (c)
 Wilhelmy melakukan pengukuran laju inversi
sukrosa, secara matematika dapat ditulis sbb :

- dc / dt = k1 c

dimana dc/dt = pers.diferensial kecepatan


k1 = konstanta laju reaksi

10
Persamaan Laju dalam
Konsentrasi Reaktan dan Produk
 Misal untuk reaksi dibawah :
C2H4(g) + O3(g)  C2H4O(g) + O2(g)
 Konsentrasi O3 pada beberapa waktu dalam
reaksinya dengan C2H4 pada suhu 303 K
Waktu (s) Konsentrasi O3 (mol/L)
0,0 3,20 x 10-5
10,0 2,42 x 10-5
20,0 1,95 x 10-5
30,0 1,63 x 10-5
40,0 1,40 x 10-5
50,0 1,23 x 10-5
60,0 1,10 x 10-5
11
 Persamaan laju reaksinya adalah
 C 2 H 4   O3   C 2 H 4 O   O2 
Laju     
t t t t
 Plot Konsentrasi vs Waktu

12
Untuk reaksi hidrogen dan iodine membentuk HI
H 2(g)  I 2 ( g )  2 HI ( g )
 H 2   I 2  1  HI 
Laju    
t t 2 t
atau

 HI   H 2   I 2 
Laju   2  2
t t t

13
Konstanta Laju Reaksi (k)
 Dalam kinetika kimia, konstanta laju reaksi ,k ,
menunjukkan kecepatan dari suatu reaksi kimia
 Untuk reaksi : k A + m B → C + D, kecepatan reaksi
dapat dinyatakan dalam bentuk :

- k(T) : konstanta kecepatan reaksi yang tergantung


pada temperatur
- k' dan m' disebut orde reaksi dan tergantung pada
mekanisme reaksi .
14
 KONSTANTA LAJU REAKSI ( k ) atau laju
reaksi spesifik : nilai laju reaksi pada
konsentrasi reaktan sama dengan satu satuan
konsentrasi
 Satuan “ k “ tergantung pada orde total reaksi
dan nilainya tergantung dari komponen yang
ditinjau
 Konstanta proporsionalitas k karakteristik untuk
reaksi pada suhu tertentu serta tidak berubah
saat reaksi terjadi E a

k  Ae RT

15
Pengaruh Temperatur terhadap laju Reaksi
 Secara umum, banyak reaksi yang berlangsung
sekitar temperatur kamar, yang setiap kenaikan
temperatur sebesar 10oC akan menyebabkan
laju reaksi meningkat dua atau tiga kali lipat.
 Temperatur mempengaruhi laju reaksi karena
pengaruhnya pada tetapan laju reaksi.
 Hubungan antara temperatur dan tetapan laju
reaksi dipelajari oleh Svante Arrhenius (1889),
kimiawan Swedia, melalui persamaan Arrhenius:

16
 Pers.emperis Arrhenius tentang ketergantungan
konstanta laju reaksi terhadap temperatur

 Ea Ea
atau ln k  ln A 
k  Ae RT
RT
Dengan
• k= tetapan laju reaksi,
• Ea = energi pengaktifan reaksi,
• A = tetapan Arrhenius,
• T = temperatur dalam K, dan
• R = tetapan gas ideal.
17
 Energi pengaktifan adalah energi minimum agar
molekul-molekul dapat bereaksi.
 Semakin tinggi temperatur, nilai eksponen negatif
semakin kecil, sehingga nilai k semakin besar, yang
berarti bahwa laju semakin cepat :

T naik →k naik →laju reaksi naik.

 Hubungan Arrhenius dapat dibuat grafik linier


antara lnk dengan 1/T (K-1).

18
19
Profil Energi Reaksi dan Ea : H2O2

Reaksi 2 molekul H2O2


Ea1 membentuk H2O dan gas
Ea2 oksigen
Energy yang dibutuhkan
ΔH untuk mencapai keadaan
transisi sama dengan
energy activasi reaksi
Ea1 = Ea reaksi kekanan
Ea2 = Ea reaksi kekiri

20
Contoh Soal
1. Hitung energi aktivasi untuk penguraian asam
dikarboksilat jika diketahui k1 = 2,46. 10-5 pada
273oK, k2 = 163. 10-5 pada 303oK
Jawab :

2,303(T1T2 ) R k2
Ea  log
T2  T1 k1
2,303(273 x303)1,987 163.10 5
Ea  log
303  273 2,46.10 5
Ea  23.200kal.
21
04/06/21 22
23
24
Teori Laju Reaksi
Teori Tumbukan
 Berdasarkan teori kinetik-molekuler, reaktan harus
bertumbukan agar dapat bereaksi
 Mereka harus bertumbukan dengan energi yang
cukup dan orientasi yang tepat,sehingga dapat
memutuskan ikatan lama untuk membentuk ikatan
baru
 Bila temperatur naik, maka energi kinetik rata-
ratanya bertambah, laju reaksi juga bertambah
 Bila konsentrasi dinaikkan, maka jumlah tumbukan
akan bertambah sehingga laju reaksi pun meningkat

25
Teori Laju Reaksi
Teori Tumbukan

tumbukan
oksigen Tumbukan

etuna

karbon dioxida

air

26
Teori Laju Reaksi

Transition state
 Ketika reaktan bertumbukan mereka akan
membentuk kompleks teraktifkan
 Kompleks teraktifkan tersebut berada pada
keadaan transisi dengan waktu hidup sangat
singkat (10-15 s) setiap periode waktu.
 Komplek teraktivasi selanjutnya akan membentuk
produk atau reaktan
 Ketika produk terbentuk, sangatlah sulit untuk
kembali ke keadaan tansisi, untuk reaksi yang
eksotermal

27
 Dari teori tumbukan sederhana, laju reaksi
didasarkan pada :
• Jumlah tumbukan persatuan volume
persatuan waktu
• Molekul-molekul yang ambil bagian dalam
reaksi / yang bertumbukan, harus
mempunyai energi aktivasi yang cukup
sebelum molekul tsb berubah jadi produk
 Dari percobaan, ternyata jumlah tumbukan
yang terjadi <<< dari teori, artinya tidak
setiap tumbukan molekul menghasilkan
molekul baru

28
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kecepatan Reaksi
1. Sifat alami reaktan
• Bensin cair terbakar perlahan, tetapi bensin gas
terbakar eksplosif
• Dua larutan yang tidak bercampur ( immiscible)
bereaksi lambat pada interface, tetapi ketika
dikocok reaksi bertambah cepat
• Fosfor putih terbakar spontan dalam udara, tetapi,
fosfor merah stabil di udara
• Reaksi yang melibatkan pemutusan atau
pembentukan ikatan
29
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Reaksi

2. Konsentrasi reaktan
Misal untuk reaksi :
2HCl(aq) + Mg(s)  MgCl2(aq) + H2(g)

Meningkatkan konsentrasi HCl berarti


meningkatkan laju reaksi yang dapat
diamati dengan pelepasan gas hidrogen

30
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Reaksi

3. Katalis
 Catalysis merupakan proses dimana laju reaksi
(reaction rate) bertambah tanpa menaikkan
temperatur .
 Zat yang menyebabkan pertambahan laju
disebut catalyst.
 Keberadaan katalis dapat meningkatkan
kecepatan reaksi, yakni terjadi penurunan
energi aktivasi dari reaksi.
31
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Reaksi

 Dikenal dua type katalis


= Katalis homogen
= Katalis heterogen

4. Tekanan
Kecepatan reaksi gas-gas biasanya
meningkat dengan bertambahnya tekanan.
Penambahan tekanan ekuivalen dengan
meningkatkan konsentrasi dari gas

32
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Reaksi

5. Temperatur
Melakukan reaksi pada temperatur yang lebih
tinggi artinya memberikan energi lebih pada
sistem. Pengaruh temperatur digambarkan
dalam pers. Arrhenius. Kecepatan reaksi
bisa menjadi dua kali lipat setiap penambahan
temperatur sebesar 10oC
6. Cahaya
Cahaya salah satu bentuk energi. Misal pada
reaksi methane dengan chlorine. Ditempat
gelap, kecepatan reaksi sangat rendah.
33
ORDE REAKSI
Orde reaksi : bilangan yang menyatakan derajat
ketergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan
xA + yB + zC ….. produk

Bentuk persamaan laju reaksi yang umum :

Laju ( v ) = k [A]x [B]y [C]z……. dst


orde reaksi terhadap A adalah = x
orde reaksi terhadap B adalah = y
orde reaksi terhadap C adalah = z

Maka orde reaksi total adalah x + y + z….dst


34
• Orde reaksi hanya dapat ditentukan dari
eksperiment (tak dapat diturunkan secara
teori) sehingga tak harus bilangan bulat
• Orde reaksi tak harus sama dengan
koeffisien stoikiometri dari reaksi
• Orde reaksi keseluruhan merupakan
jumlah semua pangkat yang terdapat
dalam pers.laju reaksi

35
Terminologi Orde Reaksi
 Untuk reaksi berikut :
NO(g) + O3(g)  NO2(g) + O2(g)
 Persamaan laju reaksi hasil eksperimen :
Laju = k[NO][O3]
 Reaksi dikatakan orde satu terhadap NO dan orde
satu terhadap O3 dan secara overall reaksi berorde
dua
 Untuk menentukan orde reaksi kita harus melakukan
serangkaian eksperimen masing-masing dimulai
dengan satu set konsentrasi reaktan yang berbeda-
beda dan dari masing-masing akan diperoleh laju
awal
36
Persamaan laju reaksi dan k
untuk reaksi dengan orde yang umum

Orde Persamaan Satuan k Satuan k


Reaksi laju reaksi (cgs) (SI)
0 - dc/ dt = ko mol ltr-1det-1 mol m-3det-1

1 - dc/ dt = k1c det-1 det-1

2 - dc/ dt = k2 c2 ltr mol-1det-1 m3 mol-1det-1

3 - dc/ dt = k3 c3 ltr2 mol-2 det-1 m6 mol-2 det-1

pecahan - dc/ dt = kc0,6 (mol ltr -1)0,4 det-1 (mol m-3)0,4 det-1

37
Kurva laju reaksi vs konsentrasi untuk
beberapa Orde Reaksi yang paling umum

Rumus umum
laju reaksi

38
 MOLEKULARITAS : jumlah molekul yang terlibat
dalam tiap tahap reaksi
 Untuk reaksi –reaksi berikut :
a) A produk rate = k1cA
b) 2A produk rate = k2cA2
c) A+B produk rate = k2cAcB
d) A+2B produk rate = k3cAcB2
e) 2A+B produk rate = k3cA2cB

Reaksi a) unimolekuler, reaksi b) dan c) bimolekuler,


reaksi d) dan e) tertmolekuler
 Molekularitas dan orde reaksi tidak selalu sama
 Molekularitas selalu bilangan bulat

39
ORDE REAKSI
 Untuk reaksi yang umum :
aA + bB cC + dD
Maka pers. laju reaksinya ( v ) :

dimana : [A] dan [B] konsentrasi reaktan,


[C] dan [D] konsentrasi produk.
Atau pers. laju reaksi :
v = k[A]m[B]n
Bentuk differensialnya : [ -dc/dt]

40
ORDE REAKSI NOL
 Untuk reaksi dengan orde nol, laju reaksinya tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan
 Reaksi dimulai dengan jumlah reaktan yang sangat
besar, sehingga pengurangan jumlahnya dapat
diabaikan
Laju reaksi = -dc / dt = ko
ko = konst. laju reaksi orde nol
 Hasil integrasi pers.differensial ini pada t =0, maka [c]=
[c0] c t

 dc    k 0 dt c  c0   k0t
co t0 atau
c0  c
c  c0  k 0t sehingga : k 0 
t 41
 Reaksi orde nol biasanya berupa reaksi heterogen
yang berlangsung pada permukaan logam atau
reaksi fotokimia yang terkatalis
 Kurva reaksi orde nol berupa kurva konsentrasi
sebagai fungsi waktu dan kurva laju reaksi
sebagai fungsi konsentrasi reaksi

42
ORDE REAKSI SATU
 Untuk reaksi orde satu unimolekuler, misal :
A ====> Produk
 Persamaan laju reaksi untuk orde satu :
- dc/ dt = k1c atau - d[A]/dt = k1 [A]
 Integrasi pada batas t =0 dan t =t akan didapat :
c t t
dc
c c  t 0k1dt c0 = konsentrasi reaktan, pada
t=0
0

ln c – ln c0= - k1t lnc = lnc0 - k1t atau


c0
c  co e  k1t
atau
k  ln
1
1
t c
43
 Reaksi berorde satu misalnya peluruhan
radioaktif.
 Besaran yang penting dalam reaksi ini adalah
waktu paruh (t ½) dari suatu reaksi yaitu ;
waktu yang dibutuhkan untuk meluruhkan ½
dari kuantitas awal suatu reaktan
 k1t
 Dari pers. c  co e , dengan mengganti c
jadi c0/2 , maka didapat :

c0
ln
c0
2
 k1t 1
2
atau
t 1
2
2
 ln k
1
44
Beberapa aplikasi dari reaksi orde satu
 Menggambarkan berapa banyak obat yang dilepas
pada peredaran darah atau yang digunakan tubuh
 Sangat berguna di bidang geokimia

 Peluruhan radioakif

Hubungan waktu paruh dengan konstanta laju


reaksi :
0,693
t 1
2 
k

• Waktu paruh dapat digunakan untuk menghitung


konstanta laju reaksi orde pertama
45
 Kurva reaksi orde satu berdasarkan persamaan :

 k1t
c  co e

46
 Bentuk lain kurva orde pertama berdasarkan
pers. penambahan konsentrasi produk
ln co = k1t
co-x

47
REAKSI ORDE DUA
Ada dua jenis reaksi orde dua :
a) Reaksi yang hanya melibatkan satu jenis reaktan
2A ===== produk
b) Reaksi yang melibatkan dua macam reaktan
A + B ===== produk
a. Reaksi yang melibatkan satu jenis reaktan
2A ===== produk
Jika konsentrasi awal reaktan A = co dan konsentrasi A setelah t =
c , maka - dc/dt = k2c2 , hasil integrasinya :
c c
dc
t
1 1
   k dt   k 2t
c o
c 2
o
2
c co
48
 Apabila laju reaksi didasarkan pada kecepatan
pembentukan produk, maka :
dx hasil integrasinya :
 k 2  co  x 
2

dt

1  1  x  k 2t
 co  x co  co  x

Kurva orde dua berdasarkan pengurangan konsentrasi reaktan

49
Kurva orde dua berdasarkan pertambahan
konsentrasi produk

50
b. Reaksi yang melibatkan dua jenis reaktan
A + B ===== produk
Jenis reaksi ini lebih banyak ditemukan
dibanding jenis reaksi pertama. Ada dua jenis
reaktan yang terlibat, sehingga pers. laju
reaksinya jika ditinjau sebagai pengurangan
konsentrasi reaktan adalah sbg :
-d[A]/dt = -d[B]/dt = k2 [A] [B] atau

A. Bo
1
Ao  Bo
ln B. A  k 2t Ao, Bo = konsentrasi awal
o A, B = konsentrasi setelah t saat

51
 Jika konsentrasi awal A = a mol/l, B = bmol/l dan
x mol/l sebagai perubahan konsentrasi A & B
setelah t saat, maka :

dx/dt = k2 (a-x) (b-x)

integrasinya pada t =0 dan x = o adalah :

 dx
a x   b x 
 k 2 t

1 b a  x 
ln a b  x 
 k 2t
a b
52
 Jika konsentrasi awal A = a mol/l, B = bmol/l dan
x mol/l sebagai perubahan konsentrasi A & B
setelah t saat, maka :

dx/dt = k2 (a-x) (b-x)

integrasinya pada t =0 dan x = o adalah :

 dx
a x   b x 
 k 2 t

1 b a  x 
ln a b  x 
 k 2t
a b
53
a) Reaksi tertmolekuler
A + B + C ===== produk
pada t=o a b c nol
pada t=t (a-x) (b-x) (c-x) x
Biasanya, dua reaktan konsentrasinya sama, misal
a=b, sehingga :
pada t=t (a-x) (a-x) (c-x), maka pers.laju reaksi :
dx/dt = k3 (a-x)2 (c-x)
Hasil integrasinya adalah :

k3  1  x ca 
 ln
c a  x  
t c  a 
2  a a x  a c  x  
54
b) Reaksi berorde tiga dengan dua jenis reaktan
2A + B ===== produk
Jika t=0 a b nol
t=t (a-2x) (b-x) x
maka laju reaksi :
dx/dt = k3 (a-2x)2 (b-x)
Hasil integrasinya adalah :

k3  1  2 x 2b  a   ln b a  2 x  
t 2b  a 
2  a a  2 x  a b  x  
55
c) Reaksi orde tiga yang sederhana
3A ====== produk
Pada t=0 a nol
Pada t=t (a-x) x
Maka pers.laju reaksi adalah :
dx/dt = k3 (a-x)3

Contoh reaksi orde tiga :


- reaksi NO dengan gas O2, Cl2, Br2, H2 dll
- Oksidasi FeSO4 dalam air, I2 dengan Fe+3
- Benzoil klorida dan alkohol dalam eter
56
REAKSI ORDE SEMU (PSEUDO)
 Banyak reaksi bimolekuler atau
tertmolekuler, tapi mempunyai orde reaksi
satu.
 Reaksi ini disebut PSEUDO MOLEKULER
 Misal : COS + H2O ====== CO2 + H2S
 Reaksi ini ber orde satu terhadap COS dan
berorde nol terhadap H2O. Hal ini terjadi
karena jumlah air yang sangat banyak,
sehingga tak berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi

57
COS + H2O ===== CO2 + H2S
Pada t=0 a b
Pada t=t (a-x) (b-x) , dimana (b-x) ~ b
Persamaan laju reaksi adalah :
dx/dt = k2 (a-x) b
Reaksi pseudomolekuler terjadi bila konsentrasi
salah satu reaktan atau lebih, tetap selama reaksi
(misal sebagai pelarut)
Contoh lain adalah reaksi esterifikasi anhidrida
asam dengan alkohol, hidrolisis ester dengan
katalis asam
58
Penentuan orde reaksi
 Metoda integrasi
• Mencocokkan data hasil perc dengan pers laju
raksi
• Masalah utama : ada reaksi samping
 Metoda laju reaksi awal
• Reaksi samping dan reaksi kebalikan dapat
ditiadakan
 Metoda waktu paruh
• Reaksi samping juga mempengaruhi ketepatan
metoda ini

59
Beberapa contoh orde reaksi
 Reaksi NO(g) + O3(g) → NO2(g) + O2(g) hukum
laju secara percobaan diperoleh : v = k[NO][O3].
Dalam hal ini reaksi berorde pertama terhadap
konsentrasi NO maupun O3. Orde total =2

 Reaksi : 2NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g),


memiliki hukum laju: v = k[NO]2[H2], yaitu
berorde dua terhadap konsentrasi NO dan
berorde pertama terhadap H2. Orde reaksi total =
2 + 1 = 3.
60
 Reaksi : (CH3)3CBr(l) + H2O(l) →(CH3)3COH(l) +
H+ (aq) + Br - (aq), memiliki hukum laju reaksi :
v = k [(CH3)3CBr], yang artinya berorde pertama
terhadap konsentrasi (CH3)3CBr dan berorde nol
terhadap [H2O] sehingga orde reaksi total adalah
orde pertama.

 Reaksi: CHCl3 (g) + Cl2(g) → CCl4(g) + HCl(g)


memiliki orde reaksi pecahan dengan hukum laju
reaksi : v = k[CHCl3] [Cl2]1/2, sehingga orde
reaksi total = 3/2.

61
Contoh soal 1.
 Suatu reaksi 50% sempurna dalam 10 menit. Reaksi
dibiarkan berlangsung 5 menit lagi. Berapa banyak reaksi
tersebut akan sempurna pada akhir 15 menit ini, jika reaksi
mengikuti orde nol?
 Jawab
Misalkan co = 1x103 mol/dm3. Separuh dari co berubah
dalam 10 menit, maka ko adalah :

ko 
co  c  1.103   12.103  mol / dm3 50mol / dm3menit
t 10 menit

5 menit berikutnya adalah setelah 15 menit reaksi terjadi,


maka konsentrasi reaktan sisa :
c = co – ko t = 1.103 mol/dm3 - (50 mol/dm3mnt . 15 mnt )
= 250 mol/dm3
62
Contoh soal 2.
 Suatu reaksi 25% sempurna dalam 25 menit. Jika reaksi
mengikuti orde satu, berapakah konsentrasi pada akhir 50
menit setelah itu, jika konsentrasi mula-mula 2x104 mol/dm3
 Jawab
co = 2x104 mol/dm3. Pada t = 25 menit , maka :
c = 2x104 – (2x104 x 25/100) = 1,5 x 104 mol/dm3
1 co 2,303 2.10 4 mol / dm3 2
k1  ln c  25mnt log 4 3  1,152.10 / mnt
t 1, 5.10 mol / dm

Maka konsentrasi reaktan setelah 75 menit :


k t 4  1,152 x10  2 x75 3
cc e 1  2.10 e  0,846mol / dm
o
63
Contoh soal 3.

Pada suhu tinggi, HI bereaksi menurut pers.berikut :


2 HI (g) ===== H2 (g) + I2 (g)
Pada suhu 443oC, laju reaksi meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi HI sbb:
[HI] (mol/l) : 0,0050 0,010 0,020
Laju rx (mol/Ldt) : 7,5. 10-4 3,0. 10-3 1,2 . 10-2
a. Tentukan orde reaksi dan tulis pers.laju reaksi
b. Hitung k dan nyatakan satuannya
c. Hitung laju reaksi untuk HI dengan konsentrasi 0,002 M

64
Jawab :
a. Hukum laju reaksi pada dua konsentrasi [Hi]1 dan [HI]2
yang berbeda adalah :
laju 1 = k { [HI]1 }n
laju 2 = k { [HI]2 }n
maka : n
Laju 2 

 HI  2 

Laju 1
  HI  1 
3, 0.10  3
7 , 5.10  4  
0 , 01 n
0 , 005
42 n
n2

Maka hukum laju reaksi = k [HI]2


65
b. Tetapan laju reaksi “ k “ dapat dihitung dengan
memasukkan nilai pada set data yang mana saja
dengan menggunakan pers.laju reaksi yang sudah
ditetapkan.
Misal diambil set data pertama, maka :
laju reaksi = k [HI]2
7,5. 10-4 mol/L det = k [0,005 mol/L]2
sehingga : k = 30 L/mol det.

c. Laju reaksi untuk [HI] = 0,002 M


laju reaksi = k [HI]2 = (30 L/mol det.) (0,002mol/L)2
Laju reaksi = 1.2 x 10 -4 mol/Ldet

66
Contoh soal 4.
Penguraian termal aceton pada suhu 600oC merupakan
reaksi orde satu dengan waktu paruh 80 detik.
a. Hitunglah harga ‘k’
b. Berapa waktu yang dibutuhkan agar 25% aceton terurai
Jawab :
a. Untuk orde satu :
====> waktu paruh t ½ = ln 2/k = 0,6931/k
k = 0,6931/ t ½ = 0,6931/ 80 det = 8,7 x 10-3 /det
b. Jika yang terurai 25%, maka aceton yang tersisa = 75%
k t = 2,303 log [A]o/ [A]t
(8,7 x 10-3 /det) x t = 2,303 log 1,0 / 0,75
maka t = 23 detik
67
Arigato Gozaimas!!!

68

Anda mungkin juga menyukai