Disusun Oleh :
Kelompok III (Tiga)
Tidak jauh berbeda dengan pembuatan teh, dalam proses pembuatan sayur juga
harus memiliki teknik khusus agar terasa pas di lidah. Tak jarang proses tersebut
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu untuk membuktikannya kami
melakukan percobaan yan berkaitan dengan kinetika reaksi dengan maksud agar kita
dapat, mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi pada suatu reaksi.
- Kecepatan dan orde reaksi
Kinetika Kimia (Chemical Kinetics) adalah salah satu cabang ilmu kimia yang
mengkaji mengenai seberapa cepat suatu reaksi kimia berlangsung. Dari berbagai
jenis reaksi kimia yang telah dipelajari para ilmuwan, ada yang berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat (reaksi berlangsung cepat), seperti reaksi pembakaran gas
metana. Di sisi lain, ada pula reaksi yang berlangsung dalam waktu yang lama (reaksi
berlangsung lambat), seperti reaksi perkaratan (korosi) besi. Cepat lambatnya suatu
reaksi kimia dapat dinyatakan dalam besaran laju reaksi.
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per
satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita
ketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti,
selama reaksi kimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan
pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi
pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.
Kecepatan reaksi dinotasikan sebagai v (velocity) atau r (rate) yang didefinisikan
sebagai turunan pertama dari konsentrasi terhadap waktu (dC/dt). Karena pada reaksi
tidak ada jarak yang ditempuh maka kecepatan reaksi umum dinotasika sebagai “r”
dan untuk secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana
berikut : A→B
laju reaksi = – ∆ [A] / ∆ t atau
laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t
Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan
Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk
Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia dengan
koefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi
masing-masing spesi. Sebagai contoh, dalam reaksi 2 A → B, terlihat bahwa dua mol
A dikonsumsi untuk menghasilkan satu mol B. Hal ini menandakan bahwa laju
konsumsi spesi A adalah dua kali laju pembentukan spesi B. Dengan demikian, laju
reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
laju reaksi = – 1 ∆ [A] / 2.∆ t atau
laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t
Secara umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini :
aA +bB → cC+ dD
laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :
laju reaksi (r) = – 1 ∆ [A] / a.∆ t = – 1 ∆ [B] / b.∆ t = + 1 ∆ [C] / c.∆ t
= + 1 ∆ [D] / d.∆ t
Persamaa diferensial untuk laju reaksi umum sebagai berikut :
−dC
=k Cn
dt
Dimana : -dC/dt = laju reaksi (r)
k = konstanta kecepatan laju reaksi
n = orde/tingkat reaksi
penyelesaian umum untuk reaksi orde nol, satu, dan dua yang banyak
dijumpai adalah
1. Orde satu : C=C 0 e−k 1 t
1 1
2. Orde dua : =k 2 t +
C C0
3. Orde nol : C=k 0+C 0
Selama reaksi kimia berlangsung, konsentrasi reaktan berkurang seiring
peningkatan waktu reaksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
membedakan reaksi orde nol, orde satu, dan orde dua adalah melalui waktu paruh.
Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan menjadi
setengah dari konsentrasi semula. Persamaan waktu paruh untuk masing-masing orde
reaksi adalah sebagai berikut :
Orde Satu : t1/2 = ln 2 / k = 0,693 / k (waktu paruh tidak bergantung pada
konsentrasi awal reaktan)
Orde Dua : t1/2 = 1 / k.[A]0 (waktu paruh berbanding terbalik dengan konsentarsi
awal reaktan)
Orde Nol : t1/2 = [A]0 / 2k (waktu paruh berbanding lurus dengan konsentrasi
awal reaktan)
Reaksi orde nol umum terjadi secara enzimatis dalam biosintesis dimana
kecepatan reaksi tidak dipengaruhi konsentrasi substrat [S]. Reaksi orde satu adalah
peluruhan radioaktif, sedangkan reaksinorde dua sangat umum dijumpai
dilaboratorium.
Zat-antara adalah spesi yang muncul dalam mekanisme reaksi tetapi tidak ada
dalam persamaan setimbang.
Zat-antara selalu terbentuk dalam tahap elementer awal dan hilang dalam tahap
elementer berikutnya.
Molekularitas suatu reaksi banyaknya molekul yang bereaksi dalam tahap
elementer.
• Reaksi unimolekular – tahap elementer dengan I molekul
• Reaksi bimolekular – tahap elementer dengan 2 molekul
• Reaksi termolekular – tahap elementer dengan 3 molekul
Reaksi unimolekular A produk laju = k [A]
Reaksi bimolekular A + B produk laju = k [A][B]
Reaksi bimolekular A + A produk laju = k [A]2
Untuk proses elementer maka laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan
dipangkatkan dengan koefisien yang secara umum ditulis.
- Kesimpulan
Kinetika Kimia (Chemical Kinetics) adalah salah satu cabang ilmu kimia yang
mengkaji mengenai seberapa cepat suatu reaksi kimia berlangsung. Secara umum,
untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini :
aA +bB → cC+ dD
laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :
laju reaksi (r) = – 1 ∆ [A] / a.∆ t = – 1 ∆ [B] / b.∆ t = + 1 ∆ [C] / c.∆ t
= + 1 ∆ [D] / d.∆ t
Orde Satu : t1/2 = ln 2 / k = 0,693 / k
Orde Dua : t1/2 = 1 / k.[A]0
Orde Nol : t1/2 = [A]0 / 2k
Mekanisme reaksi adalah urutan tahap-tahap elementer yang mengarah pada
pembentukan produk
r =k A a + Bb
Berlangsungnya suatu reaksi dikendalikan berdasarakan dua prasyarat atau
kontrol yaitu Persyaratan Termodinamik untuk Reaksi dan prasyarat kinetika reaksi.