Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan ini terdapat beberapa reaksi kimia. Reaksi-reaksi kimia
ini dapat berlangsung dengan cepat ataupun lambat. Reaksi kimia yang
berlangsung lambat contohnya pembentukkan fosil, proses pelapukan kayu,
pembentukkan minyak bumi dan batu bara. Sementara itu reaksi yang
berlangsung dengan cepat contohnya pembakaran kayu, proses terbakarnya gas
peristiwa-peristiwa yang meledak. Adanya perbedaan tingkat kecepatan reaksi
dari berbagai jenis reaksi. Reaksi merupakan hal yang mendasari konsep laju
reaksi.
Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai konsep laju reaksi yaitu
dengan cara membakar kertas. Pada peristiwa tersebut terjadi reaksi pengurangan
jumlah kertas akibat pembakaran dan menjadi penambahan adu yang merupakan
hasil pembakaran dari pembakaran kertas. Dalam proses industri yang melibatkan
adanya reaksi kimia yang memberi dasar untuk mengetahui agar suatu proses di
industri dapat menghasilkan bahan industri yang sebanyak-banyaknya dalam
waktu yang singkat. Disisi lain terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan
dengan lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk dan
bagaimana memperlambat perkaratan pada besi.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat reaksi menjadi suatu produk.
Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan
semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dapat dinyatakan
sebagai laju perubahan konsentrasi persatuan waktu. Waktu yang digunakan dapat
berupa detik, menit, jam, hari, bulan maupun tahun, tergantung pada lamanya
reaksi berlangsung. Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Diantaranya yaitu konsentrasi, suhu (temperatur), luas permukaan, tekanan dan
katalis.
Oleh karena itu, dalam percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui
suatu reaksi dapat berlangsung dengan cepat dan perlakuan untuk meningkatkan
laju reaksi, serta laju reaksi kimia yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari
seperti terjadinya perkaratan pada besi, pemasakkan buah dengan di prem terlebih
dahulu dan pembusukkan pada buah.

1.2 Tujuan percobaan


- Untuk mengetahui nilai K pada percobaan pengaruh konsentrasi.
- Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi.
- Untuk menentukan persamaan laju reaksi kimia pada pengaruh konsentrasi
dan suhu.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi
kimia secara kuantitatif dan juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi tersebut. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun
produk dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk
konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk fase gas, satuan
tekanan atmosfer, milimeter merkurium atau pascal, dapat digunakan sebagai
pengganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hariatau bahkan
tahun. Tergantung apakah reaksi itu cepat atau lambat (Charles, 1992).
Laju reaksi juga dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi
persatuan waktu. Satuan yang umum adalah mol dm-3. Umumnya laju reaksi
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat dinyatakan :
Laju F ¿C1, C2,...(i)
Laju ¿ K.F (C1, C2,...(i)
Dimana K adalah konstanta laju spesifik atau konstanta kecepatan, C 1, C2 adalah
konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk.
Dalam mempelajari laju reaksi kimia ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
- Apakah reksi berlangsung cepat atau lambat?
- Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan?
- Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada suhu?
- Apakah reaksi berlangsung pada satu tahap atau beberapa tahap?
- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju reaksi pada tiap-tiap tahap?
- Apa yang terjadi dengan energi yang dilepaskan ketika reaksi
berlangsung? (Keenan, 1989).
Orde dan molekularitas adalah dua pengertin yang berbeda yang harus
dibedakan. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan :
−dc
=K ₁. C
dt
Keterangan : K1 = konstata laju reaksi
Bentuk persamaan laju reaksi yang lebih umum adalah :
Laju = k [A]x[B]y[C]s
Bila persamaan laju reaksi seperti diatas, maka dikatakan bahwa :
- Orde reaksi A adalah x
- Orde reaksi B adalah y
- Orde reaksi C adalah s
dan orde reaksi keseluruhan merupakan jumlah semua pangkat yang terdapat
dalam persamaan laju reaksi. Jadi, untuk persamaan tersebut orde reaksi totalnya
adalah x+y+s ... dan seterusnya. Orde suatu reaksi nilainya ditentukan secara
percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori, walaupun stoikiometri
reaksinya telah diketahui. Orde suatu reaksi dapat berupa bilangan bulat maupun
pecahan (Keenan,1989).
Molekularitas suatu reaksi adalah jumlah molekulyang terlibat dalam tiap
tahapan reaksi. Kebanykan reaksi bersifat biomolekuler. Ada beberapa reaksi
yang bersifat unimolekuler. Tetapi reaksi termokuler sangat jarang ditemui. Bila
reaksi secara keseluruhan. Jadi dapat diketahui bahwa molekularitas yang
pertama-tama harus ditentukan adalah apakah reaksi berlangsung dalam satu tahap
atau dalam beberapa tahap.
- Reaksi-reaksi orde nol
Reaksi-reaksi orde nol adalah reaksi yang lajunya dapat ditulis sebagai
−d [ A ]
=K
dt
Dimana “K” adalah konstanta laju orde nol. Persamaan differensial diatas
dapat juga dinyatakan dengan kondisi awal sebagai :
t = 0, [A] = [A]0
= [A]0−¿Kt atau

K=
[ A ] 0−[ A]
t
Yang mana menyatakan bahwa laju reaksi orde nol tidak tergantung pada
konsentrasi reaktan.
- Reaksi-reaksi orde 1
Reaksi–reaksi orde 1 adalah reaksi yang lajunya berbanding langsung
dengan konsentrasi reaktan yaitu :
−d [C] K [C] atau ln[C] = ln [C]n
=¿ −¿Kt
dt
[C] adalah konsentrasi reaktan pada t = 0. Untuk reaksi-reaksi orde I plot ln
[C] atau log [C] terhadap t merupakan suatu garis lurus.
- Reaksi-reaksi orde 2 adalah laju berbanding lurus dengan kuadrat konsentrasi
dari suatu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai
pangkat satu atau dua dari reaktan-reaktan tersebut, yaitu :
2A → produk
−d [ A ]
= K[A]2
dt
Yang pada integrasi memberikan
- Reaksi-reaksi orde 3
Laju reaksi berbanding langsung dengan pangkat tiga konsentrasi dari
suatu reaktan, yakni (Sunardjo, 1997).
2R→ P
−d [ A ]
= K[A]3
dt
Faktor-faktor yaqng mempengaruhi laju reaksi adalah :
- Temperatur
Laju reaksi bertambah dengan naiknya suhu atau temperatur. Biasanya
kenaikan 10°C akan meliputkan dua atau tiga kali laju reaksi antara molekul-
molekul. Kenaikkan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih
cepatnya molekul-molekul bergerak kin kemari pada temperatur yang lebih tinggi
dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tapi ini belum
menjelaskan seluruhnya kecuali, energi pengaktifan pereaksi nol. Dengan naiknya
temperatur, bukan hanya molekul-molekul lebih sering bertabrakan dengan
dampak (berturun) yang lebih keras karena meraka lebih cepat bergerak pada
temperatur yang ditinggikan, persentase tabrakan yang mengakibatkan reaksi
kimia akan lebih besar dan karenanya akan memiliki energi yang cukup bereaksi.
- Sifat-sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda secara nyata dalam lanjutannya mereka mengalami :
perubahan kimia, misalnya molekul, Hidrogen dan Fluor bereaksi secara meledak
bahkan pada temperatur kamar dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida.
H2+ F2 → 2HF (cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat
sehingga tak nampak suatu perubahan kimia
2H2+O2→2H2O (sangat lambat dalam temperatur kamar)
Nikel dan besi berkarat dalam atmosfer dengan laju yang berlainan bahkan
bila temperatur dan konsentrasi sama untuk keduanya.
Dalam waktu yang relatif singkat, besi oksida (karat) akan nampak pada
besi tapi permukaan nikel nampaknya tidak akan berubah. Natrium bereaksi
dengan sangat cepat dengan air pada temperatur kamar, tetapi, bereaksi lambat
dengan alkohol.
- Katalisator
Katalisator adalah suatu perantara yang mempercepat reaksi kimia dengan
cara menimbulkan lintasan baru dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
tidak dihasilkan atau dipakai dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, mengambil
bagian pada reaksi, katalis dapat muncul pada reaksi, katalis dapat muncul pada
dalil laju reaksi.
Meskipun demikian, katalis tidak muncul dalam persamaan stoikiometri
suatu reaksi.
Suhu bukanlah katalis karena suhu dapat dihasilkan (pada reaksi endotern)
pada reaksi kimia. Katalis yang umum dalam kimia termasuk logam, asam, dan
basa. Katalis protein biasa dipakai dalam sistem Biologi dan dinamakan enzim.
Katalisator mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi
reaksi sehingga laju reaksi pembentukan menjadi lebih cepat tercapai. Suatu
mekanisme terjadi atas suatu reaksi-reaksi elementer. Jika salah satu tahap pada
mekanisme reaksi lebih lambat dari tahap-tahap lainnya, maka tahap tersebut
secara efektif mengendalikan laju reaksi keseluruhan tahap yang menentukan laju
reaksi (Raymond, 2004).
Beberapa teori berhubungan dengan bagaimana reaksi-reaksi berlangsung.
Teaori tumbukan menyatakan bahwa jika partikel A bertumbukan dengan partikel
B, harus tersedia listrik atau energi kinetik yang cukup agar penyusunan ulang,
ikatan-ikatan dapat terjadi sehingga menghasilkan produk. Tumbukan yang
berhasil hanya dapat terjadi jika partikel-partikel berada pada orientasi yang
cukup tepat dan jika partikel-partikel tersebut mempunyai energi kinetik yang
cukup untuk memecahkan ikatan-ikatan yang menjaga keutuhan pereaksi-
pereaksinya A dan B. Teori keadaan transisi menggunakan baik konsep
gelombang maupun teori tumbukan untuk menerangkan laju reaksi. Tumbukan
partikel A dan B dianggap terjadi dalam beberapa tahap (Oxtoby, 2001).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat- alat
- Hot plate
- Gelas ukur
- Beaker glass
- Termometer
- Pipet tetes
- Corong kaca
- Labu takar
- Bulp
- Sikat tabung
3.1.2 Bahan
- Larutan Na2S2O3 0,1 M
- Larutan Na2S2O3 0,2 M
- Larutan HCl 1 M
- Larutan HCl 2 M
- Aquades
- Sunlight
- Kertas putih
- Pulpen
- Tissue
- Kertas lebel
- Serbet
- Sarung tangan
- Masker
3.2 Prosedur percobaan
3.2.1 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
- Dimasukkan 5 ml Na2S2O3 0,1 M kedalam gelas kimia.
- Disiapkan kertas putih yang diberi tanda X.
- Diletakkan kertas dibawah gelas kimia yang berisi 5 ml HCl 1 M.
- Dicatat waktu yang dibutuhkan hingga tanda X tidak terlihat.
- Diulangi prosedur yang sama dengan menggunakan 5 ml Na2S2O3 0,2 M –
5 ml HCl 1 M dan 5 ml Na2S2O3 0,2 M – 5 ml HCl 2 M.
3.2.2 Pengaruh suhu (40°C) terhadap laju reaksi
- Disiapkan gelas kimia yang berisi 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M.
- Dipanaskan hingga suhunya 40°C.
- Diletakkan diatas kertas yang telah diberi tanda X.
- Dimasukkan 5 ml larutan HCl 1 M kedalam larutan Na 2S2O3 0,1 M yang
telah dipanaskan.
- Dicatat waktu yang dibutuhkan hingga tanda X tidak terlihat.
- Diulangi prosedur yang sama dengan menggunakan5 ml Na2S2O3 0,2 M – 5
ml HCl 1 M dan 5 ml Na2S2O3 0,2 M – 5 ml HCl 2 M.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1 Tabel pengamatan


4.1.1 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
N Na2S2O3 HCl t (s)
o
1 0,1 M 1M 73
2 0,2 M 1M 118
3 0,2 M 1M 57
4.1.2 Pengaruh suhu pada laju reaksi
N Na2S2O3 HCl t (s)
o
1 0,1 M 1M 55.86
2 0,2 M 1M 39.32
3 0,2 M 2M 35.16

4.2 Reaksi
4.2.1 HCl dengan Na2S2O3
Na2S2O3 + 2 HCl → SO2 + S + 2 NaCl + H2O

4.3 Perhitungan
4.3.1 Pengaruh konsentrasi (HCl dengan Na2S2O3)
- Orde reaksi HCl
x
[ HCl ] ₂ laju₂
[ ]
[ HCl ] ₃
=
laju₃
1
x
1 118
[] 2
=
1
57
x
1 57
[] 2
=
118
0,5x = 0,483
x
log 0,5 = log 0,483
log 0,483
x=
log o , 5
−0,316
=
−0,301
= 1,05

- Orde reaksi Na2S2O3


y
[ Na₂ S ₂O ₃ ] laju₁
[ [ Na₂ S ₂O ₃ ] ]
=
laju₂
1
y
0,1 73
[ ]
0,2
=
1 s
118
y
0,1 118
[ ]
0,2
=
73
0,5 ¿1,62
y
log 0,5 ¿ log 1,62
log1,62
y ¿
log0,5
0,21
¿
−0,301
¿−0,7
V ¿ K [ HCl ] x [ Na₂ S ₂O ₃ ] y
−0,7
V ¿ K [ HCl ]1,05 [ N a2 S2 O3 ]
Data pengamatan 1
1 1,05 −0,7
=K [ 1 ] [ 0,1 ]
73
1
=K .1. 5,01
73
1
=K .5,01
73
1 1
K= ×
73 5,01
1
K=
365,73
¿ 0,002
4.3.2 Pengaruh suhu (HCl dengan Na2S2O3)
- Orde reaksi HCl
x
[ HCl ] ₂ laju₂
[ [ HCl ] ₃
=
]
laju₃
1
x
1 39.32
[] 2
=
1
35,16
x
1 35.16
[] 2
=
39.32
0,5 x =0,89
x
log¿ log 0,89
log 0,89
x=
log 0,5
−0,051
x=
−0,30
¿ 0,17
- Orde reaksi Na2S2O3
y
[ Na₂ S ₂O ₃ ] ₁ laju ₁
[ [ Na₂ S ₂O ₃ ] ₂
=
laju ₂]
1
y
0,1 55.86
[ ] 0,2
=
1
39.32
y
0,1 39.32
[ ] 0,2
=
55.86
0,5 y =0,204
y
log 0,5¿ log 0,204
log0,204
y=
log 0,5
−0,152
¿
−0.301
¿ 0,505
V¿ K [ HCl ] x [ Na₂ S ₂O ₃ ] y
V¿ K [ HCl ]0,17 [ Na₂ S ₂ O ₃ ] 0,505
Data pengamatan 2
1 0,17 0,505
=K [ 1 ] [ 0,1 ]
55.86
1
=K .1.0,313
55.86
1 1
K= ×
55.86 0,313
1
¿
17,48
¿ 0,05

4.4 Pembahasan
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia
yang berlangsung persatuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas at terlarut
dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi : laju reaksi dipelajari oleh cabang
ilmu kimia yang disebut kinetika kimia. Reaksi kimia adalah proses proses
perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring bertambahnya waktu reaksi, maka
jumlah zat pereaksi semakin sedikit. Sedangkan produk semakin banyak. Laju
reaksi dnyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju
pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu.
Faktor-faktor yang mempngaruhi laju reaksi :
- Konsentrasi pereaksi
Konsentrasi memiliki peranan penting dalam laju reaksi. Sebab semakin
besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin
kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antara
partikel, sehingga laju reaksi semakin kecil.
- Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu
pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan. Maka menyebabkan laju reaksi
partikel semakin aktif bergerak hingga tumbukan yang terjadi semakin sering
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya apabila suhu diturunkan
maka partikel semakin tak aktif sehingga laju reaksi semakin kecil.
- Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas kelajuan dari
pereaksi seperti juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan
memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat
memperbesar laju reaksi.
- Katalis
Katalis adalah suatu at yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau produk. Katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan waktu yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
- Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat dalam laju reaksi,
sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka
tumbukannya yang terjadi semakin banyak sehingga menyebabkan laju reaksi
semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecl luas permukaan bidang sentuh,
maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun
semakin kecil.
Pada percobaan laju reaksi, kita menggunakan faktor suhu dan konsentrasi
pereaksi. Dimana laju reaksi kimia yang terjadi pada pengaruh suhu lebih cepat
dibandingkan dengan pengaruh konsentrasi. Karena laju reaksi pada pengaruh
suhu, dinaikkan suhunya maka menyebabkan laju reaksi partikel semakin aktif
bergerak hingga tumbukan yang terjadi semakin sering. Sedangkan pada pengaruh
konsentrasi tumbukan juga terjadi tetapi partikel yang mengalami tumbukan tak
terlalu aktif. Untuk mengetahui laju reaksi pengaruh suhu, larutan Na 2S2O3 0,1 M
atau 0,2 M dipanaskan hingga suhu 40°C kemudian dicampur dengan HCl 1 M
dan diletakkan dibawah kertas yang bertanda X lama-kelamaan larutan akan
menjadi keruh hingga tanda X tidak terlihat.
Dengan melihat hasil percobaan, terlihat bahwa pengaruh suhu dengan
perbandingan konsentrasi yang sama adalah berbanding lurus. Energi kinetik
molekul rata-rata meningkat seiring dengan kenaikkan suhu, terlihat pada tabel
pengamatan. Waktu yang dibutuhkan reaktan bereaksi lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi.
Pada saat melakukan percobaan laju reaksi dengan pengaruh konsentrasi
dicampurkan Na2S2O3 0,1 M sebanyak 5 ml dengan HCl 1 M. Dan dibawah
beaker glass yang berisi larutan tersebut telah disiapkan kertas putih yang diberi
tanda X, setelah itu diamati berapa lama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh hasil reaksi, hingga tanda X dibawah beaker glass tersebut mulai
tidak terlihat lagi, dalam pengamatan ini digunakan stopwatch untuk mengamati
waktunya. Setelah menggunakan larutan Na2S2O3 0,1 M dengan HCl 1 M.
Selanjutnya digunakan larutan yang sama tetapi dengan kemolaran yang berbeda,
yaitu Na2S2O3 0,2 M dengan HCl 2 M, kemudian larutan dipanaskan denagan
menggunakan hot plate hingga mencapai suhu 40°C yang diukur dengan
termometer. Pada saat larutan Na2S2O3 dipanaskan, disiapkan larutan HCl 1 M
sebanyak 5 ml. Setelah Na2S2O3 mencapai suhu 40°C beaker glass yang berisi
larutan tersebut diletakkan diatas kertas putih yang telah diberi tanda X, setelah
diletakkan kemudian dituangkan 5 ml HCl 1 M kedalam beaker glass yang berisi
Na2S2O3 tadi, setelah kedua laruta tercampur, diamatilah berapa lama waktu yang
diperlukan untuk keduanya bereaksi hingga tanda X tidak terlihat lagi. Setelah
diamati menggunakan stopwatch diperoleh Na2S2O3 0,1 M dengan HCl 1 M untuk
menghilangkan tanda X adalah 55,86 sekon, Na2S2O3 0,2 M dengan HCl 1 M
39,32 sekon dan Na2S2O3 0,2 M dengan HCl 2 M 35,16 sekon. Adapun pada
pengaruh konsentrasi yaitu Na2S2O3 0,1 M dengan HCl 1 M untuk menghilangkan
tanda X dibutuhkan waktu 73 sekon, Na 2S2O3 0,2 M dengan HCl 1 M 118 sekon
dan Na2S2O3 0,2 M dengan HCl 2 M 57 sekon. Dari hasil pengamatan yang
diperoleh terlihat bahwa laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu lebih cepat
bereaksi dibandingkan dengan laju reaksi yang dipengaruhi oleh konsentrasi. Hal
tersebut dikarenakan apabila suhu pada suatu reaksi dinaikkan maka
menyebabkan laju reaksi partikel semakin aktif bergerak hingga tumbukan yang
terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.
Faktor kesalahan :
- Memegang badan termometer yang dapat mempengaruhi suhu awal.
- Cara mengangkat beaker glass dari kompor listrik yang tidak benar dapat
menyebabkan gelas jatuh.
- Pada saat menyalakan stopwatch kurang cepat, sehingga ada sedikit perbedaan
waktu.
Fungsi perlakuan :
- Penuangan berfungsi untuk menuangkan larutan Na2S2O3 dengan HCl.
- Pemanasan berfungsi untuk memanaskan larutan Na2S2O3 pada sistem
pengaruh suhu laju reaksi.
- Pencampuran berfungsi untuk mencampurkan larutan Na2S2O3 dengan HCl.
- Pencucian berfungsi untuk mencuci alat-alat yang telah digunakan agar sisanya
tidak bercampur dengan larutan lain.
Fungsi alat :
- Beaker glass berfungsi sebagai tempat untuk membuat larutan.
- Termometer berfungsi sebagai alat pengukur suhu.
- Stopwatch untuk menghitung waktu laju reaksi.
- Gelas ukur untuk mengukur volume larutan.
- Kompor listrik berfungsi untuk memanaskan larutan.
- Pipet tetes untuk memindahkan cairan.
Katalis merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan untuk membantu
jalannya suatu reaksi kimia, namun katalis sendiri tidak bereaksi bersama-sama
dengan reaksi kimia tersebut. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus
dicapai oleh suatu senyawa kimia untuk melakukan bereaksi secara akan. Suatu
reaksi kimia akan berlangsung apabila terjadi tumbukan-tumbukan antar partikel,
dengan energi yang cukup, energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi.
Energi aktifasi yang cukup sajalah yang dapat melakukan reaksi. Aktivasi katalis
menyediakan rute khusus untuk jalannya suatu reaksi, jalur khusus ini memiliki
energi aktivasi yang rendah. Sehingga dapat meningkatkan tumbukan-tumbukan
antar partikel. Akibatnya laju reaksi menjadi lebih besar.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Macam-macam orde reaksi :
- Reaksi orde nol : Jika besarnya laju reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi pereaksi.
- Reaksi orde satu : Apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus dengan
besarnya konsentrasi pereaksi.
- Reaksi orde dua : Dimana laju reaksi bergantung pada konsentrasi satu
reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan dua atau konsentrasi dua reaktan
berbeda yang masing-masing dipangkatkan dengan bilangan satu.
Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor ada
yang bersifat reversibel dan irreversibel. Inhibitor reversibel adalah penghambat
yang tidak berikatan secara kuat dengan enzim. Inhibitor irreversibel adalah
inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga tidak dapat
terlepas.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Nilai K yang dihasilkan pada laju reaksi yang di pengaruhi oleh konsentrasi
sebesar 2,768×10−3 .
- Dari percobaan ini didapat pengaruh konsentrasi dan suhu. Pengaruh konsentrasi
yaitu apabila konsentrasi suatu reaktan semakin besar, maka laju reaksi juga
meningkat. Dan pengaruh suhu yaitu apabila suhu dinaikkan maka laju reaksi
juga reaktan meningkat.
- Dalam percobaan pengaruh konsentrasi degan suhu ruang didapat persamaan :
−0,68 1,058
V =K [ Na₂ S ₂O ₃ ] [ HCl ]
¿ 2,768 ×10−3 [ Na₂ S ₂O ₃ ]
−0,68
[ HCl ]1,058
Dalam percobaan pengaruh suhu 40° C didapat persamaan :
0,515 0,168
V =K [ Na₂ S ₂O ₃ ] [ HCl ]
0,515
¿ 0,058 [ Na₂ S ₂ O ₃ ] [ HCl ] 0,168
5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya untuk melakukan percobaan dan mengamati
laju reaksi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lainnya seperti luas
permukaan, tekanan dan katalis. Agar lebih memahami faktor dari ilaju reaksi.

DAFTAR PUSTAKA

Charles, W. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.


Keenan, Dkk. 1989. Kimia Untuk Universitas. Bandung : Erlangga.
Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Sunardjo. 1997. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
Raymond, Chang. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai