Anda di halaman 1dari 8

BAB IX

KINETIKA KIMIA
NILA FITRA ANDINI
D131191050
TEKNIK LINGKUNGAN
2019
Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang
mempelajari tentang proses yang berhubungan dengan
kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu raksi kimia
dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang
berbeda-beda. Reaksi yang berlangsung sangat cepat
misalnya adalah reaksi terbentuknya endapan klorida dari
larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida. Contoh
lain misalnya adalah reaksi antara larutan natrium tiosulfat
dengan asam klorida encer yang akan membentuk endapan
belerang beberapa saat kemudian. Namun dalam kehidupan
sehari-hari sering dijumpai reaksi yang berlangsung lambat
seperti misalnya peristiwa perkaratan atau korosi.
PENGERTIAN LAJU REAKSI
Laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per
satuan waktu. Karena reaksi berlangsung ke arah pembentukan hasil,
maka laju reaksi adalah pengurangan jumlah perekasi per satuan
waktu, atau penambahan jumlah hasil reaksi per satuan waktu. Untuk
reaksi sederhana berikut :
A+B→C

laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya konsentrasi molar zat A,


sehingga satuan laju reaksi yang umum adalah mol.L-1.detik-1
(Molar/detik). Laju reaksi dapat juga diterangkan melalui pengurangan
zat B atau bertambahnya zat C.
HUKUM LAJU REAKSI
Laju untuk beberapa reaksi dapat dirumuskan secara matematik.
Rumusan laju reaksi dikenal sebagai hokum laju atau persamaan laju. Untuk
reaksi sederhana berikut,
aΑ + bB → cC + Dd
Di mana besaran a, b, meruapakan koefisien reaksi maka laju reaksi, v,
dinyatakan dalam persamaan matematik sebagai berikut :
v = k [A]m[B]n
[A] dan [B] masing-masing adalah konsentrasi molar pereaksi A dan B,
sedangkan pangkat m dan n adalah bilangan bulat kecil, yang menunjukkan
orde reaksi, meskipun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan. Jika
nilai m = 1, berarti reaksi merupakan orde satu terhadap A. demikian juga
halnya jika n = 2, artinya reaksi orde dua terhadap B, dan seterusnya. Jumla
pangkat m+n meruapakn orde reaksi total. Tak ada hubungan antara m dan n
dengan koefisien a dan b, namun secara kebetulan dalam beberapa kasus
keduanya identik (m = a atau n = b).
ORDE REAKSI
Orde reaksi atau tingkat reaksi, sebagai orde kinetic berbeda dengan
orde molekuler. Orde molekuler menyangkut banyaknya molekul zat yang
bereaksi sesuai persamaan reaksinya (jumlah koefisien reaksi), orde ini
sebenarnya diperoleh dari hasil eksperimen akan tetapi nilainya persis
sama dengan koefisien reaksi, sedangkan orde Kinetic diperoleh melalui
eksperimen yang nilainya tidak sama dengan koefisien reaksi.
Reaksi Orde Nol Kadang-kadang laju suatu reaksi sama sekali tidak
bergantung pada konsentrasi pereaksi. Laju reaksi seperti ini dapat
ditentukan oleh parameter lain, misalnya peranan intensitas cahaya dalam
proses reaksi fotokimia, atau tersedianya enzim dalam reaksi-reaksi
biokimia yang dikatalis oleh enzim, dan sebagainya.
A  P (hasil reaksi) dA
Laju reaksi,    0
 k[ A]  k
dt
Reaksi Orde Satu
Reaksi peruraian hidrogen peroksida dalam larutan air, sesuai persamaan
reaksi berikut: H2O2 (aq) H2O + 1/2 O2 (g)
Reaksi tersebut merupakan reaksi orde satu terhadap H2O2, artinya
bahwa [H2O2] pada persamaan laju reaksinya berpangkat satu. Selama
reaksi berlangsung, oksigen akan dilepaskan dari campuran sampai reaksi
sempurna. Reaksi ini berlangsung sangat lambat, dan umumnya
digunakan katalis untuk mempercepat reaksi. Persamaan laju reaksinya
adalah laju reaksi = k [H2O2].
Reaksi Orde Dua
Jika kita memperhatikan reaksi hipotetik berikut ini, maka persamaan laju
reaksinya menunjukkan nilai pangkat m = 2 untuk pereaksi, A, yang
berarti bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi orde dua terhadap
pereaksinya. Laju reaksi,   
dA
 k[ A]
2

dt
2 A  P (hasil reaksi) dA
  2
 k .dt
[ A]
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
Laju suatu reaksi kimia secara umum dipengaruhi oleh beberapa Faktor,
antara lain sifat dan konsentrasi pereaksi, suhu, ukuran partikel (pada
reaksi heterogen), dan katalisator.
Sifat Pereaksi Sifat-sifat zat, baik sifat kimianya maupun sifat fisikanya,
merupakan Faktor yang sangat menentukan laju reaksi. Jika zatnya
berbeda, maka laju reaksinya dapat berbeda terhadap suatu pereaksi
yang sama. Sebagai contoh, logam natrium denga air akan bereaksi
lebih cepat dibandingkan reaksi logam magnesium denga air.
Konsentrasi Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat
diterangkan melalui pendekatan teori tumbukan. Makin besar
konsentrasi zat yang terlibat dalam suatu reaksi berarti makin banyak
partikel atau molekul yang bertumbkan. Akibatnya, jumlah tumbukan
persatuan luas, persatuan waktu, juga mengalami kenaikan dan reaksi
bertambah cepat.
Suhu Pengetahuan praktis mengajarkan pada kita bahwa reaksi-reaksi
kimia umumnya cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih
tinggi. Reaksi pelarutan gula di dalam air, misalnya akan lebih cepat jika
menggunakan airpanas dibandingkan jika menggunakan air dingin.
Sebaliknya, penurunan suhu dapat memperlambat reaksi. Hal ini dapat
diamati pada reaksi-reaksi biokimia, seperti proses pendinginan atau
pembekuan untuk mencegah pembusukan.
Katalisator Katalisator mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan
energy aktivasi reaksi sehingga laju reaksi pembentukan produk menjadi
lebih cepat tercapai. Peruraian asam formiat (HCOOH) berlangsung
dengan laju yang sangat lambat, karena untuk memecahkan ikatan C-O,
salah satu atom hidrogen harus dpindahkan terlebih dahulu dari salah satu
bagian molekul asam formiat ke bagian lain. Energi yang dibutuhkan untuk
pemindahan tersebut sangat besar, sehingga energy aktivasinya juga
besar, mengakibatkan reaksi berjalan lambat.

Anda mungkin juga menyukai