Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

ORDO REAKSI

Nama : Ridwan Yudiansyah

Kelas : Fm 18 D

NIM : 18416248201079

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN


KARAWANG
2020
1. Orde Reaksi

Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam
persamaan laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan
(pereaksi) terhadap laju reaksi.Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat
satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi.

Laju = k [A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi  orde pertama. Penguraian N2O5
merupakan suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus
dengan pangkat dua suatu pereaksi,

Laju = k[A]2

Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,

Laju = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap
masing-masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama
dalam A dan orde dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat
berorde ketiga atau mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat
jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin berorde pecahan, misalnya orde
pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara keseluruhan.
Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan
reaksi umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B
tidak menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa
diungkapkan sebagai :

Laju = k[A][B]0 = k[A]

Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan
berimbangnya. Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam
masing-masing persamaan berimbang adalah 2 tetapi reaksi pertama bersifat orde
pertama dalam N2O5 dan yang kedua berorde kedua dalam NO2. Seperti dilukiskan
oleh contoh.
Contoh: Perhatikan reaksi umum 2A + 2B → 2AB

A. Menentukan Orde reaksi

1. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang
berjalan lambat.

Contoh : reaksi 4HBr + O2                    2H2O + 2Br2

Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :


1.HBr + O2 -> HBr2O (lambat)
2.HBr + HBr2O -> 2HBrO (cepat)
3.2HBr + 2HBr) -> 2H2O + 2Br2 (cepat)

Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O2]. Orde
reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.

b.  Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, kosentrasi
salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.

Berbagai Orde Reaksi:

1. Reaksi Orde Nol

Gambar 1: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju


reaksi
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan
terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak
mempengaruhi laju reaksi.

2.  Reaksi Orde Satu

Gambar 2: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju


reaksISuatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu
dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.

3.  Reaksi Orde

DuaGambar 3: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap


laju reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu
dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar

2.Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1.Sifat dasar pereaksi


Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi
secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan molekul hidrogen fluorida.
H2(g) + F2(g) à 2HF(g)  (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat, sehingga tak
nampak sesuatu perubahan kimia.
2H2(g) + O2(g) à 2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)

2.Temperatur

Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan sebesar
100C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekul-molekul. Molekul harus
bertumbukan dengan energi yang cukup untuk bereaksi.  Makin  tinggi  suhu,  maka energi
kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan makin sering, laju reaksi makin tinggi.
Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin singkat) 2 kali
setiap kenaikan suhu 10oC, sehingga didapatkan rumus:

v   = laju reaksi pada suhu t


Vo = laju reaksi pada   suhu awal
ta  = suhu akhir
to  = suhu awal
DV = perubahan laju reaksi

3.Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang diperlukan 
agar  suatu  reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis akan mempercepat reaksi. 
Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan mempercepat reaksi disajikan dalam grafik
antara energi potensial terhadap koordinat reaksi dari persamaan reaksi:
A + B→ C 
Gambar 4. Jika ada reaksi :  A  + B → C ; pada  keadaan awal, yang terdapat pada sistem
reaksi 

hanyalah pereaksi  A dan B. Setelah reaksi  berjalan,  pereaksi  A  dan  B makin berkurang
dan hasil reaksi C makin bertambah.  Laju reaksi dapat diukur dengan mengukur penambahan
konsentrasi C (produk), atau  pengurangan konsentrasi A/B (pereaksi) tiap satuan waktu.

4.Konsentrasi

Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau
sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi,
karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. 

v   = laju reaksi     (mol/L.det)


            [A] = konsentrasi A (mol/L)
            [B] = konsentrasi A (mol/L)
            [C] = konsentrasi C (mol/L)
            t    = waktu              (detik)

5.Efek Katalis

Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi tidak ikut menjadi
reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi selesai, katalis dapat diperoleh
kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis berperan dengan menurunkan energi
aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi.
Dengan demikian, reaksi dapat berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi dengan
reaktan dan juga bukan merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi reaktan atau
produk. Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi reaktan dan
produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal KClO3, yang
menggunakan katalis MnO2.
                        2 KClO3        →            2 KCl  +  3 O2

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8856047/Makalah_Kinetika_Kimia

Anda mungkin juga menyukai