Anda di halaman 1dari 13

Kimia

Bahan Ajar
Kinetika Kimia

Kania Handayani Subhan, S.Pd., Gr


FENOMENA

Gambar 1. Bom Meledak Gambar 2. Besi Berkarat

Fenomena ledakan bom terjadi begitu cepat sehingga orang-orang yang ada
di sekitar tempat kejadian sulit untuk menghindar. Sebaliknya pada fenomena
besi berkarat, proses pengkaratan besi sangat sulit untuk diamati dikarenakan
reaksinya berlangsung lambat. Cepat atau lambat suatu peristiwa itu
berhubungan dengan waktu.
Ketika suatu fenomena berlangsung dengan cepat maka waktu yang
diperlukan untuk terjadinya fenomena tersebut berlangsung cepat, sedangkan
ketika fenomena berlangsung dengan lambat maka waktu yang diperlukan
untuk terjadinya fenomena tersebut berlangsung lambat. Ilmu kimia yang
membahas tentang cepat atau lambatnya suatu reaksi berlangsung dan
menghasilkan suau hal baru (produk) disebut laju reaksi.
A
TEORI TUMBUKAN
Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang laju
reaksi kimia. Apa yang menyebabkan reaksi kimia ada yang berlangsung cepat
dan lambat? Reaksi kimia dapat berlangsung karena adanya tumbukan efektif
antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Semakin banyak tumbukan terjadi,
semakin cepat kemungkinan terjadinya reaksi dan semakin kecil energi
kinetik minimum yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Perhatikan ilustrasi pembentukan molekul senyawa HCl dari molekul unsur
pembentuknya, yaitu molekul gas H₂ dan Cl₂.

H H H Cl H Cl
Cl Cl H Cl H Cl
Energi tumbukan tidak cukup Tidak terbentuk HCl (produk)

Gambar 3. Tumbukan antara molekul gas H₂ dan Cl₂ yang tidak efektif

Pada ilustrasi tersebut, tidak dihasilkan molekul HCl sebagai produk hasil
reaksi dikarenakan energi hasil tumbukan antara molekul H₂ dan Cl₂ tidak
cukup untuk memulai terjadinya reaksi. Tumbukan yang menghasilkan energi
yang cukup untuk menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif.

H H H Cl H Cl
Cl Cl H Cl H Cl
Energi tumbukan yang cukup Terbentuk HCl (produk)

Gambar 4. Tumbukan antara molekul gas H₂ dan Cl₂ yang efektif


A
TEORI TUMBUKAN
Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu
energi minimum yang dikenal sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi
(Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi minimum yang
diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi.

Gambar 5. Grafik Energi Aktivasi


B
PENGERTIAN LAJU REAKSI

Gambar 3. Perubahan Pereaksi menjadi Produk


(sumber: Brown)
Berdasarkan gambar tersebut, pada gambar labu ukur ke-1, terdapat
sejumlah zat A sebesar 1 mol, tetapi dengan seiringnya waktu jumlah zat A
semakin berkurang hingga 0,30 mol dan dihasilkan zat baru yakni zat B
sebesar 0,70 mol. Jumlah zat A dapat dimisalkan sebagai jumlah dari pereaksi,
dan komponen zat B dimisalkan dengan produk, sehingga dapat disimpulkan
bahwa suatu pereaksi akan berkurang dengan seiringnya waktu dan
membentuk suatu produk.

Pereaksi Produk
Berkurangnya pereaksi atau terbentuknya suatu produk per satuan waktu
disebut dengan laju reaksi. Laju reaksi adalah jumlah produk reaksi yang
dihasilkan dalam suatu reaksi per satuan waktu, atau jumlah pereaksi yang
dikonsumsi dalam suatu reaksi per satuan waktu. Jumlah zat yang berubah
dinyatakan dalam satuan volume total campuran. Maka dari itu, laju reaksi
juga dapat didefinisikan sebagai pertambahan konsentrasi molar produk
reaksi per satuan waktu atau pengurangan konsentrasi molar pereaksi per
satuan waktu. Satuan yang biasanya digunakan adalah mol per liter per detik
atau mol L⁻¹ s⁻¹.
A
PENGERTIAN LAJU REAKSI
Pada awal reaksi, pereaksi (reaktan)
ada dalam keadaan maksimum
sedangkan produk ada dalam keadaan
minimal. Setelah reaksi berlangsung,
maka produk akan mulai terbentuk.
Semakin lama produk akan semakin
banyak terbentuk, sedangkan reaktan
semakin lama semakin berkurang. Laju
reaksi tersebut dapat digambarkan Gambar 4. Kurva Perubahan
seperti pada gambar 4. Konsentraksi Pereaksi dan
Konsentrasi Produk terhadap Waktu

Terlihat bahwa konsentrasi pereaksi semakin berkurang, sehingga laju


reaksinya adalah berkurangnya konsentrasi pereaksi setiap satuan waktu
atau bertambahnya konsentrasi produk setiap satuan watu yang dirumuskan
sebagai berikut.

atau

*A = Pereaksi; B = Produk
Δ[A] = Perubahan konsentrasi pereaksi (M)
Δ[B] = Perubahan konsentrasi produk (M)
Δt = Perubahan waktu (s)
v = Laju reaksi (M. s⁻¹ atau mol L⁻¹ s⁻¹)
Tanda (–) artinya berkurang.
Tanda (+) artinya bertambah.
B
PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN
ORDE REAKSI
A. Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang menyatakan
hubungan laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi atau
hukum laju reaksi dapat diperoleh dari serangkaian eksperimen atau
percobaan. Dalam setiap percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi diubah-
ubah, sedangkan konsentrasi pereaksi lain dibuat tetap. Secara umum ditulis
menurut persamaan reaksi sebagai berikut.

dan persamaan laju reaksinya:

Keterangan:
r = laju reaksi (M.detik–1)
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi zat A
y = orde reaksi zat B
x + y = orde reaksi total

B. Orde Reaksi
Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan hubungan jumlah
konsentrasi pereaksi dalam hukum laju yang menunjukan bagaimana laju
dapat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi. Orde reaksi tidak
berhubungan dengan koefisien pereaksi. Orde reaksi hanya dapat ditentukan
secara eksperimen. Beberapa orde reaksi yang umum terdapat dalam
persamaan reaksi kimia beserta maknanya sebagai berikut.
B
PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN
ORDE REAKSI
1. Reaksi Orde Nol
Suatu reaksi kimia dikatakan
mempunyai orde nol, jika besarnya laju
reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi pereaksi. Artinya,
seberapapun peningkatan konsentrasi
pereaksi tidak akan mempengaruhi
besarnya laju reaksi. Secara grafik,
Gambar 5. Grafik Orde Reaksi Nol
reaksi yang mempunyai orde nol dapat
dilihat pada gambar 5.
2. Reaksi Orde Satu
Besarnya laju reaksi berbanding
lurus dengan besarnya konsentrasi
pereaksi. Artinya, jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali semula,
maka laju reaksi juga akan meningkat
besarnya sebanyak (2)¹ atau 2 kali
semula juga. Secara grafik, reaksi yang
mempunyai orde satu dapat dilihat Gambar 6. Grafik Orde Reaksi Satu
pada gambar 6.
2. Reaksi Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan mempunyai
orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari
peningkatan konsentrasi pereaksinya.
Artinya, jika konsentrasi pereaksi
dinaikkan 2 kali semula, maka laju
reaksi akan meningkat sebesar (2)² atau
Gambar 7. Grafik Orde Reaksi Dua
4 kali semula. Jika dinaikkan 3 kali
semula, maka laju reaksi menjadi (3)²
atau 9 kali semula.
B
PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN
ORDE REAKSI
C. Menentukan Persamaan Laju Reaksi
Untuk dapat menentukan rumus laju reaksi, tidak dapat hanya dengan
melihat reaksi lengkapnya saja, tetapi harus berdasar percobaan. Yaitu pada
saat percobaan, konsentrasi awal salah satu pereaksi dibuat tetap, sedang
konsentrasi awal pereaksi yang lain dibuat bervariasi. Percobaan harus
dilakukan pada suhu yang tetap. Metode penentuan rumus laju reaksi seperti
ini disebut sebagai metode laju awal. Penentuan rumus laju reaksi dapa dilihat
pada contoh berikut.
Contoh:
Berikut merupakan persamaan reaksi gas nitrogen oksida dengan gas bromin.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut.

Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap NO
b. Orde reaksi terhadap Br₂
c. Persamaan laju reaksi
d. Orde reaksi total
e. Harga tetapan laju reaksi (k)
f. Besar laju reaksi jika [NO] = 0,2 M dan [Br₂] = 0,1 M
B
PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN
ORDE REAKSI
Penyelesaian
Rumus persamaan laju reaksinya adalah
a. Orde reaksi terhadap NO
Untuk mencari orde reaksi terhadap NO, maka syaratnya adalah pilih
data konsentrasi Br₂ yang tetap, yakni terdapat pada percobaan 1, 3, dan
4. Namun, kalian dapat hanya dengan memilih dua data percobaan saja,
misalnya percobaan 1 dan 3. Kemudian, kalian bandingkan persamaan
laju reaksi kedua data percobaan tersebut hingga diperoleh nilai orde
reaksi terhadap NO.

Jadi, orde reaksi terhadap NO adalah 2.


b. Orde reaksi terhadap Br₂
Untuk mencari orde reaksi terhadap Br₂, maka syaratnya adalah pilih
data konsentrasi NO yang tetap, yakni terdapat pada percobaan 1 dan 2..
Kemudian, kalian bandingkan persamaan laju reaksi kedua data
percobaan tersebut hingga diperoleh nilai orde reaksi terhadap Br₂.

Jadi, orde reaksi terhadap Br₂ adalah 1.


c. Rumus persamaan laju reaksi adalah
d. Orde reaksi total adalah x + y = 2 + 1 = 3
B
PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN
ORDE REAKSI
e. Untuk menentukan harga k, pilih salah satu data percobaan, misal
percobaan 2.

f. Besar laju reaksi jika [NO] = 0,2 M dan [Br₂] = 0,1 M adalah:
Latihan
*Kerjakan Nomor 1 saja!
1. Pada percobaan reaksi 2NO (g) + 2H2 (g) → N2 (g) + 2H2O (g), diperoleh data laju reaksi
sebagai berikut!
Konsentrasi Awal (M)
No. Laju Reaksi Awal (M/s)
[NO] [H2]
1. 0,30 0,05 1,6
2. 0,30 0,15 4,8
3. 0,10 0,25 0,5
4. 0,20 0,25 2,0
Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap NO
b. Orde reaksi terhadap H2
c. Orde reaksi total
d. Persamaan laju reaksi
e. Harga tetapan laju (k)
f. Besarnya laju reaksi bila [NO] dan [H2] sebesar 0,2 M.

2. Perhatikan data hasil percobaan berikut!


Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
Suhu (°C) 27 27 27
Waktu Reaksi (s) 5 10 15
Volume H2 (mL) 20 35 50
Laju reaksi rata-rata pembentukan gas H2 adalah …

3. Perhatikan data hasil percobaan berikut!


2H2 (g) + 2NO (g) → 2H2O (g) + N2 (g)
Konsentrasi Awal (M)
No. Laju Awal (M/s)
[H2] [NO]
1. 0,01 0,02 32
2. 0,02 0,02 64
3. 0,02 0,04 256
Harga tetapan laju reaksi (mol-2 L2 s-1) dar reaksi tersebut adalah..
4. Pada percobaan reaksi P (g) + 2Q (g) → PQ2 (g), diperoleh data percobaan sebagai
berikut!
Konsentrasi Awal (M)
No. Waktu (s)
[P] [Q]
1. 0,02 0,6 16
2. 0,04 0,6 8
3. 0,02 0,12 4
Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap NO
b. Orde reaksi terhadap H2
c. Orde reaksi total
d. Persamaan laju reaksi
e. Harga tetapan laju (k)

Anda mungkin juga menyukai