Anda di halaman 1dari 8

KINETIKA KIMIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 6:
ROHIANA GIRSANG (141000437)
NIDIA PUTRI MALINI (141000441)
INNA SINAGA (141000443)
NURRIZKA ATIKA SARI SIREGAR (141000483)
INDAH RAMAHDANI SIREGAR (141000489)
NURUL UTAMI ZAHARA (141000493)
RIA TITALIA (141000521)
NESSA AULIA (141000525)
SONIA NATASYA PANJAITAN (141000527)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


Tahun Ajaran 2014/2015

KINETIKA KIMIA
Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari laju reaksi yang membahas
tentang laju (kecepatan) dan mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitian yang mula
mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata
kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat zat yang
bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari
produk atau reaktan terhadap waktu.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :
1. Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi.Contoh :
N2O5 N2O4 + O2
2. Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi.Contoh : 2HI H2
+ I2
3. Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi.Contoh : 2NO +
O2 2NO2
Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :
1. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)
2. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi
Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah
dari eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.
Laju Reaksi
Laju Reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi atau hasil reaksi persatuan
waktu.
A B
VB = +

[B ]
t

Konsep Laju Reaksi


Laju reaksi dapat dinyatakan sbb:
Laju reaksi =
Perubahan Konsentrasi
Waktu yg diperlukan untuk perubahan
Untuk reaksi :
A +
B
C
Laju = - d[A] atau Laju = - d[B] atau Laju = +d[C]
dt
dt
dt

Persamaan Laju reaksi


Persamaan laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan. Rumus laju
reaksi tergantung dari nilai dari reaktan atau data dari reaktan. Untuk reaksi :
pA + qB rC + sD
persamaan Laju reaksinya dapat dinyatakan :
v = k[A]x [B]y
Keterangan :
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi
x = orde reaksi terhadap [A] Lihat data B yang sama
y = orde reaksi terhadap [B] Lihat data A yang sama
x + y = orde reaksi total
Penetapan Hukum-hukum Laju atau Tetapan Laju
Suatu persamaan yang memerikan hubungan antara laju reaksi dengan
konsentrasi pereaksi disebut persaman laju atau hukum laju. Tetapan
kesebandingan k dirujuk sebagai tetapan laju untuk suatu reaksi tertentu. Karena
konsentrasi pereaksi berkurang dengan berlangsungnya reaksi. Tetapi tetapan laju k
tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi. Jadi laju reaksii memberikan suatu
ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin besar
harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k itu.
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atupun
produk dalam satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu
produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi
fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat
digunakan sebagai ganti konsentrasi.

Contoh Soal :
2A
+ B2
Percobaan
1
2
3

[A]
0,50
0,50
1,00

2AB
[B]
0,50
1,00
1,00

Laju, mol L-1s-1


1,6 x 10-4
3,2 x 10-4
3,2 x 10-4

Jadi Laju (V) = k [A]0[B2]


atau Laju (V) = k [B2]
Orde 0 terhadap A
Orde 1 terhadap B2
Orde reaksi total = 0 + 1 = 1
Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam
persamaan laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi
reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi.Jika laju suatu reaksi berbanding lurus
dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi.
Laju = k [A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5
merupakan suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus
dengan pangkat dua suatu pereaksi,
Laju = k[A]2
Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,
Laju = k [A][B]
Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap
masing-masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde
pertama dalam A dan orde dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu
reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam
itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin berorde pecahan,
misalnya orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara
keseluruhan.

Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi.


Perhatikan reaksi umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan
konsentrasi B tidak menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol
terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :
Laju = k[A][B]0 = k[A]
Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi
persamaan berimbangnya. Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien
pereaksi dalam masing-masing persamaan berimbang adalah 2 tetapi
pertama bersifat orde pertama dalam N2O5 dan yang kedua berorde kedua
NO2. Seperti dilukiskan oleh contoh.
Contoh: Perhatikan reaksi umum 2A + 2B 2AB

dalam
untuk
reaksi
dalam

Menentukan Orde reaksi


a.Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang
berjalan lambat.
Contoh : reaksi 4HBr + O2 2H2O + 2Br2
Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :
1.HBr + O2 -> HBr2O (lambat)
2.HBr + HBr2O -> 2HBrO (cepat)
3.2HBr + 2HBr) -> 2H2O + 2Br2 (cepat)
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr]
[O2]. Orde reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.
b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen,
kosentrasi salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.
Berbagai Orde Reaksi:
1. Reaksi Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila
perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi.
Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi
pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.

2. Reaksi Orde Satu


Reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi
pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali
lebihbesar.

3. Reaksi Orde
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju
reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila
konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau
9 kali lebih besar

Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


1.Sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan
flour bereaksi secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan
molekul hidrogen fluorida.
H2(g) + F2(g) 2HF(g) (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat,
sehingga tak nampak sesuatu perubahan kimia.
2H2(g) + O2(g) 2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)

2.Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya
kenaikan sebesar 100C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekulmolekul. Molekul harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk bereaksi.
Makin tinggi suhu, maka energi kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan
makin sering, laju reaksi makin tinggi.
Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin
singkat) 2 kali setiap kenaikan suhu 10oC, sehingga didapatkan rumus:
v = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal
ta = suhu akhir
to = suhu awal
DV = perubahan laju reaksi
3.Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum
yang diperlukan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis
akan mempercepat reaksi. Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan
mempercepat reaksi disajikan dalam grafik antara energi potensial terhadap
koordinat reaksi dari persamaan reaksi:
A + B C
4.Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak
tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.

v = laju reaksi (mol/L.det)


[A] = konsentrasi A (mol/L)
[B] = konsentrasi A (mol/L)
[C] = konsentrasi C (mol/L)
t = waktu
(detik)

Efek Katalis
Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi tidak
ikut menjadi reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi selesai,
katalis dapat diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis
berperan dengan menurunkan energi aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi
terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, reaksi dapat
berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi dengan reaktan dan juga bukan
merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi reaktan atau produk.
Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi reaktan dan
produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal
KClO3, yang menggunakan katalis MnO2.
2 KClO3

2 KCl + 3 O2
KESIMPULAN
1.Kesimpulan
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan)
dan mekanisme reaksi. Kinetika kmia membahas tentang Laju reaksi , Mekanisme
reaksi, , Hukum laju, Waktu paruh reaksi dan lain-lain.
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang
berlangsung per satuan waktu. Adapun faltor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi adalah:
1. Luas permukaan sentuh
2. Suhu
3. Katalis
4. Molaritas
5. Konsentrasi
Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke
kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat
bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari
persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan. Suatu
reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan
reaksi :
v = k (A) (B) 2

Anda mungkin juga menyukai