Anda di halaman 1dari 15

“KECEPATAN REAKSI”

Nama : Diandri Saputra


NIM : 1713201010
Progam studi kesehatan masyarakat
SEMESTER V
A. Kecepatan Reaksi:perbandingan perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.
Pada reaksi : A (Reaktan) B (Produk)

Laju Reaksi didefinisikan sebagai :


• Berkurangnya konsentrasi A(reaktan) tiap satuan waktu
• Bertambahnya konsentrasi B(produk) tiap satuan waktu
B. Persamaan Kecepatan Reaksi

Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi


pereaksi cukup besar. Dengan berkurangnya konsentrasi
pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan berkurang pula
kecepatannya.

V = k(A) x (B) y
Secara umum persamaan kecepatan reaksi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
C. OrdeReaksi

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat


reaktan yang mempenga-ruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari
persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan
percobaan. Orde reaksi menunjukkan seberapa besar
pengaruh perubahan konsentrasi reaktan terhadap kecepatan
reaksinya.
Suatu reaksi yang di-turunkan secara eksperimen
dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

v = k (A) (B) 2
Reaksi: pA + qB → rC + sD

 Orde reaksi nol


ex: v = k [A]0
 Orde reaksi 1
ex: v = k [A]
 Orde reaksi 2
ex: v = k [A]2 ; v = k [A][B]
 Orde reaksi 3
ex: v = k [A]3 ; v = k [A]2[B] ; v = k [A][B]2; v = k [B]3
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi


antara lain

1 .KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin
besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat
reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin
banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian
makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
2. SUHU

Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan.
Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang
memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih
banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata
lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan
antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh
formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT

dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
3. KATALISATOR

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu


reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi.
Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak
mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan
kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali
dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum
reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan
reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan
memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan
menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Ada 2 jenis katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut
terlibat reaksi dan pada akhir rekasi
terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak
ikut bereaksi, hanya sebagai media
reaksi saja.
4. Luas permukaan sentuh
Semakin besar total luas permukaan suatu reaktan maka
kecepatan reaksinya menjadi semakin cepat. Kepingan
yang lebih halus bereaksi lebih cepat daripada yang
kasar. Karena semakin halus ukuran kepingan zat padat
maka makin luas permukaannya.
Dalam percobaan ini, terjadi reaksi antara kristal sukrosa
(fase padat) dan air (fase cair). Kristal sukrosa termasuk
kepingan yang cukup halus.
5. Pengadukan
Pengadukan mempengaruhi laju reaksi dari suatu
reaksi yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Semakin cepat kecepatan stirrer, maka laju reaksi
juga akan meningkat (Davis dan Davis, 2003).
F. Teknik Untuk Menentukan Kecepatan Reaksi

1. Perubahan tekanan
Metode ini dapat diterapkan jika dalam suatu reaksi
terdapat minimal 1 komponen yang berfase gas, sehingga
menghasilkan perubahan tekanan. Maka reaksinya dapat
diamati dengan mengasumsikan tekanan sebagai fungsi
waktu.
Kelemahan dari metode ini adalah tidak spesifik, karena
semua komponen yang berfase gas dalam reaksi tersebut
ikut berpengaruh terhadap tekanannya.
2. Metode elektrokimia

Jika reaksi yang terjadi dapat mengubah ion-ion yang


terdapat dalam larutan, maka dapat diamati
konduktivitasnya.
Pada metode ini harus ditetapkan elektroda yang akan
digunakan,Serta pH larutan juga harus dipantau.
3. Metode lainnya
Berbagai metode penting yang dapat digunakan
untuk menentukan kecepatan reaksi adalah titrasi,
spektrometri, kromatografi gas dan resonansi
magnetik. Polarimetri,
metode pengamatan terhadap sifat optis aktif
dalam suatu campuran juga sering digunakan untuk
menentukan kecepatan reaksi.

Anda mungkin juga menyukai