V = k(A) x (B) y
Secara umum persamaan kecepatan reaksi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
C. OrdeReaksi
v = k (A) (B) 2
Reaksi: pA + qB → rC + sD
1 .KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin
besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat
reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin
banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian
makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
2. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan.
Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang
memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih
banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata
lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan
antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh
formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
3. KATALISATOR
1. Perubahan tekanan
Metode ini dapat diterapkan jika dalam suatu reaksi
terdapat minimal 1 komponen yang berfase gas, sehingga
menghasilkan perubahan tekanan. Maka reaksinya dapat
diamati dengan mengasumsikan tekanan sebagai fungsi
waktu.
Kelemahan dari metode ini adalah tidak spesifik, karena
semua komponen yang berfase gas dalam reaksi tersebut
ikut berpengaruh terhadap tekanannya.
2. Metode elektrokimia