Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA FISIKA

PRAKTIKUM : KIMIA FISIKA III

JUDUL PERCOBAAN : REAKSI ANTARA (NATRIUM TIOSULFAT


DAN ASAM SULFAT) & (MAGNESIUM DAN
ASAM KLORIDA)

Oleh :

1. Febian Amara Zalsabila 22030234065 Kimia C 2022


2. Fahlevi Maulana Irfano 22030234066 Kimia C 2022
3. Diah Nur Syafitri 22030234083 Kimia C 2022
4. Vidya Nur Cholillah 22030234091 Kimia C 2022
5. Henggar Prasna Pramudya 22030234093 Kimia C 2022

Program/Jurusan : S1 KIMIA/KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
I. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi Antara (Natrium Tiosulfat dan Asam
Sulfat) & (Magnesium dan Asam Klorida)
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 2 November 2023 pukul
10.00 WIB
III. SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 2 November 2023 pukul 12.30
WIB
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ?
2. Bagaimana cara menentukkan orde reaksi ?

V. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah pembentukan ikatan baru. Reaksi yang terjadi


karena materi awal (reaktan) bersama-sama putus atau secara bergantian untuk
membentuk atau beberapa materi yang berbeda (produk) (Miller, 1987).
Menurut Petrucci (1987) reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru,
yaitu hasil reaksi terbentuk dari beberapa zat aslinya disebut pereaksi.
Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti
perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas.

2.2 Laju Reaksi

Dalam ilmu kimia kita tentu sering mendengar istilah laju reaksi. Dalam
penerapannya, jika laju reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan
A dan B sehingga:

v = k [A][B]

Koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi


(tetapi bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan ordo dari suatu reaksi
kimia, ordoreaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan
secara teori,walaupun stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996).
Kinetika kimia mempelajari laju berlangsungnya reaksi kimia, dan energi
yang berlangsung pada proses itu, serta mekanisme berlangsungnya proses
tersebut. Kinetika merupakan dasar untuk mengetahui berbagai perubahan
termasuk laju dan kecepatan berbagai proses yang terjadi selama pengolahan dan
penyimpanan. Kecepatan reaksi kimiawi ditentukan oleh massa produk yang
dihasilkan atau reaktan yang digunakan setiap unit waktu. Syarat untuk terjadinya
suatu reaksi kimia bila terjadi penurunan energi bebas (∆ G < 0). Dipertanyakan,
berapa cepat reaksi reaksi berlangsung , dengan perkataan lain, berapa nilai laju
reaksi itu. Hal ini berlawanan dari tinjauant ermodinamika, dimana tidak dikenal
parameter waktu karena hanya tergantung dari kaadaan awal dan akhir sistem itu
sendiri. Subyek yang sangat penting dalam termodinamika adalah keadaan
kesetimbangan, maka termodinamika adalah metoda yang sangat penting untuk
mejajaki keadaan kesetimbagan suatu reaksi kimia.

Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi produk persatuan


waktu.Laju reaksi hampir selalu sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Untuk
menentukan laju reaksi harus ditentukan dulu seberapa cepat perubahan
konsentrasi yang terjadi pada reakstan atau produknya. Secara umum, apabila
terjadi reaksi A → B, maka mula-mula zat A dan zat B belum ada. Setelah
beberapa waktu konsentrasi B akan meningkat sementara konsentrasi A akan
menurun.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Besar kecilnya nilai dari laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu konsentrasi pereaksi, luas permukaan, suhu, dan katalis.

1. Konsentrasi
Pada konsentrasi, dua molekul yang akan bereasi harus bertabrakan
langung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya
betambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan
mempercepat reaksi (Syukri, 1999). Semakin tinggi konsentrasi reaktan,
semakin banyak jumlah partikel yang terlibat. Ketika jumlah partikel di
suatu lokasi meningkat, kemungkinan tumbukan antara partikel meningkat
karena jumah partikel yang besar.
2. Suhu
Peningkatan suhu akan meningkatkan laju suatu reaksi. Ketika suhu dalam
suatu reaksi dibuat tinggi atau ditingkatkan, maka energi minimum yang
diperlukan oleh suatu reaktan untuk terjadinya reaksi atau dikenal dengan
energi aktivasi akan lebih mudah dicapai dalam suhu tinggi karena ada
bantuan suhu tersebut. Selain itu, dalam fase cairan atau larutan suhu
tinggi menyebabkan pergerakan partikel yang cepat dan memperbesar
kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel, hal itu juga akan
meningkatkan laju reaksi.
3. Luas permukaan
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga apabila semakin kecil
luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi
antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berbengaruh, yaitu semakin halus
kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi,
sedangkan semakin besar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi (Nazar, 2020).
4. Katalis

Dalam katalis, laju reaksi dapat dipercepat dengan menambah zat yang
disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi organik, termasuk
dalam organisme. Sedangkan pada konsentrasi pereaksi, dua molekul yang
akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi
diperbesar, berarti kerapatannya bertambah dan akanmemperbanyak
kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi (Syukri, 1999).

Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi.


Katalis mempercepat laju reaksi dengan cara memilih tahap reaksi yang
memiliki energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga kompleks teraktivasi
lebih mudah terbentuk dan reaksi menjadi lebih cepat. Dengan kata lain
penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki
energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga lebih banyak molekul yang
bertumbukan pada suhu normal dan laju reaksi semakin cepat (Adela &
Effendi, 2022). Berikut ini adalah grafik energi aktivasi suatu reaksi
dengan penambahan katalis dan tanpa penambahan katalis :

Gambar 1. Grafik energi aktivasi

Dalam proses reaksi kimia tidak hanya dibutuhkan mempercepat laju


reaksi tapisuatu saat juga diperlukaan memperlambat laju reaksi.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai
katalis dalam suatu reaksi kimia organik. Selain berfungsi sebagai
katalis, enzim juga dapat berperan sebagai inhibitor dan aktivator.
Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
menurunnya aktivitas enzim maka akan menyebabkan memperlambat
laju reaksi. Sedangkan aktivator adalah molekul yang menaikkan
aktivitas enzim, menaiknya aktivitas enzim maka akan menyebabkan
mempercepat laju reaksi.
2.3 Orde reaksi

Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematika dimana


hasil perubahan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung
secara eksperimen dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme
reaksi diketahui seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah
dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan hanya eksponen
untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen
itu. Orde reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum
laju bentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi terhadap suatu zat
tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri reaksi
(Hiskia, 2001).

Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari


konsentrasi komponen itu, dalam hukum laju. Contohnya reaksi dengan
hukum laju dalam persamaan v = k [A] [B] merupakan orde pertama
dalam A dan B. Orde keseluruhan reaksi merupakan penjumlahan orde
semua komponennya. Jadi, secara keseluruhan hukum laju dengan
persamaan v = k [A] [B] adalah orde kedua (Atkins, 1999). Orde reaksi
akan menggambarkan bentuk matematik persamaan laju reaksi sebagai
fungsi konsentrasi reaktan-reaktan yang terlibat dalam reaksi. Orde reaksi
dapat dihitung dari pengolahan data eksperimen dan dapat diramalkan jika
mekanisme reaksi diketahui. Orde reaksi tidak selalu sama dengan
koefisien reaksi. Untuk reaksi sederhana orde reaksi kemungkinan besar
sama besar dengan koefisien stoikiometris reaksi akan tetapi untuk reaksi
kompleks tidak demikian (Fatimah, 2013).
Berikut ini beberapa cara penentuan orde reaksi yaitu:
1. Bentuk Differensial
(a) Metode variasi atau metode differensial non grafik
A + B → hasil produk
Dengan persamaan :
r = k [A]x [B]y
dimana x adalah orde reaksi untuk reaktan A, y merupakan orde
reaksi untuk reaktan B dan [A] dan [B] merupakan konsentrasi
reaktan A dan B. orde reaksi dapat ditentukan dengan metode
isolasi, dimana dengan mencari konsentrasi yang sama. Misalnya
untuk mencari orde reaksi B dapat ditentukan dengan mencari
konsentrasi A yang sama. Berikut ini persamaan laju reaksi bentuk
differensial:
 Orde 0
dx
=k
dt
 Orde 1
dx
=k (a−x )
dt
 Orde 2
dx
Satu pereaksi= =k (a−x )2
dt

dx
Dua pereaksi= =k (a−x) (b – x)
dt

 Orde 3
dx
=k (a−x )3
dt
 Orde n
dx
=k (a−x )n
dt

(b) Metode differensial grafik


Persamaan :
dx
=r=k ( a−x ) n
dt

Diubah ke dalam bentuk ln r = ln k + n ln (a – x) t

2. Bentuk integral
(a) Metode variasi atau metode differensial non grafik
Suatu metode trial and error, yakni perubahan konsentrasi dengan
waktu yang diukur dan harga k dihitung dengan menggunakan orde
reaksi akan diperoleh persamaan yang memberikan harga k yang
konsisten. Berikut ini persaman yang dapat digunakan :
 Orde 0
dx
=k
dt

 Orde 1
dx
=k dt
(a−x )
dx
−∫ =k ∫ dt
( a−x )
−¿ln (a – x) = kt + C
t = 0; x = 0, maka :
a
kt=ln
a−x

 Orde 2
x
kt=ln
a ( a−x )

 Orde 3
1 1
kt= 3
= 2
2(a−x ) 2 a

(b) Integral grafik


Orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara membuat grafik
dari data eksperimen. Untuk dapat menggunakan metode ini perlu
diperhatikan data yang akan diplotkan pada grafik.

Orde 1

Orde 2
Orde 3

Untuk dapat menentukan orde dapat kita analisis dari nilai regresi
(R2) pada setiap persamaan garis linier yang didapat. Orde reaksi
ditentukan dari nilai R2 yang paling mendekati 1.

2.4 Natrium Tiosulfat

Natrium Tiosulfat merupakan senyawa yang mempunyai rumus


kimia Na2S2O3. Natrium Tiosulfat berbentuk padatan kristal putih yang
umumnya dijumpai berupa pentahidrat, mempunyai berat molekul 248, 19
g/mol. Titik didih dalam keadaan pentahidrat yaitu >100 °C dan titik leleh
dalam keadaan pentahidrat yaitu 48 °C (Putri, 2018).

Untuk membuat larutan baku Na2S2O3 harus distandarisasi terhadap


suatu standar primer sebelum digunakan karena merupakan larutan standar
sekuder yang mudah terpengaruh oleh pH rendah, sinar matahari, dan
adanya bakteri yang memanfaatkan S (belerang). Pada pH rendah tiosulfat
dapat berubah menjadi asam sulfit, namun kesalahan karena pH ini sangat
kecil karena reaksi pembentukan sangat lambat, pH optimum larutan ini
adalh 9-10. Sedangkan adanya bakteri yang memakan belerang
mengakibatkan pembentukan SO3 2- , SO4 2- dan belerang koloidal.
Belerang ini akan menyebabkan kekeruhan dan bila timbul kekeruhan
larutan harus dibuang. Akibat pengaruh tersebut, larutan natrium tiosulfat
ini tidak stabil dalam waktu lama (Putri, 2018).

2.5 Asam sulfat (H2SO4)

Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air dalam semua perhitungan (epinus, 2010). Asam sulfat
merupakan zat cair kental tak berwarna, menyerupai minyak, berifat asam
kuat, titik didih 315-338℃, titik leleh 100℃, massa jenis 1,8 (Mulyono,
2001).

2.6 Asam Klorida (HCl)


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
(HCl). HCl adalah asam kuat yang merupakan komponen asam lambung
dan sering digunakan secara luas dalam industri. HCl merupakan cairan
yang memiliki bau menyengat, dapat menyebabkan iritasi bila terkena
kulit dan bersifat korosif sehingga dapat merusak atau melunakan benda
dalam waktu dan konsentrasi tertentu. HCl termasuk bahan kimia
berbahaya atau B3. HCl merupakan asam kuat yang bersifat korosif dan
dapat membantu melunakan kulit benih aren yang bersifat impermeabel
sehingga mempercepat proses imbibisi (Sari, 2019).
2.7 Pita Magnesium
Pita Mg ialah unsur magnesium (Mg) yang telah di tempa menjadi
bentuk Pita. Karena bentuk logam Mg murninya itu
berbentuk seperti batuan, Magnesium adalah suatu unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang Mg dan nomor atom 12. Ia berupa
padatan abu-abu mengkilap yang memiliki kemiripan fisik dengan lima
unsur lainnya pada kolom kedua (golongan 2, atau logam alkali tanah)
tabel periodik: semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron
yang sama pada kelopak elektron terluar dan struktur kristal yang serupa.

Anda mungkin juga menyukai