Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Kimia Dasar

KECEPATAN REAKSI

RIFKAH

H061211008

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Laporan Praktikum Kimia Dasar

KECEPATAN REAKSI

Disusun dan diajukan oleh:

RIFKAH

H061211008

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 12 Oktober 2021


Koordinator Golongan, Asisten,

Hendrianus Layuk Ada’ Zalshabila Yunita


NIM.H031171012 NIP.H031191013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi kimia

dengankecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat

seperti petasan yang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat

seperti pengkaratan besi.Reaksi kimia adalah proses perubahan zat reaksi menjadi

produk. Seiringdengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya

akan semakinsedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dapat

dinyatakan sebagailaju perubahan konsentrasi per satuan waktu. Waktu yang

digunakan dapat berupadetik, menit, jam, hari, bulan, maupun tahun, tergantung

pada lamanya reaksi berlangsung (Utami, 2009).

Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya

yaitukonsentrasi, suhu, luas permukaan, tekanan, dan katalis. Dalam suatu reaksi

kimiaterdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang

lain. Misalnya, ketika kita membakar kertas reaksi akan berlangsung cepat

sedangkanreaksi pembakaran minyak bumi memakan waktu yang sangat lama.

Dari hal inidapat diketahui bahwa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang berbeda.

Olehkarena itu, laju reaksi sangat penting untuk dipelajari karena dengan

mengetahuilaju reaksi, mengetahui hal-hal yang mempengaruhinya dan dapat

menerapkandalam kehidupan. Misalnya dalam kegiatan industri, dengan

mengetahui lajureaksi dapat membuat produksi lebih terkendali (Chittleborough,

2004).
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk agar praktikum praktikan dapat lebih

mengetahui pengaruh konsetrasi dan suhu pada laju reaksi. Serta, memahami

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi.

2. untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada praktikum

kali ini.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah mereaksikan suatu reaktan dengankonsentrasi

salah satu spesi dibuat konstan dan spesi yang lainnya dibuat beragamuntuk

mengetahui pengaruhnya terhadap laju reaksi, dalam hal ini larutan

yangdigunakan adalah Na₂S₂O3 dan . H₂SO4. Serta mereaksikan larutan tersebut

pada suhu yang berbeda-beda (suhu ruang, suhu air es, dan suhu air mendidih)

untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu tersebut terhadap laju reaksi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laju Reaksi`

Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi.

Reaksi kimia ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat.Pada umumnya,

reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya berlangsung secara

cepat sehingga sulit dipelajari mekanisme reaksi yang terjadi.Sedangkan reaksi-

reaksi pada senyawa organik berlangsung lambat. Pembahasan tentang kecepatan

(laju) reaksi disebut kinetika kimia (Dongmo dkk.,2009).

Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun

produk dalan suatu satuan waktu.Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju

berkurangnya kondentrasi suatu pereaksi; atau laju bertambahnya konsentrasi

suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk

reaksi fasa gas, satuan tekanan atmosfer, milimeter merkuri, atau pascal, dapat

digunakan sebagai ganti konsentrasi (Dongmo dkk.,2009).

Penetapan hukum-hukum laju reaksi atau persamaan laju

reaksi.Bagaimana laju reaksi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi pereaksi, tak

dapat diramalkan dari persamaan reaksi keseluruhan.Hal itu haruslah ditentukan

secara eksperimental.Suatu persamaaan yang memberikan hubungan antara laju

reaksi dan konsentrasi pereaksi disebut persamaan laju atau hukum laju.Tetapan

kestabilandirujuk sebagai tetapan laju untuk suatu reaksi tertentu.Karena

konsentrasi pereaksi berkurang dengan berlangsungnya reaksi, laju makin

berkurang. Tetapi tetapan laju tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi. Jadi,
laju reaksi memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan

reaksi.Makin cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil

harga k itu (Dongmo dkk.,2009).

2.2 Orde Reaksi

Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari) konsentrasi dalam

persamaan laju.Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu

konsentrasi dari hanya satu pereaksi.

Laju= k[A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Jika orde itu

berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi:

Laju= k[A]2

Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,

Laju= k[A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde dua.Dapat juga disebut orde terhadap

masing-masing pereaksi. Misalnya, dalam persamaan terakhir itu, laju reaksi itu

adalah orde pertama dalam A dan orde pertama dalam B, atau orde dua secara

keseluruhan.

Suatu reaksi dapat tak bergantung pada konsentrasi suatu pereaksi.

Perhatikan reaksi umum A+BAB, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika

kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde

nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :

Laju= k[A][B]0 = k[A]


Orde suatu pereaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam

persamaan berimbang(Purba dan Khaerunisa, 2021).

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-Faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu:

1. Konsentrasi, suatu zat yang bereaksi mempunyai konsentrasi yang berbeda-

beda.Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan

dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka laju reaksi akan

semakincepat. Hal ini dikarenakan zat yang konsentrasinya besar

mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya

tersusun lebih rapatdibangding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang

susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan dibandingkan dengan

partikel yang susunannyarenggang, sehingga kemudian terjadinya reaksi

makin besar (Utami, 2009).

2. Suhu, kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya

suhu,energi kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan

semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila molekul bertumbukan dengan

energi yang cukup besar disebut energi aktivasi(Utami, 2009).

3. Luas permukaan, mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaanzat

akan semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar

peluang adanya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Semakin

luas permukaan zat dan semakin kecil ukuran partikel zat, maka reaksi pun

akansemakin cepat (Oxtoby, 2001).


4. Katalisator, merupakan suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya

reaksi,tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis

adalahmenurunkan energi aktivasi sehingga jika ke dalam suatu reaksi

ditambahkankatalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi (Utami, 2009).

Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-

partikel zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang

mempunyaienergi cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.

Sebelumsuatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi

minimum yang disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Energi

pengaktifanatau energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk

berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat

kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi.Jika

reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasilreaksi

(Utami, 2009).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahanpercobaan

BahanyangdigunakanpadapercobaankaliiniyaituNa2S2O30,1M,H2SO4 0,1

M, danaquades.

3.2 Alatpercobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu gelas ukur, tabung

reaksi, labu semprot, termometer, penjepit tabung, stopwatch, gelas kimia 250

ml. hot plate, dan es batu.

3.3 Prosedurpercobaan

3.3.1 Pengaruhkonsentrasi

a) Na2S2O3

Sediakan lima buah tabung reaksi dan masing-masing tabung tersebut

diisi dengan 5 ml H2SO4 0,1 M (H2SO4 tetap). Lima buah tabung reaksi yang

lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL,1 mL, Na 2S2O3 0,1 M, encerkan

hingga volume5 mL dengan aquades. Campurkan isi tabung reaksi tersebut

dari 5 sediaan pertama ke dalam masing-masing sediaan kedua, dan bersamaan

dengan bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan. Stopwatch

dihentikan setelah ada reaksi (keruh), hindari kekeruhan yang berlebihan. Catat

waktu yang digunakan dan tentukan nilai m, k, dan buat persamaan kecepatan
reaksinya. Dengan cara yang sama ulangi langkah diatas tetapi Na2S2O3 0,1 M

konsentrasi tetap sedangkan H2SO4 yang divariasikankonsentrasinya.

b) H2SO4

Langkah percobaan ini sama dengan prosedur pertama, hanya dengan

mengganti larutan Na2S2O3 dengan larutan H2SO4.

3.1.2 Pengaruh suhu

Pilih salah satu konsentrasi H2SO4 dan Na2S2O3. Siapkan 6 buah tabung

reaksi, 3 buah diisi dengan Na 2S2O3 dan 3 buah diisi lainnya dengan H 2SO4.

Masukkansepasangtabungreaksi(ad-2)kedalamgelaspialayangberisiairdingin

(air es) beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk suhu

larutannya.Ambil sepasang tabung reaksi (1 buah yang berisi H 2SO4 dan 1

buah berisi Na2S2O3). Campurkan isi tabung tersebut, dan bersamaan

bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan (tabung reaksi yang

telah berisi campuran H2SO4 dan Na2S2O3 tetap pada gelas piala yang berisi air

es). Stopwatch dihentikan setelah terjadi reaksi seperti pada percobaan bagian

A sebelumnya. Catat waktu yang digunakan dan suhu reaksi. Kerjakan kembali

point 1 sampai 7, pada interval suhu yang berbeda , misalnya suhu kamar satu

pasang dan di atas suhu kamar satu pasang, jika perlu dipanaskan,

sebaiknyadipanaskan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh konsentrasi terhadap lajureaksi


4.1.1
Pengaruh konsentrasiNa2S2O3

Untuk reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang

lebih kecil akan berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang

berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang lebih tinggi.

Tabel 4.1.1 Pengaruh konsentrasi Na2S2O3

No. [Na2S2O3] (M) [H2SO4] (M) dt (s)

1 0.1 0.1 38.38

2 0.08 0.1 55.11

3 0.06 0.1 67.38

4 0.04 0.1 119.48

5 0.02 0.1 255.21

4.1.1
Pengaruh konsentrasiH2SO4
Pada praktikum kecepatan reaksi ini hanya membahas mengenai

pengaruhsuhu dan konsentrasi terhadap laju suatu reaksi.Dari data hasil percobaan

terlihat jelas bagaimana suhu dan konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi.

Tabel 4.1.2 Pengaruh konsentrasi H2SO4

No. [H2SO4] (M) [Na2S2O3] (M) dt (s)

1 0.1 0.1 38.38

2 0.08 0.1 43.49

3 0.06 0.1 48.1

4 0.04 0.1 52.24

5 0.02 0.1 56.31

Namun ada beberapa hal yang mungkin sedikit mempengaruhi hasil

pengamatan dari praktikum ini adalah adanya pengocokan yang dilakukan pada

saat kedua senyawa dicampurkan. Pengocokan ini akan berpengaruh terhadap

waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi dengan kata lain

dapatmeningkatkan laju reaksi sehingga data hasil percoban yang diperoleh

kurangakurat. Pengocokan yang dilakukan akan meningkatkan kinetika dalam

larutansehingga banyak terjadi tumbukan. Banyaknya tumbukan

menyebabkankemungkinan terjadinya reaksi akan lebih besar sehingga waktu

yang diperlukanuntuk bereaksi menjadi lebih singkat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan dapat disimpulakn bahwa

semakin pekat suatu zat atau semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat
terjadinya reaksi.Hal ini berlaku pada pencampuran antara Na 2S2O3 dengan

aquades ataupun H2SO4 dengan aquades.

4.2 Pengaruh suhu terhadap lajureaksi


4.2.1
Pengaruh suhu tertentu pada larutan H2SO4 danNa2S2O3

Hal yang sama juga terlihat ketika suatu reaksi berlangsung pada suhu

yang lebih rendah, reaksi akan berlangsung lebih lambat jika dibandingkan

dengan reaksi yang berlangsung pada suhu yang lebih tinggi.

Tabel 4.1.3 Pengaruh suhu

No. T (oC) dt (s)

1 80 2.33

2 28 38.38

3 12 152.48
Berdasarkan hasil percobaan dari 3 suhu yang berbeda dilakukan dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka semakin cepat terjadinya reaksi.

4.3 Grafik Percobaan


4.3.1
Grafik pengaruh konsentrasiNa2S2O3

Grafik 4.3.1
300

250

200

150

100

50

0
0,1 0,08 0,06 0,04 0,02

[H2SO4] (M) dt (s)


4.1.1
Grafik pengaruh konsentrasiH2SO4

Grafik 4.3.2
60

50

40

30

20

10

0
0,1 0,08 0,06 0,04 0,02

[H2SO4] (M)2 dt (s)

4.1.1
Grafik pengaruh suhu tertentu pada larutan H2SO4 danNa2S2O3

Grafik 4.3.3
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

80 28 12

dt (s)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Semakin besar konsentrasi, semakin cepat reaksi berlangsung sehingga

konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi.

2. Laju reaksi dapat dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya.

Jika suhu reaksi dinaikkan maka laju reaksi juga semakin besar.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran saya adalah agar kebersihan alat tetap dijaga agar praktikan bisa

memakai langsung alat tersebut tanpa harus membersihkannya lebih dahulu dan

ini juga berhubungan dengan efisiensi waktu praktek praktikan. Serta saat

pemutaran video serta kualitas video yang digunakan lebih baik lagi agar saat

praktikan melihat video percobaan tidak akan terkendala.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Sebaiknya asisten memberi kesan yang baik pada awal pertemuan di

laboratorium. Serta lebih membimbing praktikan dalam melakukan praktikum,

dan agar tetap ramah terhadap praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Chittleborough, G.D. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical


Representations in Developing Mental Models of Chemical Phenomena.
Thesis (unpublished). Science and Mathematics Education Centre.

Dongmo dkk., 2009. Essential oil of Citrus aurantifolia from Cameroon and their
Antifungal Activity against Phaeoramularia angolensis: African Journal of
Agricultural Research, 4; 354-358.

Utami dkk., 2009. Kimia Untuk SMA/MA KELAS XI Program Ilmu Alam.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba dan Khaerunisa, 2012. Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk
Penyeraan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis chuii: Jurnal
Rekayasa Proses, 6(7); 7-13.
Lampiran 1

Bagan Kerja

1. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

H2SO4 + Na2S2O3

 Disiapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan kering.

 5 tabung pertama diisi 5 ml H2SO4 0,1 M.

 5 tabung kedua diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL

Na2S2O3 0,1 M diencerkan hingga volume 5 mL dengan

aquades.

 5 tabung pertama dan kedua dicampur dan bersamaan dengan

bercampurnya kedua zat, stopwatch dijalankan.

 Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (terbentuk kekeruhan),

hindari kekeruhan berlebihan.

 Dicatat waktu yang digunakan

Hasil
2. Pengaruh Konsentrasi H2SO4

H2SO4 + Na2S2O3

 Disiapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan kering

 5 tabung pertama diisi 5 ml Na2S2O3 0,1 M

 5 tabung kedua diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL H2SO4

0,1 M diencerkan hingga volume 5 ml dengan aquadest

 5 tabung pertama dan kedua dicampur dan bersamaan dengan

bercampurnya kedua zat, stopwatch dijalankan.

 Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (terbentuk kekeruhan),

hindari kekeruhan berlebihan.

 Dicatat waktu yang digunakan.

Hasil
3. Pengaruh Suhu

H2SO4 + Na2S2O3

 Disiapkan 6 tabung reaksi yang bersih dan kering

 Memilih konsentrasi H2SO4 dan Na2S2O3 yang akan digunakan

 3 tabung pertama diisi H2SO4

 3 tabung kedua diisi Na2S2O3

 Sepasang tabung reaksi dimasukkan ke gelas piala berisi air

dingin beberapa menit sehingga suhunya merata, termasuk suhu

larutan. Dicatat suhunya. Isi kedua tabung dicampurkan,

bersamaan dengan bercampurnya 2 zat, stopwatch dijalankan.

Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (kekeruhan). Dicatat

waktu yang digunakan.

 Sepasang tabung reaksi berikutnya direaksikan di suhu kamar.

Dicatat suhunya. Isi kedua tabung dicampurkan, bersamaan

dengan bercampurnya 2 zat, stopwatch dijalankan. Stopwatch

dihentikan setelah ada reaksi (kekeruhan). Dicatat waktu yang

digunakan.

 Satu pasang tabung reaksi ketiga, ditempatkan di gelas piala piala

yang berisi air dan dipanaskan. Dicatat suhunya. Isi kedua tabung

dicampurkan, bersamaan dengan bercampurnya 2 zat, stopwatch

Hasil
dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (kekeruhan).

Dicatat waktu yang digunakan, dan dicatat suhu.

Lampiran 2

Perhitungan

A. Pengenceran Na2S2O3

 V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,1 M

 V1 x M1 = V2 x M2

4 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,08 M

 V1 x M1 = V2 x M2

3 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,06 M

 V1 x M1 = V2 x M2

2 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,04 M

 V1 x M1 = V2 x M2

1 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,02 M

B. Pengenceran H2SO4

 V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,1 M

 V1 x M1 = V2 x M2

4 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,08 M

 V1 x M1 = V2 x M2

3 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,06 M

 V1 x M1 = V2 x M2

2 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,04 M

 V1 x M1 = V2 x M2

1 mL x 0,1 M = 5 mL x M2

M2 = 0,02 M

Anda mungkin juga menyukai