KECEPATAN REAKSI
H021 17 1514
PENDAHULUAN
berjalan sangat lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau
misalnya nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi dapat berjalan
cepat atau lambat bergantung pada dakondisinya, misalnya besi mudah berkarat pada
kondisi lembab, tetapi di lingkungan yang kering, misalnya di gurun besi berkarat
Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan
waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh,
seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah berpindah
tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam. Bagaimanakah cara menyatakan laju
dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan
konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka
jumlah zat pereaksi akan makin sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi
Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter
(mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik. Sehingga laju reaksi
mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. s atau M. s) (Azizah, 2004).
reaksi tersebut, dan hal-hal yang memengaruhi kecepatan suatu reaksi, sehingga
dapat meramalkan dan menentukan kondisi reaksi yang tepat untuk suatu reaksi.
Dengan demikian, kita dapat mengendalikan suatu reaksi, baik menghambat maupun
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan konsep ini, untuk suatu sistem homogen pada suatu temperatur tertentu
harga K sama dengan konsentrasi semua jenis produk pangkat koefisien dari
setimbang. Dalam praktek, terkadang ini bisa memerlukan waktu yang relatif lama
alasan cara ini bahkan lebih menguntungkan. Meski secara termodinamika reaksi
relatif lebih sedikit, waktu yang diperlukan jauh lebih singkat. Konsep
dilebihkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk, tetapi konsep kinetika
(dengan metode diferensial) selalu berbeda dengan yang dari metode integral dan
persamaan integral yang cukup rumit dan berbeda tergantung pada order reaksi pada
kedua arah. Data harus dicobakan pada semua persamaan. Hukum lajunya adalah
persamaan yang memberikan kurva yang paling mendekati linear. Tentunya, ini tidak
praktis karena penentuannya bersifat trial and error. Kedua, yang bisa ditentukan
hanyalah tetapan laju reaksi maju kf. Wilkinson (1980) menyatakan bahwa harga
tetapan laju reaksi balik kb, hanya bisa ditentukan berdasar mekanisme reaksi yang
yakni bahwa mekanisme reaksi dideduksi berdasarkan hukum laju dan bukan
kesetimbangan sehingga sekali lagi tidak praktis dan terkesan termodinamika untuk
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan, atau laju, terjadinya reaksi kimia
gerakan atau perubahan; seperti yang diketahui bahwa energi kinetik adalah energi
yang tersedia karena gerakan suatu benda. Disini kinetika merujuk pada laju reaksi
(reaction rate), yaitu perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu
Dalam kimia dikenal istilah laju reaksi. Persamaan reaksi terdiri atas reaktan
dan produk. Dalam hal ini jika diandaikan reaksi berjalan terus, maka secara logika
semakin bertambah. Karena dalam reaksi tidak ada jarak yang harus ditempuh, maka
konsentrasi reaktan berkurang setiap saat atau konsentrasi produk bertambah setiap
saat. Hal ini dapat dianalogikan sebagai jarak yang ditempuh. Dengan analogi
Reaktan Produk
Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul
dan meningkat jumlah molekul produk seiring berjalannya wakru, secara umum akan
lebih mudah diamati apabila laju dinyatakan dalam perubahan konsentrasi terhadap
Untuk reaksi yang lebih rumit, kita harus berhati-hati dalam menuliskan
2A B
Perkembangan lebih lanjut dari teori laju reaksi didasarkan pada mekanika
statistik dari ekuilibrium antara reaktan dan transisi. Eyring mengenalkan mekanika
statistik ke dalam ekspresi dari persamaan laju didasarkan pada gagasan bahwa
permukaan energi potensial dapat dihitung dengan mekanika kuantum, dan gerak
dari kerangka nuklir selanjutnya dapat diperlakukan secara klasik dengan mekanika
Jika ukuran partikel semakin kecil, maka reaksi akan berjalan semakin cepat
berbentuk kubus dengan ukuran rusuk panjang, lebar, dan tinggi sama,
kali luas sisinya. Karena kubus mempunyai 6 sisi yang sama, maka jumlah luas
dipotong sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka keempat kubus akan
mempunyai panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 0,5 cm. Luas permukaan untuk
sebuah kubus menjadi 6 0,5 cm 0,5 cm = 1,5 cm2. Jumlah luas permukaan kubus
menjadi 8 1,5 cm2 = 12 cm2. Jadi, dengan memperkecil ukuran kubus, maka luas
Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak
jumlah total permukaan benda tersebut. Oleh karena itu, luas permukaan semakin
semakin sering. Hal ini dapat mempercepat terjadinya reaksi (Sudarlin, 2010).
2. Suhu
3. Konsentrasi
yang lebih rapat dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan
konsentrasi tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah
Pada larutan pekat, letak molekulnya rapat sehingga sering terjadi tumbukan
dibandingkan dengan larutan encer. Itulah sebabnya, jika konsentrasi larutan yang
direaksikan semakin besar, maka laju reaksinya juga semakin besar (Sudarlin, 2010).
kerjanya katalisator akan ikut bereaksi dengan zat-zat reaktan, tetapi diakhir proses
reaksi katalisator tersebut akan memisah kembali. Katalis ada dua macam, yaitu
katalis yang bersifat positif dan katalis negatif. Katalis bersifat positif dapat
besar. Bayangkan jika kalian ingin menuju suatu tempat yang dihalangi sebuah
gunung. Jalan yang satu harus mendaki gunung, sedangkan jalan yang lain melewati
digambarkan sebagai jalan tanpa katalis, sedangkan jalan melalui terowongan adalah
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan H2SO4 0,1 M,
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, stopwatch,
kaki tiga, rak tabung, penjepit tabung, gelas piala, kawat kasa, lampu spirtus,
Disediakan 10 buah tabung reaksi pada rak tabung, 5 buah tabung diisi dengan
5 mL H2SO4 (konsentrasi tetap), 5 buah tabung diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2
Dicampurkan isi tabung dari 5 sediaan pertama ke dalam sediaan kedua. Dinyalakan
stopwatch ketika kedua sediaan bercampur dan dihentikan setelah terjadi reaksi
(keruh). Sebaiknya stopwatch dimatikan saat belum terlalu keruh. Dicatat waktu
reaksinya.
3.3.2 PengaruhKonsentrasiH2SO4
Disediakan 10 buah tabung reaksi pada rak tabung, 5 buah tabung diisi dengan
5 mL Na2S2O3 (konsentrasi tetap), 5 buah tabung diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2
stopwatch ketika kedua sediaan bercampur dan dihentikan setelah terjadi reaksi
(keruh). Sebaiknya stopwatch dimatikan saat belum terlalu keruh. Dicatat waktu
reaksinya.
Disiapkan 6 buah tabung reaksi pada rak tabung. Tiga buah tabung reaksi diisi
dengan H2SO4 dan tiga buah diisi dengan Na2S2O3.Dimasukkan air dingin (air es) ke
dalam gelas piala. Dimasukkan sepasang tabung yang sudah berisi H2SO4 dan
Na2S2O3 ke dalam gelas piala tersebut sehingga suhunya merata beserta larutannya.
Diambil satu tabung yang berisi H2SO4 dan 1 tabung yang berisi Na2S2O3 yang
berada dalam gelas piala. Di campur larutan tersebut dan nyalakan stopwatch.
Tabung yang berisi H2SO4 danNa2S2O3, tetap berada dalam gelas piala. Dimatikan
stopwatch bila terjadi reaksi (keruh). Dicatat waktu yang digunakan dan suhu reaksi.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Laju reaksi dapat dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Jika
5.2 Saran
Saya berharap agar kebersihan di dalam laboratorium selalu dijaga agar hati
Cara asisten memberikan penjelasan sudah baik, semoga kedepannya dapat lebih
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga, Jilid kedua,
Erlangga, Jakarta.
Hettema, H., 2012, The Unity of Chemistry and Physics : Absolute Reaction Rate
Theory, International Jurnal for Phylosophy of Chemistry, 18 (2) : 145-147.
Patiha, 2013; Penentuan Tetapan Laju Reaksi Balik Dan Tetapan Kesetimbangan
Dengan Pendekatan Reaksi Searah Dan Hukum Laju Reaksi Maju, Jurnal
Penelitian Kimia, 9 (2), hal 22-32.
Wahyuningrum, R., Cahyono, E., dan Siadi, K., 2012, Kinetika Reaksi Siklisasi-
Asetil Asisitronelal Menjadi Isopule Gilasetatter Katalis Zr4+- Zeolit Beta,
Indonesian Journal Of Chemical Science, 1(2) : 15-21.
LEMBAR PENGESAHAN
IKATAN KIMIA
H021 17 1514
MURTINA
NIM : H31113509