Anda di halaman 1dari 7

a.

Latar belakang
Reaksi kimia dapat terjadi dengan cepat atau lambat. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan
konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap
melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi. (Chang, 2005)
Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai konsep laju reaksi yaitu dengan cara
membakar kertas. Pada peristiwa ini terjadi reaksi pengurangan jumlah kertas akibat pembakaran dan
menjadi penambahan abu yang merupakan hasil pembakaran kertas. Dalam proses industri yang
melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengetahui
agar sesuatu proses industri dapat menghasilkan bahan industri yang sebanyak – banyaknya dalam
waktu yang singkat. Disisi lain terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan dengan lambat, misalnya
bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, bagaimana memperlambat perkaratan besi.
Tingkat reaksi ditentukan dari hasil percobaan yang menyatakan hubungan antara laju reaksi
dengan kepekatan pereaksi masing-masing. Persamaan laju reaksi dalam ilmu kimia hanya dapat
dinyatakan berdasarkan data hasil percobaan yag berupa waktu. Data yang didapatkan tersebut akan
diolah untuk menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi ditentukan
berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama
dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan, karena orde reaksi merupakan penjumlahan dari orde
reaksi setiap zat pereaksi. Mekanisme reaksi dipakai untuk menerangkan bagian langkah suatu reaktan
berubah menjadi suatu produk dan mempengaruhi besarnya orde reaksi.
b. Dasar teori
Laju reaksi merupakan pristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan
waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi bila konstanta dari masing-masing jenis larutan
(Keenan, 1984).
Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu atau dua pengikut
berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat. Reaksi disebut bertingkat tiga bila kecepatan
reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi tiga pengikut. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada
orde reaksi, suatu reaksi yang merupakan proses satu tahap didefenisikan dengan bedasarkan reaksinya
yaitu reaksi dasar (Bird, 2003)
Berdasarkan metode laju reaksi, ada beberapa hal yang sering digunakan bersama-sama
dalam metode isolasi. Laju reaksi diukur saat pertama reaksi untuk beberapa reakstan dengan
konsentrasi pertama berbeda-beda. Suatu laju reaksi akan dapat dipengaruhui oleh beberapa faktor,
faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi kecepatan laju reaksi (Atkins, 1996).
Konsnetrasi
konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar, dan sebaliknya jika
konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin
kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan
orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa
besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi (Keenan, 1979).
Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena adanya naiknya suhu. Energi kinetik
partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila molekul bertumbukan dengan
energi yang cukup besar disebut energi aktivasi. Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang
memiliki energi melebihi energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu,
dan diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia (Petrucci, 1987).
Luas Permukaan
Luas permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin kecil luas
permukaan, maka semakin kecill tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi semakin
lambat. Begitupun sebaliknya, karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu
semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi (Syukri, 1999).
Katalis
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan berfungsi untuk mempercepat
laju reaksi tersebut. Tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang brsifat permanen. Jadi,
katalis tidak muncul dalam persamaan kimia yang secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat
mempengaruhi hukum laju, memodifikasi hasil reaksi, dan membuat lintasan yang ada menjadi lebih
cepat untuk dilalui. Atau lazimnya membuat lintasan yang sama baru bagi kelangsungan reaksi. KAtalis
juga menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi pada reaksi kimia, meskipun dengan jumlah yang
sangat sedikit.(oxtoby,2001)
Kehadiran katalis dalam suatu reaksi dapat memberikan mekanisme alternatif untuk
menghasilkan hasil reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis.
Energi pengaktifan yang lebih rendah menunjukkan bahwa jumlah bagian dari molekul-molekul yang
memiliki energi kinetik cukup untuk bereaksi jumlahnya lebih banyak. Jadi, kehadiran katalis adalah
meningkatkan adanya tumbukan yang efektif, yang berarti juga memperbesar laju reaksi (Supardi, 2008)

Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1996. “Kamus Lengkap Kimia”. Rineka Cipta. Jakarta.
Bird, T. 2003. “Kimia Fisika Untuk Universitas”. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Keenan, C.W, D.C, Kleinfelter dan J.H Wood. 1984. “Kimia Untuk Universitas”.Erlangga. Jakarta
Keenan, 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David, dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Petrucci. 1987. “Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern”. Erlangga. Jakarta
Supardi, dkk. 2008. Kimia Dasar II. PT UNNES Press: Semarang
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press
Tim Penyusun.2019.Pedoman Praktikum Kimia dasar lanjutan.jember:Universitas jember
Reaksi kimia merupakan perubahan materi menjadi zat baru. Reaksi kimia juga dapat
didefinisikan sebagai perubahan reaktan menjadi suatu produk. Reaksi kimia dapat terjadi dengan cepat
atau lambat. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi
molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring
dengan perubahan konsentrasi. (Chang, 2005)
Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk
setiap waktu atau berkurangnya reaktan dan bertambahnya produk. Konsep laju reaksi juga dapat
ditemukan yaitu dengan cara membakar kertas. Peristiwa ini terjadi reaksi pengurangan jumlah kertas
akibat pembakaran dan menjadi penambahan abu yang merupakan hasil pembakaran kertas. Dalam
proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang memberi
dasar untuk mengetahui agar sesuatu proses industri dapat menghasilkan bahan industri yang sebanyak
– banyaknya dalam waktu yang singkat, dan juga terdapat pula proses mempercepat pematangan buah
menggunakan karbit. Disisi lain terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan dengan lambat,
misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, bagaimana memperlambat perkaratan besi.
Hal tersebut yang menjadi latar belakang dalam percobaan laju reaksi, untuk mempelajari factor
factor yang mempengaruhi laju reaksi, sehingga dapat mengetahui factor factor yang mempengaruhi
laju reaksi. Percobaan yang dilakukan yaitu uji preparasi larutan, sifat reaktan, konsentrasi,temperatur
dan katalis terhadap laju reaksi. Percobaan yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan logam dan
larutan asam dengan kadar konsentrasi dan suhu yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh factor
tersebut pada laju reaksi.
Pembahasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah Sifat rektan, konsentrasi, temperature, dan
juga katalis. Percobaan pertama adalah untuk mengetahui pengaruh dari factor sifat reaktan. Sifat
pereaksi atau reaktan yang semakin reaktif akan menyebabkan laju reaksi akan semakin bertambah dan
berlangsung semakin cepat. Senyawa kimia yang jumlahnya sangat banyak memiliki kereaktifan yang
berbeda-beda. Umumnya senyawa yang reaktif adalah senyawa yang mudah membentuk ikatan ion.
Percobaan ini meggunakan beberapa jenis senyawa asam dengan beberapa konsentrasi yang berbeda-
beda. Senyawa HCl yang digunakan pada percobaan ini memiliki konsentrasi 6M, Senyawa H2SO4
menggunakan konsentrasi 3M, senyawa HNO3 dengan menggunakan konsentrasi 6M, senyawa H3PO4
dengan menggunakan konsentrasi 2M, dan senyawa terakhir adalah CH3COOH dengan konsentrasi 6M.
Satu potong logam Mg sepanjang 0,5cm dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi, lalu semua
tabung diisi dengan masing masing senyawa yang sudah disiapkan sebanyak 1ml. Reaksi yang terbentuk
adalah pembentukan garam Mg. Berikut ini reaksi yang terjadi pada masing-masing senyawa
1. Mg(s)+2HCl(aq)àMgCl2(aq)+h2(g)
Penambahan larutan HCl bertujuan untuk melarutkan Mg dan membentuk larutan MgCl2.
Mempunyai waktu habis reaksi 25 detik dan memiliki banyak gelembung. Gelembung
dihasilkan karena adanya pembentukan gas H2 dari reaksi. Warna dari Hasil reaksi yaitu
tidak bewarna
2. Mg(s)+2HNO3(aq)àMgNO3(aq)+h2(g)
Penambahan larutan HNO3 bertujuan melarutkan Mg dan membentuk larutan MgNO3.
Mempunyai waktu habis reaksi 17 detik dan memiliki banyak gelembung. Gelembung
dihasilkan karena adanya pembentukan gas H2 dari reaksi. Warna dari Hasil reaksi yaitu
kuning kecoklatan.
3. Mg(s)+H2SO4(aq)àMgSO4(aq)+H2(g)
Penambahan H2SO4 bertujuan melarutkan Mg dan membentuk MgSO4.Mempunyai waktu
habis reaksi 35 detik dan memiliki banyak gelembung. Gelembung dihasilkan karena adanya
pembentukan gas H2 dari reaksi. Warna dari Hasil reaksi yaitu tidak bewarna
4. Mg(s)+2CH3COOHàMg(CH3COO)2(aq)+h2(g)
Penambahan CH3COOH berfungsi untuk melarutkan Mg dan membentuk larutan
Mg(CH3COO)2Mempunyai waktu habis reaksi 1 menit dan memiliki sedikit gelembung.
Gelembung dihasilkan karena adanya pembentukan gas H2. Warna dari Hasil reaksi yaitu
tidak bewarna
5.3Mg(s)+2H3PO4àMg3(PO4)2(aq)+3H2(g)
Penambahan CH3COOH berfungsi untuk melarutkan Mg dan menghasilkan larutan
Mg3(PO4)2Mempunyai waktu habis reaksi 3 menit dan memiliki banyak gelembung.
Gelembung dihasilkan karena adanya pembentukan gas H2. Warna dari Hasil reaksi yaitu
tidak bewarna
Berdasarkan hasil pengamatan senyawa yang memiliki laju yang paling cepat adalah senyawa HNO3
dengan konsentrasi 6M, dan waktu yang diperlukan untuk menghabiskan logam Mg paling cepat adalah
HNO3 6M dengan waktu 17 detik, Sedangkan senyawa yang memiliki laju paling lambat adalah H3PO4
dengan konsentrasi 2M, dan waktu yang diperlukan untuk menghabiskan logam Mg adalah 3 menit
Percobaan kedua yaitu masih tentang pengaruh dari factor sifat reaktan, pada percobaan kedua ini
berbeda dengan percobaan yang pertama. Percobaan ini meggunakan satu jenis senyawa asam dengan
konsentrasi yang sama yaitu HCl 6M. Logam yang dipakai pada percobaan ini adalah Mg, Zn dan Cu.
Disediakan 3 tabung reaksi yang kemudian diisi dengan larutan HCl 6M sebanyak 1ml ke masing-masing
tabung reaksi dan ditambahkan 0,5cm potongan Mg pada tabung pertama, potongan Zn pada tabung
kedua, dan potongan Cu pada tabung ketiga. Berdasarkan hasil pengamatan berikut persamaan
reaksinya
Mg(s)+2HCl(aq)àMgCl2(aq)+H2(g)
Reaksi berlangsung sangat cepat, logam Mg bereaksi sangat cepat sehingga tidak ada sisa logam pada
tabung reaksi, waktu yang diperlukan untuk menghabiskan logam Mg adalah 35s dan gelembung saat
reaksi sangat banyak.
Zn(s)+2HCl(aq)àZnCl2(aq)+H2(g)
berdasarkan pengamatan logam zn yang direksikan dengan larutan HCl 6M tidak bereaksi sampai habis
didalam tabung reaksi. Sampai waktu yang sama yaitu 35s tetapi memiliki gelembung yang lebih sedikit.

Pengamatan yang terakhir adalah menggunakan bahan logam Cu yang ada dalam tabung reaksi ketiga,
berdasarkan pengamatan logam Cu yang direksikan dengan larutan HCl 6M tidak bereaksi sama sekali
sehinnga hasil laju reaksinya pun tidak dapat ditentukan begitupula dengan persamaan reaksinya. Data
tersebut tidak sama dengan literature karena waktu habis logam mg dan zn sama, kesalahan disebabkan
oleh telatnya mematikan stopwatch saat reaksi mg dengan HCL selesai.

Percobaan yang ketiga adalah mengenai pengaruh perubahan konsentrasi reaktan. Reaksi akan berjalan
sangat cepat apabila konsentrasi reaktannya dinaikkan. Hal ini bisa dipahami dengan menggunakan
dasar teori tumbukan, apabila konsentrasi reaktan dilipatduakan, maka tumbukan akan terjadi dua
kalinya, jika laju reaksi tergantung pada tumbukan efektik maka laju reaksinya juga akan menjadi dua
kalinya. Percobaan ini menggunakan larutan HCl dengan konsentrasi yang perbeda-beda diantaranya
1M, dan 2M. Sedangkan bahan yang digunakan untuk direaksikan dengan HCl adalah logam Zn.
Kemudian HCl sebanyak 3ml dengan logam Zn dimasukkan dalam botol ampul, lalu masukkan suntik
melalui tutup karet yang akan ditutupkan pada botol ampul dan tutup botol ampul tersebut dengan
cepat agar gas H2 tidak menguap,berikut adalah persamaan reaksinya
Zn(s) + HCl(aq)-> ZnCl2(aq) + H2(g)
Gas H2 ini bertujuan untuk mendorong suntikan keatas sampai batas yang diukur. Kemudian diamati
waktu yang diperlukan gas H2 yang dihasilkan dari reaksi untuk mendorong jarum suntik keatas.
Langkah tesebut dilakukan untuk konsentrasi HCl 1M, berdasarkan hasil pengamatan HCl dengan
konsentrasi 1M sedikit mengangkat pompa jarum suntik dikarenakan sedikitnya gas H2 yang timbul
pada botol ampul tersebut.Selanjutnya menggunakan konsentrasi HCl 2M, hasilnya sama dengan
langkah yang pertama namun gas H2 yang dihasilkan lebih banyak daripada langkah pertama tetapi
pompa jarum suntik terangkat lebih rendah dari HCl. Hal ini karena saat reaksi ada gas yang keluar
melalui tutup botol sehingga mengurangi tekanan dalam botol sehingga percobaan kedua tidak sesuai
dengan literatur.
Percobaan yang keempat adalah pengaruh dari temperature, pengaruh temperature mngakibatkan
reaktan menjadi lebih energetic, yang berarti bahwa molekul memiliki energy yang sama atau yang lebih
tinggi daripada energy aktivasi. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah senyawa HCl dengan
konsentrasi 6M dan juga logam Zn. Disiapkan 3 tabung reaksi dan masukkan 5ml larutan HCl kedalam
masing-masing tabung reaksi. Masing-masing tabung dimasukkan dalam gelas beaker yang berisi air
dengan suhu yang berbeda-beda diantaranya 10C, 25C, dan 50C. Tabung pertama diset suhu 10C, 25C
untuk tabung kedua, dan 50C untuk tabung ketiga. Suhu dijaga agar tetap konstan dengan
menggunakan thermometer, setelah suhu mencapai angka yang ditentukan logam Zn dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang telah berisi HCl 6M. Diamati yang terjadi dengan membandingkan sedikit
banyaknya gelembung yang terbentuk tanpa adanya waktu yang diperlukan. Langkah tesebut dilakukan
untuk tabung pertama dengan suhu 10C, berdasarkan hasil pengamatan tidak terdapat gelembung yang
terbentuk didalam tabung reaksi. Selanjutnya untuk tabung kedua dengan suhu 25C berdasarkan hasil
pengamatan terdapat lumayan banyak gelembung yang terbentuk didalam tabung reaksi. Terakhir
untuk tabung ketiga dengan suhu 50C hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat banyak
gelembung yang terbentuk didalam tabung reaksi dibandingkan pada tabung yang kedua. Berdasarkan
hasil percobaan di atas, terbukti bahwa larutan HCl 6M dan logam Zn dengan suhu 50C dapat bereaksi
dengan sangat cepat yang ditandai dengan banyaknya gelembung yang terbentuk dibandingkan dengan
HCl 6M dan logam Zn bersuhu 10C, dan 25C. Hal ini sesuai dengan literature yaitu kenaikan suhu dapat
mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energy kineticpartikel zat-zat meningkat sehingga
memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

Percobaan yang kelima adalah pengaruh dari katalis. Beberapa senyawa yang meningkatkan laju reaksi
dengan ikut bereaksi dan kembali ke bentuk semula setelah reaksi dinamakan dengan katalis. Katalis
meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energy aktivasi. Beberapa molekul dapat melewati
batas energy aktivasi setelah adanya katalis dibandingkan sebelum adanya katalis. Bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah logam Zn , disiapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi
larutan 0,05 gram Zn. Kemudian tabung kedua ditambah dengan Cu sepanjang 1cm yang bertujuan
sebagai katalis.Selanjutnya ditambahkan 5 ml larutan HCl 2M ke masing-masing tabung. Berdasarkan
pengamatan fenomena yang terjadi pada tabung pertama adalah gelembung sedikit dan habis
gelembung lama, dan pada tabung kedua lebih banyak gelembung dan waktu habis gelembung cepat.
Hal tersebut sesuai dengan literature yaitu bahwa kawat Cu mengkatalis logam Zn, yaitu mempercepat
laju reaksi.

Anda mungkin juga menyukai