Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Ariella Trixie Hartono


XI-2/5

SMAK St. AUGUSTINUS KEDIRI


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
A. Tujuan Praktikum

1
1. Mengetahui faktor faktor suhu yang mempengaruhi laju rekasi.
2. Mengetahui faktor faktor luas permukaan yang mempengaruhi laju rekasi
3. Mengamati pengaruh suhu terhadap laju rekasi.
4. Mengamati pengaruh luas permukaan terhadap laju rekasi.

B. Landasan Teori
1) Pengertian Laju Reaksi

Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani selama ini tentunya tidak akan lepas
dari berbagai macam jenis reaksi kimia. Dimana reaksi kimia yang dapat terjadi disekitar
kita ternyata mampu berjalan dengan begitu cepat bahkan bisa sekali kita amati secara
langsung.
Sebagai contohnya adalah larutnya gula di dalam air teh. Ada juga reaksi kimia yang
dapat berjalan dengan lambat seperti terjadinya proses pengkaratan pada besi hingga
reaksi kimia yang berjalan dengan begitu cepat seperti reaksi eksplosif yang terjadi pada
bahan bakar. Tak hanya itu saja, pasalnya reaksi kimia juga ada yang berjalan dengan
sangat lambat seperti perubahan grafit menjadi intan.
Laju reaksi bisa diartikan sebagai kecepatan terjadinya proses suatu reaksi. Lalu, laju
reaksi juga bisa disebut sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan
waktunya. Dimana besaran laju reaksi bisa dilihat dari ukuran cepat lambatnya pada
reaksi kimia yang terjadi.
Seperti yang dijelaskan di awal jika laju reaksi memiliki bentuk laju yang cukup cepat
dan bahkan ada juga laju reaksi yang mampu berjalan dengan sangat lambat. Namun,
pada reaksi kimia biasanya keberadaan dari laju reaksi akan berjalan dengan begitu cepat.
Pada proses pengkaratan laju reaksi akan berjalan lebih lambat. Laju reaksi
menyatakan molaritas zat terlarut pada reaksi yang terjadi pada setiap detik rekasi. Lalu,
untuk molaritas bisa diartikan sebagai ukuran yang menjelaskan banyaknya mol zat
terlarut dalam satu liter larutannya. Pada pengertian laju reaksi, ada sebuah teori yang
menjelaskan akan hal tersebut. Teori tersebut disebut sebagai teori tumbukan. Jika dilihat
dari teori tumbukan, reaksi kimia dapat terjadi jika disebabkan oleh suatu hal seperti
ketika partikel-partikel saling bertumbukan.
Teori tumbukan menjelaskan jika ketika partikel reaktan yang sesuai akan saling
bertumbukan. Namun, hal tersebut hanya terjadi pada persentase tertentu dari tumbuhan
dan kondisi ini juga akan menyebabkan adanya perubahan kimia yang nyata atau
signifikan. Perubahan yang berhasil akan disebut sebagai tumbukan yang sukses. Dimana
tumbukan yang sukses juga akan memiliki energi cukup dan biasa disebut sebagai energi
aktivasi.
Ketika tumbukan akan memutus ikatan yang sudah terbentuk, maka akan terjadi
pembentukan ikatan baru. Hal tersebut akan menjadikan produk reaksi mengalami
peningkatan konsentrasi partikel reaktan atau terjadinya kenaikan suhu. Adanya kondisi
tersebut akan mampu menyebabkan terjadinya lebih banyak benturan hingga terjadinya
banyak tumbukan yang berhasil dan meningkatkan adanya laju reaksi.

2
Maka, laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaksi
(reaktan) tiap satuan waktu atau bertambahnya konsentrasi hasil reaksi (produk) tiap
satuan waktu.
2) Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

a) Konsentrasi
Faktor pertama yang memungkinkan memberikan pengaruh terhadap laju reaksi
adalah konsentrasi. Secara mudahnya ketika semakin besar konsentrasi reaktan, maka
laju reaksi yang dihasilkan juga semakin besar. Hal tersebut bisa terjadi ketika adanya
konsentrasi yang besar. Selain itu kondisi ini juga bisa menjadi tanda jika molekul-
molekul dalam suatu zat juga semakin banyak. Banyaknya molekul inilah yang
menjadikan adanya peluang tumbukan.

b) Temperatur
Faktor temperatur juga mampu mempengaruhi keberadaan laju reaksi. Ketika
temperatur dalam kondisi lebih tinggi akan menyebabkan adanya molekul yang lebih
cepat dalam bergerak. Hal ini memungkinkan terjadinya tumbukan yang lebih sering
pada beberapa molekul. Adanya energi yang lebih tinggi menjadikan reaksi kimia
lebih mudah terjadi. Sehingga temperatur yang lebih tinggi dapat kita asumsikan akan
menyebabkan kondisi laju reaksi yang semakin besar.

c) Luas Permukaan Kontak


Luas permukaan kontak juga akan mempengaruhi laju reaksi. Jika suatu zat
dengan fase pada beraksi, maka hanya molekul yang ada pada permukaan zat
tersebutlah yang mampu bereaksi. Sedangkan untuk partikel yang ada pada bagian
dalam serta tertutup oleh partikel permukaan tidak akan melakukan suatu reaksi. Luas
permukaan zat padat yang melakukan kontak bisa kita sebut sebagai laju reaksi.
Ketika luas permukaan kontak semakin tinggi, maka peluang suatu zat untuk
melakukan proses reaksi juga akan semakin tinggi sehingga laju reaksi yang ia miliki
juga akan berubah menjadi lebih cepat.

d) Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang dapat membantu suatu reaksi dapat berlangsung
secara lebih cepat. Dengan kondisi penurunan energi aktivasi reaksi atau bahkan
dengan mencari jalan lain reaktan akan bereaksi pada energi aktivasi sebagai energi
yang menghalangi terjadinya proses reaksi.
Ketika adanya proses penambahan katalis ke dalam suatu reaksi, maka energi
penghalang akan berubah menjadi semakin kecil hingga membutuhkan energi yang
lebih sedikit dengan suhu reaksi yang lebih rendah pula. Proses ini juga akan
menjadikan terjadinya reaksi yang semakin cepat.
Perlu diketahui jika penambahan katalis pada reaksi tidak akan memberikan
pengaruh terhadap hasil reaksi. Hal tersebut bisa terjadi karena akan membentuk
katalis kembali pada produk reaksi yang ditambahkan katalis sebelumnya.

3) Persamaan Hukum Laju Reaksi

3
Hukum laju reaksi adalah suatu persamaan yang mampu menghubungkan antara
laju reaksi dengan konstanta laju dan juga konsentrasi reaktan. Salah satu cara yang bisa
digunakan untuk mempengaruhi konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi adalah dengan
menentukan bagaimana laju awal akan bergantung terhadap konsentrasi awal.
Pengukuran laju yang dilakukan pada akhirnya akan menghasilkan hukum laju.
Keberadaan dari hukum laju tersebut untuk reaksi yang menjelaskan lebih lanjut dalam
konstanta laju dan juga konsentrasi reaktan. Ketergantungan laju pada konsentrasi ini
akan menghasilkan orde reaksi.
Konstanta laju reaksi atau tetapan laju reaksi bisa diartikan sebagai tetapan dengan
harga yang bergantung terhadap jenis pereaksi, suhu serta katalis. Perlu diketahui jika
suatu reaksi bisa dikatakan sebagai orde nol jika laju yang dimilikinya tidak bergantung
pada konsentrasi reaktan dan juga order pertama ketika lanjunya memang bergantung
pada konsentrasi reaktan yang dipangkatkan satu. Selain orde nol dan satu, ada juga orde
yang lebih tinggi dan juga orde pecahan.
Laju reaksi memiliki ciri penting yaitu waktu yang dipergunakan pada penurunan
konsentrasi suatu reaktan menjadi setengah terhadap konsentrasi awalnya. Hal ini juga
bisa disebut sebagai waktu paruh. Pada reaksi orde pertama, waktu paruh tidak akan
bergantung pada konsentrasi awal.

Secara umum bisa dituliskan sebagai berikut ini

pA + qB → rC

V = k . [A]m . [B]n
Keterangan :
V = Laju reaksi (M.det-1)
K = Tetapan Laju Reaksi
M = Tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A
N = Tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B
[A]= Konsentrasi awal A
[B]= Konsentrasi awal B

4) Orde Reaksi

Orde reaksi bisa diartikan sebagai perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju.

a) Reaksi berorde 0
Dikatakan sebagai reaksi berorde 0 adalah ketika tidak terjadi perubahan pada laju
reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi. Pada orde reaksi nol ini nantinya
laju reaksi tidak akan mendapatkan pengaruh oleh konsentrasi zat atau konstan. Lalu
laju reaksi akan sama dengan tetapan laju reaksi atau k.

b) Reaksi berorde 1
Dikatakan sebagai reaksi orde 1 adalah ketika adanya perubahan konsentrasi pada
pereaksi dua kali yang dapat menjadikan kondisi laju reaksi lebih cepat dua kali.

4
Pada orde reaksi 1 ini nantinya pertambahan laju reaksi akan sama dengan perubahan
konsentrasi zat. Ketika konsentrasi reaktan reaksi orde 1 akan dikalikan dengan faktor
n, maka nilai laju reaksi akan menjadi n1 lebih besar.

c) Reaksi berorde 2
Dapat dikatakan reaksi orde 2 adalah ketika laju perubahan pada konsentrasi
pereaksi dua kali yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya laju reaksi lebih
cepat empat kali dan seterusnya. Dimana ketika konsentrasi reaktan reaksi orde 1
dikalikan dengan faktor n, maka nilai yang dimiliki oleh laju reaksi adalah n2 yang
lebih besar.

C. Alat dan Bahan


1) Gula pasir
2) Air panas
3) Air dingin
4) Air kran
5) Gelas air mineral kosong 4 buah
6) Jam/stopwatch/Hp
7) Sendok makan
8) Beaker gelas 2 buah
9) Pengaduk
10) Lumpang alu

D. Data Pengamatan
a) Faktor Suhu

No. Faktor Suhu Hasil Praktikum Keterangan


1. Menggunakan air panas Memerlukan waktu 38,27
-
dan dengan diaduk detik untuk larut
2. Menggunakan air dingin Memerlukan waktu selama 2
-
dan dengan diaduk menit 10,5 detik untuk larut

b) Luas Permukaan

No. Faktor Luas Permukaan Hasil Praktikum Keterangan


1. Menggunakan air kran, Memerlukan waktu 1 menit
tanpa dihaluskan, dan 40,81 detik untuk larut -
dengan diaduk
2. Menggunakan air kran, Memerlukan waktu 1 menit
dengan dihaluskan, dan 12,59 detik untuk larut -
dengan diaduk
3. Menggunakan air kran, Memerlukan waktu lebih dari Dengan waktu 27
tanpa dihaluskan, dan 27 menit untuk larut menit gula tersebut
tanpa diaduk belum larut

5
sehingga praktikum
dihentikan

E. Analisis Hasil Praktikum

Pengamatan yang saya lakukan menghasilkan data yang tertera pada tabel di atas. Pada
tabel pertama, dapat dilihat ketika melarutkan gula dalam air panas dengan diaduk hanya
diperlukan waktu 38,27 menit agar gula larut sepenuhnya. Berbeda dengan air dingin, dimana
diperlukan waktu untuk mengaduk selama 2 menit 10,5 detik agar gula dapat sepenuhnya
larut. Dari sini kita dapat melihat perbedaan waktu yang signifikan yakni selama kurang lebih
1 menit 30 detik. Dengan adanya data ini, kita bisa menyimpulkan bahwa kenaikan suhu
dapat mempercepat laju reaksi, sama seperti gula yang larut lebih cepat pada air panas
dibandingkan pada air dingin.
Data hasil praktikum ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kenaikan suhu
mempercepat laju reaksi karena kenaikan suhu menyebabkan gerakan partikel semakin cepat.
Gerakan ini menyebabkan energi kinetik partikel-partikel bertambah sehingga makin banyak
kemungkinan terjadinya tumbukan yang efektif.
Pada tabel kedua, dapat dilihat saat kita melarutkan gula yang tidak ditumbuk ke dalam
air kran akan diperlukan waktu 1 menit 40,81 detik agar gula larut sepenuhnya. Berbeda
dengan gula yang dihaluskan kemudian dilarutkan ke dalam air kran, gula tersebut
memerlukan wakti 1 menit 12,59 detik. Sedangkan gula yang tidak ditumbuk dan tidak
diaduk belum larut sepenuhnya dalam waktu 27 menit. Dari data tersebut kita bisa melihat
perbedaan yang signifikan antara gula yang diaduk dan tidak diaduk. Kita juga dapat melihat
bahwa gula yang dihaluskan lebih cepat larut dibandingkan gula yang tidak dihaluskan.
Dengan adanya data ini, kitab isa menyimpulkan bahwa luas permukaan benda
mempengaruhi laju reaksi, sama seperti gula yang lebih cepat larut saat dalam kondisi
dilarutkan.
Data hasil praktikum ini sesuai dengan teori yang menyatakan semakin luas permukaan
bidang sentuh zat yang bereaksi akan mempermudah terjadinya tumbukan efektif yang
menyebabkan terjadinya reaksi kimia sehingga mempercepat laju reaksi.

F. Kesimpulan
Dari praktikum diatas, dapat disimpulkan faktor - faktor yang mempengaruhi laju reaksi
diantaranya adalah suhu dan luas permukaan zat. Hal ini dapat diperoleh melalui data di atas
yakni :
1. Kenaikan suhu mempercepat laju reaksi karena kenaikan suhu menyebabkan gerakan
partikel semakin cepat. Hal ini dapat dibuktikan dari praktikum diatas, dimana gula pasir
pada suhu tinggi atau pada air panas lebih cepat larut dibanding suhu rendah atau pada air
dingin.
2. Semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi
antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Hal ini dapat dibuktikan dari
praktikum diatas, dimana gula yang ditumbuk halus lebih cepat larut dibandingkan
dengan gula yang tidak ditumbuk.

6
G. Lampiran

Air panas dan dengan diaduk

7
Air dingin dan dengan diaduk

Air kran, tanpa dihaluskan, dengan diaduk

8
Air kran, dengan dihaluskan, dan dengan diaduk

Air kran, tanpa dihaluskan, dan tanpa diaduk

Anda mungkin juga menyukai