I. Judul Percobaan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
V. Tinjauan Pustaka
Laju Reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau
bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar
atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya
konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan
waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter
detik..
Jika ditinjau dari waktu berlangsungnya reaksi, reaksi kimia ada yang berlangsung
cepat dan ada yang berlangsung lambat. Seperti pembakaran kembang api dan
pematangan buah. Pada pembakaran kembang api merupakan contoh reaksi yang
berlangsung cepat, sementara proses pematangan buah merupakan waktu yang lama
sehingga reaksi kimia tersebut termasuk reaksi yang berlangsung lambat. Laju reaksi
dibuthkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses produksi. Dalam
kehidupan sehari-hari laju reaksi dipelajari agar dampaknya dapat membantu dan
bermakna dalam kehidupan, sedangkan dalam industri laju reaksi perlu dipahami agar
laju reaksi dapat dikontrol secara cermat sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Suatu reaksi dapat terjadi bila antar zat-zat yang terlibat reaksi saling bertumbukan
(terjadi kontak fisik antara yang satu dengan yang lain), namun tidak semua tumbukan
tersebut menghasilkan reaksi, sebab partikel-partikel yang bertumbukan harus
mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
2
Energi Aktivasi (Ea) adalah adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melangsungkan terjadinya suatu reaksi. Contohnya dalam reaksi endoterm dan eksoterm
di bawah ini :
Jadi baik dalam reaksi endoterm (menyerap kalor) maupun eksoterm (melepas kalor)
tetap butuh energi aktivasi. Semakin rendah energi aktivasinya maka semakin mudah
reksi dapat berlangsung. Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih
rendah dari energi aktivasi, maka tidak akan terjadi reaksi. Mereka akan kembali ke
keadaan semula. Bayangkanlah energi aktivasi sebagai tembok dari reaksi. Hanya
tumbukan yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang dapat
menghasilkan terjadinya reaksi.
Di dalam reaksi kimia, untuk mencerai-beraikan ikatan kimia dibutuhkan energi dan
untuk membentuk ikatan-ikatan baru dilepaskan energi. Umumnya, ikatan-ikatan harus
diceraikan sebelum ikatan-ikatan yang baru terbentuk. Maka baik dalam reaksi endoterm
maupun eksoterm tetap dibutuhkan energi untuk mencerai-beraikan ikatan-ikatan kimia
untuk memulai terjadinya suatu reaksi. Energi yang dibutuhkan inilah yang disebut
sebagai energi aktivasi (Ea). Ketika tumbukan-tumbukan tersebut relatif lemah, dan
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
3
tidak cukup energi untuk memulai proses penceraian ikatan. Hal ini mengakibatkan
partikel-partikel tersebut tidak bereaksi.
Semakin zat padat terbagi menjadi bagian kecil-kecil, semakin cepat reaksi
berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat
dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama. Karena bubuk padat
memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada sebuah bungkah zat padat. Semakin
luas permukaan suatu zat maka semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
4
Agar suatu reaksi dapat berlangsung, partikel zat-zat yang bereaksi pertama-tama
haruslah bertumbukan. Jika konsentrasinya tinggi maka semakin mudah bertumbukan,
sehingga laju reaksinya akan bertambah.
Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatan laju
reaksi. Perubahaan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun
zat cair tidak memberikan perubahaan apapun pada laju reaksi. Peningkatan tekanan dari
gas akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi. Jika Anda memilki gas dalam
massa tertentu, semakin Anda meningkatkan tekanan maka semakin kecil juga
volumenya. Dan jika volumenya kecil sedangkan massanya sama maka semakin tinggi
konsentrasinya.
Ketika Anda meningkatkan temperatur maka laju reaksinya akan meningkat. Laju
reaksi akan berlipatganda setiap kenaikan suhu tertentu. Dan angka dari derajat suhu
yang diperlukan untuk melipatgandakan laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring
dengan meningkatnya temperatur. Jika Anda memanaskan suatu benda, maka partikel-
partikelnya akan bergerak lebih cepat (energi kinetiknya akan naik) sehingga frekuensi
terjadinya tumbukan juga akan meningkat.
Jika suhu dinaikkan a0C maka reaksi terjadi b kali lebih cepat (dalam soal nilai a
biasanya = 100C dan nilai b = 2 kali). Laju reaksi saat suhunya dinaikkan dari T1 menjadi
T2 (∆T) menjadi :
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
6
Keterangan :
Waktu (t) yang diperlukan untuk terjadinya suatu reaksi berbanding terbalik dengan
peningkatan kecepatan. Atau dengan kata lain semakin meningkat suhu maka waktu
yang diperlukan juga semakin singkat :
Grafik dari pengaruh perubahan suhu pada laju reaksi sebagai berikut :
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
7
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi dengan cara memberikan
jalan lain terjadinya reaksi yang memiliki energi aktivasi yang lebih rendah sehingga
reaksi tersebut lebih mudah terjadi. Namun zat katalis struktur kimianya pada akhir
reaksi tidak mengalami perubahan. Selain itu ketika reaksi selesai, kita akan
mendapatkan massa katalasis yang sama sesuai dengan massa awalnya ketika zat
tersebut ditambahkan. Sehingga katalis dianggap tidak bereaksi. Zat-zat yang sering
digunakan sebagai katalis adalah logam-logam golongan transisi atau senyawa-
senyawanya. Otokatalis adalah katalis yang dihasilkan oleh reaksi itu sendiri.
Laju reaksi biasanya diukur dengan melihat seberapa cepat konsentrasi suatu
reaktan/pereaksi berkurang pada waktu tertentu. Atau dengan mengamati seberapa cepat
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
8
konsentrasi suatu produk/hasil reaksi bertambah pada waktu tertentu. Berarti satuan laju
reaksi adalah M/s (molaritas/sekon).
Orde Reaksi
Orde reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak dapat menentukan apapun
tentang orde reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari suatu reaksi. Dalam
percobaan tersebut kita mengamati pengaruh penambahan konsentrasi tiap-tiap
reaktan/pereaksi terhadap laju reaksi. Jika konsentrasi salah satu zat dinakkan menjadi a
kali dan ternyata laju reaksinya menjadi b kali, maka :
[a]orde = b
Dari pengambaran di atas, orde reaksi berupa bilangan pangkat dari konsentrasi zat-
zat yang bereaksi. Jadi andaikan kita telah melakukan beberapa percobaan untuk
menyelidiki apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu
reaktan,misal namanya A, berubah, Beberapa hal-hal yang akan kita temui adalah :
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat
ganda pula. JIka kita meningkatkan konsentrasi A menjadi dua kali lipat maka laju reaksi
pun akan menjadi 2 kali lipat. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan satu.
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat
menjadi kuadrat konsentrasi tersebut. JIka kita meningkatkan konsentrasi A menjadi dua
kali lipat maka laju reaksi pun akan menjadi 22 = 4 kali lipat. Yang berarti orde reaksi
terhadap A sama dengan dua.
Hal ini berarti laju reaksi tidak terpengaruh oleh penambahan konsentrasi A. Yang
berarti orde reaksi terhadap A sama dengan nol (0).
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
9
Jika reaksi yang terjadi melibatkan dua reaktan atau lebih maka tiap-tiap reaktan kita
cari orde reaksinya, kemuduan orde reaksi total merupakan hasil penjumlahan orde
reaksi dari tiap-tiap reaktan.
Pemahaman tentang orde reaksi akan lebih jelas dalam bentuk persamaan reaksi.
Misialnya terjadi reaksi anrata zat A dan zat B sebagai berikut :
Keterangan :
Orde Reaksi = m + n
Dengan mengetahui orde reaksi zat A dan B beserta konsentrasi tiap-tiap zat tersebut
dan kecepatan reaksinya kita dapan menentukan nilai dari ketetapan laju reaksi (k)
tersebut. Ketetapan laju sebenarnya tidak benar-benar konstan. Ketetapan ini dapat
berubah-ubah, sebagai contoh, jika kita mengubah temperatur dari reaksi, menambahkan
katalis atau merubah katalis. Jadi tetapan laju akan konstan untuk reaksi yang diberikan
hanya apabila kita mengganti konsentrasi dari reaksi tersebut sedangkan temperatur dan
tekanannya tidak berubah/konstan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
11
Orde reaksi dari suatu reaksi dapat ditentukan melalui eksperimen. Eksperimen
dilakukan dengan mengubah-ubah konsentrasi salah satu zat yang bereaksi dengan cara
menaikkan/menurunkan konsentrasinya sedangkan konsentrasi zat-zat lain dibuat tetap.
Tiap-tiap perubahan konsentrasi yang terjadi kita amati perubahan laju reaksinya atau
waktu reaksinya. Misalnya data eksperimen laju reaksi sebagai berikut :
Untuk mencari orde reaksi zat A kita perlu membandingkan dua data percobaan yang
konsentrasi zat B nya tetap. Yakni kita pilih dua diantara percobaan 1, 4 dan 5. Tujuan
dari pemilihan konsentrasi B yang sama adalah agar perbandingan zat B nya sama
dengan 1 : 1, sehingga berapapun nilai orde reaksi B tetap perbandingan zat B nya 1 : 1.
Ingat angka satu dipangkatkan berapapun nilainya tetap satu. Dalam contoh kali ini saya
menggunakan percobaan ke 1 dan 4, maka perbandingan kedua percobaan tersebut
adalah :
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
12
Dengan cara yang sama kita dapat mencari besarnya orde reaksi zat B. misalnya
menggunakan data percobaan 1 dan 2 maka orde reaksi B = 1.
Terkadang data percobaan tidak terbentuk perbandingan yang pas misalnya besar v1
tidak sama dengan 6 melainkan 6,13 sedangkan v4 tidak sama dengan 24 melainkan
24,49. Maka harus kita bulatkan sehingga perbandingan akhirnya tetap 1 : 4.
Terkadang data percobaan yang ada terbatas. Misalnya data percobaan 1 dan 2 tidak ada,
maka untuk mencari orde reaksi A kita tidak mengalami kesulitan karena kita bisa
menggunakan data percobaan 4 dan 5 yang mempunyai nilai konsentrasi B yang sama.
Yang terpenting untuk mencari orde reaksi B adalah harus menggunakan data percobaan
yang nilai konsentrasi B nya tidak sama. Yaitu data percobaan 3 dan 4.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
13
Terkadang juga data yang diketahui bukanlah kecepatan reaksi melainkan waktu
reaksinya. Maka kita harus menggunakan perbandingan terbalik. Misalnya kita ingin
mencari orde reaksi A dengan menggunakan data percobaan 1 dan 4 maka bentuk
perbandingannnya :
Dengan menggunakan salah satu data percobaan kita dapat memperoleh besarnya nilai
ketapannya (k), misalnya data percobaan 1 :
6 = k.[0,1]2.[0,1]
k=6
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
14
v = 6.[A]2.[B]
Alat :
Bahan :
1. HCl 3M 20 mL
2. HCl 1M 20 mL
3. Na2S2O3 20 mL
4. CaCO3 20 gram
5. KMnO4 0,01M 1 mL
6. H2C2O4 0,05M 1 mL
7. H2SO4 0,5M 2 mL
8. Balon 1 buah
9. Aquades 100 mL
Alur Percobaan
- Diencerkan dengan air sampai volume 5mL - Diencerkan dengan air sampai volume 5mL
Larutan A Larutan B
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
16
10 tetes KmnO4
VII.Hasil Pengamatan
2. Pengaruh Luas Permukaan Sentuhan pada Laju Reaksi Sebelum Reaksi Reaksi : Luas
HCl : tidak berwarna CaCO3(s) + 2HCl permukaan
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 18
(Reaksi antara Kalsium Karbonat dan Asam Klorida) Butiran Marmer : (aq) CaCl2(aq) mempengaruhi
berwarna putih + CO2(g) + H2O laju reaksi
Batuan Marmer Batuan Marmer Serbuk Marmer : (l) Semakin luas
- Dimasukkan kedalam balon - Di haluskan berwarna putih permukaan
- Balon dipasangkan pada labu - Dimasukkan kedalam balon Dugaan : bidang sentuh,
yang berisi 10 mL HCl 1M - Balon dipasangkan pada labu Setelah Reaksi Diduga semakin semakin cepat
- Diukur waktu saat balon terisi yang berisi 10 mL HCl 1M HCl + CaCO3 : warna luas permukaan laju reaksinya.
gas CO2 - Diukur waktu saat balon terisi putih keruh dan muncul bidang sentuh Semakin kecil
gas CO2 gelembung maka semakin luas
Waktu Tabel waktu yang cepat laju permukaan
Waktu diperoleh : reaksinya. bidang sentuh,
Dibandingkan
Labu Waktu semakin
A 49 sekon lambat laju
B 3,3 sekon reaksinya.
3. Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi Sebelum Reaksi Reaksi : Suhu
H2C2O4 : tidak berwarna 2KMnO4(aq) + mempengaruhi
(Reaksi antara Kalium Permanganat dan Asam Oksalat)
KMnO4 : ungu 5H2C2O4(aq) + laju reaksi.
10 tetes H2C2O4 0,05 M
H2C2O4 encer : tidak 3H2SO4(aq) 2 Semakin tinggi
10 tetes KMnO4 0,05 M
berwarna MnSO4(aq) + suhu, semakin
- Diencerkan dengan air sampai - Diencerkan dengan air
KMnO4 encer : ungu 10CO2(g) + 8H2O cepat laju
volume 5mL sampai volume 5mL
(l) + K2SO4(aq) reaksinya.
Setelah Reaksi Semakin
Larutan A Larutan B - Dimasukkan kedalam tabung H2C2O4 encer + H2SO4 : rendah suhu,
reaksi tidak berwarna Dugaan : semakin
- Ditambah 2 tetes H2SO4 0,5 M H2C2O4 encer + H2SO4 + Diduga semakin lambat laju
- Dimasukkan kedalam tabung - Dipanaskan dalam penangas KMnO4 encer : ungu tinggi suhu reaksinya.
reaksi air sampai suhu 35 0 C, 40 0 C, pekat semakin cepat
- Ditambah 2 tetes H2SO4 0,5 M 45 0 C, 50 0 C laju reaksi dan
- Dicatat suhu awalnya - Ditambah 1 tetes larutan B sebaliknya
- Ditambah 1 tetes larutan B - Diukur waktu saat tetes Tabel waktu yang semakin rendah
- Diukur waktu saat tetes terakhir terakhir sampai warna larutan diperoleh : suhu semakin
sampai warna larutan hilang hilang Suhu Waktu lambat pula laju
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 19
Analisis data
Pada percobaan pertama yaitu menguji pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
Pertama – tama dengan menyiapkan 4 gelas kimia A,B,C,D yang masing masing diisi 5 mL
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3). Untuk gelas kimia A ditambahkan 5 mL HCl 3M dengan
menyalakan stopwatch saat HCl mulai dituangkan. Stopwatch dimatikan saat warna larutan
mulai keruh dengan ditandai hilangnya tanda X dibawah gelas kimia yang sudah diletakkan
sebelum percobaan. Untuk gelas kimia A pada pengulangan pertama diperoleh waktu 6
sekon, pada pengulangan kedua diperoleh waktu 7 sekon. Untuk gelas kimia B diencerkan
dengan menambahkan 10 mL air, kemudian ditambahkan 5 mL HCl 3 M dengan menyalakan
stopwatch saat HCl mulai dituangkan. Stopwatch dimatikan saat warna larutan mulai keruh
dengan ditandai hilangnya tanda X dibawah gelas kimia yang sudah diletakkan sebelum
percobaan. Untuk gelas kimia B pada pengulangan pertama diperoleh waktu 12 sekon, pada
pengulangan kedua diperoleh waktu 13 sekon.. Untuk gelas kimia C diencerkan dengan
menambahkan 15 mL air, kemudian ditambhkan 5 mL HCl 3 M dengan menyalakan
stopwatch saat HCL mulai dituangkan. Stopwatch dimatikan saat warna larutan mulai keruh
dengan ditandai hilangnya tanda X dibawah gelas kimia yang sudah diletakkan sebelum
percobaan. Untuk gelas kimia C pada pengulangan pertama diperoleh waktu 17 sekon, pada
pengulangan kedua diperoleh waktu 16 sekon. Untuk gelas kimia D diencerkan dengan
menambahkan 25 mL air, kemudian ditambhkan 5 mL HCl 3 M dengan menyalakan
stopwatch saat HCl mulai dituangkan. Stopwatch dimatikan saat warna larutan mulai keruh
dengan ditandai hilangnya tanda X dibawah gelas kimia yang sudah diletakkan sebelum
percobaan. Untuk gelas kimia D pada pengulangan pertama diperoleh waktu 22 sekon, pada
pengulangan kedua diperoleh waktu 21 sekon.
Pada percobaan kedua yaitu menguji pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
Pertama - tama menyiapkan labu ukur yang diisi dengan 10 mL HCl 1M. Labu ukur ditutup
dengan balon yang berisi butiran CaCO3. Saat butiran CaCO3 jatuh kedalam larutan HCl
stopwatch dijalankan dan dihentikan saat balon dalam keadaan berdiri. Dari percobaan
tersebut didapatkan waktu selama49 sekon. Kemudian mengulang percobaan dengan hanya
mengganti isi dari balon. Dalam percobaan selanjutnya balon diisi dengan CaCO 3 dalam
bentuk serbuk dan didapatkan waktu sampai balon berdiri selama 3,3 sekon
Pada percobaan ketiga yaitu menguji pengaruh temperatur terhadap laju reaksi.
Pertama – tama dengan mengencerkan 10 tetes asam oksalat dengan air hingga volume
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
22
menjadi 5 mL pada gelas ukur. Kemudian larutan dituangkan pada labu ukur yang diberi
labul “Larutan A”. Kemudian mengencerkan 10 tetes kalium permanganat dengan air hingga
volume menjadi 5 mL pada gelas ukur. Kemudian larutan dituangkan pada tabung reaksi
yang diberi label “Larutan B”. Selanjutnya memasukkan 2 tetes larutan A ditambah 2 tetes
asam sulfat 0,5 M kedalam tabung reaksi. Suhu awal dicatat, setelah itu ditambah 1 tetes
larutan B yang bersamaan dengan dijalankannya stopwatch. Stopwatch dimatikan saat warna
larutan dari ungu berubah menjadi jernih. Dari percobaan diatas didapatkan suhu awal larutan
33 0
C, dan lama waktu untuk warna larutan berubah menjadi jernih selama 315 sekon.
Percobaan selanjutnya dengan memasukkan 2 tetes larutan A ditambah 2 tetes asam sufat 0,5
M kedalam tabung reaksi. Kemudian larutan dididihkan dalam penangas air hingga suhu
menjadi 350 C kemudian ditambahkan 1 tetes “Larutan B” dengan menjalankan stopwatch.
Stopwatch dimatikan saat warna larutan berubah menjadi jernih. Mengulangi percobaan
dengan menaikkan suhu menjadi 40ºC,45ºC,50ºC dan dicatat waktunya. Dari percobaan
diatas didapatkan waktu perbahan warna larutan, temperatur 35ºC = 246 sekon, 40ºC = 182
sekon, 45ºC = 160 sekon, 50ºC = 38 sekon.
Pada percobaan keempat yaitu menguji pengaruh penggunaan katalis pada laju reaksi.
Pertama-tama mengencerkan 10 mL KMnO4 dengan air sampai volume menjadi 10 mL
dalam gelas ukur. Memasukkan 2 tetes asam oksalat ditambah 2 tetes asam sulfat dan 1 tetes
larutan KMnO4 encer pada tabung reaksi. Stopwatch dijalankan saat penambahan larutan
KMnO4 encer kemudian dimatikan saat warna larutan berubah menjadi jernih. Kemudian
tambahkan 1 tetes larutan KMnO4 encer dengan menjalakan stopwatch. Stopwatch dimatikan
saat warna permanganat berubah menjadi jernih. Penambahan dilakukan sebanyak 4 kali
sehingga didapatkan waktu :
t1 = 177 sekon
t2 = 473 sekon
t3 = 698 sekon
t4 = 865sekon
Selanjutnya memasukkan 2 tetes asam oksalat ditambah 2 tetes asam sulfat
ditambahkan 1 tetes larutan mangan(II) sulfat dan terakhir menambahkan 1 tetes larutan
KMnO4 encer pada tabung reaksi. Stopwatch dijalankan saat penambahan larutan KMnO4
encer kemudian dimatikan saat warna larutan berubah menjadi jernih. Ditambahkan kembali
1 tetes larutan KMnO4 encer dengan menjalankan stopwatch dan mematikan stopwatch
saatwarna permanganat berubah menjadi jernih, sehingga didapatkan waktu :
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
23
t1 = 6,5 sekon
t2 = 18,7 sekon
t3 = 30,2 sekon
t4 = 41,8 sekon
Pembahasan
Pada percobaan pertama 5 mL (Na 2S2O3) Natrium tiosulfat 1M kita masukkan
kedalam gelas kimia yang sudah di beri tanda A ( ditambah 5 mL HCl 3 M ), B ( ditambah
5ml HCl 3 M +10 mL air) , C ( ditambah 5 mL HCl 3 M +15 mL air), D ( ditambah 5 mL
HCl 3 M +25 mL air) setelah masing-masing ditambahkan air kecuali gelas kimia A terjadi
perubahan warna karena pengaruh dari asam klorida 3M (HCl) yang ditambahkan pada
larutan tersebut. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa semakin kecil konsentrasi
Na2S2O3, maka semakin lambat reaksi berlangsung. Semakin kecilnya konsentrasi Na 2S2O3,
disebabkan oleh pengenceran Na2S2O3 dengan air murni yang volumenya berbeda tiap
penambahan. Semakin kecil konsentrasi zat, sehingga Laju Reaksi semakin melambat. Dan
apabila konsentrasi zat tinggi, maka Laju Reaksi akan semakin cepat. Warna larutan reaksi
antara Na2S2O3 dan HCl menjadi keruh kekuningan, hal ini disebabkan Na2S2O3 direduksi
dengan asam klorida, sehingga terjadi pembebasan belerang. Persamaan reaksi pada
percobaan pertama :
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
10 Pengulangan ke 1
1/t (10-2)
Linear (Pengulangan ke 1)
8 Pengulangan ke 2
Linear (Pengulangan ke 2)
6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pada percobaan kedua kalsium karbonat CaCO3 yang berbentuk serbuk direaksikan
dengan 10 mL HCl 1M kedalam labu erlenmeyer, serbuk CaCO 3 dimasukkan dalam balon
dan digunakan untuk menutup mulut labu erlnmayer, saat serbuk CaCO3 jatuh dalam labu
balon mengembang dengan cepat dibandingkan dengan CaCO3 yang berbentuk butiran.
Semakin halus bentuk CaCO3, maka semakin cepat laju reaksinya, karena semakin halus
bentuk zat, maka semakin luas permukaan bidang sentuh, yang menyebabkan tumbukan antar
partikel semakin besar sehingga memperceoat laju reaksi. Berakhirnya reaksi antara CaCO 3
dengan asam klorida (HCl) ditandai dengan menggelembungnya balon yang terisi gas CO2.
Gas CO2 dihasilkan dari reaksi antara CaCO3 dan HCl. Persamaan reaksi pada percobaan
kedua :
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
25
20
f(x) = 1.12360040567951 x − 36.4561764705882
R² = 0.668547622370897
1/t (10-3)
15 Series2
Linear (Series2)
10
0
32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52
suhu 0 C
Pada percobaan ketiga memanaskan tabung reaksi yang berisi larutan asam oksalat
(H2C2O3) encer + kalium permanganat ( KMnO4 ) encer + asam sulfat ( H2SO4), reaksi larutan
setelah dipanaskan membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan larutan
tanpa pemanasan. Hal ini disebabkan, ketika suhu dinaikkan maka energi kinetik molekul zat
yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi
sama atau lebih besar dari Energi aktivasi. Dengan demikian lebih banyak molekul yang
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
25
dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel molekul semakin melambat, sehingga
laju reaksi semakin kecil. Persamaan reaksi pada percobaan ketiga :
5
f(x) = − 1.475 x + 6.32
R² = 0.765802233388186
4
1/t (10-3)
Series2
3 Linear (Series2)
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
tetesan
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
26
16
14
Series2
8 Linear (Series2)
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
tetesan
IX. Kesimpulan
1. Konsentrasi mempengaruhi besarnya laju reaksi, semakin besar konsentrasi suatu zat
maka semakin cepat reaksi yang terjadi, apabila semakin kecil konsentrasi suatu zat,
maka reaksi yang berlangsung akan semakin lama. Hal ini karena semakin besar atau
semakin pekat suatu larutan, jarak antar molekul semakin rapat sehingga memicu
terjadinya tumbukan antar partikel.Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan
terjadinya tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar.
2. Luas permukaan, semakin luas permukaan sentuhan (pada serbuk) maka waktunya
semakin cepat. Sedangkan pada bongkahan waktunya sangat lama. Karena jika
permukaan semakin luas maka permukaan yang saling berinteraksi atau bersentuhan
semakin besar atau banyak dengan demikian laju reaksi akan lebih besar jika
permukaan bidang sentuhan antar pereaksi bertambah besar.
3. Temperatur, semakin tinggi suhu pada larutan maka semakin cepat pula laju
reaksinya. Suhu yang tinggi mengakibatkan energi kinetik molekul-molekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi
aktivasi lebih besar dari energi aktivasi minimum karena lebih banyak molekul yang
mengalami keadaan transisi.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
27
X. Jawaban Pertanyaan
1. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan diatas !
Jawab:
Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida
+8H2O(l)+2MnSO4(aq)
2. Tulislah persamaan laju untuk reaksi berorde satu dan dua jika konsentrasi masing-
masing zat berbeda dan jika kedua zat memiliki konsentrasi yang sama !
Jawab :
Persamaan laju reaksi berorde 1
V = k [Na2S2O3]
Persamaan laju reaksi berorde 2
V = k [Na2S2O3] [HCl]
3. Gas apa yang terbentuk pada percobaan reaksi antara kalsium karbonat dan asam
klorida, tuliskan persamaan reaksinya !
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
28
Jawab :
Gas yang terbentuk pada percobaan tersebut adalah gas karbondioksida ( CO2).
4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat dengan
kalium permanganat ?
Jawab :
Sebagai pemberi suasana asam pada reaksi antara asam oksalat dengan kalium
permanganat.
5. Jelaskan mengapa pada percobaan pengaruh temperatur pada laju reaksi warna larutan
KMnO4 tidak nampak seiring bertambahnya waktu ?
Jawab :
Karena dengan kenaikan suhu maka molekul-molekul bergerak dengan cepat
sehingga tumbukan semakin bertambah, akibatnya semakin banyak molekul yang
bereaksi dan menyebabkanwarna KMnO4 semakin memudar.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
M1.V1 = M2.V2
1.5 = M2 . 15
M2 = 3,3 x 10-1 M
M1.V1 = M2.V2
1.5 = M2 . 20
M1.V1 = M2.V2
1.5 = M2 . 30
M2 = 1,7 x 10-1 M
m
V B [ M B]
=
V C [M C ]m
0,0275
=¿
0,0147
1,87=(1,32)m
m = 2,2
m
1,68=(1,32)
m = 1,89
Keterangan :
LAMPIRAN GRAFIK
10 Pengulangan ke 1
1/t (10-2)
Linear (Pengulangan ke 1)
8 Pengulangan ke 2
Linear (Pengulangan ke 2)
6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
25
20
f(x) = 1.12360040567951 x − 36.4561764705882
R² = 0.668547622370897
1/t (10-3)
15 Series2
Linear (Series2)
10
0
32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52
suhu 0 C
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
33
5
f(x) = − 1.475 x + 6.32
R² = 0.765802233388186
4
1/t (10-3)
Series2
3 Linear (Series2)
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
tetesan
16
14
Series2
8 Linear (Series2)
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
tetesan
Laporan Praktikum Kimia Dasar II : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
34