I. Identitas
Sekolah : SMA Negeri 1 Sawan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas Semester : XI IA/1
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 40 menit)
Topik : Teori Tumbukan, Persamaan Laju
Reaksi dan Orde Reaksi
1
5. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi melalui diskusi kelas dan diskusi
kelompok.
2
lempengan, reaksinya akan terjadi pada permukaan zat padat yang bersentuhan dengan
zat lain, sehingga untuk terjadi reaksi pada seluruh bagian zat padat diperlukan waktu
yang cukup lama.
Konsentrasi
Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi larutan mempengaruhi laju reaksi
suatu zat dengan larutan tersebut. Meningkatnya konsentrasi zat-zat pereaksi (dalam
bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukan antara partikel-partikel zat
pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jarak antara dua buah partikel yang
berdekatan relatif rapat, sehingga mudah bertumbukan. Oleh karena itu, semakin besar
konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak partikel zat terlarut yang terdapat dalam
larutan. Jadi apabila suatu larutan direaksikan dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan
semakin mudah bereaksi pada larutan yang pekat.
v = k[A]x[B]y
Dimana:
v = laju reaksi
3
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi pereaksi A
[B] = konsentrasi pereaksi B
x = orde reaksi terhadap A
y = orde reaksi terhadap B
x + y = orde reaksi total
Tetapan laju reaksi (k) adalah suatu tetapan yang harganya bergantung pada jenis
pereaksi, suhu dan katalis. Setiap reaksi mempunyai harga k tertentu pada suhu tertentu.
Harga k akan berubah jika suhu berubah.
Orde Reaksi
Dalam suatu reaksi kimia, penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi dapat
meningkatkan laju reaksi. Berkaitan dengan penambahan konsentrasi zat pereaksi, maka
dalam persamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang disebut dengan orde reaksi.
Dalam hal ini, orde reaksi didefinisikan sebagai besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi
pada laju reaksi.
Dengan kata lain, orde reaksi merupakan pangkat konsentrasi pereaksi pada
persamaan laju reaksi diferensial. Sebagai contoh, jika konsentrasi suatu pereaksi
dinaikkan m kali semula dapat menyebabkan laju reaksi meningkat n kali, maka
hubungan penambahan konsentrasi dengan laju reaksi zat tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut.
mq = n
4
Hubungan antara penambahan laju reaksi dengan penambahan konsentrasi zat-zat dapa
dinyatakan dengan menggunakan grafik orde reaksi. Pada subbab ini akan diperkenalkan
grafik orde nol, orde pertama dan orde kedua.
Orde Reaksi Nol
Jika orde suatu reaksi terhadap pereaksi tertentu adalah nol, hal ini berarti bahwa
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Secara matematis, bilangan
yang dipangkatkan nol selalu sama dengan satu, sehingga laju reaksi suatu zat yang orde
reaksinya nol (order nol) adalah tetap pada konsentrasi berapa pun dan nilainya sama
dengan tetapan laju reaksi (k).
v = k[A]0 = k
Laju reaksi
Konsentrasi
Laju reaksi
Konsentrasi
5
Orde Reaksi Kedua
Jika orde reaksi suatu zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi akan
meningkatkan laju reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat konsentrasi zat
tersebut.
v = k[A]2
Laju reaksi
Konsentrasi
6
Penyelesaian
a. Orde reaksi terhadap A ditentukan berdasarkan konsentrasi B yang tetap, yaitu pada
percobaan 2 dan 3.
Pada [B] tetap, [A] naik 2 kali, maka v naik 2 kali.
m n
v2 k 2 [ A2 ] [ B2 ]
v3 k 3 [ A3 ] [ B3 ]
m
8 1
m 1
16 2
atau
2m = 2 m=1
Jadi orde reaksi terhadap A = 1
b. Orde reaksi terhadap B ditentukan berdasarkan konsentrasi A yang tetap, yaitu pada
percobaan 1 dan 2.
Pada [A] tetap, [B] naik 2 kali, maka v naik 4 kali.
m n
v1 k1 [ A1 ] [ B1 ]
v2 k 2 [ A2 ] 2
[ B ]
n
2 0,1
k1 k 2
8 0,2
n
1 1
n2
4 2
atau
2n = 4 n=2
Jadi orde reaksi terhadap B = 2
Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
Persamaan laju reaksi: v = k[A]m[B]n = k[A][B]2
Harga tetapan jenis reaksi dapat ditentukan dengan memasukkan salah satu data
percobaan dari tabel ke dalam persamaan laju reaksi. Misalnya data percobaan 1 yang
dipilih, maka harga k dihitung sebagai berikut:
2 M/s = k x (0,1) x (0,1)2
k = 2/0,001 = 2 x 103 M-2 s-1
Jadi persamaan laju secara lengkap dapat dituliskan sebagai berikut:
v = 2 x 103 [A][B]2
7
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan : Induktif
Metode : ceramah, diskusi dan tanya jawab
Strategi : ceramah - diskusi kelompok - diskusi kelas - tanya
jawab
Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Mengecek presensi siswa 10 menit
b. Menginformasikan mengenai tujuan Mendengarkan keterangan
pembelajaran yang akan dicapai pada guru tentang pentingnya materi
pertemuan tersebut yang akan dipelajari.
c. Memberikan apersepsi dengan menanyakan Menjawab pertanyaan guru
pembelajaran sebelumnya yaitu tentang
konsep laju reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi tersebut.
d. Memberikan motivasi:
Menginformasikan salah satu contoh Mendengarkan penjelasan
pengaruh luas permukaan bidang sentuh guru
terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya kayu yang dipotong kecil-kecil
lebih cepat terbakar dibandingkan dengan
kayu balok.
e. Mempersilahkan siswa untuk mencari
kelompoknya masing masing Mencari kelompok dengan
tertib
8
Mempersilahkan siswa untuk berdiskusi
Memfasilitasi kegiatan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
b. Elaborasi 20 menit
Salah satu kelompok diberikan kesempatan Menyampaikan hasil diskusi
untuk menyampaikan hasil diskusinya di di depan kelas.
depan kelas dan kelompok yang lain
mendengarkan
c. Konfirmasi 20 menit
Memberikan komentar terhadap hasil diskusi Mendengarkan komentar guru.
kelompok.
Mempersilahkan siswa untuk bertanya jika Bertanya hal-hal yang belum
ada yang kurang jelas jelas.
9
VIII. SUMBER BELAJAR
1. Buku Kimia
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Hal 290-316.
Jakarta : Erlangga
Haryanto, Untung Tri. 2006. Kreatif Kreasi Belajar Siswa Aktif Kimia XIa. Klaten :
Viva Pakarindo
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2. Hal 28-35. Solo :
Platinum
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. Hal 64-83. Bandung : Yrama
Widya
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
2. Lembar Kerja Siswa (Students Worksheet)
X. PENILAIAN
a. Bentuk tagihan
Kognitif : Latihan soal, tugas individu, ulangan harian
Afektif : Sikap selama proses pembelajaran
b. Jenis tagihan
- LKS
- Tugas rumah
- Ulangan Harian
10
11
LEMBAR KERJA SISWA
Teori Tumbukan, Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Nama kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
melalui diskusi kelompok.
2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi berdasarkan
teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
3. Siswa dapat menjelaskan pengaruh luas permukaan zat padat terhadap laju reaksi
berdasarkan teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
4. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data perubahan konsentrasi dan laju
reaksi yang diberikan melalui diskusi kelas dan diskusi kelompok.
5. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi melalui diskusi kelas dan diskusi
kelompok.
1. Berikut merupakan data hasil percobaan reaksi antara 2 gram pita Mg dengan 10 mL HCl
Ilustrasi Gambar
12
Berdasarkan data di atas, bagaimana pengaruh luas permukaan (ukuran zat padat)
terhadap laju reaksi ditinjau dari teori tumbukan?
Jawab:
2. Berikut ini merupakan data hasil percobaan reaksi antara 2 gram pita Mg dengan 15
mL HCl dalam berbagai konsentrasi
Ilustrasi Gambar
13
3. Berikut ini merupakan data hasil percobaan reaksi antara 2 gram pita Mg dengan
HCl 1 M dengan suhu yang berbeda
v
No. Reaktan Suhu
(M/sec)
1 Mg (dipotong kecil-kecil) + HCl 1 M 25oC 30
2 Mg (dipotong kecil-kecil) + HCl 1 M 40oC 150
Ilustrasi gambar
(a) (b)
Keterangan:
(a) Gerakan partikel pada suhu kamar (b) Gerakan partikel setelah suhu dinaikkan
Berdasarkan data di atas, bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi ditinjau dari
teori tumbukan?
Jawab:
4. Dalam suatu percobaan untuk mengamati reaksi A(g) + B(g) C(g), diperoleh data
sebagai berikut.
14
No [A] M [B] M v (M/s)
1 0,1 0,1 2
2 0,1 0,2 8
3 0,2 0,2 16
Tentukan:
a) Orde reaksi terhadap A
b) Orde reaksi terhadap B
c) Orde reaksi total
d) Harga k (tetapan laju reaksi)
e) Persamaan laju reaksi
Jawab:
15
KUNCI JAWABAN LKS
1. Pada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat tersebut akan mempengaruhi laju
reaksi. Dalam massa yang sama, zat padat yang berukuran lebih kecil mempunyai luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan zat padat dalam ukuran yang besar. Zat
padat yang berukuran lebih kecil dengan luas permukaan yang lebih besar setiap bagian
zat padat akan segera bereaksi dengan zat lain pada waktu yang bersamaan, hal ini akan
menyebabkan sering terjadinya tumbukan sehingga laju reaksinya akan semakin besar.
Sementara itu, pada reaksi zat padat yang berbentuk lempengan yang lebih besar,
reaksinya akan terjadi pada permukaan zat padat yang bersentuhan dengan zat lain,
sehingga untuk terjadi reaksi pada seluruh bagian zat padat diperlukan waktu yang cukup
lama sehingga laju reaksinya akan semakin lambat. (Skor 20)
2. Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi larutan mempengaruhi laju reaksi
suatu zat dengan larutan tersebut. Meningkatnya konsentrasi zat-zat pereaksi (dalam
bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukan antara partikel-partikel zat
pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jumlah partikel semakin banyak
sehingga jarak antara dua buah partikel yang berdekatan relatif rapat, sehingga mudah
bertumbukan. Oleh karena itu, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin
banyak partikel zat terlarut yang terdapat dalam larutan. Jadi apabila suatu larutan
direaksikan dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan semakin mudah bereaksi pada
larutan yang pekat. (Skor 20)
3. Perubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Pada umumnya, kenaikan
suhu akan meningkatkan laju reaksi. Jika suhu naik, energi kinetik partikel-partikel
tersebut akan meningkat. Dengan meningkatnya energi kinetik maka akan semakin sering
terjadinya tumbukan efektif sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat dan laju reaksi
akan semakin besar. (Skor 20)
4. a. Orde reaksi terhadap A ditentukan berdasarkan konsentrasi B yang tetap, yaitu pada
percobaan 2 dan 3.
Pada [B] tetap, [A] naik 2 kali, maka v naik 2 kali.
m n
v2 k 2 [ A2 ] [ B2 ]
v3 k 3 [ A3 ] [ B3 ]
m
8 1
m 1
16 2
16
atau
2m = 2 m=1
Jadi orde reaksi terhadap A = 1 (skor 10)
b. Orde reaksi terhadap B ditentukan berdasarkan konsentrasi A yang tetap, yaitu pada
percobaan 1 dan 2.
Pada [A] tetap, [B] naik 2 kali, maka v naik 4 kali.
m n
v1 k1 [ A1 ] [ B1 ]
v2 k 2 [ A2 ] 2
[ B ]
n
2 0,1
k1 k 2
8 0,2
n
1 1
n2
4 2
atau
2n = 4 n=2
Jadi orde reaksi terhadap B = 2 (skor 10)
c. Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
Persamaan laju reaksi: v = k[A]m[B]n = k[A][B]2 (skor 5)
d. Harga tetapan jenis reaksi dapat ditentukan dengan memasukkan salah satu data percobaan
dari tabel ke dalam persamaan laju reaksi. Misalnya data percobaan 1 yang dipilih, maka
harga k dihitung sebagai berikut:
2 M/s = k x (0,1) x (0,1)2
k = 2/0,001 = 2 x 103 M-2 s-1 (skor 10)
e. Jadi persamaan laju secara lengkap dapat dituliskan sebagai berikut:
v = 2 x 103 [A][B]2 (skor 5)
17
PENILAIAN AFEKTIF
Nama Siswa : ....................................................
Kelas : ....................................................
Tanggal : ....................................................
Skor
No Aspek Sikap
0 1 2 3 4
1 Kehadiran
2 Membawa buku pelajaran
3 Mengerjakan tugas sesuai petunjuk
4 Mandiri dalam mengerjakan tes
5 Santun dalam komunikasi
6 Tidak memaksakan kehendak dalam diskusi
7 Menyerahkan tugas tepat waktu
Nilai:
Predikat:
Amat baik (A) : 86 - 100
Baik (B) : 76 - 85
Cukup (C) : 60 - 75
Kurang (D) : < 60
Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Kepala SMA Negeri 1 Sawan
18