Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. Identitas
Sekolah : SMA Negeri 1 Sawan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas Semester : XI IA/1
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 40 menit)
Topik : Teori Tumbukan, Persamaan Laju
Reaksi dan Orde Reaksi

II. Standar Kompetensi


3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
III. Kompetensi Dasar
3.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu
laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Indikator
1. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.
2. Menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.
3. Menjelaskan pengaruh luas permukaan zat padat terhadap laju reaksi berdasarkan
teori tumbukan.
4. Menentukan orde reaksi berdasarkan data perubahan konsentrasi dan laju reaksi yang
diberikan.
5. Menentukan persamaan laju reaksi.
V. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan melalui diskusi kelompok.
2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi
berdasarkan teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
3. Siswa dapat menjelaskan pengaruh luas permukaan zat padat terhadap laju reaksi
berdasarkan teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
4. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data perubahan konsentrasi dan laju
reaksi yang diberikan melalui diskusi kelas dan diskusi kelompok.

1
5. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi melalui diskusi kelas dan diskusi
kelompok.

VI. Materi Pokok


Teori Tumbukan
Gagasan utama dari teori tumbukan tentang laju reaksi adalah bahwa reaksi untuk
menjadi molekul, atom atau ion harus terjadi tumbukan. Peningkatan konsentrasi dari
spesi reaktan menghasilkan jumlah tumbukan per satu satuan waktu lebih besar. Namun,
tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi; ini adalah tidak semua tumbukan adalah
tumbukan efektif. Untuk tumbukan yang efektif, spesi reaktan harus (1) prosesnya paling
sedikit mengandung energi minimum yang dibutuhkan untuk mengatur elektron terluar
pada pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan dan (2) mempunyai orientasi yang tepat
terhadap satu dengan yang lainnya pada tumbukan tersebut. Tumbukan harus terjadi
dalam reaksi kimia, tetapi tidak menjamin reaksi tersebut akan berlangsung.
Laju suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya luas
permukaan, suhu, konsentrasi, tekanan dan katalis. Berikut ini penjelasan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut.
Suhu
Perubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Pada umumnya,
kenaikan suhu akan meningkatkan laju reaksi. Jika suhu naik, maka partikel-partikel zat-
zat yang terlibat dalam reaksi akan menyerap kalor (energi), sehingga energi kinetik
partikel-partikel tersebut meningkat. Oleh karena itu, dengan meningkatnya suhu, maka
semakin banyak partikel yang mempunyai energi kinetik lebih besar dari energi aktivasi.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya tumbukan efektif antara partikel-partikel, sehingga
reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Luas Permukaan
Pada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat tersebut akan mempengaruhi
laju reaksi.oleh karena itu, luas permukaan zat padat akan mempengaruhi seberapa cepat
reaksi tersebut berlangsung. Zat padat yang berbentuk serbuk mempunyai luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan zat padat dalam bentuk batangan untuk massa zat
padat yang sama.
Pada reaksi zat padat yang berbentuk serbuk, setiap bagian zat padat akan segera
bereaksi dengan zat lain pada waktu yang bersamaan karena luas permukaan zat padat
tersebut relatif besar. Sementara itu, pada reaksi zat padat yang berbentuk batangan atau

2
lempengan, reaksinya akan terjadi pada permukaan zat padat yang bersentuhan dengan
zat lain, sehingga untuk terjadi reaksi pada seluruh bagian zat padat diperlukan waktu
yang cukup lama.
Konsentrasi
Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi larutan mempengaruhi laju reaksi
suatu zat dengan larutan tersebut. Meningkatnya konsentrasi zat-zat pereaksi (dalam
bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukan antara partikel-partikel zat
pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jarak antara dua buah partikel yang
berdekatan relatif rapat, sehingga mudah bertumbukan. Oleh karena itu, semakin besar
konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak partikel zat terlarut yang terdapat dalam
larutan. Jadi apabila suatu larutan direaksikan dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan
semakin mudah bereaksi pada larutan yang pekat.

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi


Perubahan konsentrasi zat-zat dalam suatu reaksi kimia biasanya mempengaruhi laju
reaksi tersebut. Persamaan laju reaksi menunjukkan pengaruh tersebut secara matematis.
Orde reaksi merupakan bagian dari persamaan laju reaksi.
Pada dasarnya, terdapat beberapa cara sederhana dalam mengukur laju reaksi. Salah
satunya seperti yang telah anda pelajari dalam pembahasan sebelumnya. Akan tetapi, cara
tersebut hanya digunakan mengukur laju reaksi rata-rata. Untuk penggunaan yang lebih
formal, laju reaksi biasanya diukur pada waktu tertentu, sehingga laju reaksi tersebut
dinamakan laju reaksi sesaat. Dalam hal ini, konsep laju reaksi sesaat diperlukan karena
perhitungan laju reaksi rata-rata seringkali menghasilkan nilai yang tidak akurat. Jadi
persamaan laju reaksi digunakan untuk menyatakan laju reaksi sesaat dari suatu reaksi
kimia. (catatan: untuk pembahasan selanjutnya, laju reaksi sesaat hanya dinamakan
dengan laju reaksi).
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi berdasarkan konsentrasi
zat-zat pereaksi. Pada umumnya, laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi awal zat-
zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui percobaan. Untuk reaksi aA + bB cC + dD,
maka persamaan laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut.

v = k[A]x[B]y

Dimana:
v = laju reaksi

3
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi pereaksi A
[B] = konsentrasi pereaksi B
x = orde reaksi terhadap A
y = orde reaksi terhadap B
x + y = orde reaksi total
Tetapan laju reaksi (k) adalah suatu tetapan yang harganya bergantung pada jenis
pereaksi, suhu dan katalis. Setiap reaksi mempunyai harga k tertentu pada suhu tertentu.
Harga k akan berubah jika suhu berubah.

Orde Reaksi
Dalam suatu reaksi kimia, penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi dapat
meningkatkan laju reaksi. Berkaitan dengan penambahan konsentrasi zat pereaksi, maka
dalam persamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang disebut dengan orde reaksi.
Dalam hal ini, orde reaksi didefinisikan sebagai besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi
pada laju reaksi.
Dengan kata lain, orde reaksi merupakan pangkat konsentrasi pereaksi pada
persamaan laju reaksi diferensial. Sebagai contoh, jika konsentrasi suatu pereaksi
dinaikkan m kali semula dapat menyebabkan laju reaksi meningkat n kali, maka
hubungan penambahan konsentrasi dengan laju reaksi zat tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut.

mq = n

dengan: q = orde reaksi


m = kenaikkan konsentrasi
n = kenaikkan laju reaksi
misalnya pada reaksi di atas berorde x terhadap A dan berorde y terhadap B. Orde reaksi
keseluruhan (total) adalah x + y. Pada pembahasan selanjutnya, jika disebut orde reaksi,
maka yang dimaksud adalah orde reaksi total.
Orde reaksi dapat ditentukan berdasarkan tahapan-tahapan reaksi. Jika tahapan-tahapan
reaksi dapat dengan mudah diketahui dan diamati, maka orde reaksi terhadap masing-
masing zat pereaksi adalah koefisien dari tahapan reaksi yang paling lambat. Akan tetapi,
jika tahapan-tahapan reaksi sukar untuk diketahui dan diamati, maka orde reaksi terhadap
masing-masing zat pereaksi dapat ditentukan berdasarkan percobaan.

4
Hubungan antara penambahan laju reaksi dengan penambahan konsentrasi zat-zat dapa
dinyatakan dengan menggunakan grafik orde reaksi. Pada subbab ini akan diperkenalkan
grafik orde nol, orde pertama dan orde kedua.
Orde Reaksi Nol
Jika orde suatu reaksi terhadap pereaksi tertentu adalah nol, hal ini berarti bahwa
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Secara matematis, bilangan
yang dipangkatkan nol selalu sama dengan satu, sehingga laju reaksi suatu zat yang orde
reaksinya nol (order nol) adalah tetap pada konsentrasi berapa pun dan nilainya sama
dengan tetapan laju reaksi (k).
v = k[A]0 = k

Laju reaksi

Konsentrasi

Gambar 1. Grafik laju reaksi terhadap konsentrasi untuk orde nol


Contoh:
Untuk reaksi A + B C + D, laju reaksinya dinyatakan dengan:
v = k[A]0
Reaksi ini adalah orde nol terhadap A karena konsentrasi A tidak mempengaruhi laju
reaksi.
Orde Reaksi Pertama
Jika orde reaksi suatu zat sama dengan satu, berarti penambahan konsentrasi akan
berbanding lurus (linier) dengan kenaikkan laju reaksinya.
v = k[A]1 = k[A]

Laju reaksi

Konsentrasi

Gambar 2. Grafik laju reaksi terhadap konsentrasi untuk orde pertama.

5
Orde Reaksi Kedua
Jika orde reaksi suatu zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi akan
meningkatkan laju reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat konsentrasi zat
tersebut.
v = k[A]2

Laju reaksi

Konsentrasi

Gambar 3. Grafik laju reaksi terhadap konsentrasi untuk orde kedua

Menentukan Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi Berdasarkan Data


Percobaan
Jika tahapan-tahapan reaksi sukar untuk diamati, maka orde reaksi dan persamaan laju
reaksinya dapat ditentukan melalui percobaan (eksperimen). Data percobaan tersebut
dapat digunakan untuk menghitung orde reaksi yang dapat digunakan untuk menentukan
persamaan laju reaksi. Untuk memahami hal ini, simaklah contoh soal berikut ini.
Contoh soal:
Dalam suatu percobaan untuk mengamati reaksi A(g) + B(g) C(g), diperoleh data sebagai
berikut.
No [A] M [B] M v (M/s)
1 0,1 0,1 2
2 0,1 0,2 8
3 0,2 0,2 16
Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap A
b. Orde reaksi terhadap B
c. Orde reaksi total
d. Harga k (tetapan laju reaksi)
e. Persamaan laju reaksi

6
Penyelesaian
a. Orde reaksi terhadap A ditentukan berdasarkan konsentrasi B yang tetap, yaitu pada
percobaan 2 dan 3.
Pada [B] tetap, [A] naik 2 kali, maka v naik 2 kali.
m n
v2 k 2 [ A2 ] [ B2 ]

v3 k 3 [ A3 ] [ B3 ]
m
8 1
m 1
16 2
atau
2m = 2 m=1
Jadi orde reaksi terhadap A = 1
b. Orde reaksi terhadap B ditentukan berdasarkan konsentrasi A yang tetap, yaitu pada
percobaan 1 dan 2.
Pada [A] tetap, [B] naik 2 kali, maka v naik 4 kali.
m n
v1 k1 [ A1 ] [ B1 ]

v2 k 2 [ A2 ] 2
[ B ]
n
2 0,1
k1 k 2
8 0,2
n
1 1
n2
4 2
atau
2n = 4 n=2
Jadi orde reaksi terhadap B = 2
Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
Persamaan laju reaksi: v = k[A]m[B]n = k[A][B]2
Harga tetapan jenis reaksi dapat ditentukan dengan memasukkan salah satu data
percobaan dari tabel ke dalam persamaan laju reaksi. Misalnya data percobaan 1 yang
dipilih, maka harga k dihitung sebagai berikut:
2 M/s = k x (0,1) x (0,1)2
k = 2/0,001 = 2 x 103 M-2 s-1
Jadi persamaan laju secara lengkap dapat dituliskan sebagai berikut:
v = 2 x 103 [A][B]2

7
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan : Induktif
Metode : ceramah, diskusi dan tanya jawab
Strategi : ceramah - diskusi kelompok - diskusi kelas - tanya
jawab
Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Mengecek presensi siswa 10 menit
b. Menginformasikan mengenai tujuan Mendengarkan keterangan
pembelajaran yang akan dicapai pada guru tentang pentingnya materi
pertemuan tersebut yang akan dipelajari.
c. Memberikan apersepsi dengan menanyakan Menjawab pertanyaan guru
pembelajaran sebelumnya yaitu tentang
konsep laju reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi tersebut.
d. Memberikan motivasi:
Menginformasikan salah satu contoh Mendengarkan penjelasan
pengaruh luas permukaan bidang sentuh guru
terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya kayu yang dipotong kecil-kecil
lebih cepat terbakar dibandingkan dengan
kayu balok.
e. Mempersilahkan siswa untuk mencari
kelompoknya masing masing Mencari kelompok dengan
tertib

2. Kegiatan Inti 60 menit


a. Eksplorasi
Memberikan LKS kepada siswa untuk Dalam kelompok siswa
didiskusikan tentang teori tumbukan, mendiskusikan LKS yang
persamaan laju reaksi dan orde reaksi. diberikan.

8
Mempersilahkan siswa untuk berdiskusi
Memfasilitasi kegiatan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.

b. Elaborasi 20 menit
Salah satu kelompok diberikan kesempatan Menyampaikan hasil diskusi
untuk menyampaikan hasil diskusinya di di depan kelas.
depan kelas dan kelompok yang lain
mendengarkan

c. Konfirmasi 20 menit
Memberikan komentar terhadap hasil diskusi Mendengarkan komentar guru.
kelompok.
Mempersilahkan siswa untuk bertanya jika Bertanya hal-hal yang belum
ada yang kurang jelas jelas.

3. Kegiatan Penutup 10 menit


Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Menyimpulkan materi yang
menyampaikan simpulan terhadap materi yang telah dipelajari.
telah dipelajari.
Memberikan tugas terstruktur untuk dikerjakan Mencatat tugas yang diberikan
dirumah sebagai tugas mandiri. guru
Menyampaikan rencana pembelajaran pada Mendengarkan penjelasan
pertemuan berikutnya. guru

9
VIII. SUMBER BELAJAR
1. Buku Kimia
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Hal 290-316.
Jakarta : Erlangga
Haryanto, Untung Tri. 2006. Kreatif Kreasi Belajar Siswa Aktif Kimia XIa. Klaten :
Viva Pakarindo
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2. Hal 28-35. Solo :
Platinum
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. Hal 64-83. Bandung : Yrama
Widya
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
2. Lembar Kerja Siswa (Students Worksheet)

IX. ALAT DAN MEDIA


Spidol, White Board, LCD, Laptop

X. PENILAIAN
a. Bentuk tagihan
Kognitif : Latihan soal, tugas individu, ulangan harian
Afektif : Sikap selama proses pembelajaran

b. Jenis tagihan
- LKS
- Tugas rumah
- Ulangan Harian

10
11
LEMBAR KERJA SISWA
Teori Tumbukan, Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi

Nama kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
melalui diskusi kelompok.
2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi berdasarkan
teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
3. Siswa dapat menjelaskan pengaruh luas permukaan zat padat terhadap laju reaksi
berdasarkan teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
4. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data perubahan konsentrasi dan laju
reaksi yang diberikan melalui diskusi kelas dan diskusi kelompok.
5. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi melalui diskusi kelas dan diskusi
kelompok.

1. Berikut merupakan data hasil percobaan reaksi antara 2 gram pita Mg dengan 10 mL HCl

No. Reaktan v (M/sec)


1 Mg (lempeng besar) + HCl 1 M 30
2 Mg (dipotong kecil-kecil) + HCl 1 M 150

Ilustrasi Gambar

12
Berdasarkan data di atas, bagaimana pengaruh luas permukaan (ukuran zat padat)
terhadap laju reaksi ditinjau dari teori tumbukan?
Jawab:

2. Berikut ini merupakan data hasil percobaan reaksi antara 2 gram pita Mg dengan 15
mL HCl dalam berbagai konsentrasi

No. Reaktan v (M/sec)


1 Mg + HCl 0,1 M 30
2 Mg + HCl 0,2 M 60

Ilustrasi Gambar

Berdasarkan data di atas, bagaimana pengaruh konsentrasi (molaritas) terhadap laju


reaksi ditinjau dari teori tumbukan?
Jawab:

13
3. Berikut ini merupakan data hasil percobaan reaksi antara 2 gram pita Mg dengan
HCl 1 M dengan suhu yang berbeda

v
No. Reaktan Suhu
(M/sec)
1 Mg (dipotong kecil-kecil) + HCl 1 M 25oC 30
2 Mg (dipotong kecil-kecil) + HCl 1 M 40oC 150

Ilustrasi gambar

(a) (b)
Keterangan:
(a) Gerakan partikel pada suhu kamar (b) Gerakan partikel setelah suhu dinaikkan

Berdasarkan data di atas, bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi ditinjau dari
teori tumbukan?
Jawab:

4. Dalam suatu percobaan untuk mengamati reaksi A(g) + B(g) C(g), diperoleh data
sebagai berikut.

14
No [A] M [B] M v (M/s)
1 0,1 0,1 2
2 0,1 0,2 8
3 0,2 0,2 16
Tentukan:
a) Orde reaksi terhadap A
b) Orde reaksi terhadap B
c) Orde reaksi total
d) Harga k (tetapan laju reaksi)
e) Persamaan laju reaksi
Jawab:

15
KUNCI JAWABAN LKS

1. Pada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat tersebut akan mempengaruhi laju
reaksi. Dalam massa yang sama, zat padat yang berukuran lebih kecil mempunyai luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan zat padat dalam ukuran yang besar. Zat
padat yang berukuran lebih kecil dengan luas permukaan yang lebih besar setiap bagian
zat padat akan segera bereaksi dengan zat lain pada waktu yang bersamaan, hal ini akan
menyebabkan sering terjadinya tumbukan sehingga laju reaksinya akan semakin besar.
Sementara itu, pada reaksi zat padat yang berbentuk lempengan yang lebih besar,
reaksinya akan terjadi pada permukaan zat padat yang bersentuhan dengan zat lain,
sehingga untuk terjadi reaksi pada seluruh bagian zat padat diperlukan waktu yang cukup
lama sehingga laju reaksinya akan semakin lambat. (Skor 20)
2. Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi larutan mempengaruhi laju reaksi
suatu zat dengan larutan tersebut. Meningkatnya konsentrasi zat-zat pereaksi (dalam
bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukan antara partikel-partikel zat
pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jumlah partikel semakin banyak
sehingga jarak antara dua buah partikel yang berdekatan relatif rapat, sehingga mudah
bertumbukan. Oleh karena itu, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin
banyak partikel zat terlarut yang terdapat dalam larutan. Jadi apabila suatu larutan
direaksikan dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan semakin mudah bereaksi pada
larutan yang pekat. (Skor 20)
3. Perubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Pada umumnya, kenaikan
suhu akan meningkatkan laju reaksi. Jika suhu naik, energi kinetik partikel-partikel
tersebut akan meningkat. Dengan meningkatnya energi kinetik maka akan semakin sering
terjadinya tumbukan efektif sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat dan laju reaksi
akan semakin besar. (Skor 20)
4. a. Orde reaksi terhadap A ditentukan berdasarkan konsentrasi B yang tetap, yaitu pada
percobaan 2 dan 3.
Pada [B] tetap, [A] naik 2 kali, maka v naik 2 kali.
m n
v2 k 2 [ A2 ] [ B2 ]

v3 k 3 [ A3 ] [ B3 ]
m
8 1
m 1
16 2

16
atau
2m = 2 m=1
Jadi orde reaksi terhadap A = 1 (skor 10)
b. Orde reaksi terhadap B ditentukan berdasarkan konsentrasi A yang tetap, yaitu pada
percobaan 1 dan 2.
Pada [A] tetap, [B] naik 2 kali, maka v naik 4 kali.
m n
v1 k1 [ A1 ] [ B1 ]

v2 k 2 [ A2 ] 2
[ B ]
n
2 0,1
k1 k 2
8 0,2
n
1 1
n2
4 2
atau
2n = 4 n=2
Jadi orde reaksi terhadap B = 2 (skor 10)
c. Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
Persamaan laju reaksi: v = k[A]m[B]n = k[A][B]2 (skor 5)
d. Harga tetapan jenis reaksi dapat ditentukan dengan memasukkan salah satu data percobaan
dari tabel ke dalam persamaan laju reaksi. Misalnya data percobaan 1 yang dipilih, maka
harga k dihitung sebagai berikut:
2 M/s = k x (0,1) x (0,1)2
k = 2/0,001 = 2 x 103 M-2 s-1 (skor 10)
e. Jadi persamaan laju secara lengkap dapat dituliskan sebagai berikut:
v = 2 x 103 [A][B]2 (skor 5)

17
PENILAIAN AFEKTIF
Nama Siswa : ....................................................
Kelas : ....................................................
Tanggal : ....................................................

Skor
No Aspek Sikap
0 1 2 3 4
1 Kehadiran
2 Membawa buku pelajaran
3 Mengerjakan tugas sesuai petunjuk
4 Mandiri dalam mengerjakan tes
5 Santun dalam komunikasi
6 Tidak memaksakan kehendak dalam diskusi
7 Menyerahkan tugas tepat waktu

Nilai:

Predikat:
Amat baik (A) : 86 - 100
Baik (B) : 76 - 85
Cukup (C) : 60 - 75
Kurang (D) : < 60

Menyetujui, Singaraja, 1 Oktober 2013

Guru Pamong, Mahasiswa Praktikan,

Ni Nyoman Ayu Septiana


I Ketut Suija, S.Pd
NIM. 1013031029
NIP. 19681231 199103 1 078

Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Kepala SMA Negeri 1 Sawan

Made Sutawa Redina, S.Pd., M.Pd.


Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.
NIP. 19670329 199002 1 002
NIP. 19661123 199303 1 001

18

Anda mungkin juga menyukai