1 , Ai Fiyani 1 , Rahmatika Tarihah 1 dan Ahmad Hamdani 1 * ) 1 Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606 *) Email: nidhani94@gmail.com
Abstrak Laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan waktu. Tujuan penulis mengadakan percobaan laju reaksi adalah untuk mengamati faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Berdasarkan referensi dan pengamatan penulis selama percobaan diketahui bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: konsentrasi, suhu, luas permukaan dan katalis. Kata Kunci: Laju, Konsentrasi, Suhu, Luas permukaan, Katalis.
Abstract The reaction rate is the magnitude of change in concentration of reactants or products in unit time. The purpose of the authors conducted experiments to observe the reaction rates are factors that affect the rate of reaction. Based on the author references and observations during the experiments it is known that the reaction rate is influenced by several factors, namely: concentration, temperature, surface area, and catalysts. Key Words: Rate, Concentration, Temperature, Surface area, and Catalysts.
INTRODUCTION Bidang Kimia yang mengkaji kecepatan, atau laju, terjadinya reaksi kimia dinamakan kinetika kimia (chemical kinetics). Kata kinetik menyiratkan gerakan atau perubahan. Di sini kinetik menunjuk pada laju reaksi (reaction rate), yaitu perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (M/s). (Chang, 2005) Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi per satuan waktu. Apa yang terjadi dalam reaksi kimia adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi. Perubahan ini kebanyakan dinyatakan dalam perubahan konsentrasi molar. Jadi, untuk laju reaksi hipotetik A+3B 2C+2D Dapat diartikan sebagai laju berkurangnya konsentrasi molar A. dengan demikian didapat satuan laju reaksi misalnya mol/L.detik (mol per liter per detik). (Petrucci, 1985) Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:
Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperooleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi:
Jika konsentrasi diukur dalam mol/L dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol/L.s. (Ratna, 2009) Setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan umum Reaktan Produk, misalnya A B Jadi, untuk reaksi di atas kita dapat menyatakan laju sebagai atau Dengan dan adalah perubahan konsentrasi (dalam molaritas) selama waktu . Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu tersebut, merupakan kuantitas neatif. Laju reaksi adalah kuantitas positif sehingga tanda minus diperlukan dalam rumus laju agar lajunya positif. Sebaliknya, laju pembentukan produk tidak memerlukan tanda minus sebab adalah kuantitas positif (konsentrasi B meningkat seiring waktu). (Chang, 2005) Jadi, laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan waktu. Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennnya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan mproduk dengan tanda positif. Untuk reaksi yang umum: aA+bB cC+dD Lajunya ialah (Ratna, 2009)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju reaksi: 1. Konsentrasi Umumnya laju reaksi pada temperature tetap lebih sering dinyatakan sebagai laju perubahan konsentrasi komponen-komponennya dalam sistem, sehingga dapat dikatakan bahhwa laju reaksi bergantung pada konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi. Ketergantungan laju reaksi pada konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi diungkapkan sebagai persamaan laju reaksi atau hukum laju. Dari persamaan laju reaksi Nampak bahwa besarnya laju reaksi (v) tergantung pada besarnya konsentrasi reaktan sehingga meningkatnya konsentrasi reaktan akan meningkatkan pula besarnya laju reaksi (Endang Widjajanti, 2007). 2. Suhu Secara praktek kita ketahui bahwa reaksi-reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi. Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energy melebihi energy aktivasi. Sehingga untuk banyak reaksi mengakibatkan peningkatan laju reaksi menjadi 2 kali atau 3 kali semula dengan meningkatnya suhu hanya 10C. frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan kita dapat mengharapkan hal itu sebagai faktor untuk memperepat suatu reaksi kimia (Petrucci, 1985). 3. Luas Permukaan Pada zat padat yang bereaksi adalah atom-atom atau molekul-molekul yang terdapat pada permukaannya, sedangkan atom atau molekul yang terdapat pada bagian sebelah dalam tertutup dari luar, sehingga tidak bisa bereaksi. Banyaknya muka yang berada di bagian sebelah luar disebut sebagai luas permukaan. Makin luas permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi akan makin besar sehingga laju reaksinya juga akan makin cepat (Endang Widjajanti, 2007). 4. Katalis Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia balans secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan meningkatkan faktor A Arrhenius, atau yang lebih sering adalah dengan menurunkan enrgi aktivasi Ea dengan memberikan kompleks teraktifan baru dengan nenergi potensial yang lebih rendah. Akibatnya katalis yang sama akan mempercepat reaksi ke kanan maupun reaksi ke kiri, sebab katalis ini menurunkan energy aktivasi ke kanan dank e kiri sama besarnya (Oxtoby, 2001).
MATERIALS AND METHODS Alat-alat: 1. Gelas beaker 2. Tabung reaksi 3. Termometer 4. Stopwatch 5. Rak tabung reaksi 6. Penjepit tabung reaksi 7. Pipet tetes 8. Spidol 9. Neraca Ohauss 10. Paper 11. Mortal dan alu 12. Spatula 13. Kaca arloji 14. Penangas 15. Amplas Bahan: 1. Magnesium ribbon 2. Larutan HCl (0,5 M, 1M, 2M, 3M) 3. Larutan Na2S2O3 0,1 M 4. Larutan H2O2 5. Larutan NaCl 0,1 M 6. Larutan FeCl3 0,1 M 7. Bongkahan Batu pualam (CaCO3) 8. Serbuk batu pualam
Metode: Prosedur 1 (pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi) 1. Siapkan 4 tabung reaksi dan isi dengan pita magnesium yang telah di bersihkan. Beri tanda 1-4 pada tabung. 2. Pada tabung 1, di isi dengan 1 ml larutan HCl 0.5 M, hitung waktu yang diperlukan pita magnesium untuk bereaksi. 3. Pada tabung 2, di isi dengan 1 ml larutan HCl 1 M, hitung waktu yang diperlukan pita magnesium untuk bereaksi. 4. Pada tabung 3, di isi dengan 1 ml larutan HCl 2 M, hitung waktu yang diperlukan pita magnesium untuk bereaksi. 5. Pada tabung 4, di isi dengan 1 ml larutan HCl 3 M, hitung waktu yang diperlukan pita magnesium untuk bereaksi. Prosedur 2 (mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi) 1. Letakkan gelas beaker 100 ml di atas kertas putih yang telah di beri tanda X. 2. Isi gelas beaker tersebut dengan 15 ml larutan Na2S2O3 0,1 M dan ukur suhunya dengan termometer. 3. Tuangkan 15 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas beaker tersebut yang telah berisi larutan Na2S2O3 0,1 M. 4. Catat waktu yang diperlukan untuk bereaksi dengan menggunakan stopwatch. Dimulai ketika larutan HCl dimasukkan sampai tanda X tidak terlihat lagi. 5. Letakkan gelas beaker 100 ml di atas kertas putih yang telah di beri tanda X. 6. Ambil masing-masing 15 ml larutan HCL 0,1 M dan Na2S2O3 0,1 M. 7. Kemudian panaskan hingga suhu naik mencapai 50C. 8. Campurkan kedua larutan tersebut ke dalam gelas beaker yang di letakkan di atas kertas putih yang telah diberi tanda X. 9. Catat waktu yang diperlukan umtuk bereaksi dengan menggunakan stopwatch. Dimulai ketika larutan HCl dimasukkan sampai tanda X tidak terlihat lagi.
Prosedur 3 (mengamati pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi) 1. Timbang serbuk dan bongkahan pualam masing-masing sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca OHauss. 2. Ambil larutan HCl 2 M sebanyak 5 ml ke dalam gelas ukur dan masukkan ke dalam gelas beaker. 3. Masukkan serbuk pualam ke dalam gelas beaker yang telah berisi larutan HCl 2 M dan catat waktu yang diperlukan untuk serbuk pualam tersebut habis bereaksi. 4. Ambil larutan HCl 2 M sebanyak 5 ml ke dalam gelas ukur dan masukkan ke dalam gelas beaker. 5. Masukkan bongkahan pualam ke dalam gelas beaker yang telah berisi larutan HCl 2 M dan catat waktu yang diperlukan untuk bongkahan pualam tersebut habis bereaksi.
Prosedur 4 (mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi) 1. Ambil 3 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung tersebut dengan larutan H2O2 5 ml. 2. Beri nomor 1-3 pada tabung reaksi. 3. Tambahkan 4 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam tabung nomor 2. 4. Tambahkan 4 tetes larutan FeCl3 0,1 M ke dalam tabung nomor 3. 5. Amati reaksi yang terjadi pada ketiga tabung tersebut selama 2 menit.
RESULT AND DISCUSSION Tabel hasil pengamatan: a. Mg (s) + 2 HCl (aq) MgCl 2 (aq) + H 2 (g)
No. Reaksi Waktu (s) Hasil Pengamatan 1. Pita Mg + HCl 0,5 M 479 Pita Mg lambat bereaksi dengan HCl 0,5 M 2. Pita Mg + HCl 1 M 2131 Pita Mg sangat lambat bereaksi dengan HCl 1 M 3. Pita Mg + HCl 2 M 46 Pita Mg cepat bereaksi dengan HCl 2 M 4. Pita Mg + HCl 3 M 36 Pita Mg sangat cepat bereaksi dengan HCl 3 M
b. Na 2 S 2 O 3 (aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + H 2 S 2 O 3 (aq)
No. HCl 0,1 M Na 2 S 2 O 3 0,1 M T (C) Waktu (s) Hasil Pengamatan 1. 15 ml 15 ml 30C 1380 Reaksi berlangsung lama. Warna larutan berubah menjadi putih susu. 2. 10 ml 10 ml 50C 50 Reaksi berlangsung sangat cepat. Warna larutan berubah menjadi putih susu.
c. 2HCl (aq) + CaCO 3 (s) CaCl 2 (aq) + H 2 O (l) + CO 2 (g)
No. Reaksi Waktu (s) Hasil Pengamatan 1. 5 ml HCl 2 M + bongkahan pualam 2218 Reaksi berlangsung lama 2. 5 ml HCl 2 M + serbuk pualam 190 Reaksi berlangsung cepat
d. H 2 O 2 (aq) H 2 O (l) + O 2 (g)
H 2 O 2 (aq)
NaCl (aq) H 2 O (l) + O 2 (g) H 2 O 2 (aq)
FeCl3 (aq) H 2 O (l) + O 2 (g)
No. Reaksi Hasil Pengamatan 1. H 2 O 2 Gelembung gas yang dihasilkan sedikit 2. H 2 O 2 + NaCl 0,1 M Gelembung gas yang dihasilkan tidak terlalu banyak 3. H 2 O 2 + FeCl 3 0,1 M Gelembung gas yang dihasilkan banyak, pada permukaan terdapat warna cokelat
Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan mengenai laju reaksi, seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi, diantaranya adalah: konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis. Pada percobaan pertama mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi terlihat jelas bahwa perubahan konsentrasi HCl mempengaruhi laju reaksi. Secara keseluruhan didapatkan hasil bahwa semakin besar konsentrasi larutan HCl yang bereaksi dengan pita Mg, maka waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi semakin cepat. Hal ini sesuai teori bahwa besarnya laju reaksi tergantung pada besarnya konsentrasi reaktan sehingga meningkatnya konsentrasi reaktan akan meningkatkan pula besarnya laju reaksi. (Endang Widjajanti, 2007) Namun ada sedikit perbedaan pada tabung reaksi kedua yang berisi pita Mg dengan larutan HCl 1 M. Pada tabung ini, laju reaksi berlangsung lebih lama daripada tabung reaksi pertama dikarenakan adanya kemungkinan perbedaan ukuran pada pita Mg yang digunakan pada setiap tabung. Pada percobaan kedua yaitu mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Pengaruh suhu dapat dilihat dari reaksi antara Na 2 S 2 O 3 dengan HCl. Terbukti bahwa ketika suhu larutan HCl dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sebesar 50C, laju reaksinya jauh lebih cepat daripada larutan HCl dan Na 2 S 2 O 3 dengan suhu 30C. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu yang tinggi dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia. Peningkatan suhu dapat meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi aktivasi dan juga meningkatkan frekuensi tumbukan, sehingga dapat mempercepat suatu reaksi kimia. (Petruci, 1985) Pada percobaan ketiga yaitu mengamati pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Dari hasil percobaan ini terlihat bahwa reaksi antara serbuk pualam (CaCO 3 ) dengan larutan HCl 0,1 M memiliki waktu reaksi yang lebih cepat dibandingkan reaksi yang terjadi antara bongkahan pualam dengan larutan HCl 0,1 M. Hal ini dikarnakan serbuk pualam memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan bongkahan pualam. Sehingga memungkinkan molekul-molekul yang berada di dalamnya lebih banyak yang bertumbukan dengan molekul-molekul pada larutan HCl tersebut. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin luas permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi akan semakin besar sehingga laju reaksinya juga akan semakin cepat. (Endang Widjajanti, 2007) Percobaan terakhir yaitu mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Berdasarkan hasil percobaan, pada tabung reaksi pertama yang hanya berisi larutan H 2 O 2
menghasilkan sedikit gelembung gas. Pada tabung kedua yang berisi larutan H 2 O 2 + NaCl menghasilkan lebih banyak gelembung gas dibanding tabung pertama. Pada tabung ketiga yang berisi larutan H 2 O 2 dengan larutan FeCl 3 menghasilkan banyak gelembung gas diantara yang lainnya. FeCl 3 berperan sebagai katalis yang mempercepat laju reaksi karena Fe dalam FeCl 3 termasuk ke dalam logam-logam transisi periode pertama. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa logam-logam transisi periode pertama dari V sampai Zn umumnya merupakan katalisator bagi reaksi kimia. (Endang Widjajanti, 2005) Sedangkan larutan NaCl berperan sebagai katalis yang memperlambat laju reaksi.
CONCLUSION Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan dan produk pada tiap satuan waktu. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain: Konsentrasi Semakin besar konsentrasi suatu zat, maka laju reaksinya akan meningkat. Suhu (temperatur) Apabila suhu suatu zat dinaikkan, maka laju reaksi akan berlangsung semakin cepat. Luas permukaan Semakin besar luas permukaan bidang suatu zat, maka laju reaksi akan berlangsung lebih cepat. Katalis Penambahan katalis dapat mempercepat laju reaksi.
REFERENCE Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2005 Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 1985 Oxtoby, David W. Kimia Modern Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001 Ratna, dkk. Kinetika Kimia, Definisi Laju Reaksi dan Hukum Laju. http://chem-is-try.org. Diakses pada 25 Maret 2014 pukul 20.22 WIB Widjajanti, Endang. Kinetika Kimia. http://staff.uny.ac.id. Diakses pada 27 Maret 2014 pukul 03.20 WIB Widjajanti, Endang. Pengaruh Katalisator Terhadap Laju Reaksi. http://staff.uny.ac.id. Diakses pada 30 Mei 2014 pukul 16.41 WIB