Anda di halaman 1dari 33

❑ Laju Rata-Rata

➢ Kecepatan rata-rata ditentukan berdasarkan perpindahan benda.


➢ Perpindahan benda adalah vektor pengubung posisi awal dengan
posisi akhir sehingga selalu berupa garis lurus.
➢ Perpindahan benda tidak menyatakan lintasan yang ditempuh
benda. Panjang lintasan yang ditempuh benda lebih besar atau
sama dengan panjang perpindahan benda. Panjang lintasan dan
besar perpindahan sama hanya jika benda bergerak dalam garis
lurus.
➢ Laju rata-rata adalah rasio antara jarak tempuh dengan waktu
tempuh. Karena jarak tempuh umumnya lebih besar daripada
besar perpindahan maka laju rata-rata umumnya lebih besar
daripada besar kecepatan rata-rata.

I-1
➢ Laju rata-rata didefinisikan sebagai

(2.23)

dengan s adalah jarak tempuh dan t adalah waktu tempuh.

Contoh 2.8
Garuda Inonesia nomor penerbangan GA-88 melayani penerbangan
langsung dari Jakarta ke Amsterdam menggunakan pesawat Boeing
777-300ER. Pesawat berangkat dari bandara internasional Soekarno
Hatta jam 23.10 WIB dan tiba di bandara Schipol Amsterdam jam
07.30 waktu setempat. Lama penerbangan adalah 14 jam 20 menit.
Koordinat Jakarta adalah 6.1745° LS, 106.8227° BT sedangkan
koordinat Amsterdam adalah 52.3667° LU, 4.9000° BT. Rute pesawat
diilustrasikan pada Gambar 2.16. Dari data ini hitunglah laju rata-rata
pesawat garuda jika dianggap pesawat mengambil rute terpendek.
I-2
Gambar 2.16 Rute yang dilewati pesawat Garura GA-88 dari Jakarta
ke Amsterdam (sumber gambar: Flightaware.com, diakses 24 Januari
2016)
I-3
Jawab
Sudut lokasi dua kota adalah 1 = -6,1745o, 2 = 52,3667o, 1 =
106,82270, dan 2 = 4,9000o.
Dengan demikian  = 2 - 1 = 4,9000o – 106,8227o = -101,9227o.
Besar sudut sentral yang menghubungkan Jakarta dan Amsterdam
adalah

= 1,783 rad
Jarak terpendek Jakarta-Amaterdam adalah
s = R
= 6.400 x 1,783 = 11.411 km
I-4
Waktu tempuh pesawat adalah t = 14 jam 20 menit = 14,33 jam.
Dengandemikian laju rata-rata pesawat adalah

I-5
❑ Kecepatan Sesaat
➢ Kecepatan rata-rata tidak memberikan informasi gerak benda
tiap saat.
o Apakah suatu saat kecepatan benda membesar, mengecil, atau
bahkan berhenti tidak terkandung dalam kecepatan rata-rata.
o Padahal kebanyakan benda memiliki kecepatan yang berbeda
pada saat yang berbeda.
o Sangat jarang benda memiliki kecepatan yang sama selama
perjalanan, apabila dalam selang waktu yang lama.

I-6
➢ Gambar 2.17 adalah besar kecepatan dan ketinggian pesawat garuda
Indonesia GA-89 yang terbang dari Amsterdam ke Jakarta tanggal 15
Mei 2015.
o Kurva kuning adalah ketinggian sedangkan kurva biru adalah
besar kecepatan.
o Tampak bahwa besar kecepatan berubah saat tinggal landas dan
saat akan mendarat.
o Selama perjalanan, besar kecepatan hanya mengalami sedikit
perubahan.
o Perubahan tersebut umumnya disebabkan kondisi cuaca di mana
kadang pesawat sedikit melambat atau sedikit cepat.

Gambar 2.17 Besar kecepatan dan ketinggian pesawat garuda GA-89 penerbangan
Amsterdam-Jakarta tanggal 15 Mei 2015 (sumber: Flightaware.com)
I-7
➢ Informasi tentang kecepatan benda pada berbagai waktu tertuang
dalam besaran gerak yang bernama kecepatan sesaat.
➢ Kecepatan sesaat diperoleh dari kecepatan rata-rata dengan
mengambil selang waktu yang sangat kecil, yaitu mendekati nol.
➢ Dapat pula dikatakan bahwa kecepatan sesaat merupakan
kecepatan rata-rata pada selang waktu yang sangat kecil
(mendekati nol).
➢ Jadi, definisi kecepatan sesaat adalah

(2.24)

dengan t → 0.
Definisi ini dapat ditulis dalam bentuk diferensial sebagai berikut

(2.25)
I-8
➢ Karena kecepatan sesaat merupakan kecepatan pada berbagai
waktu maka nilai kecepatan sesaat harus diberikan pada berbagai
nilai waktu.
➢ Dengan demikian, kalau ditabelkan maka tabel kecepatan sesaat
sangat panjang tergantung dari selang waktu yang dipilih.
➢ Makin kecil selang waktu yang dipilih untuk mendeskripsikan
kecepatan maka jumlah data kecepatan rata-rata menjadi sangat
panjang.
➢ Vektor kecepatan memiliki komponen-komponen dalam arah
sumbu-sumbu koordinat.

I-9
➢ Besarnya kecepatan sesaat dinyatakan dalam komponen-
komponen kecepatan adalah

(2.26)

di mana
vx adalah komponen kecepatan dalam arah sumbu-x;
vx adalah komponen kecepatan dalam arah sumbu-y;
vz adalah komponen kecepatan dalam arah sumbu-z.

I-10
Contoh 2.9
Sebuah benda bergerak dengan posisi yang memenuhi
m.
Tentukan kecepatan sesaat benda pada saat t = 2 s.

Jawab
Kecepatan sesaat pada saat t = 2 s sama dengan kecepatan rata-rata
antara 2 s sampai 2+t s di mana nilai t diambil mendekati nol.
Untuk menentukan kecepatan sesaat maka kita tentukan perpindahan
dari t = 2 s sampai t = 2+t s. Kita mulai dari menentukan posisi
benda.
Pada saat t = 2 s posisi benda adalah

I-11
Pada saat t = 2+t s posisi benda adalah

Perpindahan benda selama selang waktu t = 2 s sampai t = 2+t s


adalah

Kecepatan rata-rata benda antara t = 2 s sampai t = 2+t s adalah


adalah

I-12
Kecapatan sesaat benda pada saat t = 2 s diperoleh dengan mengambil
t →0 yaitu

Cara lain adalah dengan metode diferensial. Kecepatan sesaat benda


pada sembarang waktu adalah

Kecepatan sesaat benda pada saat t = 2 menjadi

I-13
Bagi yang mungkin masih kurang akrab dengan operasi diferensial,
Tabel 2.1 adalah hasil operasi diferensial sejumlah fungsi yang akan
sering digunakan.

Tabel 2.1 Hasil operasi diferensial sejumlah fungsi yang sering dijumpai

I-14
Contoh 2.10
Kembali ke posisi pada Contoh 2.9. Tentukan kecepatan rata-rata
antara t = 2 s sampai t = 4 s, antara t = 2 s sampai t = 2,5 s, antara t = 2
s sampai t = 2,01 s, antara t = 2 s sampai t = 2,0001 s, dan antara t = 2 s
sampai t = 2,000001 s.

Jawab
Tabel 2.2 adalah posisi, perpindahan, dan kecepatan rata-rata benda.

I-15
Tabel 2.2 Posisi, perpindahan, dan kecepatan rata-rata benda pada contoh 2.10

Tampak pada Tabel 2.2 bahwa jika t diambil makin menuju nol maka
kecepatan rata-rata mendekati m/s. Ini tidak lain daripada
kecepatan sesaat pada saat t = 2 s.
I-16
Apa pentingnya memahami kecepatan?
o Sebuah pesawat tempur musuh ditangkap oleh radar sedang
memasuki wilayah suatu negara. Pesawat tersebut akan ditembak
jatuh dengan rudal. Tanpa mengetahui posisi dan kecepatan
pesawat tersebut serta kecepatan jelajah rudal yang akan digunakan
tidak akan mungkin menembak jatuh pesawat tersebut. Pesawat
tempur harus memiliki kecepatan yang sangat tinggi agar bisa
menghindar dari tembakan senjata musuh.
o Satelit yang diluncurkan harus memiliki kecepatan yang sangat teliti
ketika mulai mengelilingi bumi agar tidak keluar dari orbitnya.
o Kecepatan alat-alat transportasi menjadi parameter penting dalam
manajemen distribusi barang dan jasa yang teliti, baik antar kota,
antar pelabuhan, maupun antar negara.
o Kita dapat mendaftar puluhan aplikasi lain yang menggunakan
variabel kecepatan sebagai variabel utama.
I-17
❑ Laju Sesaat
➢ Tampilan pada Gambar 2.17 lebih tepat menyatakan laju sesaat
karena di situ tidak ada informasi tentang arah. Yang ada hanya
besarnya kecepatan sesaat.
➢ Besar kecepatan sesaat adalah definisi laju sesaat.
➢ Tetapi hat-hati, besarnya kecepatan rata-rata tidak sama dengan
laju rata-rata. Laju rata-rata umumnya lebih besar daripada
besarnya kecepatan rata-rata.
➢ Ada dua cara mendapatkan laju sesaat.
o Pertama ditentukan berdasarkan jarak tempuh dalam waktu
yang mendekati nol
o Kedua adalah mengambil nilai skalar dari kecepatan sesaat.

I-18
o Cara pertama adalah

(2.27)

di mana t diambil mendekati nol.

o Cara kedua adalah

(2.28)

Pada kendaraan, laju sesaat ditunjukkan oleh angka pada speedometer

I-19
❑ Percepatan Rata-Rata
➢ Selama gerakan kadang kecepatan benda berubah.
➢ Perubahan tersebut bisa berupa perubahan nilai saja, perubahan
arah saja, atau perubahan nilai dan arah.
➢ Perubahan tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat.
➢ Besaran yang mengukur berapa cepat kecepatan berubah
dinamakan percepatan.
➢ Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara
perubahan kecepatan benda dengan lama kecepatan tersebut
berubah.
➢ Misalkan saat t1 kecepatan sesaat benda adalah 𝑣1 dan pada saat
t2 kecepatan sesaat benda adalah 𝑣2 . Maka
o Perubahan kecepatan benda adalah 𝑣21 = 𝑣2 − 𝑣1
o Lama waktu kecepatan berubah adalah t = t2 – t1.
I-20
➢ Definisi percepatan rata-rata adalah

(2.29)

➢ Percepatan rata-rata juga merupakan besaran vektor.


➢ Pada perhitungan percepatan rata-rata kita tidak mempedulikan
nilai kecepatan pada berbagai waktu. Yang kita butuhkan adalah
kecepatan pada saat awal dan saat akhir.

I-21
Contoh 2.11
Tabel 2.3 adalah data sudut lintang, sudut bujur, ketinggian, laju, dan
arah pesawat Garuda Indonesia GA880 dalam penerbangan dari
Denpasar ke Tokyo tanggal 24 Januari 2016. Pada jam 00:12:47 WITA
data posisi pesawat adalah: sudut lintang -8,4395o (8,4395o LS), bujur
114,9070o BT, arah 35o diukur dari utara ke timur, laju 466 MPH
(mil/jam), dan ketinggian 15.300 kaki. Pada pukul 00:20:47 WITA data
posisi pesawat adalah: sudut lintang -7,6043o (7,6043o LS), bujur
115,4990o BT, arah 35o diukur dari utara ke timur, laju 581 MPH
(mil/jam), dan ketinggian 29.600 kaki. Dari data ini didapatkan
sejumlah informasi sebagai berikut.

I-22
Tabel 2.3 Besaran-besaran gerak pesawat garuda Indonesia GA-880
dari Denpasar ke Tokyo

I-23
a) Posisi pesawat pada pukul 00:12:47 adalah

b) Posisi pesawat pada pukul 00:20:47 adalah

Catatan: pada perhitungan posisi di atas diabaikan ketinggian pesawat


dibandingkan dengan jari-jari bumi.
I-24
C) Sudut sentral yang ditempuh pesawat selama selang waktu
tersebut adalah

= 0,0178 rad
d) Jarak terpendek yang ditempuh pesawat
s = R
= 6.400 x 0,0178
= 114 km

I-25
Gambar 2.18 Arah kecepatan pesawat di saat awal perjalanan

I-26
e) Seperti diilustrasikan pada Gambar 2.18 dan mengacu Tabel 2.3,
kecepatan pesawat pukul 00:12:47 adalah

f) Kecepatan pesawat pukul 00:20:47 adalah

g) Perpindahan pesawat selama selang waktu tersebut adalah

Waktu tempuh pesawat t = 8 menit = 0,133 jam

I-27
h) Kecepatan rata-rata pesawat

i) Laju rata-rata pesawat

Perubahan kecepatan pada saat 00:12:47 sampai 00:20:47 adalah

I-28
Percepatan rata-rata pesawat antara dua selang waktu tersebut adalah

Dari Tabel 2.3 kita juga dapat menggambar laju maupun ketinggian
pesawat sebagai fungsi waktu seperti pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Laju dan ketinggian pesawat GA880 pada saat baru meninggalkan Denpasar
I-29
❑ Percepatan Sesaat
➢ Jika selang waktu yang diambil dalam menghitung percepatan
rata-rata mendekati nol, maka percepatan rata-rata tersebut
berubah menjadi percepatan sesaat.
➢ Jadi, percepatan sesaat didefinisikan sebagai

(2.30)

➢ dengan t diambil menuju nol. Juga definisi ini dapat ditulis


dalam bentuk diferensial sebagai berikut

➢ (2.31)

I-30
Contoh 2.12
Laju pesawat seperti yang tertera dalam Tabel 2.3 dapat didekati
dengan persamaan v(t) = 466 + 0,2t1,04 dalam satuan MPH sedangkan
waktu dalam satuan sekon. Gambar 2.20 adalah data yang diperolah
dari Tabel 2.3 dan grafik berupa persamaan aproksimasi. Tentukan
percepatan pesawat selama selang waktu tersebut.

Gambar 2.20 Aproksimasi laju pesawat sebagai fungsi waktu. Data diperoleh dari Tabel 2.3
I-31
Jawab
Dari persamaan tersebut didapatkan aproksimasi persamaan besar
percepatan tiap saat selama dalam waktu antara 00:12:47 sampai
00:20:47 sebagai berikut
𝑑𝑣
𝑎 𝑡 = = 1,04 𝑥 0,2𝑡 1,04−1
𝑑𝑡

𝑎 𝑡 = 0,208𝑡 0,04 MPH/s

I-32
Contoh 2.13
Kecepatan sesaat benda sebagai fungsi waktu diberikan oleh
hubungan 𝑣Ԧ = 10𝑡 2 𝑖Ƹ + 3𝑗Ƹ m/s. Berapakah percepatan sesaat benda
pada saat t = 5 s?

Jawab
Pertama ditentukan percepatan sesaat pada sembarang waktu, yaitu

Percepatan sesaat pada saat t = 5 s adalah

I-33

Anda mungkin juga menyukai