Anda di halaman 1dari 8

BAHAN TEKNIK DASAR

KISI – KISI KRISTAL LOGAM

Oleh :

Ana Maulida Hafidzoh

Pendidikan Teknik Mesin

19503241024

Dosen Pengampu :

Arianto Leman Soemowidagdo M.T.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
KRISTAL

Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar
secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika
mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa
berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya
"terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tetapi, secara
umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin.

Kristalografi adalah studi ilmuiah mengenai struktur kristal (dengan


kata lain, susunan atom) dari kristal. Salah satu teknik kristalografi
yang banyak digunakan adalah difraksi sinar-X. Sejumlah besar
struktur kristal yang telah diketahui disimpan dalam basis data
kristalografi.

Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung
pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan
tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai
kristalisasi.

Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam


keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin.
Dalam banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat
sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu
bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas.
Walaupun terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan
amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses
pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa
Inggris: latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang
menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan padatan.

Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis
ikatan kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan
polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi secara
sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat
pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi
larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya adalah
intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk
bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya
mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga
dapat berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah
yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.

Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat


kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek
besar pada sifat-sifat material tersebut.

Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik


khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan
cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur
dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan
seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.

Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu


padatan kristal yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur
secara kontinyu dan kisi-kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut
tidak rusak atau tetap struktur-nya. Menurut Milligan (1979), kristal
tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom dalam molekul-
molekulnya diatur dalam keterulangan di mana sebagian padatan
kristal tersusun dari jutaan kristal tunggal yang disebut grain.

Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu


kristalografi dijelaskan dengan dua jalan yaitu hcp (hexagonal close-
packed) di mana kristal terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan
seterusnya serta urutan pembentukan kristal lainnya adalah ccp (cubic
close-packed) di mana urutan atom pembentuknya adalah ABCABC
dan seterusnya.

Dalam identifikasi kristal tunggal tidak akan lepas dengan kisi Bravais
karena dengan mengetahui sistem kristal atau kisi Bravais dapat
diidentifikasi jenis dari kristal tunggal tersebut. Kisi Bravais
merupakan sistem kristal atau bentuk dasar dari kisi kristal. Terdapat
empat belas kisi Bravais dan untuk sistem kristalnya terdapat tujuh
yang ditampilkan pada tabel di bawah. Keempatbelas kisi tersebut
memiliki perbedaan dalam bentuk dan ukuran unit sel. Perbedaan
tersebut dilambangkan dengan huruf a, b, c dan sudut di antara huruf
tersebut dilambangkan dengan α, β, γ, di mana α adalah sudut di
antara b dan c, β adalah sudut di antara a dan c, dan γ adalah sudut di
antara a dan b.

Ketika kristal halit tumbuh, atom baru dapat dengan mudah menempel
pada bagian permukaan dengan struktur atom skala kasar dan banyak
ikatan menjuntai. Oleh karena itu, bagian-bagian dari kristal tumbuh
sangat cepat (panah berwarna kuning). Akhirnya, seluruh permukaan
terdiri dari permukaan yang halus, stabil, di mana atom baru tidak
dapat dengan mudah menempel.

Sistem kristal

No Sistem Kristal Sudut dan Panjang Sumbu

1 Kubik a = b = c; α = β = γ = 900

2 Tetragonal a = b ≠ c; α = β = γ = 900

3 Orthorombik a ≠ b ≠c; α = β = γ = 900

4 Trigonal a = b = c; α = β = γ ≠ 900

5 Heksagonal a = b ≠c; α = β = 900; γ = 1200

6 Monoklinik a ≠ b ≠c; α = γ = 900 ≠ β ≥ 1200

7 Triklinik a ≠ b ≠c; α ≠ β ≠ γ = 900


Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat
yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan
terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama
pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju
pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti
dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan
waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang
akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju
pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan
ukuran yang tinggi.

Kristal logam

Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui
ikatan logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi
ionisasi kecil sehingga elektron valensinya mudah lepas dan
menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua atom logam saling
mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih antara orbital-orbitalnya
sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak atom
logam yang saling berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi
tumpang tindih orbital sehingga membentuk suatu orbital molekul
baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-ulang
menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom
dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di dalam
kisi.

Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh
dari ikatan logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi
interaksi antara atom/ion dengan elektron bebas di sekitarnya
sehingga dapat membuat logam mempertahankan strukturnya bila
diberikan suatu gaya yang kuat.

Ketika logam membeku dari bentuk cair ke padat, atom mengatur


dirinya dalam baris – baris yang rapi, sebuah susunan yang disebut
space lattice. Space lattice dari kristal telah dapat ditentukan untuk
logam-logam yang berbeda.
Logam membeku membentuk 6 struktur lattice yang utama:
a. Body Centered Cubic (BCC) d. Cubic

b. Face Centered Cubic (FCC) e. Body Centered Tetragonal (BCT)

c. Hexagonal Close Packed (HCP) f. Rhombohedral

- Body Centered Cubic (BCC)

Unit struktur BCC sesuai namanya berbentuk bentuk kubus dimana


terdapat atom-atom disetiap pojoknya dan satu berada ditengah. Pada
temperatur dibawah 1333OF (723OC) struktur kristal besi berupa
BCC dan dinamakan besi alpha atau ferrite. Logam lain yang
mempunyai struktur seperti ini, yaitu : chromium, colombium,
barium, vanadium, molybdenum dan tungsten.

- Face Centered Cubic (FCC)

Atom-atom kalsium, aluminium, tembaga, timbal, nickel, emas dan


platina membentuk suatu struktur kristal dengan sebuah atom ditiap-
tiap pojok kubus dan satu ditengah disetiap sisi kubus. Jika besi
berada diatas temperatur kritis, maka susunan atomnya berbentuk
FCC dan namakan besi gamma atau austenite
- Hexagonal Closed Packed (HCP)

Struktur HCP banyak ditemukan pada kebanyakan logam seperti


berilium, seng, kobalt, titanium, magnesium, dan cadmium. Karena
jarak dari struktur lattice, baris-baris atom tidak dapat bergerak
dengan mudah, sehingga logam ini memiliki plastisitas dan keuletan
yang lebih rendah dari struktur kubik.

#Perubahan kristal – transformasi allotropik

Ketika logam dipanaskan secara perlahan sampai melting point,


terjadi perubahan tertentu. Kebanyakan logam non ferrous, seperti
aluminium, copper, dan nickel, tidak mengalami perubahan struktur
lattice kristalnya sebelum menjadi liquid, namun akan lain halnya
pada besi dan beberapa paduan besi.

Besi merupakan sebuah logam yang special yang mengalami 3


perubahan kristal jika dipanaskan dari temperatur kamar sampai
keadaan liquid. Pada temperatur kamar berbentuk BCC, tetapi jika
dipanaskan pada 1666˚ F berubah menjadi FCC.
Daftar Pustaka

1. http://hima-tl.ppns.ac.id/struktur-kristal-logam/

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_kristal

3. https://materialcerdas.wordpress.com/teori-dasar/struktur-kristal/

Anda mungkin juga menyukai