Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

A. Teori Tentang Struktur Kristal

1. Pengertian

Kristal adalah bahan padat yang secara kimia homogen dalam bentuk geometri
tetap, sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur, dibatasi oleh bidang banyak
(Polyhedron), jumlah dan kedudukan dari bidang - bidang kristalnya tertentu dan
teratur. Kristal juga terbentuk ketika zat cair mengalami pendinginan, di saat proses
pendinginan kristal terbentuk . Pada kondisi ideal, terbentuklah kristal yang
dinamakan kristal tunggal, yang semua atomnya dalam bentuk padatan saling
"terkoneksi/berpasangan" pada bagian kisi atau sering disebut juga struktur
kristal yang sama, tetapi, umunya, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita
temui sehari-hari merupakan polikristal. Sederhananya polokristalin adalah material
yang tersusun oleh kristal-kristal kecil dalam jumlah banyak. Struktur kristal yang
akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada sifat kimia cairannya sendiri, dan
juga kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya
struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.

Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, tidak dapat


dipungkiri bahwa dalam keadaan tertentu cairannya bisa megalami proses pembekuan
dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, hal ini dapat terjadi karena proses
pendinginan yang sangat cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi
kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas.
Amorf/gelas ini merupakan hasil dari pendinginan yang sangat cepat. Walaupun
terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada
perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan
kalor lebur jenis. Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas
sebagai cairan, bukan padatan
Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan
kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau
kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan
ion dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari bentuk lelehan cairan maupun
kondensasi larutan.

Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya


adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk bagian-
bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah
pengkristalan menyeluruh. Menurut teori Gaya Van der Waals lemah juga dapat
berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan
lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit/karbon.

Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis struktur yang tidak


semputna. Jenis dan struktur yang tidak sempurna tersebut dapat berdampak besar
pada sifat-sifat material tersebut.

Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu
material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada
benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di
mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal
ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan
strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan,
dangaram dapur adalah contoh-contoh kristal.

Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas,


seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik.

Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam


struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti
yang dijelaskan dalam kristal fotonik.

Kristalografi adalah studi ilmiah kristal dan pembentukannya.

Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal
yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi
kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap struktur-nya (Liu Z.
and Stavrinadis, A, 2008). Menurut Milligan (1979), kristal tunggal adalah suatu
padatan yang atom-atom dalam molekul-molekulnya diatur dalam keterulangan
dimana sebagian padatan kristal tersusun dari jutaan kristal tunggal yang
disebut grain.

Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi


dijelaskan dengan dua jalan yaitu hcp (hexagonal close-packed) dimana kristal
terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan seterusnya serta urutan pembentukan
kristal lainnya adalah ccp (cubic close-packed) dimana urutan atom pembentuknya
adalah ABCABC dan seterusnya (Hammond, 2009).

Dalam identifikasi kristal tunggal tidak akan lepas dengan kisi Bravais karena
dengan mengetahui system kristal atau kisi Bravais dapat diidentifikasi jenis dari
kristal tunggal tersebut. Kisi Bravais merupakan system kristal atau bentuk dasar dari
kisi kristal. Terdapat empat belas kisi Bravais dan untuk sistem kristalnya terdapat
tujuh yang ditampilkan pada tabel 1. Keempatbelas kisi tersebut memiliki perbedaan
dalam bentuk dan ukuran unit sel. Perbedaan tersebut dilambangkan dengan huruf a,
b, c dan sudut di antara huruf tersebut dilambangkan dengan α, β, γ, dimana α adalah
sudut di antara b dan c, β adalah sudut di antara a dan c, dan γ adalah sudut di antara a
dan b (Hammond, 2009).

Tabel 1. Sistem Kristal

No Sistem Kristal Sudut dan Panjang Sumbu


1 Kubik a = b = c; α = β = γ = 900
2 Tetragonal a = b ≠ c; α = β = γ = 900
3 Orthorombik a ≠ b ≠c; α = β = γ = 900
4 Trigonal a = b = c; α = β = γ ≠ 900
5 Hexagonal a = b ≠c; α = β = 900; γ = 1200
6 Monoklinik a ≠ b ≠c; α = γ = 900 ≠ β ≥ 1200
7 Triklinik a ≠ b ≠c; α ≠ β ≠ γ = 900

Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal.
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor
penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan
inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju
pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan
ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan
didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi (Vogel, 1979).

PENGGOLONGAN

Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat


pula berdasarkan jenis partikel penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan
partikel tersebut.

Jenis-jenis kristal

Logam Ionik Molekular Kovalen

C
Li NaCl Ar
(intan)

Ca LiF Xe Si

Al AgCl Cl SiO2

Fe Zn CO2

KRISTAL LOGAM

Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan
logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga
elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua
atom logam saling mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih antara orbital-
orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak atom logam
yang saling berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital
sehingga membentuk suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital
yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom
dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.
Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari ikatan
logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara atom/ion
dengan elektron bebas di sekitarnya sehingga dapat membuat logam mempertahankan
strukturnya bila diberikan suatu gaya yang kuat.

KRISTAL IONIK

Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif
dan negatif. Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik
yang rendah. Contoh dari kristal ionik adalah NaCl. Kristal ionik tidak memiliki arah
khusus seperti kristal kovalen sehingga pada kristal NaCl misalnya, ion natrium akan
berinteraksi dengan semua ion klorida dengan intensitas interaksi yang beragam dan
ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh ion natriumnya.

KRISTAL KOVALEN

Atomatom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu


ikatan kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer
atau molekul raksasa. Contoh kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2)
atau kuarsa. Intan memiliki sifat kekerasan yang berasal dari terbentuknya ikatan
kovalen orbital atom karbon hibrida sp3.

KRISTAL MOLEKULAR

Pada umumnya, kristal terbentuk dari sutau jenis ikatan kimia antara atom atau
ion. Namun, pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan,
tetapi melalui interaksi lemah antara molekulnya. Salah satu contoh dari kristal
molekular adalah kristal iodin.
SILIKON DIOKSIDA

Senyawa Universal

Silikon dioksida atau silika (SiO2) adalah senyawa yang biasa kita temui
dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki berbagai fungsi salah satunya sebagai
bahan baku industri elektronik. Silikon dioksida kristalin dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk yaitu sebagai kuarsa, kristobalit dan tridimit. Salah satun contohnya
dalaha pasir pantai yang mengandung kuarsa maupun besi. Silikon dioksida dapat
terbentuk melalui ikatan kovalen yang kuat, serta memiliki struktur lokal yang jelas:
dengan ciri-ciri empat atom oksigen terikat pada posisi sudut tetrahedral di sekitar
atom pusat yaitu atom silikon.

Atom oksigen memiliki sifat elektronegatif serta kerapatan elektron pada atom
silikon sebagian ditransfer pada atom oksigen, di dalam literatur disebutkan bahwa
silika merupakan garam yang terdiri dari ion Si4+ dan ion O2-. Untuk lebih memiliki
gambaran mengenai hal ini maka dapat dilihat melalui arah ikatan (momen dipol)
pada struktur silika.

Klasifikasi Silika secara umum didasarkan pada struktur sel satuan daripada
pada komposisi kimiawinya. Pertukaran ion isomorp pada silikat secara umum
membuat klasifikasi menjadi sulit. Komponen utama dari silikat adalah silika, dimana
merupakan salah satu kompon yang sangat melimpah di bumi.

Struktur dasar dari silika adalah tetrahedron (SiO4), dengan perbandingan jari-jari
Si/O = 0,20, panjang ikatan Si-O = 1,6 A, panjang ikatan O-O = 2,7 A. setiap atom

Sebagian atau semua dari empat sudut suatu tetrahedron silika saling terhubung dan
dapat saling melengkapi antar bagian dalam pembentukan struktur atom. Dalam
struktur 3D, semua sudut digunakan bersama dan oleh karena itu setengah dari setiap
empat ikatan O dengan atom pusat Si. Formula yang dihasilkan adalah SiO2 (untuk
silika murni) atau SiO2.MexOy (untuk kompon silika).
Pada bagian akhir dari spektrum terdapat suatu bagan struktur dari tetrahedral yang
terisolasi dimana tidak ada sudut SiO4 yang digunakan bersama. Oleh karena itu,
dalam jenis struktur ini, setiap 4 ion oksigen harus terikat dengan pusat Si. Sehingga
formula yang dihasilkan dari perpaduan diatas adalah SiO4-4, muatan seimbang secara
otomatis dengan penambahan kation.

Bentuk umum semua struktur silikat adalah tetrahedra dengan atom Si


terletak ditengah-tengah sebagai inti, yang dikelilingi oleh 4 atom oksigen. Ikatan
antara atom oksigen dan silikon sangat kuat, lebih kuat bila dibandingkan dengan
ikatan antara atom oksigen dan logam. Berdasarkan macam hubungan antara satu
tetrahedra silikon-oksigen dan yang lainnya diklasifikasikan menjadi 6 kelompok,
yaitu :

1. Kelompok tetrahedral tunggal (Nesosilikat).


Dengan perbandingan ikatan Silika : Oksigen = 1:4. memiliki tetrahedra [SiO4]4−
Kelompok Tetrahedral tunggal atau disebut Nesosilikat dibagi menjadi beberapa kelompok
mineral yaitu :

a. Kelompok Fenakit terdiri dari dua senyawa yaitu:


 Fenakit - Be2SiO4, dan
 Wilemit - Zn2SiO4
b. Kelompok Olivin dibagi lagi menjadi dua senyawa yaitu:
 Forsterit - Mg2SiO4, dan
 Fayalit - Fe2SiO4
c. Kelompok Garnet terdiri dari banyak senyawa yaitu:
 Pirop - Mg3Al2(SiO4)3
 Almandin - Fe3Al2(SiO4)3
 Spesartin - Mn3Al2(SiO4)3
 Grosular - Ca3Al2(SiO4)3
 Andradit - Ca3Fe2(SiO4)3
 Uvarovit - Ca3Cr2(SiO4)3, dan
 Hidrogrosular - Ca3Al2Si2O8(SiO4)3-m(OH)4m
d. Kelompok Zirkon terdiri dari dua senyawa
 Zirkon - ZrSiO4
 Torit - (Th,U)SiO4
e. Al2SiO5 group terdiri dari enam jenis
 Andalusit - Al2SiO5
 Kianit - Al2SiO5
 Silimanit - Al2SiO5
 Dumortierit - Al6.5-7BO3(SiO4)3(O,OH)3
 Topaz - Al2SiO4(F,OH)2
 Staurolit - Fe2Al9(SiO4)4(O,OH)2
f. Kelompok Humit yaitu

 (Mg,Fe)7(SiO4)3(F,OH)2
 Norbergit - Mg3(SiO4)(F,OH)2
 Kondrodit - Mg5(SiO4)(F,OH)2
 Humit - Mg7(SiO4)(F,OH)2
 Klinohumit - Mg9(SiO4)(F,OH)2

g. Datolit - CaBSiO4(OH)
h. Titanit - CaTiSiO5
i. Kloritoid - (Fe,Mg,Mn)2Al4Si2O10(OH)4

2. Kelompok tetrahedra ganda


Disebut juga sorosilikat. Dengan ikatan Si:O = 2:7.

a. Hemimorfit (kalamin) - Zn4(Si2O7)(OH)2·H2O


b. Lawsonit - CaAl2(Si2O7)(OH)2·H2O
c. Ilvait - CaFe2+2Fe3+O(Si2O7)(OH)
d. Kelompok Epidot (memiliki (SiO4)4− dan (Si2O7)6−)
 Epidot - Ca2(Al,Fe)3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
 Zoisit - Ca2Al3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
 Klinozoisit - Ca2Al3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
 Tanzanit - Ca2Al3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
 Alanit - Ca(Ce,La,Y,Ca)Al2(Fe2+,Fe3+)O(SiO4)(Si2O7)(OH)
 Dolaseit-(Ce) - CaCeMg2AlSi3O11F(OH)
e. Vesuvianit (idokras) - Ca10(Mg,Fe)2Al4(SiO4)5(Si2O7)2(OH)4

3. Kelompok struktur cincin/lingkaran


Disebut juga siklosilikat. Dengan ikatan Si:O = 1:3.

a. Cincin 3 anggota
 Benitoit - BaTi(Si3O9)
b. Cincin 4 anggota
 Aksinit - (Ca,Fe,Mn)3Al2(BO3)(Si4O12)(OH)
c. Cincin 6 anggota
 Beril/Zamrud - Be3Al2(Si6O18)
 Kordierit - (Mg,Fe)2Al3(Si5AlO18)
 Tourmalin - (Na,Ca)(Al,Li,Mg)3-(Al,Fe,Mn)6(Si6O18)(BO3)3(OH)4

4. Kelompok struktur rantai (inosilikat). Dengan rantai tunggal Si:O = 1:3 dan rantai ganda Si:O
= 4:11

a. . Kelompok piroksen
 Enstatit - rangkaian ortoferosilit
 Enstatit - MgSiO3
 Ferosilit - FeSiO3
 Pigeonit - Ca0.25(Mg,Fe)1.75Si2O6
 Diopsid - rangkaian hedenbergit
 Diopsid - CaMgSi2O6
 Hedenbergit - CaFeSi2O6
 Augit - (Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)2O6
 Rangkaian piroksen natrium
 Jadeit - NaAlSi2O6
 Aegirin (Acmite) - NaFe3+Si2O6
 Spodumen - LiAlSi2O6
b. Kelompok piroksenoid
 Wollastonit - CaSiO3
 Rodonit - MnSiO3
 Pektolit - NaCa2(Si3O8)(OH)

5. Kelompok struktur lembar (filosilikat). Dengan ikatan Si:O = 2:5 jadi membentuk lembaran
paralel silikat tetrahedra dengan Si2O5

a. Kelompok serpentin
 Antigorit - Mg3Si2O5(OH)4
 Krisotil - Mg3Si2O5(OH)4
 Lizardit - Mg3Si2O5(OH)4
b. Kelompok mineral tanah liat
 Haloysit - Al2Si2O5(OH)4
 Kaolinit - Al2Si2O5(OH)4
 Ilit - (K,H3O)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10[(OH)2,(H2O)]
 Montmorilonit - (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2·nH2O
 Vermikulit - (MgFe,Al)3(Al,Si)4O10(OH)2·4H2O
 Talek - Mg3Si4O10(OH)2
 Paligorskit - (Mg,Al)2Si4O10(OH)·4(H2O)
 Pirofilit - Al2Si4O10(OH)2
c. Kelompok mika
 Biotit - K(Mg,Fe)3(AlSi3)O10(OH)2
 Muskovit - KAl2(AlSi3)O10(OH)2
 Flogopit - KMg3(AlSi3)O10(OH)2
 Lepidolit - K(Li,Al)2-3(AlSi3)O10(OH)2
 Margarit - CaAl2(Al2Si2)O10(OH)2
 Glaukonit - (K,Na)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10(OH)2
d. Kelompok klorit
 Klorit - (Mg,Fe)3(Si,Al)4O10(OH)2•(Mg,Fe)3(OH)6
6. Kelompok Silikat kerangka (tektosilikat). Jaringan tiga dimensi dengan Si:O = 1:2. Jadi
memiliki kerangka tiga dimensi tetrahedral dengan SiO2.

a. Kelompok kuarsa
 Kuarsa - SiO2
 Tridimit - SiO2
 Kristobalit - SiO2
b. Keluarga Feldspar
 Alkali-feldspar
 Kalium-feldspar
 Mikroklin - KAlSi3O8
 Ortoklas - KAlSi3O8
 Sanidin - KAlSi3O8
 Anortoklas - (Na,K)AlSi3O8
 Feldspar plagioklas
 Albite - NaAlSi3O8
 Oligoklas - (Na,Ca)(Si,Al)4O8 (Na:Ca 4:1)
 Andesin - (Na,Ca)(Si,Al)4O8 (Na:Ca 3:2)
 Labradorit - (Na,Ca)(Si,Al)4O8 (Na:Ca 2:3)
 Bitownit - (Na,Ca)(Si,Al)4O8 (Na:Ca 1:4)
 Anortit - CaAl2Si2O8
c. Keluarga feldspatoid
 Nosean - Na8Al6Si6O24(SO4)
 Kankrinit - Na6Ca2(CO3,Al6Si6O24).2H2O
 Leusit - KAlSi2O6
 Nefelin - (Na,K)AlSiO4
 Sodalit - Na8(AlSiO4)6Cl2

d. Hauyn - (Na,Ca)4-8Al6Si6(O,S)24(SO4,Cl)1-2
 Lazurit - (Na,Ca)8(AlSiO4)6(SO4,S,Cl)2
e. Petalit - LiAlSi4O10
f. Kelompok skapolit
 Marialit - Na4(AlSi3O8)3(Cl2,CO3,SO4)
 Meionit - Ca4(Al2Si2O8)3(Cl2CO3,SO4)
g. Analsim - NaAlSi2O6•H2O
h. Kelompok zeolit
 Natrolit - Na2Al2Si3O10•2H2O
 Kabazit - CaAl2Si4O12•6H2O
 Heulandit - CaAl2Si7O18•6H2O
 Stilbit - NaCa2Al5Si13O36•17H2O

SUMBER :

 Deer, W.A.; Howie, R.A., Wise, W.S. & Zussman, J. (2004). Rock-forming minerals. Volume
4B. Framework silicates: silica minerals. Feldspathoids and the zeolites (2nd ed.). London:
Geological Society of London. p. 982 pp.
 Hurlbut, Cornelius S.; Klein, Cornelis (1985). Manual of Mineralogy (20th ed.).
Wiley. ISBN 0-471-80580-7.

Anda mungkin juga menyukai