Anda di halaman 1dari 5

nama : selsasari Rulliani Putri

Nim : A1C122049

Struktur kristal zat padat

Kristal atau hablur adalah suatu padatan yaitu atom, molekul, atau ion yang penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.[1][2] Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa
kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal
yang sama. Sementara, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin.

1. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada
struktur kimia cairan itu sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan,
dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal
sebagai kristalisasi
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan
tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus,
ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak
dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut
bahan amorf atau seperti gelas. Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai
padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses
pembentukan gelas, tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of
fusion). Karena alasan inilah, banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai
cairan, bukan padatan. Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan
lebih lanjut
contoh gambar kristal es

Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan kimia.
Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal
tunggal harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion
dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi
larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya adalah intan, silika, dan
grafit. Material polimer umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun
panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya
Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam struktur kristal. Jenis ikatan inilah
yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.

Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan
struktur dari kecacatan tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat materialnya.
Meskipun istilah “kristal” memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika
padat, dalam kehidupan sehari-hari, penyebutan “kristal” merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal
tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal tergantung pada jenis ikatan molekul
antaratom (untuk menentukan strukturnya) dan keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju,
intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.

Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik
atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur
dielektrik periodik, serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam
kristal fotonik.
2. Sistem kristal

Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal yang
mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinu dan kisi-kisi kristal
yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap struktur-nya.[3] Menurut
Milligan (1979) kristal tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom dalam
molekul-molekulnya diatur dalam keterulangan di mana sebagian padatan kristal
tersusun dari jutaan kristal tunggal yang disebut grain.
Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi
dijelaskan dengan dua jalan yaitu hcp (hexagonal close-packed) di mana kristal
terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan seterusnya serta urutan pembentukan
kristal lainnya adalah ccp (cubic close-packed) di mana urutan atom pembentuknya
adalah ABCABC dan seterusnya.
Dalam identifikasi kristal tunggal tidak akan lepas dengan kisi Bravais karena dengan
mengetahui sistem kristal atau kisi Bravais dapat diidentifikasi jenis dari kristal
tunggal tersebut. Kisi Bravais adalah sistem kristal atau bentuk dasar dari kisi kristal.
Terdapat empat belas kisi Bravais dan untuk sistem kristalnya terdapat tujuh yang
ditampilkan pada tabel di bawah. Keempatbelas kisi tersebut memiliki perbedaan
dalam bentuk dan ukuran unit sel. Perbedaan tersebut dilambangkan dengan
huruf a, b, c dan sudut di antara huruf tersebut dilambangkan dengan α, β, γ, di
mana α adalah sudut di antara b dan c, β adalah sudut di antara a dan c, dan γ adalah
sudut di antara a dan b.
Etika kristal halit tumbuh, atom baru dapat dengan mudah menempel pada bagian permukaan
dengan struktur atom skala kasar dan banyak ikatan menjuntai. Oleh karena itu, bagian-bagian dari
kristal tumbuh sangat cepat (panah berwarna kuning). Akhirnya, seluruh permukaan terdiri dari
permukaan yang halus, stabil, di mana atom baru tidak dapat dengan mudah menempel. Kristal
dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu
fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama
pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju
pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk
dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk
tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan
didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi.

3. Kristal logam

Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan logam. Atom logam
merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga elektron valensinya mudah lepas dan
menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua atom logam saling mendekat, maka akan terjadi
tumpah tindih antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak
atom logam yang saling berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital
sehingga membentuk suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-
ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom dipengaruhi oleh atom lain
sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.

Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari ikatan logam yang
membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara atom/ion dengan elektron bebas di
sekitarnya sehingga dapat membuat logam mempertahankan strukturnya bila diberikan suatu gaya
yang kuat.

4. Kristal ionik

Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif. Umumnya,
kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Contoh dari kristal ionik
adalah NaCl. Kristal ionik tidak memiliki arah khusus seperti kristal kovalen sehingga pada kristal NaCl
misalnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida dengan intensitas interaksi yang
beragam dan ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh ion natriumnya.

5. Kristal kovalen

Atom-atom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu ikatan
kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer atau molekul
raksasa. Contoh kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2) atau kuarsa. Intan
memiliki sifat kekerasan yang berasal dari terbentuknya ikatan kovalen orbital atom karbon
hibrida sp3.

6. Kristal molekular

Pada umumnya, kristal terbentuk dari suatu jenis ikatan kimia antara atom atau ion. Namun, pada
kasus kristal molekuler, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan, tetapi melalui interaksi lemah antara
molekulnya. Salah satu contoh dari kristal molekuler adalah kristal iodin.

Anda mungkin juga menyukai