Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia pertambangan kita haruslah dapat mengenal berbagai
jenis batuan, namun tidak hanya batuan saja yang harus kita ketahui, karena
batuan itu tersusun dari berbabgai macam mineral, yang mana mineral-mineral
tersebut memiliki bentuk-bentuk kristal yang beragam pula. Oleh karena itu
sebelum kita mengenal dan mempelajari tentang batuan lebih jauh, alangkah
baiknya kita mempelajari tentang kristal terlebih dahulu baik itu, struktur, sistem,
kelas , susunan kimiawi suatu kristal, dan sebagainya. Selain itu juga kita harus
mengetahui bagaimana cara untuk memproyeksikan bidang-bidang dari kristal
tersebut untuk mempermudah kita dalam melakukan pengamatan terhadap suatu
kristal. Proyeksi stereografi adalah suatu sistem proyeksi yang harus kita pelajari
agar kita dapat memproyeksikan suatu kristal yang akan kita deskripsikan.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.2.1 Maksud
Praktikum ini dilaksanakan dengan maksud agar praktikan mengenal,
memahami serta dapat mendeskripsikan suatu kristal dan juga dapat membuat
proyeksi kristal tersebut.
1.2.2 Tujuan
Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang kristal dan
kristalografi.
Praktikan dapat memahami tentang sistem-sistem proyeksi yang ada
untuk membuat proyeksi dari suatu kristal.
Praktikan dapat memproyeksikan sendiri suatu kristal yang telah
dideskripsikan terlebih dahulu.

2

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Kristal
Krusttalos adalah sebutan untuk kristal dalam bahasa yunani kuno yang
memiliki arti batu kristal atau es, krusttalos berasal dari kata kruos yang berarti
embun beku atau sedingin es. Itu adalah pengertian kristal secara bahasa,
namun secara umum kristal adalah suatu padatan atau bahan padat yang
memiliki susunan atom, molekul maupun ion-ion penyusunnya, dan memiliki pola
yang teratur secara tiga dimensi. Atom, molekul, serta ion penyusun kristal yang
teratur terjadi karena kondisi geometris yang membuat ikatan atom yang berarah
dan susunan yang rapat sehingga membuat ikatan atom dalam kristal menjadi
teratur. Untuk menjelaskan bagaimana susunan ikatan atom dalam suatu
padatan bukanlah hal yang mudah, namun hal tersebut tidak menjadi suatu
masalah karena ada beberapa faktor yang dapat membantu kita untuk
mengetahui terbentuknya koordinasi susunan atom-atom penyusun zat padat
tersebut, faktor-faktor tersebut antara lain adalah :
Kenetralan atom-atom tersebut terhadap listrik terpenuhi
Atom-atom tersebut membentuk ikatan kovalen yang diskrit dan terarah
Minimalnya gaya tolak-menolak antar ion
Terbentuknya sususan atom yang rapat
Apabila semua faktor diatas terpenuhi maka akan terbentuk suatu
koordinasi polihedra susunan atom yang paling stabil karena hal tersebut
memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang minimum.
Itulah pengertian kristal secara garis besar, namun dalam kehidupan
sehari-hari istilah kristal merujuk pada suatu benda padat yang memiliki suatu
keindahan tersendiri karena memiliki bentuk geometris yang indah dan beraneka
ragam, yang mana bentuk-bentuk suatu kristal dipengaruhi karena ikatan molekul
antara atom-atom, dan keadaan terbentuknya kristal tersebut dapat
mempengaruhi bentuk dan struktur kristal. Contoh sederhana dari kristal yang
biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah garam dapur.
3



Gambar 2.1
Kristal

2.2 Proses Terbentuknya Kristal
Seperti hal yang telah kita bahas diatas, kristal adalah suatu padatan yang
atom, molekul, serta ion penyusunnya dan memiliki pola yang teratur secara tiga
dimensi, namun kita belum mengetahui bagaimana proses terbentuknya kristal
itu sendiri, oleh karena itu kita akan membahas proses terbentuknya kristal.
Kristal secara sederhana terjadi atau terbentuk karena adanya proses
pemadatan atau kristalisasi pada suatu zat cair, yang mana pada kondisi yang
ideal maka akan terbentuk suatu kristal tunggal yang kisi atau struktur kristalnya
sama, namun pada dasarnya kristal biasa terbentuk secara simultan dan
menghasilkan kristal polikristalin yang biasanya dapat kita temukan dalam
kebanyakan logam.
Hal-hal yang telah kita bahas diatas adalah proses terbentuknya kristal
secara umum, yang mana kristal terbentuk karena adanya proses pemadatan
atau kristalisasi pada suatu zat cair, namun tidak semua zat cair yang memadat
bisa kita sebut kristal karena ada juga zat cair yang memadat tetapi bukan
merupakan sebuah kristal yang biasa disebut dengan istilah non-kristalin, hal ini
dapat terjadi apabila suatu zat cair memadat dengan tidak sempurna karena
proses pemadatannya atau kristalisasinya berjalan dengan cepat sehingga
menghasilkan kristal yang tidak sempurna, kristal yang tidak sempurna ini
disebut dengan amorf atau seperti gelas, tetapi ada juga yang menyebut padatan
amorf, padahal amorf atau gelas berbeda dengan padatan karena gelas atau
amoef terbentuk dengan tidak melepaskan kalor lebur jenis sehingga para ahli
4


berpendapat bahwa gelas bukanlah suatu padatan melainkan adalah suatu
cairan.
Selain terbentuk secara alami, kristal juga dapat dibuat dengan cara
sintetis, contohnya adalah kristal tunggal ataupun logam amorf, namun dengan
tingkat kesulitan yang luar biasa, tetapi walaupun kristal dapat dibentuk secara
sintetis kristal yang terbentuk secara alami lebih memiliki daya tarik sendiri
dibandingkan dengan kristal sintetis.

2.3 Kisi Ruang Bravais Dan Susunan Atom Pada Kristal
Kisi Bravais adalah suatu simpul kisi yang disusun hanya dalam 14
susunan yang berbeda, sedangkan simpul kisi atau disebut dengan lattice point
adalah sebuah titik yang memiliki kesamaan lingkungan atau lingkungannya
serupa, sedangkan yang dimaksud dengan kisi ruang atau space lattice adalah
kumpulan dari titik-titik yang menempati suatu ruang tiga dimensi.
Sesuai dengan pengertian simpul kisi yaitu adalah titik yang memiliki
lingkungan yang serupa, yang dimaksud dengan titik yang memiliki lingkungan
yang serupa disini adalah setiap atom atau suatu kumpulan atom yang
menempati atau mengisi sebuah simpul kisi haruslah identik dan orientasinya
pun haruslah sama. Perlu diketahui suatu simpul kisi dapat diisi atau ditempati
oleh satu atom atau lebih.
Suatu atom yang menepati sebuah kisi ruang dengan teratur yang
berulang maka atom-atom yang terdapat dalam sebuah kisi ruang tersebut
haruslah memenuhi dan membentuk salah satu dari 14 kisi ruang Bravais
tersebut agar dapat membentuk kristal yang padat.
Sel unit atau unit cell merupakan sebuah kesatuan yang berulang dari
sebuah atom yang menempati kisi ruang yang menyusun kristal yang sempurna
dapat digunakan untuk menyatakan bagaimana susunan atom yang teratur
dalam sebuah kisi ruang, sel unit ini dapat juga dinyatakan sebagai sel unit
struktur kristal, karena sel unit ini merupakan penjelasan keberadaan posisi atom
dalam sebuah padatan. Dalam struktur kristal tersusun dari suatu sel unit yang
rusuk-rusuknya harus merupakan vektor yang menghubungkan dua atau lebih
suatu simpul kisi disebut dengan translasi kisi. Kisi ruang terbentuk karena
adanya sel unit yang tersusun dan bidang sisi nya bersentuhan, maka sel unit
tersebut akan meinggalkan ruang yang kosong maka akan terbentuk kisi ruang.
5


Sel unit yang berbeda juga dapat mengisi suatu kisi ruang yang sama, akan
tetapi biasanya dalam sebuah kisi ruang sel unit yang mengisi kisi ruang tersebut
merupakan sel unit yang memiliki geometri yang sederhana dan terdiri dari
sejumlah kecil simpul kisi.

Gambar 2.2
14 Kisi Ruang Bravais

2.4 Jenis-Jenis Kristal
Seperti yang telah kita sampaikan di awal bahwa kristal di alam itu
beraneka ragam dan jenisnya bermacam-macam, dari kristal yang sederhana
dan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya garam
dapur, untuk lebih jelasnya lagi mengenai jenis-jenis kristal perhatikan penjelasan
dibawah ini :
Kristal Logam
Kristal logam merupakan kristal yang mana kisi kristalnya tersusun dari
atom-atom logam dan memiliki ikatan logam, karena energi ionisasinya yang
kecil maka electron valensi dalam atom logam mudah dilepaskan dan
menghasilkan kation. Orbital molekul dalam sebuah ikatan atom logam terbentuk
karena adanya tumpang tindih antar orbital atom yang terjadi karena atom-atom
logam yang saling berdekatan, apabila semakin banyak atom-atom logam yang
saling berdekatan maka akan orbital atom pun akan semakin banyak begitu pula
dengan orbital molekulnya, orbital molekul yang terbentuk akan segera tersebar
secara tiga dimensi. Dari hal penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bahwa
kristal logam sebagian besar tersusun atas atom logam yang membentuk orbital
atom serta membentuk juga orbital molekul dalam kristal logam. Logam memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan kita, karena logam memiliki sifat, mudah
6


ditempa, penghantar listrik dan panas yang sangat baik, dan juga logam memiliki
kilap yang baik pula.
Kristal Cair
Kristal adalah suatu padatan yang mana dapat mempertahankan
temperaturnya dari awal hingga akhir proses pelelehan, hal ini tentu bertolak
belakang dengan sifat amorf, karena amorf tidak memiliki titik leleh yang stabil,
jadi amorf pada saat proses pelelehan akan memiliki temperatur yang bervariasi.
Sebelum zat akhirnya meleleh, beberapa padatan akan berubah menjadi fasa
cairan buram pada titik leleh tetap tertentu, hal ini dinamakan dengan temperatur
transisi, yang mana fasa cair tersebut memiliki sifat fluiditas dan tegangan
permukaan. Kristal cair adalah molekul-molekul yang pada suhu tertentu dan
memasuki fasa cair tetapi masih mampu mempertahankan keteraturan atom-
atomnya dan sifat optik yang hampir sama dengan kristal, maka material ini
disebut dengan kristal cair. Tidak semua kristal dapat menjadi kristal cair, karena
molekul kristal cair harus mempunya struktur planar semacam cincin benzen.
Terdapat tiga jenis kristal cair yang dapat kita manfaatkan, misalnya seperti,
kholesterik, smektik, dan nematik, kristal-kristal ini biasa kita manfaatkan untuk
membuat layar tv ataupun jam tangan.
Itu adalah contoh dari berbagai jenis kristal yang biasa kita jumpai, namun
kristal-kristal yang terdapat di alam, tidak hanya yang disebutkan diatas saja,
tetapi masih terdapat ratusan bahkan ribuan jenis-jenis kristal yang terdapat di
alam dengan sifatnya yang berbeda-beda.

2.5 Kristalografi
Untuk mempelajari lebih rinci mengenai kristal maka kita harus
mempelajari kristalografi, yaitu adalah ilmu yang mempelajari tentang kristal, hal-
hal yang dipelajari dalam kristalografi ini antara lain adalah :
Mempelajari suatu bentuk kristal tertentu seperti, letak, panjang, dan
sumbu kristal serta jumlah dan bentuk luar yang membatasinya, ini disebut
juga dengan mempelajari sifat geometri kristal
Selain mempelajari bentuk suatu kristal atau sifat geometri kristal,
kristalografi juga mempelajari juga perkembangan dan partumbuhan
nampak luar dari kristal, dengan kata lain mempelajari keterbentukan
kristal yang terbentuk kemudian setelah kristal sebelumnya terbentuk
7


Struktur dalam, makasud dari struktur dalam disini adalah kristalografi
selain mempelajari bentuk dan kenampakan luar suatu kristal, kristalografi
juga mempelajari struktur bagian dalam dari kristal seperti jumlah sumbu-
sumbu kristal serta menghitung parameter rasio.
selain mempelajari sifat-sifat fisik kristal, kristalografi juga mempelajari
tentang sifat fisis kristal seperti misalnya, besar kecilnya suatu kristal
tidaklah menjadi masalah yang terpenting adalah adanya bentuk luar yang
membatasi sehingga dapat diketahui sifat fisisnya yang terdiri dari kristal
dan non kristalin.
Sifat dari kristal kristal tidak hanya dilihat dari sifat fisiknya saja, tetapi
harus juga dilihat sifat kimianya, karena sifat suatu kristal dapat ditentukan
dengan unsur-unsur kimia yang menyusun kristal itu sendiri. Namun sifat
kristal tidak dilihat dari susunan unsur kristal itu saja akan tetapi dilihat
juga susunan ruang dari atom-atom penyusun kristal tersebut.
Jadi secara garis besa kristalografi adalah suatu cabang dari ilmu geologi,
fisika dan juga kimia yang mempelajari tentang bentuk fisik, proses
keterbentukannya, struktur serta sifat kimiawi dari suatu kristal.

2.6 Proyeksi Bidang Kristal (Stereografi)
Kristal yang terdapat di alam memiliki berbagai macam bentuk, terdapat
ratusan bahkan ribuan jenis kristal di alam ini. Untuk mempermudah dalam
melakukan pengataman terhadap kristal maka kita harus bisa memproyeksikan
bidang kristal tersebut.
Proyeksi Bidang kristal dinyatakan dalam bentuk titik yang diwakili oleh
notasi bidang kristal yang berposisi pada bidang datar. Gambaran proyeksi
tersebut adalah untuk menunjukan posisi distribusi banyaknya bidang-bidang
suatu kristal yang ditandai dengan notasi indises kristal pada bidang datar. Cara
untuk memproyeksikan bidang kristal yang mewakili suatu bentuk kristal dari
suatu sistem kristal, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai
berikut :
Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi adalah proyeksi yang diperoleh dari cara proyeksi
bola yang menghasilkan posisi titik proyeksi bidang kristal pada kulit bola,
kemudian diproyeksikan pada bidang datar dengan cara yaitu proyeksi
8


pada kulit bola ditarik ke arah kutub selatan melalui bidang horizontal
tengah bola sebagai bidang datar tempat kedudukan proyeksi bidang
kristal.
Proyeksi bola
Proyeksi bola adalah proyeksi bidang kristal yang dimulai dari titik pusat
bola sebagai titik pusat bentuk kristal, yang dibuat garis tegak lurus
terhadap bidang kristal sehingga menempati posisinya pada bidang kulit
bola.
Proyeksi Gnomonik
Yaitu bahwa proyeksi bidang kristal bertempat kedudukan pada bidang
horizontal yang menyinggung permukaan bola, tetapi proyeksi ini tidak
praktis, karena bila posisi bidang kristal mendekati tegak lurus pada
bidang proyeksi, maka posisi proyeksi akan makin jauh, mendekati tak
terhingga
Proyeksi Otografi
Yaitu adalah proyeksi bidang kristal pada kulit bola atau pada proyeksi
bola selanjutnya diproyeksikan dengan arah tegak lurus pada bidang datar
sebagai tempat kedudukan proyeksi bidang kristal.

2.7 Proyeksi Stereografi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, proyeksi stereografi adalah salah
satu dari empat jenis sistem proyeksi pada bidang kristal, namun itu bukanlah
pengertian atau definisi dari proyeksi stereografi yang sesungguhnya, untuk lebih
mengetahui tentang proyeksi stereografi maka simaklah penjelasan singkat
dibawah ini.
Proyeksi stereografi adalah sebuah sistem proyeksi bidang kristal yang
biasa digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri,
karena proyeksi ini hanya menggambarkan orientasi garis dan bidang saja, yang
menggunakan permukaan bola atau proyeksi bola sebagai bidang proyeksinya.

9

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN


3.1 Tugas
Mendeskripsikan 7 kristal yang masing masing kristal mewakili 7 sistem
kristal yang ada.

3.2 Pembahasan
1.

Foto dan Sketsa 3.1
Contoh Kristal Tetragonal
Nomor Kristal : Kr. 49
Sistem Kristal : Tetragonal
Kelas : Ditetragonal Dipiramidal
SI : 4/m 2/m 2/m
Sumbu Lipat : 4 ada 1, 2 ada 4
Mirror : 5
Invers : -







10


2.

Foto dan Sketsa 3.2
Contoh Kristal Isometrik
Nomor Kristal : Kr. 77
Sistem Kristal : Isometrik
Kelas : Hex-Octa-hedral
SI : 4/m 3 2/m
Sumbu Lipat : 4 ada 3, 3 ada 4, 2 ada 6
Mirror : 9
Invers : -
3.

Foto dan Sketsa 3.3
Contoh Kristal Triklin
Nomor Kristal : Kr. 143
Sistem Kristal : Triklin
Kelas : Triklin Pedial
SI : 1
Sumbu Lipat : 1 ada 1
Mirror : -
Invers : -
11


4.

Foto dan Sketsa 3.4
Contoh Kristal Hexagonal
Nomor Kristal : Kr. 100
Sistem Kristal : Hexagonal
Kelas : Dihexagonal Dipiramidal
SI : 6/m 2/m 2/m
Sumbu Lipat : 4 ada 1, 2 ada 6
Mirror : 7
Invers : -
5.

Foto dan Sketsa 3.5
Contoh Kristal Orthorombik
Nomor Kristal : Kr. 79
Sistem Kristal : Orthorombik
Kelas : Orthorombik Dipiramidal
SI : 2/m 2/m 2/m
Sumbu Lipat : 2 ada 3
Mirror : 3
Invers : -
12


6.

Foto dan Sketsa 3.6
Contoh Kristal Monoklin
Nomor Kristal : Kr. 59
Sistem Kristal : Monoklin
Kelas : Monoklin Prismatik
SI : 2/m
Sumbu Lipat : 2 ada 1
Mirror : 1
Invers : -
7.

Foto dan Sketsa 3.7
Contoh Kristal Trigonal
Nomor Kristal : Kr. 64
Sistem Kristal : Trigonal
Kelas : Trigonal Trapezohedral
SI : 3 2
Sumbu Lipat : 3 ada 1, 2 ada 3
Mirror : -
Invers : -
13


8.

Foto dan Sketsa 3.8
Contoh Kristal Tetragonal
Nomor Kristal : Kr. 103
Sistem Kristal : Tetragonal
Kelas : Ditetragonal Dipiramidal
SI : 4/m 2/m 2/m
Sumbu Lipat : 4 ada 1, 2 ada 4
Mirror : 5
Invers : -
9.

Foto dan Sketsa 3.9
Contoh Kristal Triklin
Nomor Kristal : Kr. 176
Sistem Kristal : Triklin
Kelas : Triklin Pinakoidal
SI :


Sumbu Lipat : 1 ada 1
Mirror : -
Invers : Ada
14


10.

Foto dan Sketsa 3.10
Contoh Kristal Isometrik
Nomor Kristal : Kr. 33
Sistem Kristal : Isometrik
Kelas : Isometrik Tetartoidal
SI : 2 3
Sumbu Lipat : 3 ada 4, 2 ada 3
Mirror : -
Invers : -

15

BAB IV
ANALISA


Dalam praktikum kali ini hal yang perlu di analisa adalah hasil dari
proyeksi sebuah kristal yang telah kita proyeksikan. Dari pembahasan diatas kita
telah melihat sketsa proyeksi stereografi dari kristal yang telah kita deskripsikan
dengan begitu kita dapat melihat perbedaan bentuk proyeksi suatu jenis kristal itu
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Contohnya proyeksi kristal dengan
sistem hexagonal berbeda dengan proyeksi kristal sistem isometrik, dan hal yang
sama juga terjadi pada kristal dengan sistem yang lainnya.
Hal yang membedakan bentuk-bentuk proyeksi dari kristal tersebut adalah
banyaknya sumbu lipat yang terdapat pada kristal itu sendiri. Selain itu juga
keterdapatan mirror dan juga invers pada sebuah kristal dapat membuat
perbedaan dalam proyeksi kristal. Hal - hal tersebut juga yang membedakan
sistem dan kelas satu kristal dengan kristal yang lainnya.
Adanya titik dan bulat mewakilkan pola yang sama jika diputar sesuai
dengan sumbu lipatnya. Titik menggambarkan pola pada sisi, sedangkan bulat
menggambarkan pola pada rusuk, atau sebaliknya.
Garis garis yang terdapat pada gambar proyeksi 2D mewakilkan sumbu
lipat yang dimiliki oleh suatu sistem dan kelas kristal. Semakin banyak garis pada
proyeksi, maka sumbu lipatnya semakin banyak. Hal itu dapat dilihat pada sistem
kristal Triklin dan Isometrik. Triklin hanya memiliki satu buah garis yang
membentuk lingkaran karena sistem kristal tersebut hanya memiliki satu buah
sumbu lipat, yaitu sumbu lipat 1 yang mana hanya ada satu. Sedangkan pada
Isometrik, selain lingkaran sistem tersebut memiliki garis lurus yang memotong di
tengah lingkaran. Banyaknya garis tersebut dipengaruhi sumbu lipat dan
banyaknya sumbu lipat tersebut. Isometrik biasanya juga memiliki garis diagonal.
Hal ini dikarenakan isometrik memiliki banyak sumbu lipat. Garis dan simbol
pada proyeksi 2D juga menunjukkan adanya mirror atau invers pada suatu
kristal.

16

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini kita dapat mengetahui dan juga memahami apa
itu yang dimaksud dengan kristal dan juga kristalografi. Bahwa kristal itu ialah
suatu padatan yang polyhedral dan memiliki susunan, molekul dan juga atom
yang tersusun didalam sebuah ruang tiga dimensi, sedangkan kristalografi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kristal.
Praktikum kali ini membuat kita dapat mengetahui tentang sistem proyeksi
yang ada yang biasa digunakan untuk memproyeksikan suatu kristal, sistem
proyeksi tersebut adalah sistem proyeksi stereografi, yang merupakan sistem
proyeksi yang berkaitan dengan unsur geometrik suatu kristal, yang mana dapat
membantu kita dalam melakukan pengamatan terhadap kristal.
Pada praktikum ini kita dapat memproyeksikan sendiri model-model kristal
yang terdapat di dalam laboratorium, dengan terlebih dahulu mendeskripsikan
kristal-kristal tersebut.

5.7 Saran
Dalam memproyeksikan sebuah kristal alangkah baiknya kita harus benar-
benar teliti dalam membuat proyeksi dari kristal tersebut, agar hasil proyeksi
yang kita buat baik dan benar.



DAFTAR PUSTAKA


Lus, Tulus, 2012, Definisi Kristalografi, Blogger
Putra, Ekky, 2009, Pengertian Kristal, Blogger
Azizah, Nurlela, 2010, Pengertian Kristal dan Sistem Kristal, wordpress
Deris, Kami, 2011, Proyeksi Kristal, scribd



LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai