Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dita Tessa Parastika

Mata Kuliah

: Material Teknik Listrik

NPM : 1206201536

Dosen

: Ir. Rudy Setiabudy, DEA.

Kristalisasi
Susunan Atom Atom pada Benda Padat
Semua material dapat dianggap terdiri dari substansi yang diketahui sebagai elemen kimia. Bagian-bagian
substansi tersebut terdiri dari atom-atom yang berbeda karakter strukturnya pada tiap bagian. Atom-atom tersebut
kemudian menjadi penyusun dasar suatu material, tidak terkecuali material zat padat. Zat padat terdiri dari atomatom yang tersusun sedemikian rupa membentuk susunan kristal. Pada pembahasan yang lebih dalam, penulis
akan membahas susunan atom-atom dalam benda padat yang membentuk susunan kristal.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya
berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya
"terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara
simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari
merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairan-nya sendiri, kondisi
ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu cairannya bisa membeku
dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga
atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau
seperti gelas.
Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi
secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari lelehan
cairan maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya adalah intan, silika dan
grafit. Material polimer umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya
biasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam struktur
kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.
Sistem kristal yang terbentuk pada berbagai jenis material tidaklah selalu sama, ada bebarapa sistem kristal
seperti kristal kubik, heksagonal, tetragonal, dan ortorombik. Kebanyakan logam dan beberapa jenis keramik
berbentuk keramik. Kristal bukan kubik terjadi apabila pola pengulangannya tidak sama dengan 90o.
Membahas tentang kristalisasi berhubungan erat dengan struktur kristal pada suatu zat padat. Struktur kristal
adalah suatu susunan khas atom-atom dalam suatu kristal. Suatu struktur kristal dibangun oleh sel unit,
Kristalisasi: Susunan Atom pada Benda Padat | 1

sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, yang secara periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu
kisi. Spasi antar sel unit dalam segala arah disebut parameter kisi. Struktur dan simetri suatu kristal memainkan
peran penting dalam menentukan sifat-sifatnya, seperti sifat pembelahan, struktur pita listrik, dan optiknya.
Contoh struktur kristal logam, antara lain
1. Kubik sederhana
2. Body centered cubic structure/kubik pemusatan ruang (kpr)

Gambar 1: (a) gambaran model bola pejal sel satuan kpr, (b) Sel satuan kpr digambarkan dengan bola padat kecil, (c) Sel satuan kpr yang
berulang dalam padatan kristalin.

Logamlogam dengan struktur kpr mempunyai sebuah atom pada pusat kubus dan sebuah atom pada setiap
titik sudut kubus. Tiap atom dalam sel satuan kpr ini dikelilingi oleh delapan atom tetangga. Hubungan
4R
a=
panjang sisi kristal kpr ( a ), dengan jari-jari atomnya ( R ), diberikan sebagai berikut:
3

3. Face centered cubic structure/ kubik pemusatan sisi (kps).

Tiap atom dalam sel satuan kps ini dikelilingi oleh duabelas atom tetangga. Atom-atom bersentuhan satu
sama lain sepanjang diagonal sisi. Hubungan panjang sisi kristal kps ( a , dengan jari-jari atomnya (
2R
R , ditunjukkan oleh persamaan berikut: a=
2 .
Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula berdasarkan jenis partikel
penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan partikel tersebut. Penggolongan kristal antara lain, kristal
logam, kristal ionik, kristal kovalen, dan kristal molekuler.
Pertama, kristal logam. Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan logam.
Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga elektron valensinya mudah lepas dan
menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua atom logam saling mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih
antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak atom logam yang saling
berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital sehingga membentuk suatu orbital

Kristalisasi: Susunan Atom pada Benda Padat | 2

molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit
terluar setiap atom dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.
Kedua, kristal ionik. Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif.
Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Contoh dari kristal ionik
adalah NaCl. Kristal ionik tidak memiliki arah khusus seperti kristal kovalen sehingga pada kristal NaCl
misalnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida dengan intensitas interaksi yang beragam dan
ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh ion natriumnya.
Ketiga, kristal kovalen. Atom-atom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu ikatan
kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer atau molekul raksasa. Contoh
kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2) atau kuarsa. Intan memiliki sifat kekerasan yang berasal
dari terbentuknya ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3.
Terakhir, kristal molekular. Pada umumnya, kristal terbentuk dari sutau jenis ikatan kimia antara atom atau ion.
Namun, pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan, tetapi melalui interaksi lemah antara
molekulnya. Salah satu contoh dari kristal molekular adalah kristal iodin.
Sama halnya dengan benda padat, kristal pun memiliki ketidakmurnian (cacat) di dalamnya. Ketidakmurnian
tersebut dipertahankan karena harga, nilai ekonomis, atau sifat/karakteristik tertentu yang kita butuhkan. Cacat
tersebut dapat berupa cacat titik (vacancy, self-interstitial, dan impuritas), cacat garis (deformasi), cacat ruang
(deformasi plastis), dan cacat bidang.

Secara garis besar, benda padat terdiri dari atom-atom yang tersusun membentuk kristal. Sistem kristal inilah
yang menentukan jenis ikatan kimia pada suatu padatan logam. Sama seperti benda pada umumnya, kristal pun
memiliki ketidakmurnian yang disebabkan karena faktor suhu, fabrikasi (tekanan dan getaran), listrik, serta
inklusi benda asing. Mempelajari sistem kristal pada padatan logam dapat membantu kita memahami
karakteristik logam-logam yang ada di bumi.
***

Kristalisasi: Susunan Atom pada Benda Padat | 3

Anda mungkin juga menyukai