Anda di halaman 1dari 11

IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL

H:

KELOMPOK 4

Alpenti Ginting (4153321002)

Aprilina Turnip (4153321004)

Sadima Meyliza (4153321032)

Sarifah Sihombing (4133321034)

Tresia Simanjuntak (4153321042)

EKSTENSI FISIKA 2015

DOSEN PENGAMPU : Dr. Makmur Sirait, M.si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang topik
ikatan atomik dalam kristal.

Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca yang membangun demi perbaikan makalah kami untuk kedepannya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ikatan atomik dalam kristal ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan pembaca mengenai ikatan atomik dalam
kristal.

Medan , 13 Maret 2017

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1

C. TUJUAN...................................................................................................................1

BAB II ISI

A. IKATAN IONIK......................................................................................................2

B. IKATAN KOVALEN...............................................................................................3.

C. IKATAN LOGAM ..................................................................................................4

D. IKATAN VAN DER WAALS.................................................................................5

E. IKATAN HIDROGEN.............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika atom-atom bergabung membentuk padatan (solid), atom-atom itu mengatur
dirinya sendiri dalam pola tataan tertentu yang disebut kristal. Kristal didefinisikan sebagai
komposisi atom-atom zat padat yang memiliki susunan teratur dan periodik dalam pola tiga

3
dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus
memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Susunan khas atom
atom dalam kristal disebut struktur kristal. Struktur kristal terbentuk dari gabungan sel satuan
yang merupakan sekumpulan atom yang tersusun secara khusus dan periodik berulang dalam
tiga dimensi dalam suatu kisi kristal. Kumpulan atom penyusun kristal disebut dengan basis
dan kedudukan atom-atom didalam ruang dinyatakan oleh kisi . Suatu zat padat disebut
kristal apabila Atom-atom atau molekul-molekulnya tersusun dalam suatu pola
tiga dimensi yang sangat teratur. Tiap atom atau molekul berada pada
kedudukan tertentu dalam ruang dan mempunyai jarak dan arah sudut yang
tetap terhadap atom atau molekul lainnya (tersusun secara periodik). Kristal
mempunyai simetri translational yang jika digerakkan translasi oleh suatu vektor
yang menghubungkan dua atom, bentuk kristal tetap sama seperti semula.
Agar lebih Memahami ikatan atomik dalam sebuah kristal(padatan) maka dalam
makalah ini akan membahas tentang ikatan-ikatan atom dalam kristal yakni ikatan ionik,
ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan vandeer waals, dan ikatan hydrogen. Kristal Ionik
Terjadi akibat ikatan ionik antara ion-ion dalam zat padat. Ikatan ionik terjadi karena gaya
tarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Pada kristal ionik, tiap ion dikelilingi
oleh ion-ion yang lain. Contoh : kristal NaCl , ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-.Kristal
Kovalen Terjadi karena ikatan kovalen antara atom-atom. Ikatan kovalen : ikatan yang terjadi
karena adanya pemakaian bersama elektronelektron dari atom-atom yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa dalam struktur kristal terjadi ikatan-ikatan kimia?
C. Tujuan
1. Bagaimanakah ikatan ionik dalam kristal?
2. Bagaimanakah ikatan kovalen dalam kristal?
3. Bagaimanakah ikatan logam dalam kristal?
4. Bagaimanakah ikatan Van der Waals dalam kristal?
5. Bagaimanakah ikatan hydrogen dalam kristal?

BAB II
ISI
A. Ikatan Ionik
Sesuai dengan namanya, maka unsur-unsur yang berikatan dengan jenis ikatan ini
adalah ion-ionik (ionik). Ion adalah atom yang melepaskan atau menerima elektron. Pada
dasarnya atom adalah netral secara kelistrikan, artinya jumlah muatan positif sama dengan

2
jumlah muatan negatif. Muatan positif dimiliki oleh proton yang terletak pada inti atom,
sedangkan muatan negatif dimiliki oleh elektron-elektron yang bergerak mengelilingi atom.
Karena jumlah proton dan elektron pada suatu atom adalah sama, maka jumlah muatan positif
dan negatif juga sama, sehingga atom bersifat netral. Atom yang melepaskan elektron disebut
ion positip, karena ketika melepaskan elektron atom akan kehilangan sebagian muatan negatif
(ingat elektron bermuatan listrik negatif) sehingga menjadi lebih positif dan disebut ion
positif. Sebaliknya atom yang menerima elektron disebut ion negatif.
Ion positif dan negatif dapat saling tarik menarik membentuk suatu ikatan. Gaya
pengikatnya adalah gaya Coulomb. Gaya Coulomb adalah gaya tarik menarik atau tolak
menolak antara dua partikel bermuatan listrik. Gaya tarik menarik terajadi antara dua partikel
atau lebih yang muatan listrik tidak sejenis (positif dan negatif), sedangkan gaya tolak
menolak terajadi antara dua partikel atau lebih yang muatannya sejenis (negatif dengan
negatif atau positif dengan positif.
Ikatan ionik terbentuk dari ion positif dan negatif yaitu kation (+) dan anion (-). Hal
ini sesuai dengan Hukum Coulomb. Ikatan ionik dihasilkan dari gaya elektrostatik dari
muatan ion yang berbeda, sehingga gaya yang timbul dalam ikatannya sangat kuat yang salah
satu sifat dari ikatan ionik ini adalah membentuk padatan atau kristal. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kristal ionik dibentuk dari ion-ion yang berikatan secara ionik.
Dua struktur kristal yang sama ditemukan mempunyai ikatan ionik, seperti Natrium
Klorida dan Cesium Chloride. Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau penambatan
elektron adalah prosesendotermik (membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah
kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan.
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang
terbentuk oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen.
Contoh:
Na+ + Cl- NaCl.
Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar, sehingga pasangan
elektron yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom Cl.
Makin besar perbedaan elektronegatifitasnya makin besar pula karakter ioniknya.
Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki elektronegatifitas paling kuat, sedang Cs
memiliki elektronegatifitas paling lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik.
Bagaimanapun juga ikatan kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul
yang sama (H2, Cl2, C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki
elektronegatifitas yang hampir sama, contoh: C-H.
3
Dalam bentuk padat, struktur ionik seperti NaCl, setiap Na+ dikelilingi oleh 6 Cl pada
jarak yang sama, setiap Cl- dikelilingi oleh 6 Na+ juga pada jarak yang sama, yang
menunjukkan bahwa setiap Na+ ditarik oleh 6 Cl- dengan kekuatan yang sama, setiap Cl- juga
ditarik oleh 6 Na+ dengan kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam pelarut
polar (air) yang dapat memutus ikatan ionik dengan sifat polaritasnya dan membentuk ion
hidrat (ion yang diseliputi dengan mantel air).
B. Ikatan kovalen

Gilbert N. Lewis mengidentifikasi ikatan kimia sebagai pasangan elektron sekutu, meskipun
tidak dapat menjelaskan mengapa pasangan elektron (dan bukan jumlah yang lain ) harus
bertanggung jawab dalam pembentukan ikatan. pasangan elektron sekutu yang kemudian
disebut dengan ikatan kovalen, karbon membentuk molekul dengan mengikat keempat
elektron terluarnya dalam orbit hibrida sp2 secara kovalen.

Karbon padat dalam bentuk intan adalah salah satu zat padat yang gaya antara atomnya juga
bersifat kovalen. Seperti halnya dalam suatu molekul keempat orbital hibrida sp2 berperan
dalam ikatan kovalen dan karena sudut antar ikat antar mereka haruslah sama.sebuah atom
karbon dipusat sebuah kubus terikat secara kovalen dengan 4 karbon lainnya yang menempati
keempat titik sudut kubus sudut ikat antara keempat ikatan ini adalah 109.5o. tabel dibawah
akan memperlihatkan beberapa senyawa ikatan kovalen. Struktur ini juga dikenal dengan
nama struktur sulfide seng atau zinc blende. Beberapa zat padat kovalen yang didaftarkan
pada tabel ini memiliki energi ikat yang lebih besar daripada yang dimiliki zat padat ionoc.
Bahan-bahan seperti intan dan silikon karbida luar biasa keras.

Zat padat kovalen Lin dengan struktur yang sama seperti karbon adalah silikon dan
germanium, struktur zat padat itulah yang bertanggung jawab bagi perilaku mereka sebagai
semikonduktor.

Kristal Jarak antara tetangga Energi kohesif (Ev)


terdekat (nm)
ZnS 0.235 6.32
C(Intan) 0.154 7.37
Si 0.234 4.63
Ge 1.244 3.85
Sn 0.280 3.14
CuCl 0.236 9.24

4
GaSb 0.265 6.02
inAs 0.262 5.70
SiC 0.189 12.3

Zat padat kovalen tidak memiliki kesamaan ciri khas yang sama seperti yang dimiliki zat
padat ionik, jadi kita tidak dapat melakukan penyamarataaan yang sama. Karbon dsalam
struktur intan memiliki energi ikat yang besar karbon dalam struktur intan. Memiliki energi
ikat yang besar dan itu sangat keras dan tembus cahaya; germanium dan timah. Memiliki
struktur yang serupa , tapi penampilan logam sangat reflektif. Zat padat dan ikatan tinggi
adalah keras, memiliki titik didih tinggi , sebagai konduktor elektrif dan termal yang jelek
dan tembus cahaya. Zat padat dengan energi ikat yang kecil memiliki sifat-sdifat yang sangat
berbeda.

C. Ikatan Logam
Pada umumnya unsur dalam sistem periodik adalah logam. Ikatan Logam disebut
golongan I karena bervalensi I. Pada Kristal logam atom-atomnya membentuk suatu ikatan
yang dikenal dengan nama ikatan logam, misalnya pada Na, Fe, Cu, dan sebagainya. Atom
logam dapat berikatan sambung menyambung kesegala arah sehingga dapat menjadi molekul
yang besar, akibatnya ikatannya kuat dan menjadikan logam berbentuk padat.
Ciri khas logam adalah mempunyai sifat konduktivitas listrik yang baik. Ikatan
elektron-elektron valensi dalam logam biasanya agak lemah dan kerap kali kulit-kulit
elektronnya hanya terisi sebagian. Jadi logam cenderung membentuk ikatan kovalen. Struktur
kristal logam yang paling umum adalah fcc, bcc, dan hcp.

Beberapa logam dan ciri khasnya diperlihatkan dalam tabel dibawah ini.
LOGA JENIS KRISTAL JARAK TETANGGA TERDEKAT ENERGI KOHESIF
M
Fe Bcc 0,248 4,32
Li Bcc 0,304 1,66
Na Bcc 0,372 1,13
Cu Fcc 0,256 3,52
Ag Fcc 0,289 2,97
Pb Fcc 0,350 2,04
Co Hcp 0,251 4,43
Zn Hcp 0,266 1,35

5
Cd Hcp 0,298 1,17

Karena ikatan logam tidak tergantung pada pertukaran elektron tertentu antara atom-
atom, maka kita dapat membuat bermacam-macam campuran logam (alloy) dengan
mencampurkan berbagai logam dengan kadar yang berbeda.
D. Ikatan Van der Waals
Ikatan van der waals merupakan ikatan yang dimiliki oleh gas-gas mulia yang
mengalami proses kondensasi,sehingga fasanya berubah menjadi fasa cair pada saat
temperaturnya mencapai temperatur yang sangat rendah. Ikatan van der waals merupakan
ikatan yang lebih lemah jika di bandingkan dengan ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan
logam.

Dalam fasa gas, masing-masing atom gas mulia dapat berdiri dengan bebas dan stabil
tanpa terikat oleh atom-atom yang lain. Namun demkian pada saat mengalami proses
kondensasi, maka atom-atom tersebut akan saling terikat oleh gaya yang relatif lemah yang
disebut gaya van der waals.

Molekul terbentuk dari atom-atom yang memiliki elektron-elektron dan foton yang
muatannya berlawanan. Akibat muatan berbeda ini maka jika dua molekul berdekatan akan
timbul gaya tarik-menarik yang bersumber dari gaya tarik antara inti atom yang bermuatan
positif dari molekul yang satu ke molekul yang lainnya. Keadaan ini mengakibatkan ikatan
yang terjadi relatif lemah.

E. Ikatan Hidrogen
Hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di alam semesta, yaitu 93% karena
bintang-bintang mengandung hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan cahaya
jumlah atom hidrogen dibumi sekitar 3% atau 0,14% massa, dalam bentuk senyawa
anorganik (seperti air dan asam) dan organik. Air mengandung 11% massa hidrogen karena
molekulnya mengandung 2 atom hidrogen dan 1 oksigen.
Dalam sistem periodik, hidrogen memiliki nomor atom satu dan terletak pada
golongan 1A karena mempunyai 1 elektron. Tetapi kecendrungannya sama dengan VIIA,
yaitu menerima 1 elektron, dan tidak seperti golongan 1A lainnya yang cendrung melepas 1

6
elektron. Selain itu, elektron hidrogen dapat ditarik oleh atom lain sehingga menjadi ion H +.
Karena itu hidrogen tidak dapat dimasukkan baik dalam golongan 1A maupun dalam
golongan VII A. Hidrogen dalam keadaan bebas berupa molekul gas diatomik (H 2) dengan
titik didih dan titik beku yang sangat rendah karena gaya london antar molekul sangat kecil
akibatnya cukup sulit hidrogen dalam bentuk gas yang mudah untuk dimanfaatkan dalam
bidang industri.
Karena hanya memiliki sebuah elektron, atom hidrogen hanya dapat berikatan dengan
sebuah atom lain. Akan tetapi, keadaan tertentu, sering dijumpai bahwa atom hidrogen dapat
pula berikatan cukup kuat dengan dua buah atom lain. Pada keadaan demikian terbentuklah
ikatan hidrogen di antara atom-atom tersebut dan atom H dengan energi ikat 0,1 eV. Dalam
ikatan hidrogen, atom H bersifat sebagai ion positif terutama bila berikatan dengan atom-
atom yang elektronegatif, seperti F, O dan N.
Ikatan hidrogen berperanan penting dalam interaksi antar molekul H 2O, dan bersama-

sama interaksi elektrostatik dari dipol-dipol listrik (H2O molekul polar) berperanan dalam

pembentukan molekul air dan kristal es.


1. Sifat Fisis Hidrogen
Unsur : Hidrogen
Nomor atom :1
Massa atom relatif : 1,00
Titik Leleh(oC) : -259,14
Titik Didih(oC) : -252,87
Rapatan pada 25oC (g/cm3) : 0,07
Warna : tidak berwarna
Konfigurasi Elektron : 1s1
Energi Ionisasi (kJ//mol) : 1312,0
Afinitas Elektron (kJ/mol) : 72,77
Keelektronegatifan : 2,20
Jari-jari Ion () : 1,46
Jari-jari Atom() : 0,37
Massa Jenis : 0,0899 g/cm3
Struktur kristal : Heksagonal
Radius Atom : 2,08 A0
Volume Atom : 14,10 cm3/mol
Radius kovalensi : 0,32 A0
Entalpi penguapan : 0,4581 Kj/mol
Entalpi pembentukan : 0,00585 Kj/mol
Potensial ionisasi : 13,598 V
Konduktivitas panas : 0.1815 Wm-1K-1
Kapasitas panas : 14,304 Jg-1K-1
Nama golongan : alkali
Wujud : gas
Jenis unsur : nonlogam

7
Asal unsur : unsur alam

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ikatan Ionik adalah Ikatan yang dibentuk oleh-oleh ion, Terjadi karena gaya tarik
elektrostatik (Coulomb) antara ion positif dan ion negatif. dan Ikatan ionik dapat
terbentuk antar atom yang memiliki energy ionisasi rendah, sehingga mudah terjadi
pelepasan elektronnya. Dalam hal ini, atom yang satu memberikan electronnya pada
atom yang lain, sehingga terbentuk ion positif dan ion negatif yang saling mengikat.
2. Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena adanya pemakaian bersama
elektron-elektron dari atom-atom yang bersangkutan, dan ikatan kovalen juga disebut
juga ikatan homopolar.
3. Ikatan Logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik-menarik muatan positif dari logam
dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas
4. Ikatan Van Der Waals adalah terjadinya interaksi antara momen dipole listrik dari
atom bertetangga.
5. Ikatan Hidrogen : Ikatan O-H: Terjadi karena keelektronegatifan unsur-unsur dalam
ikatan kovalen H < C < N < O < F.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hufri, Ibnu Suud . 2003 . Struktur dan Ikatan Kristal .Padang : FMIPA UNP
Catatan Kuliah FI-441 .1999 . Pendahuluan Fisika Zat Padat . Bandung : ITB
Krane , kenneth . 1992 . Fisika Modern . Jakarta : UI Press
Motlan . 2017 . Pendahuluan Fisika Zat Padat . Medan : Unimed Press
Suwitra, nyoman, . 1989 . Pengantar Fisika Zat Padat . Jakarta . Erlangga

Anda mungkin juga menyukai