MAKALAH
Dosen : Achmad Maulana Soehada Sebayang S.T., M.Si
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana No. 1 Pamulang – Tangerang Selatan Telp 021.741 2566 Fax 7470 9855
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Fisika Zat Padat.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
1..4 Manfaat...............................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kristal ....................................................................................................................................3
2.2 Struktur Kristal zat padat
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar materi zat padat adalah Kristal dan elektron didalamanya,fisika zat padat
mulai di kembangkan awal abad ke 20,mengikuti penemuan difraksi sinar x oleh ristal.Kristal
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau
molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-
bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai
bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya
selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan
oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa
garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, Kristal berarti zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa
kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur
kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan
tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien.
Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kristal
Kristal merupakan benda padat yang terbentuk dari komposisi atom-atom,
ion-ion atau molekul-molekul dengan susunan berulang dan jarak yang teratur dalam
tiga dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang
harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Ditinjau
dari struktur atom penyusunnya, benda padat dibedakan menjadi tiga yaitu kristal
Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya mempunyai struktur tetap karena atom-
atom atau molekul-molekul penyusunnya tersusun secara teratur dalam pola tiga
dimensi dan pola-pola ini berulang secara periodik dalam rentang yang panjang tak
tunggal yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk
benda padat. Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal, akan tetapi
pola susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki tidak teratur.
Amorf terbentuk karena proses kristalisai yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak
dapat dengan tepat menempati lokasi kisinya, benda seperti gelas, plastik dan aspal
Gambar susunan dua-dimensional simetris dari dua jenis atom yang berbeda
Lattice (kisi) : Sebuah susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang
Jumlah atom dalam sebuah basis : satu buah atom atau lebih.
Contoh :
+ =
a2
Basis
Jarak dari titik yang satu ke titik yang lain boleh sama atau berbeda, jika sama (dalam
kisi dua dimensi) akan berbentuk bujur sangkar dan jika berbeda akan berbentuk 4
persegi panjang.
1 Kisi miring
3 Kisi heksagonal
9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang ulang
yang tak hingga di dalam ruang.Semua struktur kristal dapat digambarkan atau dijelaskan
dalam istilah-istilah lattice kisi) dan sebuah basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice
(kisi).
2. Berdasarkan pada parameter kristal maka kisi kristal dibagi ke dalam tipe kisi 2 dimensi dan
tipe 3 dimensi.
Tipe 2 dimensi ada 5 macam sebagai berikut.
a. Kisi miring.
b. Kisi bujur sangkar.
c. Kisi heksagonal.
d. Kisi segi panjang.
e. Kisi segi panjang berpusat
Tipe 3 dimensi ada 7 macam sebagai berikut.
a. Triklinik.
b. Monoklinik.
c. Orthombik.
d. Tetragonal.
e. Kubik.
f. Trigonal.
g. Heksagonal.
10