Anda di halaman 1dari 7

KRISTAL IONIK DAN KOVALEN

A. KRISTAL IONIK

Senyawa ionik dapat berada dalam fasa gas, cair dan padat. Secara umum,
struktur senyawa dalam fasa gas selalu lebih sederhana dibanding dalam fasa
cair dan fasa padat. Senyawa ionik dalam fasa gas terdiri dari pasangan-
pasangan ion misalnya NaCl, dalam fasa cair terdiri dari ion-ion positif dan
ion-ion negatif yang terusun secara acak tetapi ion negatif selalu dengan ion
positif begitupun sebaliknya. Senyawa ionik dalam fasa padat memiliki
struktur kristal tertentu. Kristal senyawa ionik terdiri dari kation-kation dan
anion-anion yang tersusun secara teratur, bergantian, dan berulang (periodik).
Pola susunan yang teratur dan berulang dari ion-ion yang terdapat dalam suatu
kristal menghasilkan kisi kristal dengan bentuk yang tertentu pula.

Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan
positif dan negatif. Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan
hantaran listrik yang rendah. Kristal ini mengandungsenyawa ion yaitu
senyawa yang terbentuk oleh gaya tarik menraik antara partikel bermuatan +
dan – setelah terjadinya serah terima elektron. Gaya tarik ini sangat kuat
sehingga susah diputus. Oleh karena itu kristal ionik, pada suhu kamar
berwujud padat dan memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi.
Senyawa ionik hanya bisa dengan mudah dipisahkan (disosiasi) menjadi ion +
dan – jika dimasukkan ke dalam air. Bagian kutub positif air akan
mengelilingi ion – senyawa ion, sedangkan kutub negatif air akan
mnegelilingi ion + senyawa ion. Hal ini mengakibatkan ion – ion senyawa ion
dapat bergerak bebas dalam larutan sehingga ia dapat menghantarkan arus
listrik.

Kisi kristal senyawa ionik ada beberapa macam yaitu diantaranya kisi
kristal natrium klorida (NaCl), sesium klorida (CsCl), zink klorida (ZnS),
fluorit (CaF2), rutil (TiO2) dan perovskit (SrTiO3).
1. Natrium Klorida, NaCl
Keelektronegatifan atom Na dan Cl dalam skala Pauling adalah 0,93 dan
3,16. Perbedaan keelektronegatifan kedua atom adalah 2,23. Jadi senyawa
NaCl adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion Na+ dan ion Cl–. Kisi
kristal NaCl adalah kubus berpusat muka (Face Centered Cubic) seperti
pada gambar :

Ion-ion Na+ dan Cl– dengan bola-bol dan dihubungkan dengan garis-garis.
Garis-garis yang menghubungkan bola-bola tersebut bukan lambang dari ikatan
kovalen karena ikatan antara ion-ion yang ada merupakan ikatan ionik. Garis-
garis tersebut digambarkan untuk memudahkan dalam mengindentivikasi bentuk
dari kisi kristal senyawa ionik dan geometri yang terbentuk oleh suatu ion dengan
ion-ion yang muatannya berlawanan yang ada disekitarnya pada jarak yang
sama.

Pada gambar di atas setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl– dengan
geometri oktahedral dan setiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+ dengan geometri
oktahedral. Jadi bilangan koordinasi ion Na+ dan ion Cl– yang terdapat dalam
NaCl adalah 6. Susunan kubus berpusat muka ditunjukan dengan adanya ion-ion
Cl– pada pojok-pojok dan dipusat muka kubus atau adanya ion-ion Na + yang
terdapat pada pojok dan dipusat muka kubus. Jadi kristal ionik NaCl dapat
dianggap terdiri dari kisi kubus berpusat muka yang terdiri dari ion-ion Na+ dan
kisi kubus berpusat muka dari ion-ion Cl– yang saling menembus. Dalam kristal
ionik, banyaknya anion yang mengelilingi kation dengan jarak yang sama
merupakan bilangan koordinasi dari kation, sebaliknya banyakannya kation yang
mengelilingi anion dengan jarak yang sama merupakan bilangan koordinasi dari
anion.

Pada gambar di atas setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl– dengan
geometri oktahedral dan setiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+ dengan geometri
oktahedral. Jadi bilangan koordinasi ion Na+ dan ion Cl– yang terdapat dalam
NaCl adalah 6. Berikut beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
natrium klorida.
2. Sesium Klorida, CsCl

Keelektronegatifan atom Cs dan Cl dalam skala Pauling adalah 0,79 dan 3,16.
Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 2, 37. Dengan
demikian CsCl merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion-ion Cs+ dan
Cl–.Kisi kristal dari sesium klorida adalah kubus sederhana atau kubus primitif
(primitive cubic) seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Kubus berpusat muka untuk zink blende atau sfalerit.


Warna putih adalah atom Zn, sedangkan kuning adalah atom S

Gambar Heksagonal primitif untuk wurtzit. Warna putih adalah atom Zn,
sedangkan kuning adalah atom S

Pada dua kisi tersebut, setiap atom Zn dikelilingi oleh 4 atom S dan setiap
atom S dikelilingi oleh 4 atom Zn dalam bentuk tetrahedral. Jadi bilangan
koordinasi atom Zn dan S dalam ZnS adalah 4. Zink blende dan wurtzit
merupakan dua alotro dari ZnS. Alotrop merupakan kristal dari senyawa yang
sama namun memiliki struktur yang berbeda. Suatu gejala dimana suatu senyawa
memiliki lebih dari satu struktur disebut alotropi. Meskipun zink blende
merupakan senyawa kovalen tetapi ada senyawa ionik seperti CuF yang memiliki
kisi kristal sama dengan ZnS sink blende. Pada kristal CuF, ion Cu + menempati
posisi atom Zn sedangkan ion F– menempati posisi atom S.

Beberapa senyawa dengan struktur seperti zink blende (sfalerit) :


Beberapa senyawa dengan struktur wurtzite :

3. Fluorit, CaF2

Keelektronegatifan atom Ca dan atom F dalam skala Pauling adalah 1 dan


3,98. Perbedaan keelktronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 2,98.
Dengan demikian CaF2 adalah senyawa ionik yang tersusun dari ion-ion Ca 2+ dan
F–. Kisi kristal kalsium fluorida atau fluorit adalah kubus berpusat muka seperti
yang ditunjukan pada gambar :

Gambar kisi kristal kalsium fluorida atau fluorit (CaF2). Warna hijau atau
hijau kekuningan adalah ion F– dan warna putih adalah ion Ca2+

Pada kisi kristal CaF2 setiap ion Ca dikelilingi oleh 8 ion F – dengan
geometri kubus sederhana. Sedangkan setiap ion F– dikelilingi oleh 4 ion Ca2+
dengan geometri tetrahedral. Dengan demikian bilangan koordinasi ion Ca2+
adalah 8, sedangkan bilangan koordinasi ion F– adalah 4. Beberapa senyawa yang
mengkristal dengan struktur seperti fluorit diberikan pada Tabel berikut.
Selain dikenal struktur fluorit dikenal juga struktur antifluorit. Bila pada struktur
fluorit perbandingan jumlah kation dan jumlah anion adalah 1:2; maka pada
struktur antifluorit perbandingannya adalah 2:1. Pada struktur antifluorit posisi
kation-kation pada struktur fluorit diganti oleh anion-anion dan begitupun
sebaliknya.

Salah satu caontoh senyawa yang mengkristal dengan struktur antifluorit yaitu
Kalium sulfida (K2S) seperti pada Gambar di atas. Pada struktur K2S, ion-ion S2-
menempati posisi ion-ion Ca2+ pada struktur fluorit.

4. Rutil, TiO2

Keelektronegatifan atom Ti dan atom O dalam skala Pauling adalah 1,54


dan 3,44. Perbedaan keelktronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 1,90.
Dengan demikian senyawa TiO2 adalah senyawa ionik yang dibentuk dari ion-ion
Ti4+ dan ion O2-. Kisi kristal rutil adalah trigonal primitif, seperti yang ditunjukan
pada gambar :

Gambar Kisi kristal rutil (TiO2). Warna merah adalah ion O2-, sedangkan warna
hitam adalah ion Ti4+.
Pada kisi kristal TiO 2, setiap ion Ti4+ dikelilingi oleh 6 ion O2- dengan
geometri oktahedral. Dan setiap ion O2- dikelilingi oleh 3 ion Ti4+ dengan geometri
trigonal planar. Dengan demikian bilangan koordinasi ion Ti4+ adalah 6,
sedangkan bilangan koordinasi ion O2- adalah 3. Beberapa senyawa yang
mengkristal dengan struktur rutil diberikan pada Tabel.

5. Perovskit, SrTiO3
Keeletronegatifan atom Sr, Ti dan O dalam skala Pauling berturut-turut
adalah 0,95, 1,54 dan 3,44. Perbedaan keelktronegatifan antara atom Sr dan atom
O adalah 2,49, sedangkan perbedaan keelktronegatifan antara atom Ti dan atom O
adalah 1,90. Dengan demikian senyawa SrTiO 3 adalah senyawa ionik yang
tersusun dari ion-ion Sr2+, Ti4+ dan O2-. Kisi perovskit adalah kisi primitif karena
ion Ti4+ hanya menmpati pojok-pojok kubus. Bilangan koordinasi Sr2+ adalah 12,
bilangan koordinasi Ti4+ adalah 6. Kisi kristal dari perovskit adalah kubus primitif
seperti yang ditunjukan pada Gambar :

Gambar kisi kristal perovskit (SrTiO3). Setiap ion Ti4+ (warna hitam dikelilingi)
oleh 6 ion O2- (putih) terdekat dengan geometri octahedral
B. KRISTAL KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama
elektron. Ikatan ini terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama
oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1
atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non
logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan
ion. Atom-atom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu
ikatan kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan
polimer atau molekul raksasa.

Kristal kovalen adalah kristal yang pertikel penyusunnya berikatan


kovalen. Dalam kristal kovalen, partikel penyusunnya (tidak harus sejenis)
berikatan kovalen sedemikian rupa sehingga gugusan yang dihasilkan dapat
dilihat. Kristal kovalen juga dapat membentuk kristal dengan moleul raksasa atau
bahkan polimer.
Intan adalah contoh khas jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal
dari jaringan kuat yang terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida
sp3. Intan stabil sampai 3500°C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan
akan
menyublim.

Kristal kovalen yang memiliki bentuk molekul yang sama dengan intan
juga akan memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi karena ikatan kovalennya
yang kuat. Misalnya kuarsa (SiO2) yang melelh pada suhu 1700 0C.

Anda mungkin juga menyukai