Aturan Slater
Aturan Slater merupakan aturan empiris untuk menghitung muatan inti efektif. Dari
aturan ini, semakin besar nilai muatan inti efektif, maka elektron juga semakin stabil.
Dalam kimia kuantum, aturan slater memberikan penilaian numeric dari konsep
muatan inti efektif. Dalam atom berelektron banyak, tiap-tiap elektron dikatakan
mengalami energy kurang dari energy sebenarnya yang dimilikinya. Hal ini untuk
melindungi dan menutupinya dari efek elektron lain. Untuk tiap elektron dalam suatu
atom, aturan slater memberikan nilai dari penutupan konstan, yang dilambangkan s, S,
atau σ, yang menghubungkan dengan muatan efektif nuklir. Persamaannya dinyatakan
dengan:
Contoh:
1. Hitunglah muatan inti efektif untuk elektron valensi pada fluorin
(1s2)(2s2,2p5)
Unit struktur BCC sesuai namanya berbentuk bentuk kubus dimana terdapat atom-atom
disetiap pojoknya dan satu berada ditengah. Pada temperatur dibawah 1333OF (723OC)
struktur kristal besi berupa BCC dan dinamakan besi alpha atau ferrite. Logam lain yang
mempunyai struktur seperti ini, yaitu : chromium, colombium, barium, vanadium,
molybdenum dan tungsten.
Atom-atom kalsium, aluminium, tembaga, timbal, nickel, emas dan platina membentuk suatu
struktur kristal dengan sebuah atom ditiap-tiap pojok kubus dan satu ditengah disetiap sisi
kubus. Jika besi berada diatas temperatur kritis, maka susunan atomnya berbentuk FCC dan
namakan besi gamma atau austenite
Struktur HCP banyak ditemukan pada kebanyakan logam seperti berilium, seng, kobalt,
titanium, magnesium, dan cadmium. Karena jarak dari struktur lattice, baris-baris atom tidak
dapat bergerak dengan mudah, sehingga logam ini memiliki plastisitas dan keuletan yang
lebih rendah dari struktur kubik.