PRAKTIKUM KIMIA VI
JUDUL PERCOBAAN :
Disusun oleh :
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ABSTRAK
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Menentukan cara mensintesis garam rangkap tembaga (II) ammonium
sulfat dan garam kompleks tetramintembaga (II) sulfat monohidrat.
1.2 Mempelajari sifat-sifat garam hasil sintesis.
Garam rangkap dan garam kompleks yang dibuat dalam pelarut air dan
terionisasi menjadi ion-ion yang tidak sama persis jenisnya sehingga kedua jenis
garam tersebut mempunyai sifat yang berbeda, misalnya kelarutannya, warna
larutan, dan daya hantar listrik.
(Ahmadi, 1994)
(Sukardjo, 1992)
Suatu kompleks disebut labil bila ligannya dapat diganti dengan ligan
lain secara cepat, disebut inert bila penggantian ini berjalan secara lambat.
Walaupun biasanya kompleks yang stabil bersifat inert dan kompleks yang tidak
stabil bersifat labil, namun sebenarnya antara keduanya tidak ada
hubungan,karena labilitas merupakan sifat kinetik dan stabilitas merupakan sifat
thermodinamik.
(Sukardjo, 1992)
3d 4s 4p
1. Ionisasi
2. Promosi
3d sp3 4d
3. Hibridisasi
NH3
SO2 H2O
3d sp3 4d
4. HIbridisasi Ulang
3d sp3d2
4d
(oktahedral)
(Sukardjo, 1992)
2.8 Ligan
Ligan merupakan ion atau molekul ( gugus fungsi ) yang terikat pada atom logam
pusat untuk membentuk sebuah senyawa kompleks. Ikatan ini biasanya mengikut
sertakan donasi sepasang elektron bebas dari ligand ke atom pusat yang menjadikan
ligan sebagai basa lewis.
Ligan yang mempunyai dua atom donor yang dapat melekat pada sebuah logam
disebut ligan bidentat, misalnya etilendiamin dan ion oksalat, sedangkan ligan yang
mempunyai dua atau lebih atom donor yang secara bersamaan dapat mengikat satu atom
logam disebut ligan polidentat, misalnya ligan tri-kuadripenta dan heksadentat.
(Brady,1992)
M + nL M
Besarnya reaksi pembentukan kompleks itu dinyatakan dalam bentuk tetapan
kesetimbangan :
K+ =
Tetapan kesetimbangan ini disebut tetapan kesetimbangan termodinamika.Namun
tujuan untuk kimia yang lazim dilakukan, tetapan tersebut dinyatakan dalam bentuk
perbandingan bukan konstan seperti contoh diatas, tanpa banyak mengalami atau
mengurangi ketelitian pemeriksaan kimia.
(Rivai, 1995)
Stabilitas dari senyawa kompleks sangat dipengaruhi dari ion pusat dan ligan
yang menyusunnya
(Sukardjo, 1992)
2.11 Kristalisasi
Kristalisasi merupakan suatu metode untuk pemurnian zat dengan pelarut
dan dilanjutkan dengan pengendapan. Dalam kristalisasi senyawa organik
dipengaruhi oleh pelarut. Pelarut kristalisasi merupakan pelarut yang dibawa
oleh zat terlarut yang membentuk padatan dan tergantung dalam struktur
kristal – kristal zat terlarut tersebut (Cahyono, 1991)
Menurut Bambang Cahyono (1991), jenis- jenis kristalisasi sebagai
berikut.
1. Kristalisasi dengan penguapan
Larutan yang dikristalkan merupakan senyawa campuran antara solven
dan solut. Setelah dipanaskan maka solven menguap dan yang tertinggal
hanya kristal. Metode ini digunakan bila penurunan suhu tidak begitu
mempengaruhi kelarutan zat pada pelarutnya. Penguapan bertujuan untuk
menghilangkan atau meminimalizir solvent atau zat pelarut sisa yang terdapat
pada filtrat.
2. Kristalisasi dengan pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai terbentuk kristal
pada larutan tersebut. Metode ini digunakan untuk zat yang kelarutan
mengecil bila suhu diturunkan. Pendinginan dilakukan 2x yaitu pendinginan
larutan panas sebelum penyaringan dan pendinginan sesudah penguapan.
3. Kristalisasi dengan salting out
Pemisahan bahan organic dari larutan akuatik dapat dilakukan dengan
penambahan suatu garam yang harganya murah. Garam ini larut lebih baik
dari pada bahan yang diinginkan. Sehingga terjadi penambahan bahan padat
terkristalisasi. Hal ini merupakan proses fisika.
4. Kristalisasi secara adiabatik
Metode ini sering disebut metode vakum, merupakan gabungn antara
kristalisasi dengan pendinginan dan penguapan. Pendinginan bertujuan untuk
memperkecil daya larut, sedangkan maksud dari penguapan adalah untuk
membuat tekanan total dengan permukaan lebih kecil dari tekanan uap pada
suhu tersebut. Sehingga perubahan ini secara adiabatic karena pendinginan
yang terjadi pada system penguapan itu sendiri.
2.12 Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan suatu pembentukan kristal kembali dari larutan
atau leburan dari material yang ada. Rekristalisasi hanyalah sebuah proses
lanjutan dari kristalisasi. Apabila kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi)
memuaskan rekristalisasi hanya bekerja apabila digunakan pada pelarut pada
suhu kamar, namun dapat lebih larut pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini
bertujuan supaya zat tidak murni dapat menerobos kertas saring dan yang
tertinggal hanyalah kristal murni. Rekristalisasi hanya efektif apabila
digunakan pelarut yang tepat. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam memilih pelarut yang cocok untuk kristalisasi dan rekristalisasi. Pelarut
yang baik adalah pelarut yang akan melarutkan jumlah zat yang agak besar
pada suhu tinggi, namun akan melarutkan dengan jumlah sedikit pada suhu
rendah dan harus mudah dipisahkan dari kristal zat yang dimurnikan. Selain
itu, pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan dengan cara
apapun (Freieser, 1957).
Langkah-langkah rekristalisasi menurut Bambang Cahyono (1991) :
1. Melarutkan zat pada pelarut
2. Melakukan filtrasi gravity
3. Mengambil kristal zat terlarut
4. Mengumpulkan kristal dengan filtrasi vacuum
5. Mengeringkan Kristal
Sifat fisik
Sifat kimia
13.12.3. (NH4)2SO4
Sifat fisik
Sifat kimia
13.12.4. C2H5OH
Sifat fisik
Sifat kimia
Rendemen = 85,11%
2. Pembuatan garam kompleks
Cu(NH3)4SO4(H2O) :
5 g CuSO4.5H2O + 8 mL larutan NH315 M
+ 5mL akuades + pengadukan hingga larut Larutan biru tua
sempurna
Penambahan 8 mL etanol melewati dinding
Larutan biru tua terlapisi etanol diatasnya
gelas beker
Penutupan dengan kaca arloji+ pendiaman Endapan biru tua mengeras
selama semalam Terbentuk kristal biru tua
Pengadukan pelan-pelan Endapan kristal berwarna biru tua kecil-
Pendekantiran + penyaringan dengan kertas kecil
saring Kristal warna biru tua tanpa pengotor
Pencucian dengan campuran 5 mL NH3 + 5
ml etanol
Pencucian dengan 3mL etanol Kristal warna biru tua tanpa pengotor
pengeringan dengan pompa vakum Kristal Cu(NH3)4SO4(H2O) berwarna biru
penimbangan Kristal dan perhitungan tua kecil-kecil
rendemen Massa kristal+kertas saring= 4,9 g
Massa kertas saring = 0,4 g
Rendemen = %
3. Perbandingan garam tunggal, garam
rangkap dan garam kompleks
3.1 Garam tunggal
Tabung I Terdapat 5 lapisan, yaitu:
Kristal CuSO4secukpnya lapisan I: biru muda
Penambahan 3mL akuades lapisan II: biru tua
Penambahan tetes demi tetes NH3 lapisan III: putih
Tanpa pengadukan lapisan IV: hijau
Pengamatan perubahan yang terjadi lapisan V: biru (kristal CuSO4 yang tidak
larut)
Tabung II
Kristal CuSO4 secukupnya
Kristal CuSO4 larut
Penambahan 3mL akuades
Larutan berwarna biru tua,tabung reaksi
Penambahan tetes demi tetes NH3
Pengadukan terasa hangat
Pengamatan perubahan yang terjadi
VI. PEMBAHASAN
Percobaaan yang berjudul “Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap” ini
bertujuan untuk menentukan cara mensintesis garam rangkap Tembaga (II)
Ammonium sulfat dan garam kompleks Tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat
serta untuk mengetahui sifat-sifat garam rangkap Tembaga (II) Ammonium sulfat
dan garam kompleks Tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat. Prinsip yang
digunakan adalah pembentukan garam rangkap dan garam kompleks. Sedangkan
metode yang digunakan yaitu kristalisasi dan rekristalisasi.
6.1 Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Garam rangkap merupakan garam yang terbentuk apabila dua garam mengkristal
bersama-sama dalam perbandingan tertentu (Rivai, 1995). Pada percobaan ini
bertujuan untuk membuat dan mempelajari sifat-sifat garam rangkap tembaga (II)
ammonium sulfat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O. Prinsip dari percobaan ini adalah
pengkristalan garam pada suhu kamar selama sehari semalam.
Garam rangkap terbentuk apabila dua garam mengkristal secara bersamaan dengan
perbandingan tertentu. Garam – garam ini memiliki struktur sendiri dan tidak harus
sama dengan struktur garam komponennya. Apabila garam ini berada dalam larutan
(misalnya dalam air) maka akan terinosasi menjadi ion-ion komponennya dalam
bentuk terhidrat.
Garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat ini dibuat dengan mereaksikan
kristal 5 gram CuSO4.5H2O dengan 2,6 gram kristal (NH4)2SO4 secara bersama-sama
dan ditambahkan 10 ml H2O. Reaksinya yang terjadi yaitu :
CuSO4.5H2O(s) + (NH4)2SO4(s) + H2O(l) → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O(aq)
Biru putih ↑ biru muda
(Vogel, 1985)
Penambahan (NH4)2SO4 dimaksudkan untuk menggantikan ligan H2O, hal ini
disebabkan karena NH3 mempunyai kekuatan ligan yang lebih kuat dibanding H 2O
karena berdasarkan urutan kekuatan ligannya, NH3 berada di sebelah kiri H2O.
Urutan kekuatan ligan : CN- > NO2- > NH3 > en > py ≈ NH3 > SCN- > H2O >
OH- > F-> Cl-> Br- > I- (Petrucci, 1987)
Setelah direaksikan kemudian dipanaskan. Tujuan dari penambahan H 2O yaitu
untuk mempercepat proses pelarutan kristal CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4.6H2O
karena kelarutan sebanding dengan temperatur. Dimana semakin tinggi temperatur,
maka kelarutan suatu zat juga akan semakin besar (Brady, 1992). Setelah semua
garam dapat larut sempurna, kemudian larutan didinginkan pada suhu kamar. Tujuan
pendinginan ini adalah untuk mengkristalkan garam yang diinginkan sedangkan
didinginkan pada suhu kamar adalah agar kristal berukuran besar, tetapi rapuh dan
sedikit. Jika diinginkan pada suhu rendah maka kristal yang terbentuk adalah
berukuran kecil, kuat dan banyak (Austin, 1986).
Kristalisasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pertumbuhan kristal dan
pembentukan inti. Jika tahap pertumbuhan inti lebih lambat daripada pertumbuhan
kristal, maka kristal yang diperoleh yaitu berukuran besar dan mudah rapuh
sedangkan bila pembentukan inti lebih cepat daripada pertumbuhan kristal, maka
kristal yang diperoleh yaitu kecil dan kuat (Austin, 1986). Pada percobaan ini
pengkristalan dilakukan dengan suhu kamar maka dihasilkan kristal yang besar dan
rapuh dimana pertumbuhan kristal lebih cepat dibandingkan pembentukan inti.
Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan kristal dari larutan, lalu kristal
yang didapatkan dikeringkan dengan menggunakan vakum. Tujuan dari pengeringan
adalah untuk menghilangkan air yang masih ada di kristalnya. Kristal
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang dihasilkan dengan berat kristal 7,99 gram. Rendemen
prosentasenya dihasilkan 85,11 %.
(Vogel, 1985)
(Vogel, 1985)
NH3 akan menguap dan mengeluarkan bau khas pada saat pemanasan.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat dapat disintesis dangan
mereaksikan CuSO4.5H2O dengan amonium sulfat.
7.1.2 Garam kompleks tetraamintembaga (II) sulfat monohidrat dapat disintesis
dengan mereaksikan CuSO4.5H2O dengan NH3.
7.1.3 Rendemen prosentase garam rangkap 85,11 % dan garam kompleks 101,83 %
7.1.4 Garam rangkap yang terbentuk berupa kristal berwarna biru muda bila
dipanaskan tidak muncul bau, sedangkan garam kompleks yang terbentuk
berupa kristal berwarna biru tua dan bila dipanaskan muncul bau khas berupa
bau amonia.
7.2 Saran
7.2.1. lebih teliti dalam proses pengukurannya
7.2.2. lebih teliti dalam pengamatan larutan
7.2.3. berhati hati saat mereaksikan reagen
DAFTAR PUSTAKA
Austin, 1986, Chemical Product Industry, Mc. Graw Hill.Inc, New York.
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 10 November 2019
Prakrikan
Aloysius Rasul Nagara Kyla Rahma Sanchia
24030118140142 24030118140134
Mengetahui
Asisten
LAMPIRAN
LAMPIRAN PERHITUNGAN
m CuSO4.5H2O = 5 gram
249,5 g/mol
132 g/mol
= 7,99 gram
a) Garam Kompleks
m kertas saring = 0,4 gram
m CuSO4.5H2O = 5 gram
V NH3 = 8 mL
M NH3 = 8 M
BM NH3 = 17 g/mol
249,5 g/mol
Mr p
8M = gram x 1000
17 g/mol x 5 ml
m = 0,68gram
BM 17 g/mol
Reaksi Kimia :
= 4,91 gram
Rendemen teoritis
4,91 gram
= 91 %
RESUME JURINT
Kata Kunci :
Asam 5-Sulfosalisilat, 2-Amino-6-methylpyridine, Transfer proton, Inhibisi,
Kompleks Cu (II), Struktur kristal
POST TEST
1. Tuliskan hipotesis percobaan
2. Jelaskan kenapa rendemen persentase garam hasil sintesis jarang
ammonia apa?
4. Apakah etanol dapat diganti dengan pelarut lain?
NB: post test dikerjakan sendiri-sendiri, jangan copy paste, diketik di word kirim
ke email audryfd98@gmail.com jadi 1.