Anda di halaman 1dari 28

PEMISAHAN DAN PENENTUAN KADAR

ION Cu2+ DAN ION Zn2+ DALAM LARUTAN


CAMPURAN KUPRI DAN SENG SULFAT
SECARA ELEKTROGRAVIMETRI

Synta Mutiara Bunga W 24030116130068


Pandu Yoda Putri Bilqis 24030116130069
M Akbar Darajat 24030116140110
Ratna Dwi Ayuni 24030116130111
Hirla Adelia Sukma Ningrum 24030116130116
Audry Fahmi Dewi 24030116140117

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


LATAR BELAKANG
Elektrogravimetri merupakan salah satu
metode penentuan kadar ion atau unsur
yang dasar perhitungan kadarnya adalah
hasil penimbangan berat zat yang
mengendap pada salah satu elektroda pada
elektrolisis terhadap larutan cuplikan.
RUMUSAN MASALAH

Bagaiman cara memisahkan dan mene


ntukan kadar ion cu dan zn dalam
larutan cuplikan ?
TUJUAN PERCOBAAN

Dapat memisahkan dan menentukan kadar ion Cu2+ dan


ion Zn2+ dalam larutan campuran kupri dan seng sulfat s
ecara elektrogravimetri.
PRINSIP DAN METODE

• Prinsip dari percobaan ini adalah pengendapan suatu kation melal


ui reaksi redoks pada sistem elektrolisis dengan metode elektrogra
vimetri
• Metode dari percobaan ini adalah elektrogravimetri
• Elektrogravimetri adalah suatu analisis dimana elektroda kerja diti
mbang sebelum elektrolisis dan kemudian ditimbang kembali saat
elektrolisis analit selesai dan perbedaan berat elektroda memberik
an besar massa analit.
STUDI PUSTAKA
• Judul Penelitian : Sebuah Kolom Elektrokoagulasi Untuk
Pemurnian Air Tanah
• Peneliti : Shaima S. Hamdan, Muftah H. El-Naas
• Kajian Penelitian : Pengembangan sebuah kolom elektrokoagulasi
(ECC) untuk pengolahan air tanah payau untuk mengurangi kadar
Cr(IV) dan ion-ion lain agar berada dalam batas kandungan air
minum
• Hasil Penelitian : Kolom elektrokoagulasi dapat mengurangi kadar
chromium, kolom EC juga dapat mengurangi kontaminan dan ion
logam lainnya seperti Mg, Zn dan Sr. Secara keseluruhan,
penelitian tersebut menegaskan bahwa elektrokoagulasi
merupakan teknik yang dapat diandalkan dan ramah lingkungan
dalam pemurnian air tanah.
METODELOGI PERCOBAAN
• Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Elektroanalizer 1. CuSO4.5H2O
2. Gelas beker 2. ZnSO4.7H2O
3. Neraca analitik 3. Larutan H2SO4 pekat
4. Pipet tetes 4. HNO3 pekat
5. Elektroda karbon 5. Aseton
6. Gelas ukur 6. Akuades
PEMBAHASAN
1. Pemisahan dan penentuan kadar ion Cu2+

Katoda Anoda

Pembersihan Pembersihan
Penimbangan Penimbangan
Pemasangan pada elektroanalizer Pemasangan pada elektroanalizer

Gelas Beker Gelas Beker


1.255 gr CuSO4.5H2O 1.43 gr ZnSO4.7H2O
Gelas Beker Gelas Beker

Pelarutan dalam 50 ml aquades Pelarutan dalam 50 ml aquades

Pencampuran larutan
Penambahan 2 tetes H2SO4
Penambahan 2 tetes HNO3
Pemasangan pada elektroanalizer
Pengelektrolisaan selama 20 menit pada 1,8 V
Penghentian elektrolisis
Pengambilan katoda
Pencucian dengan aseton
Pengeringan
Penimbangan dan pencatatan berat
Hasil
2.Pemisahan dan penentuan kadar ion Zn2+
Katoda Anoda

Pembersihan Pembersihan
Penimbangan Penimbangan
Pemasangan pada elektroanalizer Pemasangan pada elektroanalizer

Gelas Beker Gelas Beker

100 ml larutan cuplikan Cu2+ dan Zn2+


Gelas Beker

Penambahan NaOH pekat sampai pH netral


Pemasangan pada elektroanalizer
Pengelektrolisaan selama 15 menit pada 2,7 V
Penghentian elektrolisis
Pengambilan katoda
Pencucian dengan aseton
Pengeringan
Penimbangan dan pencatatan berat
Hasil
DATA PENGAMATAN
Ion yang Arus kistrik Waktu elektrolisis Berat katoda Berat katoda + Berat endapan
diendapkan dalam ampere (menit) mula-mula (g) endapan (g) (g)

0,03 A 0
0,03 A 5
Cu2+
0,04 A 10 5,1294 g 5,1414 g 0,012 g

0,06 A 15

0,06 A 20

0,02 A 0

Zn2+ 0,00 A 5 5,0562 g 5,0663 g 0,0101 g


0,00 A 10

0,01 A 15
Penggunaan batang Karbon
sebagai elektroda

karbon merupakan elektroda yang inert sehingga


tidak akan bereaksi dengan komponen-komponen
logam dalam sistem elektrokimia tersebut,
melainkan hanya menyediakan permukaannya
sebagai tempat berlangsungnya reaksi.
Fungsi pembersihan katoda-anoda
(pengamplasan)

Tujuannya adalah untuk menghilangkan zat


pengotor seperti nikel, kobalt, dan lain-lain yang
terdapat pada batang karbon.
Pada elektroanalizer
Sistem elektrokimia terdiri dari larutan elektrolit
yang polar sedangkan karbon merupakan unsur
nonpolar yang tidak akan berinteraksi secara kimia
dengan senyawa polar
(sesuai prinsip “like dissolves like).
Pada proses elektrolisis akan terjadi perubahan energi
listrik menjadi energi kimia dan reaksi redoks dengan
aliran listrik dari anoda (+) ke katoda (-), dimana pada
anoda terjadi oksidasi dan pada katoda terjadi
reduksi. Pengendapan ion logam berdasarkan deret
volta yang dapat dilihat dari mudah dan sulitnya
direduksi :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, H2O2, Zn, Cr, Fe, Cd, Co,
Ni, Sn, Pb, H+, Sb, Br, Au, Hg, Ag, Pb, Au
Berdasarkan deret volta, Cu berada di sebelah
kanan Zn, maka Cu2+ lebih mudah untuk
direduksi sehingga Cu2+ akan lebih
dahulu mengendap dibandingkan Zn2+
yang sukar untuk direduksi tetapi mudah
mengalami oksidasi.
Fungsi penambahan H2SO4 dan
HNO3
1. Memberikan suasana asam pada larutan
2. Mempercepat reaksi dimana konduktivitas akan naik
sehingga transfer ion akan lebih cepat berlangsung.
3. Mengendapkan logam Cu.
4. Asam Nitrat menurunkan konsentrasi Cu2+ oleh elektroreduk
si, katoda semakin negatif sampai tereduksinya nitrat.

NO3 + 10H+ + 8e- NH4 + 3H2O


Reaksi redoks yang berlangsung
pada elektroda

Proses reaksi yang terjadi adalah :


Katoda : 2Cu2+ + 4e- 2Cu E0 = +0,337 V
Anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4 E0 = - 1,229 V

2Cu2++ 2H2O O2 + 4H+ + 2Cu


E0 = -0,892 V
Pemasangan tegangan 1,8 V
Pemisahan kation menggunakan metode elektrolisis
dengan sistem tegangan terpasang tetap, tujuannya
adalah untuk memaksimalkan pengendapan suatu
kation pada nilai tegangan dekomposisi yang
khusus bagi kation tersebut untuk mengendap.
Proses tersebut dapat meminimalisir kontaminan
logam lain untuk ikut mengendap.
Fungsi pencucian dengan aseton

Melarutkan pengotor yang bersifat non polar yaitu


polimer yang berasal dari botol penyimpan
cuplikan
HASIL
Pada akhir elektrolisis didapatkan hasil pada katoda
berupa endapan merah tembaga dimana hal ini
menunjukan Cu telah tereduksi. Pada percobaan ini
diperoleh logam Cu seberat 0,01255 gram dengan
rendemen prosentase Cu sebesar 95,62% untuk 20
menit dan arusnya 0,06 A Tidak dihasilkan 100%
dikarenakan dalam larutan masih tersisa ion Cu2+.
Fungsi penambahan NaOH
Untuk menetralkan larutan CuSO4 yang sebelumnya
bersuasana asam supaya CuSO4 tetap berbentuk molekulnya
atau dengan kata lain mencegah mengionnya CuSO4
sehingga meminimalisir adanya ion Cu2+ yang dapat
mengganggu proses mereduksinya ion Zn2+ atau dengan
kata lain ikut tereduksi atau bahkan hanya Cu2+ yang akan
tereduksi.
Pemasangan potensial 2,7 V
Potensial yang digunakan sebesar 2,7 V dimaksudkan agar da
pat melebihi potensial dekomposisinya yang sebesar -1,989 V,
dengan reaksi sebagai berikut :
Katoda : 2Zn2+ + 4e- 2Zn Eo = - 0,76 V
Anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4e- Eo = -1,229 V

2Zn2+ + 2H2O O2 + 4H+ + 2Zn Eo = -1,989 V


Proses elektrolisis
Pada anodanya terjadi reaksi H2O. Pada percobaan ini,
menggunakan elektroda karbon (inert) dan pada anionnya
terdapat sisa asam oksi (SO42-) maka yang teroksidasi adalah
H2O. Hal ini terjadi karena H2O lebih negatif (lebih kecil)
potensial reduksinya yaitu sebesar −0.8277V sehingga akan
lebih mudah teroksidasi daripada SO42- dengan potensial
reduksi standar sebesar +0,17V.
Proses elektrolisis
Namun, pada katoda tidak terbentuk endapan dari SO42-
melainkan terbentuk endapan dari Zn2+, sebab potensial
reduksi Zn2+ menjadi Zn lebih positif atau lebih besar daripada
potensial reduksi yang dimiliki oleh SO42-.
HASIL
Diperoleh endapan Zn berwarna abu-abu sebagai
hasil elektrolisis. Logam Zn yang diperoleh dari
percobaan ini sebesar 0,0101 gram dengan
rendemen prosentase sebesar 70,98%.
Cu

Zn

Anda mungkin juga menyukai